Anda di halaman 1dari 11

MODUL SEJARAH INDONESIA

MODUL SEJARAH INDONESIA


KELAS :SMA
X N 1 LUMAJANG

KI : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
danhumaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KD : 3.3 Menganalisis kehidupan manusia purba dan asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia
(melanesoid, proto, dan deutero melayu)

ZAMAN PRA-AKSARA

Zaman pra-aksara atau prasejarah adalah suatu zaman atau masa kehidupan manusia sebelum
mengenal tulisan atau masa sebelum ada tulisan. Zaman prasejarah disebut juga zaman nirlekha
(tanpa tulisan). Untuk mempelajari kehidupan pada masa praaksara sejarah butuh bantuan dari
berbagai cabang ilmu, yaitu:

Paleontologi, ilmu yang mempelajari tentang fosil, baik hewan-hewan purba, tumbuhan
maupun manusia
Paleontropologi, ilmu yang mempelajari asal usul dan evolusi manusia dengan
mempergunakan fosil manusia sebagai bahan penemuan.
Geologi, ilmu yang mempelajari ciri-ciri lapisan bumi serta berbagai perubahan yang
terjadi padanya.
Antropologi, yang mempelajari tentang peradaban manusia dari bentuk yang paling
sederhana sampai ketingkat yang lebih maju.
Arkeologi, ilmu yang mempelajari peninggalan-peninggalan sejarah dan purba kala untuk
menyusun kembali kehidupan manusia dan masyarakat masa lampau. Contoh
peninggalan yang dipelajari oleh ilmu ini adalah artefak, situs, dan masih banyak lagi.
Geografi, ilmu yang mempelajari keberadaan bumi sebagai tempat hidup manusia di
dalam menjalani kesehariannya

Pada masa pra-aksara manusia belum mengenal adanya tulisan sehingga sumber sejarah yang
dapat membantu mempelajari zaman ini antara lain:
1
KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DAN ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA
MODUL SEJARAH INDONESIA
SMA N 1 LUMAJANG

Fosil adalah sisa-sisa makhluk hidup yang sudah lama membatu karena tetimbun tanah
berjuta-juta tahun lamanya. Fosil ditemukan dengan cara menggali tanah. Fosil yang
dapat digunakan sebagai petunjuk mengenai kehidupan pada zaman pra-aksara disebut
fosil pandu.
Artefak adalah alat-alat yang digunakan manusia purba guna memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Kjokenmodinger atau dapur sampah adalah sisa-sisa makanan manusia purba yang
berupa kulit kerang dan tulang-tulang ikan yang sudah lama membatu yang menggunung
atau membentuk bukit.
Abris Sous Roche adalah gua atau tempat pelindungan di bawah karang yang merupakan
tempat tinggal manusia purba.

A. PERIODISASI BUMI BERDASARKAN GEOLOGI


1. Jaman Prasejarah Arkaekum
Jaman arkaekum ini merupakan jaman awal dengan keadaan kulit bumi yang masih panas.
Jaman arkaekum ini memiliki rentang waktu atau terjadi kurang lebih selama 2.500 juta tahun.
Dengan keadaan kulit bumi yang masih panas tersebut, membuat bumi belum ada penghuninya
dan itu berlangsung selama 2.500 juta tahun.
2. Jaman Prasejarah Paleozoikum
Pada jaman paleozoikum ini sudah ada makhluk hidup yang menghuni bumi. Makhluk hidup
yang menghuni bumi pada jaman paleozoikum bukan manusia tetapi makhluk halus yaitu
mikroorganisme, jenis ikan, jenis reptil, jenis amfibi dan jenis-jenis hewan yang tidak memiliki
tulang belakang. Jaman paleozoikum ini berlangsung lebih cepat dari jaman arkaekum yaitu
berlangsung selama 340 juta tahun.
3. Jaman Prasejarah Mesozoikum
Semakin kedepan semakin cepat pula berlangsungnya sebuah jaman termasuk juga jaman
mesozoikum yang terjadi setelah jaman mesozoikum yaitu berlangsung selama 140 juta tahun.
Pada jaman mesozoikum, perkembangan reptil mencapai puncaknya sehingga banyak yang
menyebut jaman mesozoikum ini sebagai jamannya reptil. Akan tetapi setelah melewati akhir
jaman yang kurang lebih 140 juta tahun tersebut, reptil-reptil penghuni bumi mengalami masa
kepunahan..
4. Jaman Prasejarah Neozoikum
Jaman neozoikum ini merupakan jaman baru dibumi, dan terbagi atas dua jaman yaitu :
a. Jaman Ketiga (Tersier)

2
KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DAN ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA
MODUL SEJARAH INDONESIA
SMA N 1 LUMAJANG

Pada jaman ketiga ini jenis hewan menyusui yang menghuni bumi mulai berkembang contoh
hewan menyusui pada jaman ini adalah kera. Terjadinya jaman ketiga ini berlangsung selama
kurang lebih 60 juta tahun.
b. Jaman Keempat (Kuartier)
Adanya kehidupan manusia ini tidak serta merta manusia yang menghuni bumi tersebut memiliki
perikehidupan yang sempurna. Jaman keempat ini dibagi menjadi dua jaman yaitu
Jaman manusia purba ini disebut dengan Jaman Pleistocen atau Dilluvium yang berlangsung
kurang lebih 600.000 tahun biasa disebut dengan zaman es. Sedangkan jaman halocen atau
alluvium merupakan jamannya manusia modern. Jaman halocen atau alluvium ini berlangsung
kurang lebih 20.000

B. ZAMAN BATU DAN ZAMAN LOGAM


1. Zaman Batu Tua (Palaeolitikum)
Zaman batu tua berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Pada zaman batu tua ini alat
alat banyak dibuat dari batu kasar yang tidak diasah dan dihaluskan. Kehidupan masyarakat pada
zaman batu tua masih sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka sangat
bergantung kepada alam. Oleh karena itu, tempat tinggal mereka berpindah-pindah dari satu
temapt ke tempat lainnya.
2. Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)
Pada zaman batu tengah ini, bentuk benda benda atau alat alat masih sama dengan zaman
batu tua, yaitu berbentuk kasar, tidak diasah dan tidak dihaluskan. Alat alat yang dihasilkan pada
zaman ini, antara lain peble (kapak genggam) sejenis chopper pada masa Palaeotikum dan hacle
courte (kapak pendek). Pada zaman batu tengah ini, tempat tinggal masyarakat sudah mulai
menetap atau tidak berpindah-pindah. Mereka tinggal di gua-gua, bahkan ada juga masyarakat
yang sudah mampu membuat rumah meskipun masih sederhana dengan atap dan dinding saja.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, mereka sudah mulai bercocok tanam, seperti
umbi-umbian.
3. Zaman Batu Muda (Neolitikum)
Pada zaman batu muda ini alat alat dibuat dari batu yang sudah diasah atau dihaluskan.
Selain itu, pembuatan alat alat ini sudah mulai memperhatikan nilai seninya. Alat alat dari batu
pada zaman batu muda ini, antara lain kapak persegi dan kapak lonjong. Masyarakat pada zaman
batu muda ini sudah hidup menetap dengan membuat dan menempati rumah-rumah. Untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka bercocok tanam dengan menggunakan kapak
persegi dan kapak lonjong.
4. Zaman Batu Besar (Megalitikum)

3
KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DAN ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA
MODUL SEJARAH INDONESIA
SMA N 1 LUMAJANG

Pada zaman batu besar, banyak dibuat bangunan dari batu batu yang besar. Batu besar ini
masih kasar. Untuk membuat bangunan, batu batu yang besar itu hanya diratakan saja secara
kasar sampai terbentuk bangunan yang dikehendakinya.
(a) Menhir, yaitu bangunan berupa tugu.
(b) Dolmen, yaitu bangunan yang berbentuk meja dari batu.
(c) Punden berundak-undak.
(d) Sarkofagus, yaitu peti kubur yang terbuat dari batu.
(e) Arca-arca atau patung
Pengertian Zaman Logam adalah zaman yang ditandai dengan kemampuan manusia
yang pada saat itu untuk membuat alat alat dari logam. Kemampuan manusia membuat alat alat
dan benda benda dari logam ini menunjukkan bahwa kebudayaan manusia terus berkembang,
khususnya jika dibandingkan dengan zaman batu. Namun demikian, pada zaman itu alat alat dari
batu tidak ditinggalkan sama sekali.
Pembagian Zaman Logam dibagi menjadi zaman tembaga, zaman perunggu dan zaman besi.
1. Zaman Tembaga
Pengertian Zaman Tembaga adalah zaman ketika manusia menggunakan tembaga sebagai bahan
untuk membuat alat alat untuk kebutuhan hidupnya.
2. Zaman Perunggu
Pengertian Zaman Perunggu adalah zaman manusia membuat alat alat dengan menggunakan
perunggu. Alat alat pada zaman perunggu ini, antara lain kapak corong, nekara dan moko.
3. Zaman Besi
Pengertian Zaman Besi adalah zaman dimana manusia membuat suatu alat dengan terlebih
dahulu melebur besi dari bijihnya kemudian menuangkan ke dalam cetakan menjadi alat alat
yang hendak dibuat.
C. TEORI ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
Teori asal-usul nenek moyang Bangsa Indonesia menurut beberapa ahli :
1. Teori Prof. Dr. H. Kern
Prof. Dr. H. Kern ialah seorang ilmuwan asal Belanda. Ia menyatakan bahwa bangsa
Indonesia berasal dari Asia.
2. Teori Van Heine Geldern
Pendapat Van Heine Geldern tidak berbeda jauh dengan pendapat Kern. Ia menyatakan jika
bahasa Indonesia berasal dari Asia Tengah.
3. Teori Max Muller
Max Muller berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia Tenggara.
Namun, alasan Muller belum didukung oleh alasan yang jelas.

4
KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DAN ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA
MODUL SEJARAH INDONESIA
SMA N 1 LUMAJANG

4. Teori Willem Smith


Willem Smith melihat asal-usul bangsa Indonesia melalui penggunaan bahasa digunakan
orang-orang Indonesia. Willem Smith membagi bangsa-bangsa di Asia atas bahasa yang dipakai,
yakni bangsa yang berbahasa Togon, bangsa yang berbahasa Jerman dan bangsa yang berbahasa
Austria. Lalu bahasa Austria dibagi dua, yakni yang berbahasa Austro Asia dan yang berbahasa
Austronesia. Bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia ini mendiami wilayah Indonesia,
Melanesia serta Polinesia.
5. Teori Hogen
Seorang ahli bernama Hogen menyatakan bahwa bangsa yang mendiami daerah pesisir
Melayu berasal dari Sumatra. Bangsa melayu ini lalu bercampur dengan bangsa Mongol yang
disebut bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) serta Deutro Melayu (Melayu Muda).
6. Teori Prof. Dr. Krom
Prof. Dr. Krom menguraikan bahwa masyarakat awal Indonesia berasal dari Cina Tengah
karena daerah Cina Tengah banyak terdapat sumber sungai besar. Mereka menyebar menuju
kawasan Indonesia sekitar 2000-1500 SM.
7. Teori Prof. Moh. Yamin
Prof. Moh. Yamin menentang teori-teori yang menyatakan jika nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari luar Indonesia. Menurut pandangannya orang Indonesia ialah asli berasal
dari wilayah Indonesia sendiri.

D. HUNIAN ZAMAN PRAAKSARA


1. Pola Kehidupan Nomaden
Nomaden artinya berpindah pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Kehidupan
masyarakat pra aksara sangat bergantung kepada alam.
Ciri ciri kehidupan masyarakat nomaden adalah sebagai berikut:
o Selalu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain,
o Sangat bergantung pada alam,
o Belum mengolah bahan makanan,
o Hidup dari hasil mengumpulkan bahan makanan dan berburu,
o Belum memiliki tempat tinggal yang tetap,
o Peralatan hidup masih sangat sederhana dan terbuat dari batu atau kayu.
2. Pola Kehidupan Semi Nomaden
Kehidupan semi nomaden adalah pola kehidupan yang berpindah pindah dari satu
tempat ke tempat yang lain, tetapi sudah disertai dengan kehidupan menetap sementara.
Pola kehidupan semi nomaden ditandai dengan ciri ciri sebagai berikut:
5
KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DAN ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA
MODUL SEJARAH INDONESIA
SMA N 1 LUMAJANG

o Mereka masih berpindah pindah dari satu tempat ke tempat lain;


o Mereka masih bergantung pada alam;
o Mereka mulai mengenal cara cara mengolah bahan makanan;
o Mereka telah memiliki tempat tinggal sementara;
o Di samping mengumpulkan bahan makanan dan berburu, mereka mulai menanam
berbagai jenis tanaman;
o Sebelum meninggalkan suatu tempat untuk berpindah ke tempat lain, mereka terlebih
dahulu menanam berbagai jenis tanaman dan mereka akan kembali ke tempat itu, ketika
musin panen tiba;
o Peralatan hidup mereka sudah lebih baik dibandingkan dengan peralatan hidup
masyarakat nomaden;
o Di samping terbuat dari batu dan kayu, peralatan itu juga terbuat dari tulang sehingga
lebih tajam.
3. Pola Kehidupan Menetap
Pola kehidupan menetap memiliki beberapa keuntungan atau kelebihan, di antaranya:
o Setiap keluarga dapat membangunan tempat tinggal yang lebih baik untuk waktu yang
lebih lama;
o Setiap orang dapat menghemat tenaga karena tidak harus membawa peralatan hidup dari
satu tempat ke tempat lain;
o Para wanita dan anak anak dapat tinggal lebih lama di rumah dan tidak akan
merepotkan;
o Wanita dan anak anak sangat merepotkan, apabila mereka harus berpindah dari satu
tempat ke tempat lain;
o Mereka dapat menyimpan sisa sisa makanan dengan lebih baik dan aman;
o Mereka dapat memelihara ternak sehingga mempermudah pemenuhan kebutuhan,
terutama apabila cuaca sedang tidak baik;
o Mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk berkumpul dengan keluarga, sekaligus
menghasilkan kebudayaan yang bermanfaat bagi hidup dan kehidupannya;
o M mulai mengenal sistem astronomi untuk kepentingan bercocok tanam;
o Mereka mulai mengenal sistem kepercayaan.
E. POLA HIDUP MASYARAKAT PRAAKSARA
A. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana: Budaya Paleolithik
Sebagaimana diungkapkan The Cambridge Encyclopedia of Hunter Gatherers: berburu dan
mengumpulkan makanan (meramu) merupakan bentuk adaptasi pertama manusia yang paling

6
KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DAN ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA
MODUL SEJARAH INDONESIA
SMA N 1 LUMAJANG

sukses, serta mencakup 90 persen dari sejarah manusia. Sampai 12.000 tahun yang lalu, semua
manusia hidup dengan cara ini.
Migrasi (perpindahan) hewan buruan itu umumnya dipengaruhi beberapa faktor utama
sebagai berikut.
1) adanya perubahan iklim yang ekstrem
2) bencana alam
3) ancaman dari sesame hewan
4) gangguan manusia
B. Masa Beburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut: Budaya Mesolithik
Corak kehidupan manusia purba pada masa ini tetap sama seperti pada masa sebelumnya,
yaitu berburu dan mengumpulkan makanan dari alam. Bedanya, selain alat-alat dari batu, pada
masa ini mereka juga mampu membuat alat-alat dari tulang dan kulit kerang. Mereka mengenal
pembagian kerja: laki-laki berburu, sedangkan perempuan mengumpulkan makanan berupa
tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan kecil, memasak atau memelihara api, dan membimbing
anak.
C. Masa Bercocok Tanam: Budaya Neolithik
Cara hidup berburu dan mengumpulkan makanan perlahan-lahan ditinggalkan. Seiring
dengan itu, masyarakat memelihara hewan-hewan tertentu (pastoralisme). Sebagian kecil
penduduk yang tinggal di tepi pantai memproduksi garam dan mencari ikan. Tanaman yang
dikembangkan di antaranya keladi, pisang, kelapa, salak, rambutan, sukun, dan duku; sedangkan
jenis hewan yang diternakkan di antaranya ayam, kerbau, anjing, dan babi.
D. Masa Perundagian: Budaya Megalithik dan Budaya Logam
Masa ini disebut masa perundagian yaitu dari kata undagi yang berarti terampil karena
pada masa ini muncul golongan undagi atau golongan yang terampil melakukan suatu jenis
usaha tertentu, seperti membuat alat-alat dari logam, rumah kayu, gerabah, perhiasan, dan
sebagainya.
F. JENIS MANUSIA PURBA
Jenis Meganthropus
Jenis manusia purba ini terutama berdasarkan penelitianvon Koenigswald di Sangiran tahun
1936 dan 1941 yang menemukan fosil rahang manusia yang berukuran besar. Darihasil
rekonstruksi ini kemudian para ahli menamakan jenis manusia ini dengan sebutan Meganthropus
paleojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa. Jenis manusia purbaini memiliki ciri rahang
yang kuat dan badannya tegap. Diperkirakan makanan jenis manusia ini adalah tumbuh-
tumbuhan. Masa hidupnya diperkirakan pada zaman Pleistosen Awal.
Jenis Pithecanthropus

7
KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DAN ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA
MODUL SEJARAH INDONESIA
SMA N 1 LUMAJANG

Jenis manusia ini didasarkan pada penelitian Eugene Dubois tahun 1890 di dekat Trinil,
sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, di wilayah Ngawi. Setelah direkonstruksi terbentuk
kerangka manusia, tetapi masih terlihat tanda-tanda kera. Oleh karena itujenis ini dinamakan
Pithecanthropus erectus, artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini juga ditemukan di
Mojokerto, sehingga disebut Pithecanthropus mojokertensis. Jenis manusia purba yang juga
terkenal sebagai rumpun Homo erectusini paling banyak ditemukan di Indonesia. Diperkirakan
jenis manusia purba ini hidup dan berkembang sekitar zaman Pleistosen Tengah.
Jenis Homo
Fosil jenis Homo ini pertama diteliti oleh von Reitschotendi Wajak. Penelitian dilanjutkan
oleh Eugene Dubois bersama kawan-kawan dan menyimpulkan sebagai jenis Homo.
Ciri-ciri jenis manusia Homo :
muka lebar,
hidung dan mulutnya menonjol.
Dahi juga masih menonjol, sekalipun tidak semenonjol jenis Pithecanthropus.
Bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia sekarang.
Hidup dan perkembangan jenis manusia ini sekitar40.000 25.000 tahun yang lalu.
Tempat-tempat penyebarannya tidak hanya di Kepulauan Indonesia tetapi juga di Filipina
dan Cina Selatan.
Homo sapiens artinya manusia sempurna baik dari segi fisik, volume otak maupun postur
badannya yang secara umum tidak jauh berbeda dengan manusia modern. Homo sapiens
mempunyai kapasitas otak yang jauh lebih besar (rata-rata 1.400 cc), dengan atap tengkorak
yang jauh lebih bundar dan lebih tinggi dibandingkan dengan Homo erectus yang mempunyai
tengkorak panjang danrendah, dengan kapasitas otak 1.000 cc.
Beberapa spesimen (penggolongan) manusia Homo sapiens dapat dikelompokkan sebagai
berikut,
Manusia Wajak
Manusia Wajak (Homo wajakensis) merupakan satu-satunya temuan di Indonesia yang untuk
sementara dapat disejajarkan perkembangannya dengan manusia modern awal dari akhir Kala
Pleistosen. Pada tahun 1889, manusia Wajak ditemukan oleh B.D. van Rietschoten di sebuah
ceruk di lereng pegunungan karst di barat laut Campur darat, dekat Tulung agung, Jawa Timur.
Manusia Liang Bua
Pengumuman tentang penemuan manusia Homo floresiensis tahun 2004 menggemparkan
dunia ilmu pengetahuan. Sisa-sisa manusia ditemukan di sebuah gua Liang Bua oleh tim peneliti
gabungan Indonesia dan Australia. Sebuah gua permukiman prasejarah di Flores. Liang Bua bila
diartikan secara harfiah merupakan sebuah gua yang dingin. Sebuah gua yang sangat lebar dan
tinggi dengan permukaan tanah yang datar, merupakan tempat bermukim yang nyaman bagi

8
KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DAN ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA
MODUL SEJARAH INDONESIA
SMA N 1 LUMAJANG

manusia pada masa praaksara. Hal itu bisa dilihat dari kondisi lingkungan sekitar gua yang
sangat indah,yang berada di sekitar bukit dengan kondisi tanah yang datar di depannya.
G. PERSEBARAN RAS NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
Penduduk asli Kepulauan Indonesia adalah ras berkulit gelap dan bertubuh kecil. Mereka
mulanya tinggal di Asia bagian tenggara. Ketika zaman es mencair dan air laut naik hingga
terbentuk Laut Cina Selatan dan Laut Jawa, sehingga memisahkan pegunungan vulkanik
Kepulauan Indonesia dari daratan utama. Beberapa penduduk asli Kepulauan Indonesia tersisa
dan menetap di daerah-daerah pedalaman, sedangkan daerah pantai dihuni oleh penduduk
pendatang.
Pendatang berikutnya membawa budaya baru yaitu budaya neolitik. Para pendatang baru itu
jumlahnya jauh lebih banyak daripada penduduk asli. Mereka datang dalam dua tahap yaitu
Proto Melayu dan Deutro Melayu, Melanesoid, Negrito dan Weddid.
1. Proto Melayu
Proto Melayu diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia yang tersebar dari
Madagaskar sampai pulau-pulau paling timur di Pasifik. Mereka diperkirakan datang dari Cina
bagian selatan. Ras Melayu ini mempunyai ciri-ciri rambut lurus, kulit kuning kecoklatan-
coklatan, dan bermata sipit. Dari Cina bagian selatan (Yunan) mereka bermigrasi ke Indocina dan
Siam, kemudian ke Kepulauan Indonesia. Mereka itu mula-mula menempati pantai-pantai
Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat. Penduduk asli dan ras proto melayu itu
pun kemudian melebur. Mereka itu kemudian menjadi suku bangsa Batak, Dayak, Toraja, Alas,
dan Gayo.
2. Deutero Melayu
Deutero Melayu merupakan ras yang datang dari Indocina bagian utara. Mereka membawa
budaya baru berupa perkakas dan senjata besi di Kepulauan Indonesia, atau Kebudayaan
Dongson. Mereka seringkali disebut juga dengan orang-orang Dongson. Peradaban mereka lebih
tinggi daripada rasa Proto Melayu. Mereka dapat membuat perkakas dari perunggu. Peradaban
mereka ditandai dengan keahlian mengerjakan logam dengan sempurna.
Perpindahan mereka ke Kepulauan Indonesia dapat dilihat dari rute persebaran alat-alat yang
mereka tinggalkan di beberapa kepulauan di Indonesia, yaitu berupa kapak persegi panjang.
Peradaban ini dapat dijumpai di Malaka, Sumatera, Kalimantan, Filipina, Sulawesi, Jawa, dan
Nusa Tenggara Timur.
3. Melanesoid
Ras lain yang juga terdapat di Kepulauan Indonesia adalah ras Melanesoid. Mereka
tersebar di lautan Pasifik di pulau-pulau yang letaknya sebelah Timur Irian dan benua Australia.
Di Kepulauan Indonesia mereka tinggal di Papua. Bersama dengan Papua-Nugini dan Bismarck,

9
KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DAN ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA
MODUL SEJARAH INDONESIA
SMA N 1 LUMAJANG

Solomon, New Caledonia dan Fiji, mereka tergolong rumpun Melanesoid. Menurut Daldjoeni
suku bangsa Melanesoid sekitar 70% menetap di Papua, sedangkan 30% lagi tinggal di beberapa
kepulauan di sekitar Papua dan Papua-Nugini.
Pada mulanya kedatangan Bangsa Melanesoid di Papua berawal saat zaman es terakhir,
yaitu tahun 70.000 SM. Pada saat itu Kepulauan Indonesia belum berpenghuni. Ketika suhu
turun hingga mencapai kedinginan maksimal, air laut menjadi beku. Permukaan laut menjadi
lebih rendah 100 m dibandingkan permukaan saat ini. Pada saat itulah muncul pulau-pulau baru.
Adanya pulau-pulau itu memudahkan mahkluk hidup berpindah dari Asia menuju kawasan
Oseania.
4. Negrito dan Weddid
Sebelum kedatangan kelompok-kelompok Melayu tua dan muda, negeri kita sudah
terlebih dulu kemasukkan orang-orang Negrito dan Weddid. Sebutan Negrito diberikan oleh
orang-orang Spanyol karena yang mereka jumpai itu berkulit hitam mirip dengan jenis-jenis
Negro. Sejauh mana kelompok Negrito itu bertalian darah dengan jenis-jenis Negro yang
terdapat di Afrika serta kepulauan Melanesia (Pasifik), demikian pula bagaimana sejarah
perpindahan mereka, belum banyak diketahui dengan pasti.
Kelompok Weddid terdiri atas orang-orang dengan kepala mesocephal dan letak mata
yang dalam sehingga nampak seperti berang; kulit mereka coklat tua dan tinggi rata-rata
lelakinya 155 cm. Weddid artinya jenis Wedda yaitu bangsa yang terdapat di pulau Ceylon
(Srilanka). Persebaran orang-orang Weddid di Nusantara cukup luas, misalnya di Palembang dan
Jambi (Kubu), di Siak (Sakai) dan di Sulawesi pojok tenggara (Toala, Tokea dan Tomuna)

G. PENELITIAN MANUSIA PURBA DI SANGIRAN DAN TRINIL


Sangiran
Perjalanan kisah perkembangan manusia di dunia tidak dapatkita lepaskan dari keberadaan
bentangan luas perbukitan tandus yang berada diperbatasan Kabupaten Sragen dan kabupaten
Karanganyar. Lahan itu dikenal dengan nama Situs Sangiran. Didalam buku Harry Widianto dan
Truman manjuntak, Sangiran merupakan sebuah kompleks situs manusia purba dari Kala
Pleistosen yang paling lengkap dan paling penting di Indonesia, dan bahkan di Asia.
Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemulling tahun 1864, dengan laporan
penemuan fosil vertebrata dari Kalioso, bagian dari wilayah Sangiran. Semenjak dilaporkan
chemulling situs itu seolah-olah terlupakan dalam waktu yang lama. Eugene Dubois juga pernah
datang ke Sangiran, akan tetapi ia kurang tertarik dengan temuan-temuan di wilayah Sangiran.
Pada 1934,G.H.R von Koenigswald menemukan artefak litik di wilayah Ngebung yang terletak
sekitar dua km di barat laut kubah Sangiran. Artefak litik itulah yang kemudian menjadi temuan

10
KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DAN ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA
MODUL SEJARAH INDONESIA
SMA N 1 LUMAJANG

penting bagi Situs Sangiran. Semenjak penemuan von Koenigswald, Situs Sangiran menjadi
sangat terkenal berkaitan dengan penemuan-penemuan fosil Homo erectus secara sporadis dan
berkesinambungan. Homo erectus adalah takson paling penting dalam sejarah manusia, sebelum
masuk pada tahapan manusia Homo sapiens, manusia modern. Situs Sangiran tidak hanya
memberikan gambaran tentang evolusi fisik manusia saja, akan tetapi juga memberikan
gambaran nyata tentang evolusi budaya, binatang, dan juga lingkungan. Situs Sangiran telah
diakui sebagai salah satu pusat evolusi manusia di dunia. Situs itu ditetapkan secara resmi
sebagai Warisan Dunia pada 1996, yang tercantum dalam nomor 593 Daftar Warisan Dunia
(World Heritage List) UNESCO. Fosil Homo erectus yang terbaik di Sangiran. Ia ditemukan
diendapan pasir fluvio-volkanik di Pucang, bagian wilayah Sangiran. Fosil itu merupakan dua
diantara Homo erectus di dunia yang masih lengkap dengan mukanya. Satu ditemukan di
Sangiran dan satu lagi di Afrika.
Trinil, Ngawi, Jawa Timur
Trinil adalah sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, masuk wilayah administrasi
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Tinggalan purbakala telah lebih dulu ditemukan di daerah ini
jauh sebelum von Koenigswald menemukan Sangiran pada 1934. Ekskavasi yang dilakukan oleh
Eugene Dubois di Trinil telah membawa penemuan sisa-sisa manusia purba yang sangat berharga
bagi dunia pengetahuan. Penggalian Dubois dilakukan pada endapan alluvial Bengawan Solo.
Dari lapisan ini ditemukan atap tengkorak Pithecanthropus erectus, dan beberapa buah tulang
paha (utuh danfragmen) yang menunjukkan pemiliknya telah berjalan tegak.
Tengkorak Pithecanthropus erectus dari Trinil sangat pendek tetapi memanjang ke
belakang.Volume otaknya sekitar 900 cc, di antara otak kera(600 cc) dan otak manusia modern
(1.200-1.400cc). Tulang kening sangat menonjol dan di bagian belakang mata, terdapat
penyempitan yang sangat jelas, menandakan otak yang belum berkembang. Pada bagian
belakang kepala terlihat bentuk yang meruncing yang diduga pemiliknya merupakan perempuan.
Berdasarkan kaburnya sambungan perekatan antar tulang kepala, ditafsirkan inividu ini telah
mencapai usia dewasa. Selain tempat-tempat di atas, peninggalan manusia purba tipe ini juga
ditemukan di Perning, Mojokerto, Jawa Timur; Ngandong, Blora, Jawa Tengah, Sambung macan,
Sragen.

11
KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DAN ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai