Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS JURNAL PRASEJARAH

OLEH : RISKA APRILIA


NIM : 190741639219
A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama Jurnal : Culture
2. Volume :2
3. Nomor :1
4. Halaman : 37-53
5. Tahun Penerbit : 2016-11-15
6. Judul Jurnal : Jejak Hasil Peninggalan Budaya Manusia Prasejarah di
Song Terus Pacitan
7. Nama Penulis : Sri Dwi Ratnasari
8. Studi Kasus : Song Terus Pacitan
B. ABSTRAK JURNAL
1. Jumlah Paragraf : 1 Paragraf
2. Halaman : Setengah Halaman
3. Uraian Abstrak : Abstrak disajikan hanya dalam Bahasa Inggris. Di dalam
Abstrak Penelis mengemukakan tujuan dilakukannya Penelitian.
4. Keyword Jurnal : Prehistoric Culture, Song Terus, Paleolithic
C. PENDAHULUAN JURNAL
Banyaknya penemuan peninggalan prasejarah merupakan salah satu hal
sangat menjadi perhatian terhadap peneliti sejarah baik yang berasal dari dalam
negeri maupun luar negeri. Pulau Jawa merupakan tempat yang paling banyak
ditemukan situ-situs prasejarah di Indonesia dan pada khususnya Pacitan yang
merupakan tempat ditemukannya peninggalan pada zaman paleolitikum,
mesolitikum dan neolitikum. Penelitian pada Situs Song Terus merupakan
penelitian dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan
kesejarahan atau historis, karena penelitian ini pada dasarnya berhubungan dengan
kenyataan yang terjadi pada masa lampau
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui gambaran umum Song Terus.
2. Untuk mengetahui hasil penemuan terkait dengan situs prasejarah di Song Terus.
3. Untuk mengetahui jejak peninggalan budaya manusia prasejarah di Song Terus.
E. METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kesejarahan atau
historis, karena penelitian ini berhubungan dengan kenyataan yang terjadi pada
masa lampau.
F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Salah satu situs yang menggambarkan zaman Paleolitikum di Pacitan adalah
Song Terus, terletak di Dusun Weru, Desa Wereng, Kecamatan Punung. Song Terus
berada pada wilayah Gunung Sewu (pegunungan Seribu) dan merupakan bagian
dari Pegunungan Selatan Jawa. Song Terus terdiri dari batuan kapur yang
membentuk rongga goa, stalagtit dan stalagmit terbuat dari endapan yang
diperkirakan sudah ada berjuta-juta tahun yang lalu. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa Song Terus dapat dijadikan tempat tinggal
manusia sebab memiliki ciri-ciri seperti layaknya hunian manusia. Pada area sekitar
Song Terus terdapat hutan-hutan yang kaya akan flora dan fauna, kemudian adanya
penemuan sungai bawah tanah pada kedalaman 15 m, yang diperkirakan di gunakan
sebagai sumber kehidupan manusia zaman prasejarah. (Ratnasari, 2015)
Penemuan peninggalan sisa-sisa manusia di Song Terus sangat terbatas
jumlahnya berbeda dengan penemuan peninggalan di Song Keplek dan Gupuh yang
lebih banyak. Beberapa penemuan di Song Terus umumnya berwujud fragmen
(pecahan) tengkorak, tulang-tulang jari, dan gigi-gigi lepas yang tersebar tidak
merata pada setiap kotak ekskavasi. Selain itu, di Song Terus di temukan fosil
Homo Erectus kemudian, oleh warga setempat sering disebut dengan “Mbah
Sayem”. Posisi mbah Sayem tersebut saat ditemukan berada di tepian dinding song.
Posisi fosil tersebut meringkuk dan menghisap salah satu jempol tangannya.
Temuan fosil itu dinamakan Mbah Sayem sebab sesuai hasil wawancara kepada
masyarakat setempat yang mengira bahwa fosil tersebut adalah seorang perempuan
sehingga dinamakan Mbah Sayem. Akan tetapi, setelah dilakukan penelitian di
laboratorium menunjukkan bahwa fosil tersebut merupakan salah satu manusia
prasejarah yang berjenis kelamin laki-laki dengan kapasitas otak tengkorak
berkisaran antara 900 – 1.100 cc. Kapasitas otak ini lebih kecil daripada rata-rata
manusia modern, dan alis matanya tebal, dan dahinya pun menonjol. Berdasarkan
ciri-ciri tersebut maka bisa dikatakan bahwa fosil yang bernama Mbah Sayem
termasuk dalam ras Australomelanesid.
Penemuan sisa-sisa fauna di Song Terus terdapat empat kelas golongan
“penghuni” vertebrata di Song Terus, yaitu jenis ikan (kelas Pisces), jenis fauna
melata (kelas Reptilia), jenis unggas (kelas Aves), dan jenis hewan menyusui (kelas
Mamalia). Tetapi, fosil binatang juga ditemukan di Song Terus, yang paling banyak
ditemukan adalah sejenis monyet.
Pada Song Terus juga ditemukan peninggalan budaya berupa artefak yang
dihasilkan oleh manusia prasejarah pada waktu itu. Artefak tersebut berupa kapak
genggam, kapak perimbas, flakes dan alat tulang. Manusia Prasejarah
menggunakan alat-alat tersebut sebagai pemenuhan kebutuhan hidup sehari-
harinya. Berdasarkan dari temuan fosil manusia pendukung, fauna dan artefak di
Song Terus menggambarkan kehidupan manusia prasejarah pada zaman
Paleolitikum. Manusia prasejarah pada zaman Paleolitikum dalam kehidupannya
berkelompok dengan skala kecil dan tidak menetap atau pindah-pindah. Selain itu,
perlu diketahui juga pembagian kerja dalam kelompok terdiri dari berburu dan
mengumpulkan makanan, pembagian hasil berburu serta pengolahan makanan.
G. KESIMPULAN
Pegunungan yang membentang dari Yogyakarta, Wonogiri hingga Pacitan,
menjadikan daerah yang dilewati tersebut menjadi hunian bagi manusia prasejarah
pada zamannya. Peninggalan prasejarah tepatnya berada di Kecamatan Punung,
Pacitan. Di Kecamatan Punung terdapat hunian manusia prasejarah seperti Song
Terus, Song Keplek, Song Gupuh, dan Ngrinjangan. Selain, ditemukannya hunian
manusia purba di Pacitan dan fosil manusia prasejarah, ditemukan juga hasil
peninggalan budaya yaitu peralatan yang dihasilkan oleh manusia prasejarah.
H. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. Kelebihan
Sesuai analisis saya dari jurnal ini memiliki kelebihan yang menonjol,
apabila dilihat dari abstraknya penulis sudah menggunakan abstrak dengan format
Bahasa Inggris hal ini yang mendukung jurnal ini berpotensi menjadi rujukan secara
internasional. Kelebihan yang lain adalah dilihat dari metode penelitian yang
digunakan yaitu kualitatif serta teknik yang digunakan juga menyesuaikan dengan
penelitian tentang masa lampau sehingga menggunakan pendekatan histori.
2. Kekurangan
Terlepas dari kelebihan yang dimilki jurnal ini tentunya ada satu
kekurangan yang mengurangi nilai kesempurnaan dari jurnal ini yaitu, Abstrak
hanya disajikan dalam format Bahasa Inggris saja tidak desertai dengan Bahasa
Indonesia, hal ini sedikit menyulitkan pembaca yang tidak begitu mahir dalam
Bahasa Internasional.

Referensi :
Ratnasari, S. D., 2015. Jejak Hasil Peninggalan Budaya Manusia Prasejarah di
Song Terus Pacitan. Culture, Volume 2 No.1, p. 37-52.

Anda mungkin juga menyukai