BAB I
PENDAHULUAN
Masyarakat Prasejarah pada masa berburu dan meramu tingkat lanjut mulai
pola dan karakteristik tesrsendiri. Bahan makanan diperoleh dengan cara berburu,
fauna yang ada disekitar untuk dimanfaatkan saat itu juga, sehingga aktivitas
berburu dilakukan hampir setiap hari. Jika pada suatu wilayah tidak lagi memiliki
sumber daya makanan yang dapat memenuhi kebutuhan kelompok, maka akan
(Binford, 1980).
tempat tinggalnya. Misalnya fauna yang cenderung berukuran kecil seperti ikan,
kura-kura, landak, ular dan kerang. Sedangkan perburuan yang dilakukan diluar
wilayah lingkungan tempat tinggal biasanya jenis- jenis fauna yang berukuran
besar, seperti babi, rusa, kijang, badak dan monyet. Perbedaan lokasi perburuan
dengan cara dibakar. Kemudian sisa-sisa makanan tersebut terkumpul, baik secara
disengaja maupun tidak disengaja dalam satu tempat atau wilayah. Selain itu sisa-
sisa fauna ini juga dimanfaatkan dan digunakan sebagai alat pendukung
Terlihat dari jejak pakai pada temuan fragmen-fragmen tulang panjang seperti
pecah segar, pecahan yang halus, tajam-tumpul dan orientasi pecahan melingkar,
yang menunjukan adanya titik pukul dalam proses pemerolehan sumsum di dalam
tulang. Selain itu terdapat pula beberapa jejak terbakar pada tulang dengan
beragam variasinya (Jatmiko & Fauzi, 2021: 11). Pola-pola pemanfaatan tersebut,
Indonesia.
serta tulang dan duri ikan yang digunakan sebagai alat untuk menunjang
sebagai mata tombak serta alat lancipan. Temuan yang didapat bersamaan dengan
1981: 2).
ditemukan jejak pemanfaatan fauna dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
dan ekofaktual. Sebagian besar temuan didapatkan dari hasil ekskavasi pada gua-
monyet, landak, rusa, babi, kura-kura, ikan, kancil dan lain sebagainya yang
ditemukan di Gua Mesiu dan Gua Sekdes. Berbagai jejak pemanfaatan ditemukan
bahan pembuatan artefak tulang dan gigi. Jejak penjagalan merupakan yang
paling umum dijumpai, dengan bekas terbakar atau terpapar suhu tinggi.
Morfologi pecah segar serta jejak lain yang mengindikasikan adanya pemanfaatan
fauna oleh manusia, yaitu striasi jejak potong pada spesimen tulang panjang
Saat ini masih ditemukan pemanfaat fauna oleh masyarakat di wilayah Bukit
Bulan untuk di konsusmsi. Fauna tersebut diantaranya fauna jenis rusa, kijang,
kancil, landak, babi, kambing hutan, tupai, labi-labi, dan ikan. Hal tersebut
masyarakat di wilayah Bukit Bulan dari masa prasejarah hingga saat ini. Namun,
fauna di masa kini yang dilakukan masyarakat Bukit Bulan untuk menjelaskan
mengenai keterkaitan temuan fauna yang ada di Gua Mesiu dengan pemanfaatan
fauna oleh masyarakat Bukit Bulan saat ini. Maka dari itu penulis mengajukan
2. Apa saja jenis fauna yang dimanfaatkan oleh masyarakat kawasan karst Bukit
Bulan?
etnografi?
penulis agar lebih fokus dan lebih terarah dalam mencapai jawaban yang ingin
diungkapkan di penelitian ini. Ruang lingkup dalam penelitian ini dibagi menjadi
5
tiga, yaitu ruang lingkup kajian, ruang lingkup wilayah penelitian dan ruang
lingkup periode.
ditemukan dari hasil ekskavasi di Gua Mesiu oleh Balai Arkeologi Sumatera
Selatan dan jenis fauna yang dimanfaatkan oleh masyarakat Bukit Bulan saat
Ruang lingkup wilayah penelitian yang dilakukan penulis dalam skripsi ini
prasejarah yang ada di wilayah Bukit Bulan dan kemudian dikaitkan dengan
fauna mana saja yang saat ini masih dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Bulan.
Bulan.
7
masyarakat kontemporer yang dapat diamati saat ini. Kedekatan dengan konteks
budaya yang mirip dengan apa yang ditemukan pada situs arkeologi merupakan
hal penting untuk menafsirksan data arkeologi. Sering kali kita memiliki sedikit
Identifikasi
Pemanfatan Fauna Tata cara penangkapan
dan pemanfaatan fauna
1. jejak terbakar
2. jejak potong (cut
mark)
Kesimpulan
9
arkeologi menghasilkan 27 lokasi gua dan ceruk. Survei tahun 2015 tersebut
menghasilkan data terbaru dan merupakan terobosan baru dalam prasejarah jambi,
data yang ditemukan antara lain, adanya temuan gambar cadasdi Gua Sungai
Lului Sarolangun dan Gua Kerbau. Selaintu terdapat pula temuan artefak serpih
obsidian yang cukup melimpah di Gua Mesiu Sarolangun.(M. Ruly Fauzi et al.,
2015)
memiliki potensi tinggalan arkeologi di sekitar wilayah Bukit bulan dan kondisi di
dikawasn Karts Bukit Bulan, Sarolangun Jambi Tahap I). Penelitian pada tahun
2017 ini mendata 14 lokasi situs baru yang berada di bagian timur dan barat dari
melakukan penelitian mengenai simbol seni prasejarah di dalam gua Bukit Bulan,
warna hitam dan putih di wilayah bukit bulan(Mohammad Ruly Fauzi et al., 2019)
atau daging semak merupakan daging kosumsi yang diperoleh dari satwa liar.
Istilah ini identik dengan praktik perburuan dan meramu asli di afrika yang hidup
dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu babi hutan (celeng), kancil, rusa, kelelawar,
biawak, ular, hingga monyet ekor panjang dan tringgiling serta kambing gunung.
identifikasi tulang fauna dari Gua Mesiu ditambah Gua Sekdes tahun 2018, 2019,
dan 2020 menggambarkan diversitas fauna pada lingkungan Bukit Bulan sangat
tinggi.
11
pergerakan area cukup luas oleh manusia penghuni Gua Mesiu. (M Ruly Fauzi et
al., n.d.)
untuk pertama kalinya dilakukan oleh A.Tobler di Gua Ulu Tiangko pada awal
serpih dari bahan batuan obsidian. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 1926
tenggara Ulu Tiangko dan mendapatkan temuan yang tidak jauh berbeda.
(Zweirzycki 1926).
Bennet Bronson dan Teguh Asmar pada tahun 1974 menyelidiki Gua Tiangko
hasil ekskavasi dari situs Gua Mesiu yang berada di ruang penyimpanan artefak
Balai Arkeologi Sumsel, data kepustakaan berupa, buku, jurnal, artikel lepas dan
atlas tulang, serta wawancara yang digunakan untuk keperluan data entogarafi.
1. Data primer
2. Data Sekunder
hasil penelitian, jurnal atau artikel ilmiah, sertagambar atau poto yang
diperoleh yaitu berupa catatan lapangan, poto, dan data wawancara,serta temuan
hasil ekskavasi yang dilakukan oleh Balar Sumsel di Gua Mesiu, yaitu berupa
terhadap jejak pemanfaatan fauna berupa jejak terbakar dan jejak potong pada
fragmen tulang. Kemudian dilakukan identifikasi jenis fauna yang saat ini masih
diburu dan dimanfaatkan oleh masyarakat Bukit Bulan. Serta cara penangkapan
1.9.3 Analisis
situs gua mesiu oleh Balar Sumsel dan membandingkan fauna yang masih di
1.9.4. Eksplanasi
yang dihasilkan dari temuan di gua mesiu, dengan data yang dihasilkan dari
Dari hasil pengumpulan data, pengolahan data serta identifikasi data hasil
ekskavasi dan data etnografi di Bukit Bulan. Penelitian ini dapat mengambil suatu
kesimpulan tentang apa saja jenis fauna yang ditemukan pada Gua Mesiu?, apa
saja jenis fauna yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar Bukit Bulan, dan
data etnografi?. Metode penelitian ini akan dijelaskan dalam bagan alur penelitian
sebagai berikut.
15
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Kesimpulan