DISUSUN OLEH:
Universitas Andalas
Fakultas Ilmu Budaya
Ilmu Sejarah
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah. Makalah ini berisikan tentang materi
Kehidupan Manusia Masa Nomaden Tingkat Sederhana dan Tingkat Lanjut yang
kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Sampai
Abad-15.
Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah memberikan dorongan, motivasi, bimbingan, arahan dan saran yang
telah diberikan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi
para pembaca. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Daftar Isi
Halaman Judul……………………………………………. i
Kata Pengantar……………………………………………...ii
Daftar Isi……………………………………………………iii
Bab I Pendahuluan……………………………………1
1 Latar Belakang………………………………..1
2 Rumusan Masalah……………………………2
Bab II Pembahasan……………………………………..3
Bab III Penutup…………………………………………11
Daftar Pustaka………………………………………...........15
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, berbagai
binatang purba masih hidup didalamnya. Keadaan sungai pada masa ini
juga masih sering berpindah-pindah aliran karena disebabkan oleh
perubahan bentuk permukaan bumi. Keadaan ini terjadi sekitar 600 ribu
tahun yang lalu. Akibat keadaan ini, perkembangan kebudayaan menjadi
sangat lambat.
Perkembangan kebudayaan pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan sangat lambat karena disebabkan oleh keadaan alam masih
sangat liar dan labil. Disamping keadaan alam, faktor lain yang menjadi
penghambat perkembangan kebudayaan yaitu dari manusia pendukungnya
yang masih termasuk manusia purba.
Manusia pendukung pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan yaitu Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Soloensis, dan
Homo Wajakensis. Kehidupan manusia pada masa ini masih sangat
bergantung pada alam. Kelompok berburu tersusun kedalam keluarga
kecil. Pembagian kerja dilakukan berdasarkan jenis kelamin.
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, jenis kelamin
laki-laki bertugas untuk berburu binatang buruan, sementara itu jenis
kelamin perempuan bertugas untuk mengumpulkan makanan. Makanan
yang dikumpulkan berupa hewan-hewan kecil dan tumbuh-tumbuhan yang
tidak memerlukan tenaga besar untuk mengumpulkannya. Selain itu, para
wanita juga bertugas untuk mengurus anak-anak.
Upaya dalam Mempertahankan dan Mengembangkan Kehidupan
Pada masa ini atau tepatnya pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan, manusia yang hidup juga melakukan upaya untuk
mempertahankan kehidupannya dan mengembangkan kehidupan yang
berlangsung. Usaha-usaha yang dilakukan meliputi :
1. Hidup dengan berkelompok dengan jumlah sekitar 10 sampai 15
orang.
2. Menciptakan berbagai alat yang terbuat dari batu dan tulang. Contoh
alat-alatnya yaitu kapak primbas, kapak genggam dan alat-alat serpih
maupun tulang.
3. Mereka hidup berpindah-pindah tempat yang dekat dengan sumber air
seperti dekat danau dan dekat dengan sungai.
4. Suatu penemuan luar biasa pada masa ini yaitu penemuan api. Dari
penemuan ini, mereka menggunakan api untuk menghangatkan badan
pada musim dingin dan memasak makanan berupa daging agar tidak
terlalu keras dan menjadi lunak saat dimakan.
2. Rumusan Masalah
1. Apakah ciri-ciri perkembangan kehidupan di masa berburu dan
mengumpulkan makanan?
2. Apakah perbedaan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat
sederhana dan tingkat lanjut?
3. Mengapa manusia pada masa itu hidup secara berpindah pindah?
4. Dimanakah manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan
tinggal atau menetap?
BAB II
PEMBAHASAN
KEHIDUPAN MANUSIA MASA NOMADEN TINGKAT
SEDERHANA DAN TINGKAT LANJUT
Kehidupan Nomaden adalah berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat
yang lain untuk mencari makanan. Pada keadaan tersebut manusia prasejarah
sangat bergantung pada kondisi alam. Mereka belum bisa untuk bercocok tanam
sehingga mereka mencari makanan terus menerus. Jika makanan di tempat yang
sekarang ditinggal telah habis maka mereka pergi mencari tempat yang tersedia
makanan.Ciri-ciri masyarakat nomaden pada zaman prasejarah adalah :
1. Selalu berpindah-pindah tempat, dari tempat satu ke tempat lainnya jika
sumber makanan habis.
2. Sangat ketergantungan dengan alam, khususnya dalam bidang makanan
3. Belum dapat bercocok tanam
4. Belum dapat mengolah bahanmakanan
5. Mereka hidup dengan cara mengumpulkan bahan makanan dan dari hasil
berburu
6. Tidak memiliki tempat tinggal yang tetap.
7. Peralatan hidup untuk mencari makan dan untuk mempertahankan diri
masih sebatas alat yang terbuat dari batu dan kayu. Bahan makana yang
mereka kumpulkan dapat berupa buah-buahan, umbi-umbian, dan
dedaunan. Mereka belum mengenal cara bertani atau bercocok tanam.
Selain makanan dari tumbuhan, mereka juga makan daging dari perburuan
baik dari ikan maupun hewan. Mereka belum bisa atau berpikiran untuk
memelihara hewan ternak atau ikan. Mereka belum memiliki tempat tinggal yang
tetap karena hidup mereka yang berpindah-pindah ketika makanan ditempat
tersebut habis, maka mereka pergi ke tampat lain yang masih memiliki sumber
makanan dan tempat perburuan yang banyak. Mereka juga masih tinggal di dalam
goa-goa.Mereka hidup secara berkelompok antara 10 orang hingga 15 orang yang
hidup secara bersama-sama. Makan dan berburu bersama. Alat yang mereka
gunakan untuk berburu dan mempertahankan diri adalah alat dari batu yang tajam
dan dari kayu.
Masa berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering and hunting
period) adalah masa dimana cara manusia purba mengumpulkan makanan-
makanan yang dibutuhkan mereka untuk bertahan hidup dengan berburu dan
mengumpulkan makanan yang tersedia dari alam (sungai, danau, laut, dan hutan-
hutan yang ada di sekitar tempat bermukim mereka pada saat itu). Mereka hidup
dengan cara berpindah pindah (nomaden).Pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan, sungai memiliki peran yang penting, yaitu dengan cara menyusuri
sungai mereka bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari
makanan. Namun, pada masa ini belum dikenal alat pelayaran sungai.
Masa Berburu dan Mengumpulkan makanan terjadi pada masa
Paleolithikum (zaman batu tua), yang berbarengan dengan kala Pleistosen yang
terjadi sejak 2 juta tahun yang lalu. Masa berburu dan mengumpulkan makanan
berlangsung selama 600.000 tahun Pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan mereka belum mengenal cara memasak makanan, karena mereka belum
mengenal bagaimana menggunakan periuk belanga, yang dibuktikan dari
peninggalan- peninggalan mereka.
Untuk memasak makanan diperlukan api, namun kita belum mengetahui
dengan pasti sejak kapan manusia praksara mulai menggunakan api dalam
kehidupannya. Api mula-mula dikenal dari gejala alam, misalnya percikan
gunung berapi, kebakaran hutan yang kering ditimbulkan oleh halilintar atau
nyala api yang bersumber dari dalam bumi, karena mengandung gas. Secara
lambat laun mereka dapat menyalakan api dengan cara menggosokkan batu
dengan batu yang mengandung unsur besi, sehingga menimbulkan percikan api.
Percikan-percikan api ditampung dengan semacam lumut kering, sehingga terjadi
bara api. Dalam masa prasejarah Indonesia, corak kehidupan dengan cara berburu
dan mengumpulkan makanan (food gathering) dibagi menjadi dua masa, yaitu :
1. Masa berburu dan mengumpulkan atau meramu makanan tingkat
sederhana.
2. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut.
A. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana
Zaman ini merupkan awal kehidupan manusia purba. Jika kita
merujuk pada ilmu geologi masa ini berada pada zaman Plestosen. Pada
zaman Plestosen ini terjadi lebih kurang tujuh kali zaman glasial
(mencairnya es kutub utara dan menyebabkan menyebabkan masa air laut
meningkat dan daratan menyempit) dan anti glasial (masa di mana volume
air laut menurun menyebabkan daratan meluas) hal ini di ungkapkan oleh
Rodestdof, seorang ahli geologi jerman. Dari hasil penelitian ini dapat di
artikan keadaan alam waktu itu sangat ektrim.
Memungkinkannya manusia purba untuk berpindah dari satu
tempat ketempat lain (nomaden) pada masa anti glasial karena
menyatunya daratan asia dengan indonesia bagian barat. Kehidupan
manusia purba masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat
sederhana yaitu: