Anda di halaman 1dari 23

Pembagian Zaman Praaksara –

Kebudayaan, dan
Peninggalannya
Oktober 15, 2020 8 min read

Zaman praaksara adalah zaman dimana manusia purba masih belum


mengenal tulisan. Dalam Bahasa Sansekerta praaksara juga dikenal
dengan sebutan nirleka, nir yang memiliki arti ‘tanpa’ dan ‘leka’
yang berarti aksara atau tulisan.

Istilah praaksara lebih tepat digunakan bila dibandingkan dengan


istilah prasejarah untuk menggambarkan kehidupan purba karena
pada zaman praaksara masih belum ditemukan tulisan sebagai metode
dokumentasi kejadian sejarah dan perkembangan peradaban yang
terjadi kala itu.

Zaman dimana manusia belum mengenal tulisan disebut zaman


praaksara. Zaman praaksara mengacu pada kehidupan manusia
yang masih belum mengenal aksara atau tulisan sebagai media
dokumentasi peradaban kala itu.

Penemuan fosil di Situs Sangiran yang menjadi tahapan penting bagi


sejarah manusia adalah fosil Homo Erectus yang menjadi salah satu
petunjuk penemuan keberadaan manusia 150.000 tahun yang lalu.

Pembagian zaman praaksara di Indonesia dikelompokkan berdasarkan


Ilmu Arkeologi dan Ilmu Geologi (pembabakan sejarah
perkembangan bumi).

Sebelum membahas ke periodisasi secara arkeologis, berikut adalah


penjelasan singkat periodisasi zaman praaksara berdasarkan geologi.

Daftar Isi

 Periodisasi Zaman Praaksara Berdasarkan Geologi


 Periodisasi Zaman Praaksara Berdasarkan Ilmu Arkeologi
 Pembagian Zaman Praaksara Secara Arkeologis: Zaman Batu
o Zaman Batu Tua (Zaman Palaeolitikum)
 Kebudayaan Pada Zaman Batu Tua (Zaman
Palaeolitikum)
 1. Kebudayaan Ngandong
 2. Kebudayaan Pacitan
 Peninggalan Zaman Batu Tua (Zaman
Palaeolitikum)
 1. Peninggalan Zaman Batu Tua: Kapak
Genggam (Chopper)
 2. Peninggalan Zaman Batu Tua: Kapak
Perimbas
 3. Peninggalan Zaman Batu Tua: Alat-
Alat Serpih
 4. Peninggalan Zaman Batu Tua:
Perkakas Dari Tulang dan Tanduk
o Zaman Batu Tengah (Zaman Mesolitikum)
 Peninggalan Zaman Batu Tengah (Zaman
Mesolitikum)
 1. Peninggalan Zaman Batu Tengah:
Kapak Sumatra (Pebble)
 2. Peninggalan Zaman Batu Tengah:
Kapak Pendek
 3. Peninggalan Zaman Batu Tengah:
Abris Sous Roche
 4. Kebudayaan Zaman Batu Tengah:
Kjokkenmoddinger
o Zaman Batu Muda (Zaman Neolitikum)
 Peninggalan Zaman Batu Muda (Neolitikum)
 1. Peninggalan Zaman Batu Muda:
Kapak Persegi
 2. Peninggalan Zaman Batu Muda:
Kapak Lonjong
 3. Peninggalan Zaman Batu Muda:
Kapak Bahu
 4. Peninggalan Zaman Batu Muda:
Pakaian dari kulit kayu, gerabah dan
tembikar
o Zaman Batu Besar (Zaman Megalitikum)
 Peninggalan Zaman Batu Besar (Megalitikum)
 1. Peninggalan Zaman Batu Besar:
Menhir
 2. Peninggalan Zaman Batu Besar:
Dolmen
 3. Peninggalan Zaman Batu Besar:
Sarkofagus
 4. Peninggalan Zaman Batu Besar:
Kubur Batu
 5. Peninggalan Zaman Batu Besar:
Punden Berundak
 6. Peninggalan Zaman Batu Besar: Arca
 7. Peninggalan Zaman Batu Besar:
Waruga
 Pembagian Zaman Praaksara Secara Arkeologis: Zaman
Logam
o Ciri – Ciri Zaman Logam
 Mengapa Indonesia mendapat Julukan Museum Manusia
Purba Dunia?

Periodisasi Zaman Praaksara Berdasarkan


Geologi
Periodisasi zaman praaksara berdasarkan geologi dibagi menjadi 4
periode yaitu Zaman Arkeozoikum, Zaman Paleozoikum, Zaman
Mesozoikum, dan Zaman Neozoikum:

1. Zaman Arkeozoikum, dimana kondisi bumi masih sangat


panas dan belum terdapat kehidupan (+- 2.5 Milyar tahun
yang lalu)
2. Zaman Paleozoikum (zaman primer), ditemukan beberapa
makhluk hidup berukuran mikro, reptil, dan ikan kecil (+-340
juta tahun yang lalu)
3. Zaman Mesozoikum, adalah zaman reptil dan dinosaurus, (+-
140 juta tahun yang lalu)
4. Zaman Neozoikum, yang dibagi lagi menjadi zaman tertier
dan kwarter
Periodisasi Zaman Praaksara Berdasarkan
Ilmu Arkeologi
Sedangkan berdasarkan ilmu arkeologi, pembagian zaman praaksara
dikelompokkan menjadi dua periode yaitu zaman batu dan zaman
logam. 

Di masa-masa awal, manusia purba hidup nomaden. Nomaden adalah


hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Manusia
praaksara memiliki pola kehidupan nomaden karena mereka masih
belum mengenal cara memproduksi makanan. Sehingga mereka
bertahan hidup berpindah-pindah menyesuaikan sumber daya alam
yang tersedia.

Namun, penemuan kjokkenmoddinger menunjukkan bahwa manusia


praaksara (di zaman Neolitikum) telah tinggal dan menetap di sekitar
pantai dalam waktu lama dan tidak lagi nomaden.

Karena setiap periodisasi zaman praaksara dicirikan dengan


kebudayaan dan peradaban berbeda, yuk simak dengan teliti
pembahasan mengenai pembagian zaman prasejarah yang harus Anak
Nusantara ketahui.

Pembagian Zaman Praaksara Secara


Arkeologis: Zaman Batu
Peninggalan Zaman Batu, foto oleh rumpunips,blogspot,com

Pada zaman batu kehidupan manusia purba masih belum mengenal


yang namanya teknologi dan tulisan. Mereka bertahan hidup dengan
cara berburu, mengumpulkan makanan dan bercocok tanam secara
sederhana. Salah satu alat dari manusia zaman batu awal adalah
kapak genggam, kapak perimbas, dan alat-alat serpih.

Pembagian zaman batu dibagi menjadi empat yaitu: zaman batu tua
(Zaman Palaeolitikum), zaman batu tengah(Zaman Mesolitikum),
zaman batu baru (Zaman Neolitikum), dan zaman batu besar
(Zaman Megalitikum).

Zaman batu juga memiliki hasil karya berupa patung. Keunikan dan
ciri-ciri karya patung zaman prasejarah khususnya zaman batu adalah
berbentuk makhluk hidup (bentuk manusia & bentuk hewan).
Zaman Batu Tua (Zaman Palaeolitikum)

Zaman batu yang pertama adalah zaman palaeolitikum (zaman batu


tua). periode zaman praaksara ini dikenal dengan sebutan zaman batu
tua karena peralatan yang dihasilkan pada zaman ini terbuat dari batu
dan pengerjaannya masih sederhana dan hasilnya masih kasar. 

Pada zaman batu tua, manusia purba hidup secara berkelompok dan
hidup secara berpindah – pindah (Nomaden). Mereka hanya
mengandalkan sumber makanan yang tersedia di alam dengan cara
berburu dan mengumpulkan makanan (Food Gathering) untuk
bertahan hidup. Manusia purba belum mengetahui bagaimana cara
bercocok tanam. 

Terdapat dua kebudayaan dan beberapa peninggalan yang menjadi


bukti adanya periode kehidupan ini, yaitu :

Kebudayaan Pada Zaman Batu Tua (Zaman Palaeolitikum)

1. Kebudayaan Ngandong

Ngandong merupakan nama daerah yang letaknya berada di dekat


Ngawi, Madiun, Jawa Timur. Di wilayah ini banyak ditemukan alat-
alat dari tulang binatang seperti tanduk rusa. Terdapat juga alat dari
batu yang digunakan oleh manusia purba untuk mencari makanan
seperti kapak genggam. 

Di wilayah dekat Sangiran juga ditemukan alat-alat yang berukuran


kecil yang disebut dengan flake. Selain menggunakan batu dan tulang
binatang, manusia purba juga menggunakan alat yang terbuat dari
kayu.

Menurut penelitian, alat-alat yang ditemukan tersebut adalah hasil


dari kebudayaan manusia purba jenis Homo Soloensis dan Homo
Wajakensis.
Pada zaman kebudayaan Ngadong itu, manusia purba sudah
mempunyai nilai seni yang tinggi. Hal ini bisa dibuktikan dengan
ditemukannya beberapa flake yang terbuat dari batu indah, seperti
jenis chalcedon.

2. Kebudayaan Pacitan

Kebudayaan ini berasal dari nama suatu daerah yang letaknya berada
di Jawa Timur perbatasan Jawa Tengah yaitu Pacitan. Pada zaman
batu tua, diperkirakan aliran sungai Bengawan Solo bermuara di
pantai Pacitan.

Tahun 1935, Von Koenigswald melakukan penelitian di wilayah


tersebut dan menemukan beberapa alat uang terbuat dari batu. Alat-
alat tersebut berbentuk menyerupai kapak, namun tidak memiliki
tangkai. Cara menggunakan kapak tersebut adalah dengan
digenggam. 

Alat – alat tersebut dikenal dengan nama kapak genggam (Chopper)


dan kapak perimbas. Selain itu juga ditemukan alat berukuran kecil
yang dikenal dengan nama serpih.  Menurut penelitian, kapak
genggam, kapak perimbas, dan alat serpih adalah hasil dari
kebudayaan manusia purba jenis Meganthropus.

Peninggalan Zaman Batu Tua (Zaman Palaeolitikum)

Contoh kebudayaan masyarakat masa berburu dan meramu dapat


dilihat dari peninggalannya. Mereka berburu menggunakan peralatan
kapak perimbas, kapak genggam, alat serpih, peralatan dari tulang
dan kayu, dan lain-lain. Peninggalan yang menjadi contoh
kebudayaan masyarakat masa berburu dan meramu adalah sebagai
berikut.

1. Peninggalan Zaman Batu Tua: Kapak Genggam (Chopper)


Kapak Genggam peninggalan zaman praaksara, foto oleh
idsejarah,net

Kapak adalah alat peninggalan zaman batu tua yang memiliki fungsi
untuk membelah kayu, menggali umbi – umbian, memotong daging
hewan buruan, dan kebutuhan lainnya. bentuknya kecil dan ujungnya
yang runcing. 

2. Peninggalan Zaman Batu Tua: Kapak Perimbas

alat ini terbuat dari batu, digunakan dengan cara digenggam dan tidak
memiliki tangkai. Biasanya kapak ini digunakan untuk memotong
kayu, memecahkan tulang binatang buruan dan lainnya.

3. Peninggalan Zaman Batu Tua: Alat-Alat Serpih

Alat – alat serpih terbuat dari pecahan batu kecil. Pada zaman
palaeolitikum alat ini digunakan sebagai alat penusuk, pemotong
daging dan pisau oleh manusia purba.

4. Peninggalan Zaman Batu Tua: Perkakas Dari Tulang dan Tanduk


Sama seperti alat – alat lainnya, perkakas dari tulang dan tanduk ini
juga digunakan sebagai alat berburu untuk mencari makanan oleh
manusia purba.

Zaman Batu Tengah (Zaman Mesolitikum)

Zaman Batu Madya atau yang biasa dikenal dengan Zaman


Mesolitikum ditandai dengan ditemukannya perkakas yang dibuat
bentuknya lebih halus dan rapi. Para peneliti menyebutkan bahwa
zaman batu madya (zaman batu tengah) yang ada di Indonesia ini
sama dengan periode yang ada di negara Vietnam.

Ciri-ciri zaman batu tengah (Zaman Mesolitikum), yaitu :

1. Alat – alat yang dihasilkan terbuat dari batu kasar, masih sama
seperti zaman Palaeolitikum.
2. hidup manusia purba masih berpindah – pindah dari satu
tempat ke tempat lainnya (Nomaden).
3. Pada zaman itu, manusia bertahan hidup dengan
mengumpulkan makanan (food gathering), berburu, dan
menangkap ikan.
4. Ditemukan bukit-bukit bekas sampah kerang di pinggir pantai
yang disebut Kjokken.
5. Terdapat peninggalan manusia purba pada gua yang berupa
lukisan atau coretan – coretan.

Peninggalan Zaman Batu Tengah (Zaman Mesolitikum)

Beberapa peninggalan zama Neolitikum ini juga termasuk contoh


kebudayaan masyarakat masa berburu dan meramu. Mereka memiliki
kebudayaan berburu dan meramu menggunakan kapak pebble, kapak
pendek, dan beberapa peralatan lainnya.

Contoh kebudayaan masyarakat masa berburu dan meramu tercermin


pada peninggalan-peninggalan berikut:
1. Peninggalan Zaman Batu Tengah: Kapak Sumatra (Pebble)

Kapak ini merupakan peninggalan zaman mesolitikum yang


berbentuk bulat, berasal dari batu kali yang dibelah menjadi dua.
Kapak ini tergolong jenis kapak genggam. alat ini ditemukan di
Sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera, antara wilayah Aceh dan
Medan.

2. Peninggalan Zaman Batu Tengah: Kapak Pendek

Alat ini juga termasuk dalam jenis kapak genggam. Berbentuk


setengah lingkaran. Alat ini juga banyak ditemukan di Sepanjang
Pantai Timur Pulau Sumatera.

3. Peninggalan Zaman Batu Tengah: Abris Sous Roche

Abris Sous Roche adalah istilah yang digunakan untuk kebudayaan


yang ditemukan dalam gua. Dulunya pada zaman praaksara, manusia
purba hidup secara berpindah – pindah dan tinggal di gua. Dalam
gua-gua tersebut mereka tinggal cukup lama sehingga meninggalkan
sisa – sisa kebudayaan.

Abris Sous Roche banyak ditemukan pada gua, salah satunya yaitu
Gua Lawa yang berada di wilayah Sampung, Ponorogo, Jawa Timur.

Banyak ditemukan benda – benda seperti flake, batu penggilingan,


kapak dan beberapa benda lainnya yang terbuat dari tulang binatang.
selain di daerah Sampung, Abris Sous Roche juga terdapat di daerah
Besuki, Bojonegoro, dan Sulawesi Selatan.

4. Kebudayaan Zaman Batu Tengah: Kjokkenmoddinger


Kjokkenmoddinger: bukit kerang sampah dapur, foto oleh
tempatwisata,pro

Kjokkenmoddinger adalah sampah bekas kulit siput dan kerang yang


bertumpuk sampai membentuk bukit kecil. Didalam tumpukan
tersebut banyak ditemukan alat-alat seperti kapak genggam. Fosil
sampah dapur ini banyak ditemukan di wilayah sekitar pantai seperti
pantai timur pulau Sumatera.

Kjokkenmoddinger adalah salah satu peninggalan zaman praaksara


yang namanya berasal dari bahasa Denmark yang terdiri dari 2 kata
yaitu Kjokken yang artinya dapur sedangkan Modding berarti sampah.
Kjokkenmoddinger menjadi salah satu bukti bahwa manusia purba
pernah tinggal di wilayah sekitar pantai.
Jika berbicara mengenai peninggalan lain, peralatan zaman
mesolitikum yang digunakan untuk meletakkan sajen adalah
dolmen.

Zaman Batu Muda (Zaman Neolitikum)

Zaman Batu Muda adalah salah satu periode zaman praaksara yang
diperkirakan dimulai pada sekitar tahun 1500 SM. Nama lain dari
zaman ini adalah zaman neolitikum. Zaman batu muda memiliki ciri
utama yang dapat dilihat dari benda – benda hasil kebudayaannya
yang terbuat dari peralatan batu yang sudah diperhalus dan rapi.

Pada zaman batu muda, manusia purba sudah mengenal ilmu


bercocok tanam, sehingga mereka bertahan hidup dengan cara
mengolah dan menghasilkan makanan sendiri (food producing).

Selain itu juga mereka sudah meninggalkan budaya nomaden dan


memilih tinggal di suatu wilayah tertentu dan membangun rumah
panggung untuk tempat tinggal mereka.

Peninggalan Zaman Batu Muda (Neolitikum)

1. Peninggalan Zaman Batu Muda: Kapak Persegi

Alat ini terbuat dari batu api yang diasah menghasilkan kapak yang
halus. Kapak persegi ini banyak ditemukan di pulau Sumatera, Jawa,
Kalimantan dan Nusa Tenggara. Kapak ini digunakan oleh manusia
purba untuk bercocok tanam, berburu dan kegiatan lainnya. Kapak
persegi banyak jenisnya seperti beliung, pacul, dan torah. 

2. Peninggalan Zaman Batu Muda: Kapak Lonjong


Kapak Lonjong Peninggalan Zaman Neolitikum, foto oleh
cendika,com

Kapak lonjong adalah alat yang ditemukan pada zaman neolitikum.


sesuai namanya, kapak ini berbentuk lonjong, ujungnya agak lancip
dan dapat dipasangi tangkai. Kapak ini terdiri dari dua ukuran yaitu
kecil dan besar. 

Kapak lonjong ini banyak ditemukan di wilayah Papua, Sulawesi,


Sangihe, Flores, Kepulauan Tanimbar dan Maluku.

3. Peninggalan Zaman Batu Muda: Kapak Bahu


Kapak jenis ini sama bentuknya dengan kapak persegi, namun yang
membedakan adalah pada bagian yang diikat tangkainya diberi leher.
kapak ini ditemuka di daerah Minahasa.

4. Peninggalan Zaman Batu Muda: Pakaian dari kulit kayu, gerabah dan
tembikar

Zaman Batu Besar (Zaman Megalitikum)

Zaman Batu besar adalah periode zaman batu terakhir sebelum


memasuki zaman logam. Zaman ini juga dikenal dengan nama Zaman
Megalitikum. Pada zaman praaksara tersebut, benda-benda yang
dihasilkan oleh manusia purba terbuat dari batu yang berukuran
besar. 

Pada masa itu manusia purba sudah mengenal yang namanya


kepercayaan terhadap roh nenek moyang (animisme). Mereka
membangun tugu besar yang terbuat dari batu untuk menghormati
arwah nenek moyang mereka.

Baca juga: Sejarah Lengkap Kerajaan Sriwijaya & Peninggalannya

Peninggalan Zaman Batu Besar (Megalitikum)

1. Peninggalan Zaman Batu Besar: Menhir


Tugu Besar Menhir, foto oleh lampost co

Menhir adalah batu besar peninggalan zaman praaksara yang


berbentuk tugu yang diletakkan pada suatu wilayah. Fungsi menhir
yang merupakan hasil kebudayaan pada zaman megalitikum adalah
tempat pemujaan arwah yang telah meninggal. Benda ini banyak
ditemukan di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

2. Peninggalan Zaman Batu Besar: Dolmen


Dolmen adalah bagunan yang berbentuk meja yang terbuat dari
susunan batu yang berkaki. Bangunan ini digunakan oleh manusia
purba untuk tempat sesaji atau pelinggih roh.

3. Peninggalan Zaman Batu Besar: Sarkofagus

Merupakan bagunan peti mati yang berbentuk seperti lesung


penumbuk padi. Benda ini dianggap sebagai keramat dan memiliki
kekuatan magis oleh masyarakat hingga saat ini.

4. Peninggalan Zaman Batu Besar: Kubur Batu

Kubur batu adalah sebuah peti terbuat dari susunan batu yang
membentuk seperti peti mayat untuk tempat persemayaman terakhir
manusia purba. Peti ini berbentuk persegi panjang yang terbuat dari
enam papan batu, terdiri dari 2 sisi panjang, 2 sisi lebar, lantai dan
penutup yang terbuat dari besi.

5. Peninggalan Zaman Batu Besar: Punden Berundak

Punden berundak adalah bagunan batu yang disusun secara berundak


– undak (bertingkat). Biasanya bangunan ini terdiri dari tujuh undak.
Fungsi dari bagunan ini sebagai tempat kegiatan pemujaan terhadap
arwah nenek moyang.

6. Peninggalan Zaman Batu Besar: Arca

Sering disebut dengan arca megalitik. Terbuat dari baru berukuran


besar, umumnya arca ini menggambarkan wajah manusia atau
binatang, seperti harimau, kerbau, gajah, dan monyet. 

7. Peninggalan Zaman Batu Besar: Waruga

Merupakan benda peninggalan zaman batu besar yang berbentuk


kubus atau bulat digunakan oleh manusia purba sebagai kubur batu.
Pembagian Zaman Praaksara Secara
Arkeologis: Zaman Logam

Benda Peninggalan Zaman Logam, foto oleh tugassekolah co id

Zaman logam adalah periode zaman praaksara yang dilalui oleh


manusia purba setelah zaman batu. Pada zaman logam, para manusia
purba telah mengembangkan teknologi sederhana dan mempunyai
keterampilan untuk mengolah biji logam dengan baik. Mereka
membuat peralatan dari biji logam seperti besi dan perunggu.

Mereka beralih dari peralatan berbahan dasar batu ke menciptakan


berbagai peralatan yang terbuat dari logam. Salah satunya adalah
Nekara yang digunakan untuk kegiatan upacara keagamaan seperti
upacara memanggil hujan oleh manusia purba.
Nekara berbentuk layaknya berumbung yang berpinggang bagian
tengahnya dengan sisi atasnya yang tertutup. Selain itu juga ada alat –
alat untuk berburu, bercocok tanam.

Benda – benda peninggalan zaman logam ini banyak ditemukan di


wilayah Sumatera, Jawa, Sumbawa, Bali, Pulau Roti, Kepulauan Kei
dan Selayar. Di daerah Alor juga ditemukan nekara yang berukuran
kecil disebut dengan moko. Pada zaman ini juga ditemukan benda –
benda perhiasan seperti kain, anting – anting, cicin dan manik –
manik.

Zaman logam dibagi menjadi 2 periode yaitu, zaman perunggu dan


zaman besi. Pada zaman perunggu, manusia purba sudah pandai
mengcampurkan tembaga dan timah agar menghasilkan logam yang
lebih keras dan kokoh. Sedangkan di zaman besi, manusia purba telah
mengenal teknik peleburan biji besi untuk membuat benda atau alat
dengan bentuk tertentu.

Ciri – Ciri Zaman Logam

Setelah membahas tentang zaman logam, berikut ini adalah ciri – ciri
dari zaman logam yang perlu anak nusantara ketahui yaitu:

1. Pada zaman logam, perkembangan kegiatan dagang semakin


pesat dan sudah dilakukan dari pulau ke pulau di Indonesia
bahkan antar negara di kawasan Asia Tenggara. Kegiatan
perdagangan ini dilakukan dengan sistem pertukaran barang
(barter) seperti manik – manik, rempah – rempah, nekara
perunggu, timah, kayu dan moko. 
2. Penguburan jenazah dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Penguburan langsung adalah penguburan jenazah
yang dilakukan langsung di dalam tanah atau dimasukkan ke
dalam peti di dalam tanah. Untuk penguburan tidak langsung
digunakan untuk menguburkan jenazah yang masukkan pada
peti berbentuk perahu sampai jenazah tersebut menjadi
rangka, lalu dibersihkan dan dikuburkan kembali dalam kubur
batu.
3. Manusia purba pada zaman itu sangat mahir dalam mengolah
logam, hal ini dapat dilihat dari hasil penemuan benda – benda
peninggalan manusia purba yang berbahan dasar logam.
Contohnya seperti Kalung, Gelang, anting – anting, cincin,
gelang kaki, nekara, candrasa, arca dan kapak corong.
4. Mereka sudah melakukan kegiatan bercocok tanam dengan
sistem persawahan
5. Kebudayaannya sudah semakin tinggi dan maju.

Mengapa Indonesia mendapat Julukan


Museum Manusia Purba Dunia?
Mengapa indonesia mendapat julukan museum manusia purba dunia?
Karena di Indonesia banyak sekali ditemukan tulang belulang dan
benda-benda peninggalan hasil peradaban praaksara. Jika demikian,
sudah sepatutnya kita sebagai Anak Nusantara selalu melestarikan
warisan budaya Nusantara sebagai kebanggaan yang tak ternilai.
Jangan lupa selalu baca update fakta dan ilmu sejarah dari Museum
Nusantara!

Last Updated on Oktober 15, 2020

Masa Pembabakan / Periodesasi


Prasejarah Berdasarkan Geologi
dan Arkeologi di Indonesia
Artikel dan Makalah tentang Masa Pembabakan / Periodesasi
Prasejarah Berdasarkan Geologi dan Arkeologi di Indonesia - Sebelum
membahas kehidupan manusia purba Indonesia, ada baiknya kita
mengetahui dulu pembabakan atau periodesasi masa prasejarah di
Indonesia. Periodesasi masa prasejarah ini dibagi secara geologis dan
arkeologis.

1. Periodesasi Berdasarkan Geologi

Sebelum pembahasan menginjak pada zaman prasejarah manusia


purba, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai pembabakan prasejarah
secara geologis. Periodesasi masa prasejarah berdasarkan ilmu geologi ini
dilakukan untuk mengetahui terbentuknya bumi dari masa awal sampai
seperti saat kini, melalui lapisan-lapisan bumi.

Cabang ilmu yang mempelajari hal-ikhwal usia fosil dan benda-benda


purbakala adalah paleontologi; ilmuwannya disebut paleontologis. Melalui
lapisan-lapisan bumi kita akan mengetahui usia fosil dan benda-benda
purbakala yang ada. Melalui pemeriksaan laboratorium, akan diketahui
berapa kira-kira usia bumi beserta makhluk yang pernah menghuninya.
Berikut adalah uraian mengenai tahapan-tahapan terciptanya bumi.

2. Periodesasi Berdasarkan Arkeologi 


Pembabakan prasejarah berdasarkan ilmu arkeologi ini bertujuan
untuk mengetahui usia manusia purba berdasarkan peninggalan benda-
benda purbakala. Benda-benda tersebut dapat berupa perkakas rumah
tangga, patung, coretan di gua-gua, dan fosil purba. Manusia purba
menggunakan alat-alat untuk memenuhi kebutuhannya seperti mencari
dan mengolah makanan dengan menggunakan perkakas dari batu atau
benda-benda alam lainnya yang keras seperti kayu dan tulang.

Anda sekarang sudah mengetahui Pembabakan Prasejarah di Indonesia.


Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :
Hendrayana. 2009. Sejarah 1 : Sekolah Menengah Atas dan Madrasah
Aliyah Jilid 1 Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta, p. 202.

Anda mungkin juga menyukai