Anda di halaman 1dari 9

TUGAS SEJARAH

CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL-HASIL BUDAYA MANUSIA PADA MASA


PRAAKSARA INDONESIA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 7

Nama Anggota

1. Adisti Fitria Yussumardi


2. Anggie Neva Deliza
3. Gibran Salwa Pasha
4. Nada Qarisa Zachrany

Kelas : X MIA 5

SMA NEGERI 10 PADANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Guru Mata Pelajaran

Dra.Lasminar Oemar
Corak Kehidupan dan Hasil-hasil Budaya Manusia pada Masa
Praaksara Indonesia
1.Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana :
Budaya Paleolithik
a. Asal-usul Manusia Purba
Masa ini diperkirakan terjadi sejak munculnya manusia purba pertama sampai
sekitar 12.000 tahun yang lalu (kala Pleistosen).

Teori Manusia Purba di Indonesia

1.Teori Nusantara

Menurut Moh.Yamin, J.Crawford, K.Himly, dan Sutan Takdir Alisjahbana

2.Teori Yunan (Cina Selatan)

3.Teori Afrika

Menurut teori ini, manusia purba yang pertama kali mendiami Nusantara datang dari
Afrika. Teori ini diragukan kebenarannya sejak ditemukannya tulang-belulang manusia di
serangkaian gua di Spanyol pada tahun 1941, yang disebut Homo neanderthalensis. Selain itu,
teori ini juga diragukan kebenarannya karena berdasarkan hasil penelitian, manusia purba
pertama di Nusantara, yaitu jenis Meganthropus, sudah mendiami Nusantara sejak 1,9 juta
tahun yang lalu sedangkan manusia Afrika baru muncul sekitar 200.000 tahun yang lalu.

b. Karakteristik fisik manusia purba di Nusantara


1.Meganthropus

Fosil manusia yang paling primitive yang ditemukan di Indonesia disebut


Meganthropus paleojavanicus
Ciri-ciri Meganthropus paleojavanicus adalah

 Tulang pipi tebal


 Otot kunyah kuat
 Tonjolan kening mencolok
 Tonjolan belakang tajam
 Tidak memiliki dagu
 Perawakan tegap
 Memakan jenis tumbuhan

2.Pithecanthropus

Fosil manusia yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah

Pithecanthropus

Ciri-ciri Pithecanthropus adalah


 Tinggi badan berkisar antara 165-180 cm dengan tubuh dan anggota badan yang tegap,
tetapi tidak setegap Meganthropus
 Alat-alat pengunyah juga tidak sekuat Meganthropus, demikian pula otot-otot tengkuk
 Geraham memang besar, rahang kuat, tonjolan kening tebal serta melintang pada dahi
dari pelipis ke pelipis , dan tonjolan belakang kepalanya nyata
 Dagu belum ada
 Hidungnya lebar
 Perkembangan otaknya belum menyamai Homo : perkembangan kulit otak masih
kurang, terutama pada bagian-bagian yang berhubungan dengan fungsi otak yang tinggi
dan koordinasi otot yang cermat. Karena itu, muka terliha menonjol ke depan, dahi
miring ke belakang, bagian terlebar pada tengkorak masih terdapat di dekat dasar
tengkorak dan belakang kepalanya masih membulat
 Isi tengkoraknya berkisar antara 750-1300 cc.

3.Homo

Fosil manusia dari genus Homo adalah Homo wajakensis, Homo


soloensis, dan Homo floresiensis.

Ciri-ciri Homo soloensis adalah

 Volume otak antara 1.000-1.200 cc.


 Tinggi badan antara 130-210 cm
 Otot tengkuk mengalami penyusutan
 Muka tidak menonjol ke depan
 Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna
c. Corak kehidupan sosial-ekonomis
 Makanan bergantung sepenuhnya pada alam dengan berburu dan mengumpulkan
makanan
 Berisfat nomaden atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain
mengikuti gerak binatang buruan serta sumber air
 Kehidupan menetap (sedenter) belum dikenal
 Manusia hidup dalam kelompok-kelompok kecil
 Sistem komunikasi dalam bentuk bunyi-mulut, yakni dalam bentuk kata-kata atau
gerakan badan (bahasa isyarat) yang sederhana

d. Hasil-hasil budaya
1. Kapak perimbas

2. Alat serpih (flakes)

3. Alat tulang
2. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut : Budaya
Mesolithik
a. Asal-usul manusia
Masa ini diperkirakan terjadi antara 10.000-2.500 tahun yang lalu. Menurut
Poesponegoro dan Notosutanto (1990), manusia purba yang hidup di Nusantara pada masa ini
adalah ras pendatang baru, yaitu ras Australomelanesoid dan ras Mongoloid

b. Corak kehidupan sosial-ekonomis

 Tetap sama dengan masa sebelumnya, yaitu berburu dan mengumpulkan makanan dari
alam. Bedanya, selain alat-alat dari batu, pada masa ini mereka juga mampu membuat
alat-alat dari tulang dan kulit kerang
 Mereka mengenal pembagian kerja
 Mengenal kebiasaan bertempat tinggal secara tidak tetap (semi-sedenter), terutama di
gua-gua payung (abris sous roche)
 Mulai mengenal tradisi melukis di dinding-dinding gua atau dinding karang
 Pertama kalinya menemukan api
 Mengenal cara bercocok tanam yang sangat sederhana dan dilakukan secara berpindah-
pindah menurut kondisi kesuburan tanah. Hutan yang dijadikan tanah pertanian dibakar
terlebih dahulu dan dibersihkan (slash and burn)

c. Hasil-hasil budaya
1. Serpih-bilah (flakes)
2. Alat tulang (pebble)
3. Kapak genggam Sumatera (Sumatralith)
d. Bentuk kepercayaan awal

 Lukisan-lukisan gua berkaitan dengan upacara-upacara penghormatan nenek moyang,


upacara kesuburan, inisiasi, dan mungkin juga untuk keperluan ilmu dukun, untuk
meminta hujan dan kesuburan, atau memperingati suatu kejadian yang penting
 Peristiwa atau upacara penguburan
 Ini merupakan bentuk kepercayaan awal manusia purba akan adanya kehidupan setelah
mati, yaitu berupa roh-roh orang yang telah meninggal, dank arena itu jasad dan roh-
rohnya patut mendapatkan penghormatan atu pemujaan

3.Masa Bercocok Tanam : Budaya Neolithik (Budaya batu baru)


a. Asal-usul manusia

Sekitar tahun 1500 SM, datanglah gelombang pertama dari bangsa Melayu
Austronesia dari ras mongoloid ke Nusantara. Mereka lazim juga disebut bangsa Proto-Melayu
atau Melayu Tua. Jumlah mereka lebih banyak dari penduduk asli.

b. Corak kehidupan sosial-ekonomis


 Cara hidup berburu dan mengumpulkan makanan perlahan-lahan ditinggalkan
 Masyarakat memelihara hewan-hewan tertentu (pastoralisme)
 Masyarakat yang tinggal di tepi pantai memproduksi garam dan mencari ikan
 Kegiatan bercocok tanam dilakukan dengan menebang dan membakar pohon-pohon
dan belukar (slash and burn) sehingga terciptalah ladang-ladang yang sifatnya masih
sederhana
 Mereka sudah tinggal menetap (sedenter)
 Gotong royong mulai ada
 Mengenal pembagian kerja
 Pemimpin di perkampungan semakin berperan penting

c. Hasil-hasil budaya
1. Beliung persegi
2. Kapak lonjong
3. Alat-alat obsidian
4. Mata panah
5. Gerabah
6. Alat pemukul dari kulit kayu
7. Perhiasan

d. Sistem Kepercayaan
1. Animisme
Dari bahasa Latin anima yang berarti “roh”, adalah kepercayaan bahwa segala
sesuatu yang ada dibumi ini baik hidup maupun mati memiliki roh. Manusia mesti
berhubungan baik atau menhormati roh-roh itu dengan cara melakukan acara
pemujaan atau pemberian sesaji agar roh-roh itu bias melindungi dan membantu
kehidupan manusia.

2. Dinamisme
Dari bahasa Yunani dunamos yang berarti kekuatan atau daya. Dinamisme adalah
kepercayaan bahwa benda-benda di sekitar manusia memiliki daya atau kekuatan
gaib atau mana yang mampu memberikan manfaat ataupun marabahaya bagi
manusia

4. Masa Perundagian : Budaya Megalithik dan Budaya Logam


a. Asal-usul manusia
Sekitar tahun 300 SM, geombang kedua dari bangsa Melayu Austronesia dari
ras Mongoloid tiba di Nusantara. Mereka lazim juga disebut bangsa Deutero-Melayu atau
Melayu Muda

b. Corak kehidupan sosial-ekonomis


 Muncul golongan undagi atau golongan yang terampil melakukan suatu jenis usaha
tertentu
 Alat alat dari logam tidak menggantikan gerabah
 Munculnya golongan undagi tidak menggantikan mata pencaharian pokok : bercocok
tanam
 Hidup secara menetap di desa-desa di daerah pegunungan, dataran rendah, dan di tepi
pantai dalam tata kehidupan yang makin teratur dan terpimpin
 Perdagangan dilakukan antar-pulau di Indonesia dan antara kepulauan Indonesia dan
Daratan Asia Tenggara
 Perdagangan dilakukan dengan cara tukar-menukar barang-barang (barter)
 Mulai tampak pembedaan golongan tertentu seperti petani, pedagang, dan sebagainya.

c. Hasil-hasil budaya
(1) Alat-alat dari logam perunggu
a. Nekara dan moko
b. Kapak perunggu
c. Bejana perunggu
d. Patung perunggu
e. Gelang dan cincin perunggu
(2) Alat-alat dari besi
(3) Gerabah

d. Bentuk kepercayaan

Anda mungkin juga menyukai