0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan5 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang zaman praaksara di Indonesia mulai dari pengertian, jenis-jenis manusia purba, kehidupan masyarakat prasejarah, sistem kepercayaan, asal usul nenek moyang, dan kebudayaan pada zaman tersebut.
2) Masyarakat prasejarah hidup secara nomaden dan berburu, kemudian beralih menjadi semi nomaden dan bercocok tanam, hing
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang zaman praaksara di Indonesia mulai dari pengertian, jenis-jenis manusia purba, kehidupan masyarakat prasejarah, sistem kepercayaan, asal usul nenek moyang, dan kebudayaan pada zaman tersebut.
2) Masyarakat prasejarah hidup secara nomaden dan berburu, kemudian beralih menjadi semi nomaden dan bercocok tanam, hing
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang zaman praaksara di Indonesia mulai dari pengertian, jenis-jenis manusia purba, kehidupan masyarakat prasejarah, sistem kepercayaan, asal usul nenek moyang, dan kebudayaan pada zaman tersebut.
2) Masyarakat prasejarah hidup secara nomaden dan berburu, kemudian beralih menjadi semi nomaden dan bercocok tanam, hing
1.1 pengertian zaman praaksara Masa praaksara adalah sebuah masa di mana manusia belum mengenal tulisan. Masa ini ditandai dengan manusia yang masih menggunakan batu dan logam sebagai teknologinya kala itu. 1.2. jenis-jenis manusia purba Indonesia A). Meganthropus Paleojavanicus ● Hidup pada zaman Pleistosen awal yang merupakan masa awal kehidupan manusia, ● Memiliki rahang bawah yang sangat tegap dan gigi geraham yang besar, ● Memiliki bentuk muka yang masif dengan tulang pipi tebal, tonjolan kening yang mencolok, tonjolan belakang kepala yang tajam, serta tidak memiliki dagu, ● Memakan jenis tumbuh-tumbuhan B). Pithecanthropus ● Pithecanthropus erectus dan Pithecanthropus robustus hidup pada masa Pleistosen awal dan tengah sekitar 1 juta hingga 1,5 juta tahun silam ● Batang tulang lurus dengan tempat-tempat perlekatan otot yang sangat nyata. ● Bentuk tubuh dan anggota badan tegap. ● Memiliki alat pengunyah dan otot tengkuk yang sangat kuat. C). Homo Sapiens ● jenis Homo Sapiens yang ada di Indonesia adalah Homo Soloensis dan Homo Wajakensis. Homo Wajakensis berhasil ditemukan oleh Van Reictshotten pada 1889 di Wajak, Malan ● Otak besar dan otak kecil sudah berkembang ● Tulang dahi dan bagian belakang tengkorak sudah membulat dan tinggi, ● Otot tengkuk mengalami penyusutan, ● Sudah berjalan dan berdiri tegak
2) kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman prasejarah
2.1) perkembangan kehidupan
A)berburu dan meramu Keadaan lingkungan: ● Alam adalah sumber kehidupan utama ● manusia tinggal berkelompok di gua dan di atas pohon besar secara berpindah-pindah Kehidupan sosial ● Manusia hidup secara berkelompok terdiri atas 10-15 orang ● satu kelompok terdiri atas satu atau dua keluarga Budaya yang dihasilkan ● Bentuk kebudayaan yang dihasilkan diantaranya meliputi kapak perimbas, kapak penetak, kapak genggam, pahat genggam, alat serpih, dan alat-alat dari tulang Sistem kepercayaan dan bahasa ● Kekuatan alam dan roh nenek moyang dihormati melalui beragam upacara diantaranya upacara penghormatan terhadap nenek moyang, upacara kesuburan, ● perkawinan dan upacara meminta hujan. Bahasa komunikasi dalam bentuk kata-kata atau gerakan badan B). Kegiatan bercocok tanam Lingkungan alam ● alam dimanfaatkan untuk kegiatan bercocok tanam dan berternak. ● Alam menjadi tempat tinggal dalam waktu yang relatif lama Lingkungan sosial ● Terhadap tumbuhan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. ● mulai dikenal sistem kerjasama dan gotong royong Kehidupan ekonomi ● Mulai dikenal sistem barter untuk tukar menukar hasil tanaman. ● Terbentuknya kelompok baru yang khusus menjalankan barter Budaya dan alat yg dihasilkan ● hasil budaya diantaranya beliung perseg, kapak lonjong, mata panah, gerabah dan perhiasan. ● Pada masa ini berkembang pesat budaya megalitikum, kepercayaan kepada roh nenek moyang melalui media batu-batu C). Masa hidup menetap Kehidupan sosial: ● muncul golongan undagi (masyarakat dgn keahlian tertentu). ● Terbentuknya desa desa kecil dan kontak dunia luar (hidup menetap. Budaya dan alat yang dihasilkan: ● budaya berkembang pesat terutama dalam bidang teknologi logan. ● Alat yang dihasilkan diantaranya nekara perunggu, Moko, kapak perunggu, bejana, arca Dll Sistem kepercayaan: ● berkembang Animisme-binamisme. ● Kepercayaan terhadap pohon dan batu besar tempat roh nenek moyang
2.2). Kehidupan masyarakat zaman praaksara
Pola kehidupan nomaden
Berdasarkan pola kehidupan nomaden artinya berpindah-pindah, masa kehidupan prasejarah ini sering disebut sebagai masa mengumpulkan bahan makanan dan berburu. Jika bahan makanan tersebut telah habis, mereka akan berpindah ke tempat lain yang menyediakan bahan makanan. pola kehidupan semi nomaden Kehidupan semi nomaden adalah pola kehidupan yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, tetapi sudah disertai dengan kehidupan menetap sementara. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa mereka sudah mulai mengenal cara-cara mengolah bahan makanan pola kehidupan menetapkan pola hidup menetap yaitu pola kehidupan dimana manusia sudah terorganisir dan berkelompok serta menetap di suatu tempat. Mata pencahariannya bercocok tanam serta sudah mulai mengenal norma dan adat yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan.
2.3). Sistem kepercayaan pada masa praaksara
Sistem kepercayaan yang dianut pada masa praaksara antara lain animisme, dinamisme dan totemisme animisme Animisme adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula muncul di kalangan manusia purba. Kepercayaan animisme mempercayai bahwa setiap benda di Bumi ini, mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar roh tersebut tidak mengganggu manusia dinamisme Kepercayaan yang menganggap pohon dan batu besar memiliki kekuatan gaib disebut Dinamisme. Dinamisme berasal dari bahasa Yunani, dunamos yang artinya kekuatan atau daya. Maka dari itu, Dinamisme adalah kepercayaan bahwa benda-benda di sekitar manusia mempunyai kekuatan gaib. totemisme Totemisme merupakan salah satu bentuk kepercayaan manusia purba terhadap adanya daya atau sifat ilahi yang dikandung sebuah benda atau makhluk hidup selain manusia
3). Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia
3.1) persebaran nenek moyang Indonesia Sebagian besar penduduk Indonesia tergolong dalam ras Austronesia atau rumpun Melayu. Persebaran nenek moyang Indonesia diperkirakan dari wilayah Selatan Tibet. Teori ini dikenal sebagai teori Yunnan yang menyatakan asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunnan, wilayah di Tiongkok Selatan. 3.2). Teori teori mengenai asal usul nenek moyang Indonesia Teori Yunnan Teori ini mengungkapkan asal usul nenek moyang Indonesia berasal dari wilayah Tiongkok, tepatnya daerah Yunan. Nenek moyang bangsa Indonesia dipercaya telah meninggalkan wilayah Yunan di sekitar hulu sungai Salween dan Sungai Mekong dengan memiliki tanah yang subur. Diperkirakan karena bencana alam dan serangan suku bangsa lain maka mereka mulai bergerak untuk berpindah. Teori Nusantara Teori ini menyebutkan bahwa bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia itu sendiri, yakni tidak melalui proses migrasi dari daerah manapun. Teori Nusantara ini didukung oleh para ahli, antara lain Gorys Keraf, J. Crawford, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Muhammad Yamin. Dasar utama teori Nusantara adalah berdasarkan pada bangsa Melayu yang merupakan bangsa dengan peradaban yang sudah tinggi Teori Out Of Africa Teori ini mengungkapkan bahwa asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Afrika. Anggapan ini berdasarkan pada kajian ilmu genetika lewat penelitian DNA mitokondria gen perempuan dan gen laki-laki. Merek kemudian bermigrasi dari Afrika hingga ke wilayah Australia yang sudah mendekati wilayah Nusantara. Teori ini kemudian mengungkapkan bahwa bangsa Afrika bermigrasi atau melakukan perpindahan menuju Asia Barat sekitar 50.000-70.000 tahun yang lalu. Pada sekitar tahun itu bumi sedang memasuki akhir dari zaman glasial, yakni ketika permukaan air laut menjadi lebih dangkal karena air masih berbentuk gletser. Teori Out Of Taiwan Teori Out Of Taiwan mengungkapkan bahwa asal-usul bangsa Indonesia adalah berasal dari kepulauan Famosa atau wilayah Taiwan. Teori ini rupanya didukung oleh ahli bernama Harry Truman Simanjuntak yang mendasari atas argument pada teori ini. Dasar utama dari teori Out Of Taiwan yang pertama adalah tidak adanya pola genetika yang sama antara kromosom manusia bangsa Indonesia dengan manusia dari bangsa Tiongkok. Masih berdasarkan teori ini, bahasa yang digunakan dan berkembang di nusantara adalah bahasa yang masuk dalam rumpun bahasa Austranesia.
4). Kebudayaan zaman praaksara di Indonesia
4.1). Pembagian zaman paleolitikum Zaman Batu Tua (Paleolitikum) Zaman Paleolitikum diperkirakan berlangsung pada 600.000 tahun lalu. Pada periode ini, alat-alat yang digunakan manusia purba terbuat dari batu kasar yang belum dihaluskan, seperti kapak genggam atau chopper yang berfungsi untuk memotong kayu atau membunuh binatang buruan Kondisi sosial Kehidupan masyarakat pada Zaman Batu Tua masih sangat sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka bergantung pada keadaan alam.Inti dari kehidupan sehari-hari mereka adalah mengumpulkan bahan makanan dari alam untuk dikonsumsi saat itu, atau disebut food gathering. Oleh karena itu, tempat tinggal mereka berpindah-pindah atau nomaden, tergantung pada daerah yang masih subur dan banyak menyediakan bahan makanan seperti binatang buruan. Setelah bahan makanan di tempat tersebut habis, mereka akan berpindah mencari tempat lain yang masih subur, begitu seterusnya Zaman Batu Tengah (Mesolitikum) Ciri utama peradaban pada periode ini adalah kehidupan semi nomaden, di mana sebagian manusianya telah hidup menetap di gua-gua dan yang lainnya masih berpindah-pindah. Selain food gathering, masyarakatnya mulai mengenal tradisi bercocok tanam. Masyarakatnya juga telah mengenal sistem organisasi sosial dan pembagian kerja Zaman Batu Muda (Neolitikum) Pada Zaman Batu Muda atau Neolitikum, manusia prasejarah menggunakan alat-alat dari batu yang telah dihaluskan. Kondisi sosial: Pada periode ini, terjadi perubahan yang cukup mendasar dari food gathering menjadi food producing alias membuat makanan sendiri. Masyarakatnya diduga telah mengenal tradisi pertukaran barang atau dagang, dan mengembangkan kebudayaan agraris walaupun dalam tingkatan yang masih sangat sederhana. Selain itu, masyarakatnya mampu membangun tempat tinggal permanen seperti rumah sederhana, membuat kerajinan, membuat aturan hidup bersama, dan memiliki kepercayaan terhadap arwah Zaman Batu Besar (Megalitikum) Ciri terpenting dari Zaman Megalitikum adalah manusia pendukungnya telah menciptakan bangunan dari batu yang berukuran sangat besar. Kondisi sosial: Masyarakat Zaman Megalitikum mempunyai tempat tinggal tetap dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan bercocok tanam, beternak, menjadi nelayan, dan membuat alat-alat dari gerabah. Selain itu, masyarakatnya menganut sistem kepercayaan terhadap nenek moyang mereka. Untuk menghormati nenek moyang, mereka akan membuat bangunan tertentu sebagai tempat pemujaan dan memberikan sesajen.