Anda di halaman 1dari 16

BAB 2

MENELUSURI PERADABAN AWAL DI KEPULAUAN


INDONESIA

Perkembangan Bumi dan Munculnya Makhluk Hidup

1. Asal-usul Bumi dan Makhluk Hidup


Para ilmuwan meyakini bahwa awal mula terbentuknya alam semesta
(termasuk bumi) adalah terjadinya apa yang disebut Big Bang (Ledakan
Dahsyat atau Dentuman Besar) sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu. Ledakan
tunggal ini melontarkan materi dalam jumlah sangat besar ke segala penjuru
alam semesta. Materi-materi ini kemudian mengisi alam semesta ini dalam
bentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid/meteor, energi, dan partikel
lainnya di alam semesta ini.
Menurut teori geologi, proses perkembangan bumi dibagi atas empat
tahapan masa, yaitu :

a. Masa Arkaekum : masa tertua yang diperkirakan berlangsung pada 2,5


miliar tahun yang lalu. Keadaan bumi masih labil, dan kulit bumi juga
sedang dalam proses pembentukan. Pada masa ini belum ada tanda-tanda
kehidupan karena temperatur bumi masih sangat tinggi.

b. Masa Paleozoikum : masa ini diperkirakan berlangsung sekitar 500-245


juta tahun yang lalu. Temperatur bumi mulai mendingin dan sudah ada
tanda-tanda kehidupan berupa makhluk satu (mikroorganisme). Disebut
juga zaman primer.
c. Masa Mesozoikum : masa ini disebut juga zaman sekunder,
diperkirakan berlangsung sekitar 245 hingga 65 juta tahun yang
lalu. Mulai muncul beragam hewan besar, seperti berbagai jenis
reptil dinosaurus dan gajah purba.

d. Masa Neozoikum : masa ini terbagi atas dua zaman, yaitu zaman
tersier dan zaman kuarter.

Zaman tersier
• Zaman yang berlangsung sekitar 60 juta tahun lalu. Muncul
jenis primata seperti kera.

Zaman kuarter
• Ada 2 kala, Plestosen dan Holosen
2. Perkembangan Makhluk Hidup

a. Teori Evolusi Darwin

Dalam karya yang berjudul On The Origin of Species (Asal Usul Spesies)
yang terbit pada tahun 1859, Charles Darwin secara khusus memusatkan
perhatian pada evolusi makhluk hidup, termasuk manusia. Menurutnya,
aneka organisme yang berkeriapan di muka bumi (termasuk manusia)
bukanlah hasil penciptaan dadakan (seketika), melainkan terbentuk melalui
proses panjang selama ribuan bahkan jutaan tahun melalui sistem seleksi alam
(survival of the fittest) atau proses evolusi. Manusia sekarang adalah bentuk
sempurna dari sisa-sisa kehidupan purbakala yang berkembang dari jenis
hominid atau bangsa kera.
b. Penentang Teori Evolusi Darwin

Keterbukaan terhadap teori evolusi tidak lantas dapat


mengguncang iman. Sebab, pendekatan agama dan pendekatan sains
dalam upaya memahami realitas alam semesta berbeda. Agama bermain
di level eksistensi al dan transendental (soal rasa, soal hati), sedangkan
sains bermain di level faktual (pembuktian empiris). Menurut
kepercayaan kelompok penentang teori evolusi, makhluk hidup
merupakan hasil dari proses penciptaan oleh Tuhan.
B. Terbentuknya Kepulauan Indonesia

Walaupun telah memungkinkan muncul dan berkembangnya manusia purba


pertama, keadaan alam pada kala Pleistosen (masa Neozoikum) belum sepenuhnya
stabil.

Ketidakstabilan ini disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu:

a) adanya perubahan bentuk daratan akibat gerakan (tenaga) endogen dan eksogen,

b) perubahan iklim berupa es yang mencair dan/atau membeku sehingga


mengakibatkan perubahan suhu bumi dan luas.

c) adanya letusan gunung berapi.


C. Corak Kehidupan dan Hasil-Hasil Budaya Manusia pada
Masa Praaksara Indonesia
Berdasarkan corak kehidupan dan mata pencaharian
hidupnya, masyarakat purba di Indonesia dibagai menjadi
sebagai berikut.

1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana (Budaya


Paleolithik)

Pada masa ini di Indonesia hidup manusia purba jenis Meganthropus,


Pithecanthropus, dan Homo. Manusia purba pada masa ini bergantung sepenuhnya pada
alam dengan berburu dan mengumpulkan makanan.
Kehidupan manusia purba Indonesia pada masa ini, sejak Pithecanthropus sampai
Homo sapiens, bersifat nomaden mengikuti gerak binatang buruan atau sumber air.
Mereka juga hidup dalam kelompok-kelompok kecil dan Mereka tidak berburu
dengan tangan kosong, tetapi menggunakan alat tertentu. Sesuai perkembangan
otaknya yang masih terbatas, alat yang digunakan juga masih sederhana.

Contoh alat-alat dari batu, kayu, dan tulang binatang yang masih kasar
Jenis-jenis manusia purba di Indonesia yang hidup pada masa berburu
dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana adalah sebagai berikut.
• Meganthropus.
• Pithecanthropus.
• Homo.
2. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut (Budaya Mesolithik)

Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut diperkirakan terjadi


antara 10.000-2.500 tahun yang lalu. Corak kehidupan pada masa ini tidak jauh
berbeda dengan masa sebelumnya, yakni berburu dan mengumpulkan makanan
dari alam.

Akan tetapi, pada masa ini selain alat-alat batu, juga telah digunakan alat-alat
dari tulang dan kulit kerang. Pada masa ini juga telah dikenal pembagian kerja,
kebiasaan bertempat tinggal secara tidak tetap (semi-sedenter), terutama di gua-gua
payung (abris sous roche).

Selain itu, juga mulai dikenal tradisi melukis serta penemuan api. Hasil-hasil
budaya yang ditemukan antara lain serpih bilah (flakes), pebble, dan kapak
genggam Sumatra.
3. Masa Bercocok Tanam (Budaya Neolithik)

Masa bercocok tanam diperkirakan berlangsung sekitar tahun 1500 SM. Pada masa ini
wilayah Indonesia juga dihuni oleh para pendatang dari bangsa Melayu Austronesia dari
ras Mongoloid disebut juga bangsa Proto-Melayu atau Melayu Tua. Bangsa Proto-Melayu
datang dari Yunan, wilayah Cina bagian selatan. Ciri khas dan peninggalan terbesar dari
bangsa Proto-Melayu adalah tradisi bercocok tanam.

Selain itu, kepercayaan dalam bentuk animisme dan dinamisme mulai berkembang.
Seiiring dengan perkembangan itu, berkembang juga bangunan megalithik seperti menhir,
punden berundak-undak, kubur batu, dan sebagainya.
4. Masa Perundagian (Budaya Megalithik dan Budaya Logam)
Sekitar tahun 300 SM, bangsa Deutero-Melayu atau Melayu Muda tiba di Nusantara.
Kedatangan bangsa Deutero- Melayu mengawali masa perundagian. Masa ini disebut masa
perundagian karena pada masa ini muncul golongan undagi atau golongan yang terampil
melakukan suatu jenis usaha tertentu, seperti membuat alat-alat dari logam, rumah kayu,
gerabah, dan perhiasan. Dikenalnya logam menandai awal masa perundagian.

Meskipun alat-alat dari logam berkembang pesat, namun tidak dapat menggantikan
peranan gerabah, bahkan mengalami perkembangan pesat, karena sudah menggunakan roda
pemutar. Hasil budaya dari masa ini adalah nekara, moko, kapak perunggu, bejana perunggu,
alat-alat dari besi, dan perhiasan.
D. Hasil Kebudayaan pada Masa Praaksara Tingkat Lanjut (Tradisi
Lisan)
1. Tradisi, Tradisi Lisan, dan Folklor
Menjelang akhir zaman praaksara, masyarakat purba di Indonesia mulai
mengembangkan apa yang disebut sebagai tradisi lisan. Hal ini didukung
perkembangan bahasa dan munculnya kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya mewarisi keyakinan, nilai, norma, dan pandangan hidup mereka
kepada generasi-generasi berikutnya. Melalui tradisi lisan, semua itu
diwariskan secara tidak langsung. Semua yang diwariskan itu lazim disebut
sebagai folklor.

Folklor adalah bagian dari kebudayaan suatu masyarakat yang tersebar


dan bersifat tradisional yang diwariskan secara lisan dan turun-temurun.
1. Jenis-Jenis Folklor
a. Mitos
Mitos adalah cerita prosa rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah dewa yang
terjadi di dunia lain pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau
oleh penganutnya.
b. Legenda
Legenda adalah prosa rakyat yang dianggap oleh yang empunya cerita sebagai sesuatu yang
benar-benar terjadi. Ada empat kategori legenda, yaitu legenda keagamaan, legenda alam gaib, legenda
perorangan, dan legenda setempat. Legenda keagamaan contohnya legenda Wali Songo, legenda alam
gaib contohnya legenda mandor Kebun Raya Bogor, legenda perorangan contohnya Si Pitung, dan
legenda setempat contohnya legenda Gunung Tangkuban Parahu.
c. Dongeng
Dongeng adalah cerita fiktif atau imajinatif yang diceritakan turun-temurun. Pada umumnya,
dongeng tidak diketahui pengarangnya (anonim).
d. Nyanyian Rakyat
Nyanyian rakyat merupakan salah satu bentuk folklor yang terdiri atas teks dan lagu. Nyanyian
rakyat umumnya beredar pada suatu masyarakat tertentu dan memiliki banyak variasi.
e. Upacara
Upacara merupakan rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan-aturan tertentu
seperti adat istiadat, agama, dan kepercayaan. Fungsi upacara dalam suatu masyarakat adalah untuk
menyadarkan manusia tentang masa lalunya. Sistem upacara berkembang berkaitan dengan
kepercayaan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat tersebut atau kenangan terhadap suatu
peristiwa yang pernah terjadi.
3. Upaya Melestarikan Tradisi Lisan

Proses pewarisan kebudayaan pada masyarakat praaksara dilakukan


melalui keluarga, masyarakat, dan penatua (tokoh masyarakat).
Diperlukan upaya untuk mendorong berbagai usaha mempercepat
proses penguatan tradisi lisan sebagai identitas budaya dalam
membangun peradaban, di antaranya dengan cara-cara sebagai
berikut.
• Mendorong agar tradisi lisan menyatu dengan penguatan peran
masyarakat pendukungnya.
• Memasukkan tradisi lisan ke dalam kurikulum sekolah.
TUGAS KELAS X TKJ

1. Buatlah tabel MANUSIA PURBA DI INDONESIA beserta


penemu, ciri-ciri, tempat ditemukan serta tahunnya.

Contoh :

Anda mungkin juga menyukai