Anda di halaman 1dari 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

No. 1

Kehidupan Masa Praaksara di Indonesia

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah)

Kelas/Semester : VII/1

Tahun Ajaran : 2011 – 2012

Standar Kompetensi : Memahami lingkungan kehidupan manusia

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kehidupan masa praaksara di Indonesia

Indikator : Menjelaskan pengertian masa praaksara

- Menjelaskan periodisasi masa praaksara

- Menyebutkan jenis-jenis manusia purba yang hidup pada

masa praaksara di Indonesia

- Menjelaskan kehidupan manusia purba di Indonesia

Alokasi Waktu : 12 jam pelajaran (6 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:

- Menjelaskan pengertian masa praaksara

- Menjelaskan periodisasi masa praaksara

- Menyebutkan jenis-jenis manusia purba yang hidup pada masa praaksara di Indonesia

- Menjelaskan kehidupan manusia purba di Indonesia


B. Materi Pembelajaran

Kehidupan masa praaksara di Indonesia

Pertemuan ke-11 s.d. 13

- Masa praaksara oleh para sejarawan diidentifikasi sebagai masa dimana bangsa Indonesia belum
mengenal tulisan. Sedangkan tulisan yang pertama kali ditemukan adalah yang terdapat dalam
prasasti Yupakerajaan Kutai. Oleh karena itu, masa sebelum kerajaan Kutai diidentifiksi sebagai masa
prasejarah.

- Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa praaksara sudah cukup maju dengan ditemukannya
berbagai penemuan fosil benda-benda yang dipergunakan manusia purba untuk menjalani
kehidupan mereka sehari-hari

- Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia, oleh para sejarawan dan arkeolog diidentifikasi
berasal dari Yunan, dengan membawa kebudayaan Proto Melayu dan Deutero Melayu

Pertemuan ke-14 s.d. 16

- Manusia purba di Indonesia

- Jenis-jenis manusia purba di Indonesia berdasarkan bukti arkeologis

C. Metode Pembelajaran

Diskusi kelompok, tanya jawab, inkuiri, dan penugasan

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke-11 s.d. 13

Pendahuluan

Apersepsi:

Siswa diberi pertanyaan terkait kehidupan masa praaksara di Indonesia

Motivasi:

Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini dengan baik, untuk membantu siswa dalam
memahami kehidupan praaksara di Indonesia

Kegiatan Inti
1. Dalam kegiatan eksplorasi, guru memahamkan siswa tentang kehidupan masa praaksara di
Indonesia

2. Dalam kegiatan elaborasi, guru dan siswa berdiskusi tentang kehidupan masa praaksara di
Indonesia

3. Dalam kegiatan konfirmasi, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

4. Dalam kegiatan konfirmasi, guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Penutup

1. Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk membuat rangkuman materi

2. Siswa dan guru melakukan refleksi

3. Guru memberikan tugas rumah (PR)

Pertemuan ke-14 s.d. 16

Pendahuluan

Apersepsi:

Siswa diajak mengingat dan memahami tentang jenis-jenis manusia purba yang ada di Indonesia

Motivasi:

Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini dengan baik, untuk membantu siswa dalam
memahami tentang jenis-jenis manusia purba yang ada di Indonesia

Kegiatan Inti

1. Dalam kegiatan eksplorasi, guru memahamkan siswa tentang jenis-jenis manusia purba di
Indonesia

2. Dalam kegiatan elaborasi, guru dan siswa berdiskusi tentang jenis-jenis manusia purba di
Indonesia

3. Dalam kegiatan konfirmasi, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

4. Dalam kegiatan konfirmasi, guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Penutup

1. Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk membuat rangkuman materi

2. Siswa dan guru melakukan refleksi

3. Guru memberikan tugas rumah (PR)

E. Alat dan Bahan

1. Alat :

2. Sumber belajar :

- Buku paket

- Buku lain yang relevan

- LKS WAJAR

F. Penilaian

1. Teknik/jenis : kuis dan tugas individu

2. Bentuk instrumen : pertanyaan lisan dan tes tertulis

3. Instrumen/soal :

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Berikan penjelasan teori tentang awal mula kehidupan menurut “Teori Kabut Asap”!

2. Sebut dan jelaskan pembagian zaman kehidupan bumi menurut ilmu geologi!

3. Mengapa binatang dan manusia yang ada di bagian barat Indonesia lebih mirip dengan yang ada
di kawasan Asia sedang di daerah timur Indonesia lebih mirip dengan yang ada di Australia?

4. Bedakan akibat yang muncul dari datangnya budaya dari bangsa Proto Melayu dengan bangsa
Deutero Melayu di Indonesia!

5. Sebutkan fosil manusia purba sisa-sisa kehidupan pada masa pleistosen!

6. Jelaskan tentang masa berburu dan meramu kehidupan manusia purba di Indonesia!

7. Mengapa bangsa Indonesia di awal kehidupannya tidak mengenal zaman tembaga?

8. Bagaimana cara manusia purba mengambil keputusan dalam sistem kemasyarakatannya?


9. Apa bahasa yang digunakan manusia purba Indonesia?

10. Apa yang dimaksud dengan Waruga?

Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut:

Nilai akhir = perolehan skor/skor maksimum (70) x skor ideal (100)

Pasuruan, 11 Juli 2011

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

H.M NASHIHUDDIN AMIR,MPd ARIFIN SPd

NIP.19521227 197903 1.005 NIP 19610324 198412 1.004.


Pembabakan zaman Pra-aksara berdasarkan peninggalan arkeologi - Zaman Pleistosen
berakhir 10.000 tahun Sebelum Masehi, kemudian diikuti oleh datangnya zaman aluvium
atau zaman holosin yang masih berlangsung hingga sekarang.

Dari zaman ini muncullah nenek moyang manusia sekarang, yaitu spesies homo sapiens atau
makhluk cerdas. Zaman Pra aksara dapat dibagi berdasarkan pembagian menurut arkeologi
(ilmu yang mempelajari hasil-hasil budaya pada masa lampau berupa benda-benda
peninggalan dari kebudayaan manusia itu sendiri).

Atas dasar peninggalan itu zaman Pra aksara dapat dibagi menjadi sebagai berikut :

1. Pembabakan zaman Pra aksara berdasarkan peninggalan arkeologi

a. Zaman Batu
Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari
batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini dapat dibagi lagi menjadi 3, yaitu : zaman
batu tua (Paleolithichum), Zaman batu tengah (Mesolithicum), dan zaman batu baru
(Neolithicum). Pembahasan lebih jelasnya sebagai berikut :

1) Zaman batu tua (Paleolithichum)


Zaman batu tua disebut juga Paleolithichum. Mengapa disebut sebagai zaman batu tua?
Sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipoles.
Alat-alat hidup tersebut bentuknya juga masih sangat sederhana. Contohnya : kapak
genggam.

2) Zaman batu tengah (Mesolithicum)


Pada zaman batu tengah (Mesolithicum), alat-alat batu sebagian sudah dihaluskan, terutama
bagian yang dipergunakan. Tembikar juga sudah dikenal pada masa itu. Periode ini juga
disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat lanjut. Pendukung kebudayaan ini adalah
homo sapiens (manusia sekarang), yaitu ras Austromelanosoide (mayoritas) dan Mongoloide
(minoritas). Zaman ini merupakan masa peralihan di mana cara pembuatan alat-alat
kehidupan lebih baik dan lebih halus dari zaman batu tua. Contohnya : pebble/kapak
Sumatra.

3) Zaman batu baru (Neolithicum)


Alat-alat batu buatan manusia pada zaman batu baru (Neolithicum) sudah diasah atau dipoles
sehingga lebih halus dan indah. Disamping itu, tembikar, tenun, dan batik juga sudah dikenal.
Periode ini disebut masa bercocok tanam. Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens
dengan ras Mongoloide (mayoritas) dan ras Austromelanosoide (minoritas). Contoh alat-alat
zaman batu baru antara lain : kapak persegi dan kapak lonjong.

b. Zaman logam
Pada zaman logam, orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam, disamping alat-alat dari
batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam dan mencetaknya menjadi alat-alat yang
diinginkannya.

Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut
bivalve, dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut acire perdue.
Selengkapnya tentang bivalve dan acire perdue silahkan baca di artikel : Teknik cetakan
Bivalve dan A Cire Perdue

Periode ini juga disebut masa perundagian. Mengapa disebut masa perundagian? Karena
dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan.

Zaman logam ini masih dibagi lagi menjadi zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman
besi. Pembahasan selengkapnya sebagai berikut:

1) Zaman tembaga
Orang menggunakan tembaga sebagai alat kebudayaan. Alat kebudayaan ini hanya dikenal di
beberapa bagian dunia saja. Di Asia Tenggara (termasuk Indonesia), tidak dikenal zaman
tembaga.

2) Zaman perunggu
Pada zaman perunggu orang sudah dapat mencampur tembaga dengan logam lain, sehingga
diperoleh logam yang lebih keras. Karena hasil temuan yang dominan adalah alat-alat dari
perunggu maka disebut zaman perunggu.

3) Zaman besi
Pada zaman besi orang sudah dapat melebur besi dari bijihnya untuk di tuang menjadi alat-
alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga
maupun perunggu, sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu sekitar
3500 derajat celcius.

Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu, sehingga zaman besi atau
logam disebut juga zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam
jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat dari
besi ditemukan pada zaman sejarah.

Perlu ditegaskan, bahwa dengan dimulainya zaman logam bukan berarti berakhirnya zaman
batu, karena pada zaman logam pun alat-alat dari batu terus berkembang, bahkan sampai
sekarang. Sesungguhnya nama zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa pada zaman
tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan dipergunakan secara dominan.

Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa. Karena zaman logam di
Eropa mengalami 3 fase/bagian, yaitu : zaman tembaga, zaman, perunggu, dan zaman besi.
Sedangkan Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman
tembaga, tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan.

Antara zaman batu dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalithicum, yaitu
kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya. Bahkan puncak
kebudayaan megalithicum justru pada zaman logam.
Baca dalam versi Inggris : Periodization of Pre historic Time Based on Archeological
Heritages

2. Pembabakan zaman Pra aksara berdasarkan Geologi


Berdasarkan geologi, zaman pra aksara di bagi menjadi 4, yaitu : zaman tertua (Arkaekum),
zaman primer atau zaman hidup tua (Paleozoikum), Zaman sekunder atau zaman hidup
pertengahan (Mesozoikum), dan Zaman hidup baru (Neozoikum). Pembahasan selengkapnya
mengenai tiga zaman tersebut sebagai berikut:

a. Zaman tertua (Arkaekum)


Zaman tertua atau Arkaekum berlangsung kira-kira 2500 juta tahun, pada saat itu kulit bumi
masih panas, sehingga tidak ada kehidupan. Dari penjelasan ini mungkin kit abertanya, lalu
kapan muncul kehidupan?

c. Zaman primer atau zaman hidup tua (Paleozoikum)


Zaman primer atau Paleozoikum berlangsung selama 340 juta. Makhluk hidup yang muncul
pada zaman ini seperti mikro organisme, ikan. amfibi, reptil, dan binatang ampfibi yang tidak
bertulang punggung. Meskipun zaman primer berakhir, namun kehidupan terus berkembang,
sehingga memasuki zaman baru.

c. Zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan (Mesozoikum


Zaman sekunder atau Mesozoikum berlangsung kira-kira 140 juta tahun. Pada zaman
pertengahan ini jenis reptil mencapai tingkat yang terbesar, sehingga zaman ini sering disebut
juga dengan zaman reptil.

Setelah berakhirnya zaman sekunder ini, maka muncul kehidupan yang lain yaitu jenis
burung dan bintang menyusui yang masih rendah sekali tingkatannya. Sedangkan jenis
reptilnya mengalami kepunahan.

d. Zaman hidup baru (Neozoikum)


Zaman hidup baru atau Neozoikum dibedakan lagi menjadi dua, yaitu zaman ketiga (tersier)
dan zaman keempat (kuartier), selengkapnya sebagai berikut :

1) Zaman ketiga (Tersier)


Zaman ketiga atau tersier berlangsung sekitar 60 juta tahun. Yang terpenting, pada zaman ini
ditandai dengan berkembangnya jenisbinatang menyusui seperti jenis primata, misalnya kera.

2) Zaman keempat (Kuartier)


Zaman keempat atau kuartier ditandai dengan adanya kehidupan manusia sehingga
merupakan zaman terpenting. Zaman kuartier dibagi lagi menjadi dua zaman, yaitu zaman
Pleistosen dan Holosen.

Zaman Pleistose atau Dilluvum berlangsung rai600.000 tahun yang ditandai dengan adanya
manusia purba. Sedangkan zaman Holosen atau Alluvium berlangsung kira-kira 20.000 tahun
yang lalu dan terus berkembang sampai dewasa ini.Pada zaman ini ditandai dengan
munculnya manusia jenis homo sapiens yang memiliki ciri-ciri seperti manusia sekarang ini.
Baca versi Inggris : Geological Periodization of Pre historic Time

3. Pembabakan zaman Pra aksara berdasarkan ciri-ciri kehidupan


masyarakat
Makhluk manusia adalah makhluk yang hidup berkelompok dan mempunyai organisme yang
secara biologis berbeda dan lebih lemah dari jenis binatang. Namun, otak manusia berevolusi
paling jauh bila dibandingkan dengan makhluk lainnya.

Kemampuan otak manusia yang berupa proses berpikir menyebabkan manusia dapat
memilah-milah tindakan yang dapat menguntungkan kelangsungan hidupnya.

Dalam rangka kelangsungan hidupnya maka manusia merupakan makhluk pembentuk


kebudayaan dan manusia juga sebagai pembentuk masyarakat, karena pada hakekatnya
manusia tidak dapat hidup sendiri tetapi harus berkelompok.

Kehidupan masyarakat (manusia) pada zaman pra aksara terbagi menjadi 3 periode, yaitu
sebagai berikut :
a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, secara fisik manusia masih terbatas
usahanya dalam menghadapi kondisi alam. Tingkat berpikir manusia yang masih rendah
menyebabkan hidupnya berpindah-pindah tempat dan bergantung kepada alam dengan cara
berburu dan mengumpulkan makanan.

b. Masa bercocok tanam


Pada masa bercocok tanam, kemampuan manusia mulai berkembang, sehingga timbul upaya
menyiapkan persediaan bahan makanan yang cukup dalam suatu masa tertentu. Dalam upaya
tersebut, maka manusia bercocok tanam dan tidak lagi tergantung kepada alam.

c. Masa perundagian
Pada masa perundagian asyraat sudahmengenal teknik-teknik pengolahan logam. Pengolahan
logam memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan mengolah logam untuk membuat benda-
benda tertentu disebut perundagian, sedangkan orang yang ahli mengerjakannya dikenal
dengan sebutan undagi.
Zaman Logam ini pun secara umum dibagi ketiga tipe, yaitu zaman tembaga, zaman
perunggu dan zaman besi. Akan tetapi bangsa indonesia bisa dibilang cukup unik karena
melakukan lompatan dalam periodisasi zaman logam ini. Karena bangsa indonesia tidak
mengenal zaman tembaga, melainkan langsung loncat ke zaman perunggu dan zaman besi. 3
Macam Pembagian Zaman Logam :

1. Zaman Tembaga : Zaman ini ditandai dengan dimulainnya pembuatan benda atau
alat-alat dengan bahan dasar tembaga. Indonesia tidak mengalami zaman ini.
Kebudayaan dan peradaban masyarakat pada zaman logam tembaga ini sudah lebih
tinggi daripada zaman batu. Zaman tembaga ini berkembang di beberapa negara
seperti di : thailand, semenanjung malak, vietnam dan juga kamboja.

2. Zaman Perunggu : Zaman ini ditandai dengan dimulainya penggunaan bahan dasar
perunggu untuk alat perkakas atau benda dan alat lainnya. teknik pembuatan di zaman
perunggu ini menggunakan metode cetakan setangkup/bivalve dan cetakan lilin (a cire
perdue). pada zaman perunggu ini manusia sudah mulai bertani, bersawah memakai
sistem irigasi dan juga berladang. Contoh peninggalan zaman perunggu antara lain :
Nekara Perunggu (ditemukan pulau roti, jawa, bali, sumatera). Bejana Perunggu yang
banyak ditemukan di sekitar danau kerinci sumatera. Arca Perunggu yang ditemukan
di Bangkinang, Riau dan juga di sumatera selatan dan bogor. Perhiasan Perunggu
yang ditemukan di bogor, bali dan malang. Kapak Corong yang ditemukan di danau
sentani, irian dan juga di jawa, sulawesi selatan, bali dan sulawesi tengah.
3. Zaman Besi : Peradaban zaman besi ini sudah lebih canggih lagi dari zaman
perunggu, karena proses pengolahan besi lebih sulit dari perunggu. Pemrosesan besi
membutuhkan panas yang sangat tinggi, kurag lebih sampai 3500 derajat celcius.
Zaman besi ini juga menjadi akhir dari zaman praaksara. Contoh alat atau benda besi
yang dihasilkan : cangkul, pedang, pisau, kapak, dan sabit/celurit. Benda dari besi
tersebut ditemukan di bogor, jawa barat – gunung kidul, yogyakarta – punung dan
besuki, jawa timur.

Anda mungkin juga menyukai