AGAMA NASRANI
lah aliran jang didirikan oleh Calvin seorang ahli agama bangsa
Perantjis. Terutama dalam hubungan Eropa dengan benua lain, akan kita
lihat bahwa aliran Calvin itu tidak kalah Dentingnj a dengan agama
Katholik.
'Tak alcan dibantah prang, djika kita katakan bahwa dalam agressi
Eropa itu agama Nasrani Denting peranannja. Maksud kita agama
Nasrani dalam bentuk katholicisme, Junani-orthodoxisme dan
protestantisme. Memang da¬lam bab pertama telah kita ingkari bahwa
agama itu sendiri bukanlah jang bertanggung djawab atas expansi Eropa,
tetapi tak dapat diingkari, bahwa diantara faktor2 historis, jang dapat
dipakai untuk menerangkan agressi itu, agama Nasrani termasuk salah
satu faktor itu. Pertama, karena dalam agama Nasrani itu bangsa Eropa
merasa bersatu terhadan dunia luar. Dalam abad ke-17 sadja Hugo de
Groot -- jang meletakkan dasar2 hukum bangsa2 fi¬kirannja mengenai
perdamaian dunia terutama ditudjukan kepada perda¬maian antara
keradjaan2 Nasrani, walaupun is sendiri seorang jang lemah lembut dan
mengenal toleransi. Kepada radja-perang zamannja, diandjur- kannja,
djika mereka tak dapat menghentikan perkelahian, baiklah mereka
menjerang orange jang masih „kafir" sadja. Kedua, agama Nasrani selalu
mendjadi dalih bagi apa jang dilakukan oleh kaum agressor. Sedjarah
pane¬muan daerah baru, jang pada hakekatnja pendudukan daerah lain
oleh bang¬sa Eropa, sedjak semula disertai oleh masalah bagi penakluk
hingga mana¬kah 'prang boleh melakukan hal itu. Agama Nasrani selalu
did,jadikan dalih. Seorang juris bangsa Spanjol bernama Vitoria (tahun
1540) pernah berkata, bahwa bangsa Spanjol memang berhak
menaklukkan daerah2 jang tidak me¬meluk agama Nasrani, tetapi hak itu
tak dapat dilepaskan dari kewadjiban menasranikan daerah jang telah
ditaklukkan itu dan mendidik penduduknja kearah jang baik, maksudnja
baginja sunaja mereka mengenal adat istiadat Nasrani. Dan karena dalih
itu menghendaki hasil jang dapat dilihat, maka sering orang mengadakan
penasranian dengan paksa.
Agressi jang berbadjukan agama Nasrani telah kelihatan kira2 tahun
1100, ketika prang Nasrani memulai perang salib. Tudjuan pahlawan2
Eropa ialah menaklukkan Palestina, Tanah Sutii, dimana Kristus hidun
dan disalibkan. Orang mengemukakan, perang itu dilakukan demi atau
untuk kepentingan bangsa2 jang belum memeluk agama Nasrani.
Penjelidikan mo¬dern menundjukkan, bahwa memang bagi kebanjakan
orang hasrat hendak menasranikan bangsa lain dan hasrat hendak
mengembalikan kota2 sutji kembali kepada orang Nasrani merupakan
alasan mengapa prang Eropa me¬nudju ketimur itu. Tetapi bukan alasan
terachir peperangan itu dilakukan demi kepentingan materi. Apakah jang
terdjadi didunia timur itu ? Karena -perluasan daerah jang dilakukan
prang Arab dibawah pimpinan chalifah2, maka. Eropa kehilangan
perdagangannja dengan India dan Tiongkok. Per¬dagangan itu sangat
menguntungkan Eropa. Lebih2 kota2 perdagangan besar di Italia, sangat
banjak menarik keuntungan dari njala fikiran mengadakan perang salib
itu. Dalam prakteknja penasranian mendjadi soal kedua, &a¬rena. prang
Islam tak pernah tertarik setjara besar2an kepada agama lain. Bahkan
pada achirnja karena hubungan antara barat dan timur, jang ditim-bulkan
oleh perang salib itu, malahan orange Barat jang masih kasar itu djauh
lebih banjak menerima pengetahuan dan civilisasi Arab dan Byzan-tium,
jang telah madju itu. Kepertjajaan jang mereka masukkan tidak ba-njak
pengaruhnja.
Tahun 1450 bangsa Portugis memulai dengan menaklukkan Afrika.
Hal itu mereka anggap sebagai landjutan perang salib itu ; demikian pula
ang