Ikuti
dari Adelliana31 21.02.2018
Jawabanmu
reski131
Gemar Membantu
1. Apakah yang dimaksud dengan nirleka? Jawaban: Nir artinya tidak ada, Leka artinya huruf. Nirleka
adalah masa sebelum ada kererangan-kererangan tertulis (masa pra-aksara atau masa pra-sejarah).
3. Uraikan perbedaan volume otak kera, Pithecanthropus Erectus dan Homo Sapiens.
Jawaban:
Kera memiliki volume otak 600 cc.
Phitecanchropus Erectus memiliki volume otak 900 cc.
10. Uraikan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia kaitannya dengan berbagai suku bangsa
yang ada sampai sekarang.
Jawaban:
Masyarakat awal Indonesia berasal dari daerah Yunan (lndocina) yang datang ke Indonesia dalam
beberapa gelombang.
a. Proto Melayu yang rnenurunkan suatu bangsa Dayak, Barak, Toraja, dan Papua.
b. Denteuro Melayu yang menurunkan sukubangsa Jawa, Melayu, Minang, dan Bugis.
PELAJARAN TERKAIT :
Pertanian Pada Zaman Praaksara Diusahakan Dengan Cara?
Sebutkan dan Jelaskan Jenis-jenis Manusia Purba
Zaman Batu Tua Berlangsung Sekitar?
Mengapa Proses Penyerapan Kembali Zat Tertentu Di Dalam Ginjal Sangatlah
Penting?
Peninggalan Zaman Megalitikum di Indonesia
Jelaskan Letak Astronomis, Letak Geografis, dan Letak Geologis Pada Negara
Indonesia
Jenis Manusia Purba di Indonesia
Penemuan Manusia Purba di Indonesia
Manusia Purba yang ditemukan di Indonesia antara lain:
1. Meganthropus Paleojavanicus
Disebut juga sebagai Manusia Raksasa Jawa, ditemukan oleh seorang peneliti dari
belanda bernama Von Koniegswald di Sangiran, Lembah Bengawan Solo antara Tahun
1936 – 1941. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen bawah, diperkirakan dia memiliki
badan tegap dan rahang besar dan kuat. Manusia jenis ini diperkirakan hidup pada
Zaman Batu Tua (Paleolithikum) sekitar 1 juta sampai dengan 2 juta tahun lalu.
2. Pithecanthropus
Manusia purba jenis ini merupakan manusia purba yang paling banyak ditemukan di
Indonesia. Manusia ini juga disebut Manusia Kera yang Berjalan Tegak. Memiliki umur
yang bervariasi diperkirakan hidup antara 30.000 sampai dengan 2 juta tahun lalu.
Manusia purba jenis ini mempunyai ciri-ciri badan tegap tapi tidak setegap
meganthropus, muka menonjol ke depan dahi miring kebelakang, bentuk kepala lonjong
seperti berkonde dan hidungnya besar.
3. Homo
Manusia purba jenis merupakan jenis manusia purba yang berumur paling muda,
diperkirakan hidup pada jaman 15.000-40.000 SM. Volume otaknya yang sudah
menyerupai manusia modern dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus).
2. Masa bercocok-tanam
Pada masa ini manusia purba sudah mampu melakukan kegiatan bertani dan berternak.
Mereka tidak lagi hidup berpindah-pindah tetapi sudah mulai menetap dan tinggal di
perkampungan kecil yang biasanya dekat dengan sumber air. Masa ini di perkirakan
terjadi pada zaman mesolithikum. Pada masa ini manusia purba masih belum mengerti
sistem irigasi, karena itu tanah pertanian mereka masih sangat tergantung pada
kesuburan tanah alami dan air hujan seperti sistem pertanian tadah hujan dan ladang
yang berpindah-pindah.
Pada masa bercocok tanam tingkat lanjut manusia purba sudah menetap dan tinggal
dalam suatu kelompok menyerupai sebuah kampung. Mereka sudah bisa membuat alat-
alat untuk menggosok peralatan dari batu sampai halus. Alat batu yang biasa di
gunakan pada masa ini adalah beliung persegi, belincung dan kapak. Sistem
kepercayaan yang ada pada masa bercocok tanaman terbagi menjadi dua yaitu
Animisme atau kepercayaan bahwa semua yang ada di bumi baik itu hidup atau mati
mempunyai roh dan Dinamisme.
3. Masa perundagian
Kehidupan masyarakat pada masa ini sudah sangat teratur dan sudah menetap secara
permanen atau tinggal dalam sebuah kampung. Mata pencaharian utama mereka
adalah bertani dan bertenak, perdagangan juga sudah dikenal pada masa ini dengan
cara sistem barter.
Hasil-hasil kebudayaan juga sudah berkembang sangat pesat. Zaman perundagian juga
biasa di kenal dengan zaman logam karena adanya kemampuan pada masyarakat
Indonesia dalam pengelolaan logam. dan banyak barang-barang yang digunakan
terbuat dari bahan logam. Pada masa ini manusia sudah bisa membuat perhiasan dari
bahan logam seperti cincin.
Homo Soloensis, artinya manusia dari Solo. Ditemukan pada tahun 1931-1934, olah Ter Haar dan Ir.
Oppenorth di Ngandong, Lembah Sungai Bengawan Solo. Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak
dengan tinggi badan 180 cm, tengkoraknya lebih besar dari Pithacantropus erectus.
Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Ditemukan pada tahun 1889, olah Van Reitschoten
di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan
130-210 cm, tengkoraknya lebih bulat muka tidak terlalu menjorok ke depan, dan telah memiliki
kemampuan membuat peralatan dari batu, tulang dan kayu.
Homo Sapiens, artinya manusia cerdas. Merupakan generasi terakhir dari manusia purba. Homo
sapiens hidup di Zaman Holosen sekitar 4000 tahun yang lalu. Memiliki ciri-ciri fisik yang sudah
hampir sama dengan manusia modern saat ini.
a. Nekara dan Moko, berbentuk seperti tambur atau dandang terbalik. Digunkaan pada upacara
adapt sebagai benda pusaka.
b. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib.
Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua,
keris, azimat, dan patung.
c. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan.
Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan
membangun bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini di sebut
sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar).
c. Peti Kubur Batu, adalah lempeng batu besar berbentuk kotak persegi panjang berfungsi
sebagai peti jenazah.
d. Sarkofagus, adalah batu besar yang di pahat berbentuk mangkuk terdiri dari dua keeping
yang ditangkupkan menjadi satu. Berfungsi sebagai peti jenazah.
Sarkofagus. Sumber : bilisitungkir.wordpress.com
e. Punden Berundak, adalah bangunan berupa batu susunan batu berundak seperti candi.
Digunakan untuk upacara pemujaan.
f. Waruga, adalah peti kubur batu berukuran kecil, berbentuk kubus dan memiliki tutup
lempengan batu yang lebar.
Berakhirnya masa praaksara tiap-tiap bangsa tidak bersamaan. Mengapa demikian? Hal ini berkaitan erat
dengan tingkat peradaban dari bangsa-bangsa yang bersangkutan. Bangsa Sumeria misalnya, telah mengenal
tulisan sejak 4000 SM. Bangsa Sumeria menggunakan simbol-simbol sebagai huruf yang disebut piktograf.
Sedangkan, Bangsa Mesir Kuno mengenal tulisan sejak 3000 SM. Tulisan Bangsa Mesir Kuno hampir sama
dengan tulisan Bangsa Sumeria. Hanya perbedaannya, huruf Bangsa Mesir Kuno menggunakan simbol-simbol
seperti perkakas, hewan, atau alat transportasi tertentu. Huruf ini disebut hieroglif.
Hieroglif. Sumber : depositphotos.com
Indonesia mengakhiri masa praaksara pada awal abad ke-5 Masehi. Para pedagang India datang pada saat itu
dan membawa kebudayaan dari India berupa seni arsitektur bangunan, sistem pemerintahan, seni sastra dan
tulisan. Tulisan tertua di Indonesia terdapat di Batu Yupa, Kutai, Kalimantan Timur. Tulisan tersebut
menggunakan huruf Pallawa. Sejak berakhirnya masa praaksara, muncullah masa aksara (masa sejarah). Di
Indonesia, sudah mengalami kemajuan. Sistem pemerintahan kerajaan mulai berkembang, agama Hindu-
Buddha mulai berkembang. Kegiatan perdagangan dan pelayaran pun semakin maju.
___________________________________________________________
WARNING !
Nabi Adam a.s bukanlah Manusia Purba.
Penciptaan Adam adalah kisah penciptaan manusia yang pertama. Adam diriwayatkan sebagai satu daripada
ciptaan Allah swt. yang paling kontroversi atau paling disebut-sebut oleh makhluk Allah swt yang lain. Peristiwa
tersebut disebut dalam al-Qur'an dan hadits Rasulullah Muhammad saw.
" Ketika Allah berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu
dengan berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu
orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah, padahal kami sentiasa
bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?. Tuhan berfirman: Sesungguhnya
Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya". (Surat Al Baqarah: 30)