Anda di halaman 1dari 10

Tugas UTS Mata Kuliah Biogeografi

Rangkuman Pembelajaran

Dosen pengampu:

Prof.Dr,Wanjat Kastolani, M.Pd

Drs. Jupri, MT

DIBUAT OLEH:

LEO WIDDYUSUF (1803831)

PRODI SAINS INFORMASI GEOGRAFI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2019
Biogeografi

Dibagi menjadi dua lagi yaitu Fitogeografi dan Zoogeografi yang didalamnya membahas dari
mulai:

1. Faktor yang mempengaruhi


2. Taksonomi
3. Penyebaran
4. Manfaat
a. Ekonomi
b. Ekologis
c. Sosial

A. FITOGEOGRAFI (Tumbuhan)

Penyebutan tumbuhan dan tanaman semakin sering didengar tetapi kita bisa bedakan yaitu
Tumbuhan (natural/alami) dan tanaman (cultural).

Tumbuhan juga dibagi menjadi dua yaitu tumbuhan autrotrof (kemo dan fotosintesis) dan
heterotrof

a. Faktor yang mempengaruhi


i. Iklim

yaitu unsur-unsur iklim seperti rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama, unsur
yang substansial (penyinaran, suhu, dan curah hujan), fotosintesis yaitu foto: sinar dan sintesis:
perpaduan yang berkaitan dengan penyinaran, dan lain-lain.

Cara tumbuhan mendapatkan makanan/pemenuhan energinya dapat dibedakan menjadi dua,


yaitu autotrof (fototrof, kemoautotrof): organisme yang memiliki kemampuan untuk
menghasilkan makanannya sendiri seperti tanaman, alga dan bakteri, dan heterotrof (herbivora,
karnivora, omnivora, pengurai, detritivor): organisme yang tidak bisa menghasilkan
makanannya sendiri seperti manusia dan hewan.
1. Penyinaran ( digunakan untuk proses fotosintesis)
2. Suhu (sangat berpengaruh bagi tumbuhan)
3. Curah Hujan
ii. Edafik

Edafik/tanah menjadi faktor kedua setelah iklim, tanah sebagai media akar menancap. Tanah
dikelompokkan menjadi 5 macam, yaitu mulai dari yang terkecil lempung, debu, pasir, kerikil
dan kerakal. Lempung sendiri terdiri dari koloid yaitu hancuran mineral dan hancuran bahan
organik (humus). Sifat tanah terbagi tiga, yaitu fisik mengenai tekstur tanah, struktur, dan
kedalaman tanah, kimiawi mengenai unsur-unsur tanah, mengkaji edafologi (kesuburan tanah),
dan biologi. Terdapat 2 pendekatan tanah, Pedologi yaitu ilmu yang mempelajari tanah
terbentuk dan berkembang (penamaan tanah), Edafologi yaitu mengenai kesuburan tanah,
unsur hara yang terkandung dalam tanah baik mikro maupun makro.

identik dengan proses pelapukan. Berikut adalah profil tanah sebagai berikut:

1. Lapisan organik
2. Lapisan atas
3. Lapisan tanah bawah
4. Cadas (sedikit lapuk)
5. Rocks
Jika diurutkan dari 5-1 itu semakin lapuk. Terdapat istilah sersah yang artinya terdekomposisi
oleh bakteri pengurai.

Tanah

 Pedologi: Ilmu yang mempelajari pembentukan tanah


 Edafologi: Ilmu yang mempelajari kesuburan tanah

Tanah terdiri dari

i. Pasir
ii. Debu
iii. Lempung

Unsur hara yang terdapat di tanah adalah unsur esensial yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
Terbagi menjadi dua yaitu:
i. Makro: unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Seperti nitrogen, pospat,
kalium dan kalsium. Tetapi ketersediannya belum tentu ada disetiap tanah
ii. Mikro: unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Seperti Fe, Co, S, Al dst

Kation Negatif Anion Positif (KNAP). Dalam peristiwa petir, Nitrogen(N) jatuh ke tanah
terdapat bakteri nitrifikasi yang berguna untuk membersikan udara dari mikrobia penyebab
penyakit dan filter ultraviolet.

Agregat kesuburan tanah:

i. 45% Mineral
ii. 20-30% Udara
iii. 20-30% Air
iv. 5% Bahan Organik

Faktor Fisiografik

i. Berkaitan dengan posisi topografi


ii. Jumlah semakin sedikit, landform semakin mengecil
iii. Stratifikasi formasi

Faktor Biotik

setiap spesies pasti berpopulasi, sehingga secara berurutan popuasi-komunitas-ekosistem-ser-


klimaks-bioma(hutan hujan tropis).

Dalam urutan tersebut terdapat sukresi yang artinya rangkaian dari populasi hingga klimaks.
Dalam proses sukresi butuh 100 tahun lebih untuk membentuk hutan hujan tropis. Selain itu
terdapat jenis tumbuhan lain contohnys saprofit, parasit dan epifit.

Faktor Manusia

i. Manusia sebagai konsumen, tumbuhan sebagai produsen


ii. Sistem tanam
iii. Konsep manusia seperti naturalisasi dan aklimatisasi

Taksonomi

1. Thalophyta
a. Alga
b. Fungi
c. Lumut
2. Byrophyta
a. Paku-pakuan
3. Pteridophyta
a. Perdu
4. Spermatophyta
a. Angiospermae(monokotil)
b. Gymnospermae(dikotil)

Penyebaran

1. Dispersal(pemencaran)- internal
2. Migrasi(perpindahan)- eksternal

Contoh:

1. Angin( anemokori)
2. Air(hidrokori)
3. Burung(ornitokori)
4. Kelelawar(kriptokori)
5. Serangga(insektakori)
6. Mamalia

Manfaat

1. Ekonomi
2. Ekologi
3. Sosial

dalam pemanfaatan ekonomi dan ekologi harus seimbang sehingga terjadi optimalisasi.

B. ZOOGEOGRAFI (Hewan)
1. Taksonomi
a. Invertebrata(tidak bertulang belakang)
i. Cacing
ii. Molusca
iii. Insecta
iv. Crustacea
b. Vertebrata(bertulang belakang)
i. Ikan/pisces
ii. Reptil
iii. Unggas
iv. Mamalia
2. Migrasi

Binatang-populasi-komunitas-koloni-teritorial-migrasi

Yang mempengaruhi:

a. Pangan
b. Iklim
c. Bencana
d. Reproduksi

Penghalang (Barier):

a. gunung tinggi
b. gurun luas
c. laut dalam

tipe binatang bermigrasi yaitu

a. menetap
b. sekuler
c. commuter

3. manfaat
a. ekonomi: memenuhi kebutuhan makana
b. ekologis: sistem yang bekerja satu sama lain
c. sosial: hewan sering dijadikan personifikasi

tambahan
i. garis wallace: garis yang membatasi sebaran paling barat fauna australia
ii. garis ledekker: sebaran paling timur fauna asiatis
iii. garis webber: asiatis 50%- australia 50%

C. DOMESTIKASI HEWAN DAN TUMBUHAN


Domestikasi adalah suatu budi daya yang menyebabkan perubahan genetik pada
tumbuhan ataupun hewan yang dilakukan oleh manusia. Proses domestikasi ini
membutuhkan waktu yang bertahun-tahun karena melibatkan sebuah seleksi dan
pemuliaan (perbaikan keturunan) yang menghasilkan sebuah varietas atau spesies baru
(spesiasi).
Domestikasi bisa disebut sebagai bentuk evolusi akibat proses adaptasi dari
lingkungan liar ke lingkup kehidupan sehari-hari manusia. Oleh karena itu, spesies baru
yang terbentuk akan memiliki karakter yang berbeda dengan nenek moyangnya.
1. Domestikasi Hewan
Proses domestikasi pada hewan sudah terjadi sejak zaman Mesolitikum (10.000
SM). Menurut bukti sejarah tertua, anjing adalah hewan pertama yang
didomestikasi di daerah Asia Timur. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya
kerangka-kerangka anjing yang berusia 8000 dan 7000 SM. Selain itu, kerangka
kucing peliharaan tertua yang berusia 6000 SM juga ditemukan di daerah Siprus.
Hewan ternak seperti domba dan kambing juga diyakini telah didomestikasi
sejak tahun 7000 SM. Hewan-hewan ini didomestikasi karena kebutuhan manusia
saat itu. Misalnya, anjing didomestikasi untuk keperluan berburu, kucing
didomestikasi untuk mengatasi gangguan tikus di lumbung padi, sedangkan domba
dan kambing didomestikasi untuk produksi pangan, bulu, susu, serta komoditas
perdagangan.
Pengadopsian hewan dari lingkungan liar ke lingkungan hidup manusia bisa
menjadi hal yang sulit karena perbedaan pakan ternak ataupun cara perawatan.
Contohnya, herbivora pemakan rumput lebih mudah untuk dikembangbiakkan
daripada herbivora pemakan biji karena biji juga termasuk salah satu bagian
tumbuhan yang perlu didomestikasi.
Manusia melakukan domestikasi terhadap hewan untuk mengembangkan sifat
tertentu. Hewan yang dipilih untuk didomestikasi memiliki kriteria seperti mampu
berkembang biak di dalam penangkaran, tahan penyakit, tidak agresif, serta mampu
bertahan di segala cuaca.
Hewan yang telah didomestikasi memiliki perbedaan dengan nenek
moyangnya, baik dalam bentuk maupun sifat. Misalnya, sebelum didomestikasi,
ayam liar hanya memiliki berat sekitar 2 pounds saja dan hanya bertelur dalam
jumlah yang sedikit tiap tahunnya. Namun, setelah mengalami proses domestikasi
kini ayam memiliki berat sampai 17 pounds dan bisa bertelur 200 butir atau lebih
tiap tahunnya.

2. Domestikasi Tumbuhan
Domestikasi tumbuhan telah lama dilakukan sejak 10.000 tahun yang lalu di
Mesopotamia. Bangsa Mesopotamia mengumpulkan biji-biji tumbuhan seperti
gandum, jelai, kacang-kacangan dan kacang polong, kemudian menanam dan
menumbuhkannya. Sejak terjadi domestikasi tumbuhan, manusia tidak lagi hidup
dengan berburu hewan atau mencari tumbuhan liar. Mereka mulai hidup menetap
dan bercocok tanam.
Tujuan manusia melakukan domestikasi pada tumbuhan tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga untuk bahan baku kain, dekorasi, atau
komoditas perdagangan. Tumbuhan yang didomestikasi akan mengalami
perubahan baik pada bentuk maupun karakter yang dimiliki. Salah satu contoh yang
bisa dijelaskan adalah jagung (Zea mays).
Para ahli berpendapat bahwa jagung yang dibudidayakan sekarang ini adalah
bentuk evolusi dari jagung liar (Teosinte). Jagung yang sekarang memiliki jumlah
biji yang banyak dengan tongkol yang tertutup, berbeda dengan Teosinte yang
hanya memiliki jumlah biji yang sedikit dengan tongkol yang terbuka.

Seiring berkembangnya teknologi, manusia pun melakukan pengembangan


domestikasi tumbuhan dengan cara menyisipkan gen yang dikehendaki atau
melakukan perkawinan silang sehingga tanaman budi daya saat ini banyak yang
memiliki sifat tahan terhadap hama, tahan terhadap penyakit, atau dapat bertahan
dalam suhu tinggi maupun rendah.
Sampai sekarang, domestikasi pada hewan dan tumbuhan masih terus dilakukan
dan dikembangkan oleh manusia. Tidak hanya terpaku pada hewan atau tumbuhan
darat saja, tetapi juga hewan atau tumbuhan yang berkembang biak di perairan,
seperti ikan (misal: gurame, bandeng), udang (misal: udang windu), dan alga (misal:
makroalga merah).
Perubahan yang terjadi pada bentuk dan sifat akibat proses domestikasi tersebut
berbeda-beda tergantung dari masing-masing spesies dan budaya dari komunitas
manusia yang mengadopsinya. Dengan kata lain, manusia dapat mempengaruhi
bentuk evolusi pada tumbuhan dan hewan yang dapat mengakibatkan terjadinya
keanekaragaman spesies di dunia.

Anda mungkin juga menyukai