Anda di halaman 1dari 5

Isi ppt

1). Zaman praaksara


1.1 pengertian zaman praaksara
Masa praaksara adalah sebuah masa di mana manusia belum mengenal tulisan. Masa ini
ditandai dengan manusia yang masih menggunakan batu dan logam sebagai teknologinya
kala itu.
1.2. jenis-jenis manusia purba Indonesia
A). Meganthropus Paleojavanicus
● Hidup pada zaman Pleistosen awal yang merupakan masa awal kehidupan manusia,
● Memiliki rahang bawah yang sangat tegap dan gigi geraham yang besar,
● Memiliki bentuk muka yang masif dengan tulang pipi tebal, tonjolan kening yang
mencolok, tonjolan belakang kepala yang tajam, serta tidak memiliki dagu,
● Memakan jenis tumbuh-tumbuhan
B). Pithecanthropus
● Pithecanthropus erectus dan Pithecanthropus robustus hidup pada masa Pleistosen
awal dan tengah sekitar 1 juta hingga 1,5 juta tahun silam
● Batang tulang lurus dengan tempat-tempat perlekatan otot yang sangat nyata.
● Bentuk tubuh dan anggota badan tegap.
● Memiliki alat pengunyah dan otot tengkuk yang sangat kuat.
C). Homo Sapiens
● jenis Homo Sapiens yang ada di Indonesia adalah Homo Soloensis dan Homo
Wajakensis. Homo Wajakensis berhasil ditemukan oleh Van Reictshotten pada 1889
di Wajak, Malan
● Otak besar dan otak kecil sudah berkembang
● Tulang dahi dan bagian belakang tengkorak sudah membulat dan tinggi,
● Otot tengkuk mengalami penyusutan,
● Sudah berjalan dan berdiri tegak

2) kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman prasejarah

2.1) perkembangan kehidupan


A)berburu dan meramu
Keadaan lingkungan:
● Alam adalah sumber kehidupan utama
● manusia tinggal berkelompok di gua dan di atas pohon besar secara
berpindah-pindah
Kehidupan sosial
● Manusia hidup secara berkelompok terdiri atas 10-15 orang
● satu kelompok terdiri atas satu atau dua keluarga
Budaya yang dihasilkan
● Bentuk kebudayaan yang dihasilkan diantaranya meliputi kapak perimbas, kapak
penetak, kapak genggam, pahat genggam, alat serpih, dan alat-alat dari tulang
Sistem kepercayaan dan bahasa
● Kekuatan alam dan roh nenek moyang dihormati melalui beragam upacara
diantaranya upacara penghormatan terhadap nenek moyang, upacara kesuburan,
● perkawinan dan upacara meminta hujan. Bahasa komunikasi dalam bentuk kata-kata
atau gerakan badan
B). Kegiatan bercocok tanam
Lingkungan alam
● alam dimanfaatkan untuk kegiatan bercocok tanam dan berternak.
● Alam menjadi tempat tinggal dalam waktu yang relatif lama
Lingkungan sosial
● Terhadap tumbuhan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
● mulai dikenal sistem kerjasama dan gotong royong
Kehidupan ekonomi
● Mulai dikenal sistem barter untuk tukar menukar hasil tanaman.
● Terbentuknya kelompok baru yang khusus menjalankan barter
Budaya dan alat yg dihasilkan
● hasil budaya diantaranya beliung perseg, kapak lonjong, mata panah, gerabah dan
perhiasan.
● Pada masa ini berkembang pesat budaya megalitikum, kepercayaan kepada roh
nenek moyang melalui media batu-batu
C). Masa hidup menetap
Kehidupan sosial:
● muncul golongan undagi (masyarakat dgn keahlian tertentu).
● Terbentuknya desa desa kecil dan kontak dunia luar (hidup menetap.
Budaya dan alat yang dihasilkan:
● budaya berkembang pesat terutama dalam bidang teknologi logan.
● Alat yang dihasilkan diantaranya nekara perunggu, Moko, kapak perunggu, bejana,
arca Dll
Sistem kepercayaan:
● berkembang Animisme-binamisme.
● Kepercayaan terhadap pohon dan batu besar tempat roh nenek moyang

2.2). Kehidupan masyarakat zaman praaksara

Pola kehidupan nomaden


Berdasarkan pola kehidupan nomaden artinya berpindah-pindah, masa kehidupan
prasejarah ini sering disebut sebagai masa mengumpulkan bahan makanan dan berburu.
Jika bahan makanan tersebut telah habis, mereka akan berpindah ke tempat lain yang
menyediakan bahan makanan.
pola kehidupan semi nomaden
Kehidupan semi nomaden adalah pola kehidupan yang berpindah-pindah dari satu tempat
ke tempat yang lain, tetapi sudah disertai dengan kehidupan menetap sementara. Hal ini
berkaitan dengan kenyataan bahwa mereka sudah mulai mengenal cara-cara mengolah
bahan makanan
pola kehidupan menetapkan
pola hidup menetap yaitu pola kehidupan dimana manusia sudah terorganisir dan
berkelompok serta menetap di suatu tempat. Mata pencahariannya bercocok tanam serta
sudah mulai mengenal norma dan adat yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan.

2.3). Sistem kepercayaan pada masa praaksara


Sistem kepercayaan yang dianut pada masa praaksara antara lain animisme, dinamisme
dan totemisme
animisme
Animisme adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh merupakan asas
kepercayaan agama yang mula-mula muncul di kalangan manusia purba. Kepercayaan
animisme mempercayai bahwa setiap benda di Bumi ini, mempunyai jiwa yang mesti
dihormati agar roh tersebut tidak mengganggu manusia
dinamisme
Kepercayaan yang menganggap pohon dan batu besar memiliki kekuatan gaib disebut
Dinamisme. Dinamisme berasal dari bahasa Yunani, dunamos yang artinya kekuatan atau
daya. Maka dari itu, Dinamisme adalah kepercayaan bahwa benda-benda di sekitar manusia
mempunyai kekuatan gaib.
totemisme
Totemisme merupakan salah satu bentuk kepercayaan manusia purba terhadap adanya
daya atau sifat ilahi yang dikandung sebuah benda atau makhluk hidup selain manusia

3). Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia


3.1) persebaran nenek moyang Indonesia
Sebagian besar penduduk Indonesia tergolong dalam ras Austronesia atau rumpun Melayu.
Persebaran nenek moyang Indonesia diperkirakan dari wilayah Selatan Tibet. Teori ini
dikenal sebagai teori Yunnan yang menyatakan asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia
berasal dari Yunnan, wilayah di Tiongkok Selatan.
3.2). Teori teori mengenai asal usul nenek moyang Indonesia
Teori Yunnan
Teori ini mengungkapkan asal usul nenek moyang Indonesia berasal dari wilayah Tiongkok,
tepatnya daerah Yunan. Nenek moyang bangsa Indonesia dipercaya telah meninggalkan
wilayah Yunan di sekitar hulu sungai Salween dan Sungai Mekong dengan memiliki tanah
yang subur. Diperkirakan karena bencana alam dan serangan suku bangsa lain maka
mereka mulai bergerak untuk berpindah.
Teori Nusantara
Teori ini menyebutkan bahwa bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia itu sendiri,
yakni tidak melalui proses migrasi dari daerah manapun. Teori Nusantara ini didukung oleh
para ahli, antara lain Gorys Keraf, J. Crawford, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Muhammad
Yamin. Dasar utama teori Nusantara adalah berdasarkan pada bangsa Melayu yang
merupakan bangsa dengan peradaban yang sudah tinggi
Teori Out Of Africa
Teori ini mengungkapkan bahwa asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
Afrika. Anggapan ini berdasarkan pada kajian ilmu genetika lewat penelitian DNA
mitokondria gen perempuan dan gen laki-laki. Merek kemudian bermigrasi dari Afrika hingga
ke wilayah Australia yang sudah mendekati wilayah Nusantara. Teori ini kemudian
mengungkapkan bahwa bangsa Afrika bermigrasi atau melakukan perpindahan menuju Asia
Barat sekitar 50.000-70.000 tahun yang lalu. Pada sekitar tahun itu bumi sedang memasuki
akhir dari zaman glasial, yakni ketika permukaan air laut menjadi lebih dangkal karena air
masih berbentuk gletser.
Teori Out Of Taiwan
Teori Out Of Taiwan mengungkapkan bahwa asal-usul bangsa Indonesia adalah berasal dari
kepulauan Famosa atau wilayah Taiwan. Teori ini rupanya didukung oleh ahli bernama Harry
Truman Simanjuntak yang mendasari atas argument pada teori ini. Dasar utama dari teori
Out Of Taiwan yang pertama adalah tidak adanya pola genetika yang sama antara
kromosom manusia bangsa Indonesia dengan manusia dari bangsa Tiongkok. Masih
berdasarkan teori ini, bahasa yang digunakan dan berkembang di nusantara adalah bahasa
yang masuk dalam rumpun bahasa Austranesia.

4). Kebudayaan zaman praaksara di Indonesia


4.1). Pembagian zaman paleolitikum
Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
Zaman Paleolitikum diperkirakan berlangsung pada 600.000 tahun lalu. Pada periode ini,
alat-alat yang digunakan manusia purba terbuat dari batu kasar yang belum dihaluskan,
seperti kapak genggam atau chopper yang berfungsi untuk memotong kayu atau membunuh
binatang buruan
Kondisi sosial
Kehidupan masyarakat pada Zaman Batu Tua masih sangat sederhana. Untuk memenuhi
kebutuhan hidup, mereka bergantung pada keadaan alam.Inti dari kehidupan sehari-hari
mereka adalah mengumpulkan bahan makanan dari alam untuk dikonsumsi saat itu, atau
disebut food gathering.
Oleh karena itu, tempat tinggal mereka berpindah-pindah atau nomaden, tergantung pada
daerah yang masih subur dan banyak menyediakan bahan makanan seperti binatang
buruan.
Setelah bahan makanan di tempat tersebut habis, mereka akan berpindah mencari tempat
lain yang masih subur, begitu seterusnya
Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)
Ciri utama peradaban pada periode ini adalah kehidupan semi nomaden, di mana sebagian
manusianya telah hidup menetap di gua-gua dan yang lainnya masih berpindah-pindah.
Selain food gathering, masyarakatnya mulai mengenal tradisi bercocok tanam.
Masyarakatnya juga telah mengenal sistem organisasi sosial dan pembagian
kerja
Zaman Batu Muda (Neolitikum)
Pada Zaman Batu Muda atau Neolitikum, manusia prasejarah menggunakan alat-alat dari
batu yang telah dihaluskan.
Kondisi sosial:
Pada periode ini, terjadi perubahan yang cukup mendasar dari food gathering menjadi food
producing alias membuat makanan sendiri.
Masyarakatnya diduga telah mengenal tradisi pertukaran barang atau dagang, dan
mengembangkan kebudayaan agraris walaupun dalam tingkatan yang masih sangat
sederhana.
Selain itu, masyarakatnya mampu membangun tempat tinggal permanen seperti rumah
sederhana, membuat kerajinan, membuat aturan hidup bersama, dan memiliki kepercayaan
terhadap arwah
Zaman Batu Besar (Megalitikum)
Ciri terpenting dari Zaman Megalitikum adalah manusia pendukungnya telah menciptakan
bangunan dari batu yang berukuran sangat besar.
Kondisi sosial:
Masyarakat Zaman Megalitikum mempunyai tempat tinggal tetap dan memenuhi kebutuhan
sehari-harinya dengan bercocok tanam, beternak, menjadi nelayan, dan membuat alat-alat
dari gerabah.
Selain itu, masyarakatnya menganut sistem kepercayaan terhadap nenek moyang mereka.
Untuk menghormati nenek moyang, mereka akan membuat bangunan tertentu sebagai
tempat pemujaan dan memberikan sesajen.

Anda mungkin juga menyukai