d. Masa Neozoikum : masa ini terbagi atas dua zaman, yaitu zaman
tersier dan zaman kuarter.
Zaman tersier
• Zaman yang berlangsung sekitar 60 juta tahun lalu. Muncul
jenis primata seperti kera.
Zaman kuarter
• Ada 2 kala, Plestosen dan Holosen
2. Perkembangan Makhluk Hidup
Dalam karya yang berjudul On The Origin of Species (Asal Usul Spesies)
yang terbit pada tahun 1859, Charles Darwin secara khusus memusatkan
perhatian pada evolusi makhluk hidup, termasuk manusia. Menurutnya,
aneka organisme yang berkeriapan di muka bumi (termasuk manusia)
bukanlah hasil penciptaan dadakan (seketika), melainkan terbentuk melalui
proses panjang selama ribuan bahkan jutaan tahun melalui sistem seleksi alam
(survival of the fittest) atau proses evolusi. Manusia sekarang adalah bentuk
sempurna dari sisa-sisa kehidupan purbakala yang berkembang dari jenis
hominid atau bangsa kera.
b. Penentang Teori Evolusi Darwin
a) adanya perubahan bentuk daratan akibat gerakan (tenaga) endogen dan eksogen,
Contoh alat-alat dari batu, kayu, dan tulang binatang yang masih kasar
Jenis-jenis manusia purba di Indonesia yang hidup pada masa berburu
dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana adalah sebagai berikut.
• Meganthropus.
• Pithecanthropus.
• Homo.
2. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut (Budaya Mesolithik)
Akan tetapi, pada masa ini selain alat-alat batu, juga telah digunakan alat-alat
dari tulang dan kulit kerang. Pada masa ini juga telah dikenal pembagian kerja,
kebiasaan bertempat tinggal secara tidak tetap (semi-sedenter), terutama di gua-gua
payung (abris sous roche).
Selain itu, juga mulai dikenal tradisi melukis serta penemuan api. Hasil-hasil
budaya yang ditemukan antara lain serpih bilah (flakes), pebble, dan kapak
genggam Sumatra.
3. Masa Bercocok Tanam (Budaya Neolithik)
Masa bercocok tanam diperkirakan berlangsung sekitar tahun 1500 SM. Pada masa ini
wilayah Indonesia juga dihuni oleh para pendatang dari bangsa Melayu Austronesia dari
ras Mongoloid disebut juga bangsa Proto-Melayu atau Melayu Tua. Bangsa Proto-Melayu
datang dari Yunan, wilayah Cina bagian selatan. Ciri khas dan peninggalan terbesar dari
bangsa Proto-Melayu adalah tradisi bercocok tanam.
Selain itu, kepercayaan dalam bentuk animisme dan dinamisme mulai berkembang.
Seiiring dengan perkembangan itu, berkembang juga bangunan megalithik seperti menhir,
punden berundak-undak, kubur batu, dan sebagainya.
4. Masa Perundagian (Budaya Megalithik dan Budaya Logam)
Sekitar tahun 300 SM, bangsa Deutero-Melayu atau Melayu Muda tiba di Nusantara.
Kedatangan bangsa Deutero- Melayu mengawali masa perundagian. Masa ini disebut masa
perundagian karena pada masa ini muncul golongan undagi atau golongan yang terampil
melakukan suatu jenis usaha tertentu, seperti membuat alat-alat dari logam, rumah kayu,
gerabah, dan perhiasan. Dikenalnya logam menandai awal masa perundagian.
Meskipun alat-alat dari logam berkembang pesat, namun tidak dapat menggantikan
peranan gerabah, bahkan mengalami perkembangan pesat, karena sudah menggunakan roda
pemutar. Hasil budaya dari masa ini adalah nekara, moko, kapak perunggu, bejana perunggu,
alat-alat dari besi, dan perhiasan.
D. Hasil Kebudayaan pada Masa Praaksara Tingkat Lanjut (Tradisi
Lisan)
1. Tradisi, Tradisi Lisan, dan Folklor
Menjelang akhir zaman praaksara, masyarakat purba di Indonesia mulai
mengembangkan apa yang disebut sebagai tradisi lisan. Hal ini didukung
perkembangan bahasa dan munculnya kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya mewarisi keyakinan, nilai, norma, dan pandangan hidup mereka
kepada generasi-generasi berikutnya. Melalui tradisi lisan, semua itu
diwariskan secara tidak langsung. Semua yang diwariskan itu lazim disebut
sebagai folklor.
Contoh :