Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS BUDAYA DAERAH SEBAGAI BAGIAN IDENTITAS NASIONAL

(OBSERVASI DI MUSEUM LAMPUNG)

Oleh
Kelompok 3

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
ANALISIS BUDAYA DAERAH SEBAGAI BAGIAN IDENTITAS NASIONAL
(OBSERVASI DI MUSEUM LAMPUNG)
( Sebagai tugas pertama mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan)

Anggota Kelompok :
1. Ahdauwsdhaiwd (nim)
2. Adbnwiadhiawd (nim)
3. Anwdianwiwfaad (nim)
4. Ossa Mauliani (121130123)

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Kata Pengantar
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
“Kunjungan Museum Lampung” yang telah kami lakukan pada tanggal 12 Maret 2023.
Kunjungan ini memiliki tujuan untuk memperdalam pemahaman kami mengenai
identitas nasional, yang dalam hal ini berupa budaya sebagai objeknya.
Terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh sebab
itu, kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. kepada tim/kelompok yang sangat kompak dalam pengerjaan karya tulis ini
dengan baik.
2. Pihak pengelola museum yang telah mengarahkan dengan baik.
3. Bapak Susilo S. Pd., M. Pd. selaku dosen pengampu Kewarganegaraan R22.
4. Pemerintah Provinsi Lampung sebagai penyedia fasilitas museum.
Selain itu, kami berharap semoga laporan kunjungan museum ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi referensi untuk menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan mengenai identitas nasional.
Sebab itulah, kami mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dan
dapat menjadikan laporan ini lebih baik lagi. Kami mohon maaf atas kesalahan maupun
kekurangan dalam laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi bagi pembacanya
untuk melestarikan budaya guna menjaga identitas nasional.

Penyusun,
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut hubungan antara budaya dan identitas nasional, budaya merupakan faktor
penting dalam membentuk identitas kolektif suatu negara atau bangsa. Identitas nasional
adalah kesadaran dan penghayatan bersama terhadap nilai-nilai, adat istiadat, bahasa,
dan simbol-simbol yang menjadi ciri khas suatu bangsa atau negara. Budaya yang
diwariskan secara turun-temurun berperan penting dalam pembentukan dan pelestarian
jati diri bangsa ini.
Museum, sebagai lembaga pelestarian dan promosi budaya, berperan penting dalam
melestarikan dan mempromosikan identitas nasional suatu negara atau bangsa. Museum
memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan memahami sejarah dan budaya suatu
negara atau bangsa secara lebih mendalam. Museum juga dapat menjadi sarana untuk
memamerkan kekayaan budaya dan seni suatu negara serta meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan budayanya.
Museum juga berperan dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian
budaya bagi identitas bangsa suatu bangsa. Melalui kegiatan pendidikan dan pameran,
museum dapat memberikan informasi dan memperdalam pemahaman tentang
pentingnya melestarikan warisan budaya. Museum juga dapat memberikan inspirasi dan
semangat bagi masyarakat untuk melanjutkan komitmennya terhadap pelestarian dan
pengembangan budaya.
Di tengah percepatan perkembangan globalisasi dan modernisasi, pelestarian budaya
dan identitas bangsa menjadi semakin penting. Dalam konteks ini, sebagai tempat
koleksi budaya, museum berperan sangat penting dalam melestarikan dan
mempromosikan budaya negara serta membantu masyarakat untuk mengenal dan
menghargai jati diri bangsa. Oleh karena itu, peran museum sebagai tempat koleksi
budaya harus terus diperkuat dan didukung untuk dapat terus berperan sebagai
pemrakarsa dan pelestari budaya dan jati diri bangsa.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan kunjungan ke museum lampung adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemahaman tentang jati diri bangsa.
2. Jelaskan koleksi museum.
3. Tunjukkan bagaimana museum dapat berkontribusi pada pelestarian
identitas nasional.
4. Memberikan penilaian dan saran untuk pengembangan museum dan
pelestarian jati diri bangsa.
1.3 Metode Penulisan
1.3.1 Pengumpulan informasi
Pengumpulan informasi mengenai museum dilakukan dengan melakukan kunjungan
langsung pada tanggal 15 Maret 2023. Setelah kami mengunjungi Museum Lampung
tersebut, kami mendapatkan beberapa benda maupun peninggalan sejarah dari Lampung
itu sendiri.
1.3.2 Pengamatan
Setelah kami masuk ke Museum Lampung, kami melihat dan melakukan pengamatan
terhadap benda-benda yang berada pada Museum Lampung tersebut, setelah melakukan
pengamatan kami juga mengambil foto bersama barang-barang yang terdapat pada
museum tersebut sebagai bukti bahwa kami telah melakukan pengamatan dari Museum
tersebut.
1.3.3. Pengolahan Informasi
Setelah kami mengambil beberapa foto, kami kemudian mencatat beberapa informasi
penting terkait dengan benda-benda yang kami ambil foto nya, kami mendapatkan
informasi melalui tulisan yang terdapat pada masing-masing benda di Museum
Lampung tersebut. Tidak hanya itu, kami juga mencari beberapa informasi melalui
media Internet
1.3.4 Analisis Data
Informasi yang terkumpul diseleksi dan dipilah sesuai dengan topik kajian. Sebuah
laporan kemudian dihasilkan berdasarkan informasi secara logis dan sistematis. Teknik
analisis data yang digunakan adalah deskriptif argumentatif dari masing-masing objek.
1.3.5. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan ditarik ketika menggunakan rumus masalah, tujuan penulisan dan
pembahasan. Kesimpulan yang ditarik mewakili tema karya dan didukung oleh saran-
saran praktis sebagai rekomendasi tambahan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Lokasi Observasi
Museum Tanah Lampung atau Museum Lampung, adalah sebuah museum yang terletak
di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Indonesia. Ber alamat di Jalan ZA Pagar
Alam No.64 Bandar Lampung [1]. Museum ini merupakan museum pertama dan
terbesar di provinsi Lampung dan merupakan kebanggaan pemerintah provinsi
Lampung. Letak museum ini cukup strategis sebab tak jauh dari pusat kota Bandar
Lampung, yakni hanya 30 menit perjalanan.
2.2 Waktu Observasi
Pengambilan data observasi ke museum lampung pada Hari Sabtu, 12 Maret tahun
2023, pada pukul 12.15 WIB.
2.3 Hasil Observasi
1. Lava Krakatau

Cairah magma pijar Krakatau yang melel dari puncak menuju kaki
gunung hingga pesisir pantai kemudian membeku dan membentuk serta
memperluas daratan gunung Krakatau. Lava yang dimuntahkan
mencapai 21 km3

2. Batuan dan Mineral\


Batuan, dari cara pembentukannya dibedakan atas 3 jenis yaitu, Batuan
Beku, Batuan Sedimen, Batuan Metamorf. Setiap batuan memiliki
sejumlah mineral yang memiliki nilai ekonomi dan dimanfaatkan sebagai
Bahan Galian Logam, Bahan Galian Industri, dan Bahan Galian Energi,
diantaranya:
1. Batu Pasir di Panaragan, Tulang Bawang Barat.
2. Akik (agat) dan Kalsedon di Way Papak , Lampung Selatan.
3. Batu Gamping di Blambangan Umpu.
4. Kalsit/Marmer di Desa Gerbang Hilir, Padang Cermin, Lampung
Selatan.
5. Kuarsit di Way Sekampung, Tegineneng, Lampung Tengah
6. Minyak Bumi di Kotabumi
7. Batu Bara di Menggala.
3. Homo Erectus

Manusia yang hidup sejak 1juta-150.000 tahun yang lalu pada masa
Paleolitik dan Masa Mesolitik. Benda budaya yang dihasilkan mencakup Kapak
Perimbas, Pahat Genggam, Proto Kapak Genggam, Kapak Penetak, Batu Inti, Serpih
Billah, Kapak Genggam, Alat Tulang dari Tanduk, dan Perhiasan Kerang.

4. Batu Bergores
Permukaan batu terdapat 5 goresan dan 1 buah lubang, digunakan untuk
kebutuhan upacara yang bersifat sacral, sebagai saran pemberian
kekuatan gaib terhadap suatu alat berupa senjata tajam dengan cara
mengasahkan alat pada batu. Ditemukan di Benteng Sari Jabung
Lampung Timur
5. Arca Megalitik Folensia

Arca ditemukan tahun 1963 di Situs Pugung Raharjo, Lampung Timur.


Pada bagian pinggang belakang terselip sebuah keris sebagai ciri arca
yang menggambarkansalah satu tokoh perwujudan seorang panglima.
Arca sejenis banyak ditemukan di Jawa Timur, pada periode sebelum
jaman Majapahit sekitar abad ke-12/13 M.

6. Arca Menhir.
Arca ditemukan di Perwakilan Sukau, Lampung Barat. Arca
digambarkan dalam posisi jongkok, mata besar melotot, hidung besar
melebar segitiga, mulut persegi terbuka, tangan kanan ditekuk melipat di
atas dada, tangan kiri disedekapkan ke atas perut. Arca berkelamin laki-
laki, alat kelamin berdiri melengkung ke kiri.
Arca tradisi megalitik merupakan personifikasi dari roh leluhur yang
memiliki kekuatan gaib. Arca berfungsi sarana meminta perlindungan
menolak semua bahaya dan pengaruh jahat dari luar
7. Lumping Batu

Batu berbentuk lesung yang merupakan tinggalan tradisi megalitik muda


dari neolitikum + 1600 tahun yang lalu. Digunakan untuk menumbuk
biji-bijian/menghaluskan kebutuhan sehari-hari. Ditemukan di daerah Benteng Sari.
Jabug Timur.

8. Arca Megalitik Folenesia


Arca ditemukan tahun 1963 di Situs Pugung Raharjo, Lampung Timur.
Pada bagian pinggang belakang terselip sebuah keris sebagai ciri arca yang
menggambarkan salah satu tokoh perwujudan seorang panglima. Arca berada pada
lingkup budaya tradisi megalitik. Arca sejenis banyak ditemukan di Jawa Timur, pada
periode sebeoum jaman Majapahit sekitar abad ke-12/13 M.
9. Prasasti Tanjung Raya II

Prasasti ditemukan tahun 1970 di Desa Tanjung Raya, Kecamatan


Balik Bukit, Lampung Barat. Prasasti Menhir ini terdiri dari baris, huruf Jawa kuno,
bahasa Melayu Kuno, umut Abad ke-14 M, goresan mata pisau yang sama pada prasasti
Hujung Langit. Di dekatnya ditemukan Prasati Tanjung Raya I dengan 8 baris, huruf
Jawa Kuno dan umur Abad ke-10 M. Pada bagian tengah terdapat goresan bejana dan
daun.

10. Naskah Buku Kulit Kayu


Naskah kulit kayu umumnya beraksara Lampung dan menggunakan
bahasa Lampung. Pada naskah tertera lambing, simbol, rajah dan matera.
Isi naskah pada umumnya berupa matera tentang tolak bala, pengobatan,
kekebalan dn pemikat gadis. Aksara Lampung secara luas memiliki
makna yang sangat penting untuk mengungkapkan akar adat istiadat,
sosial dan ekonomi dalam masyarakat.

2.4 Analisis Hasil Observasi (kaitkan dengan materi Identitas Nasional)


Sejarah dan kebudayaan suatu wilayah memiliki kaitan yang erat dengan identitas
nasional dari wilayah tersebut. Identitas nasional suatu wilayah tidak hanya mencakup
aspek politik dan geografis, tetapi juga aspek budaya dan sejarah.
Sejarah suatu wilayah mencakup peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu dan telah
membentuk karakteristik dan identitas dari wilayah tersebut. Misalnya, peristiwa-
peristiwa seperti perjuangan kemerdekaan, perang, dan penjajahan telah membentuk
identitas nasional Indonesia sebagai negara yang berdaulat dan merdeka.
Kebudayaan suatu wilayah juga memiliki peran penting dalam membentuk identitas
nasional dari wilayah tersebut. Kebudayaan mencakup berbagai aspek, seperti bahasa,
adat istiadat, seni, dan agama, yang semuanya memainkan peran penting dalam
membentuk identitas nasional. Misalnya, kebudayaan Jawa dengan bahasa, tari, musik,
dan adat istiadatnya telah menjadi ciri khas Indonesia yang dikenal di seluruh dunia.
Oleh karena itu, pemahaman dan penghargaan terhadap sejarah dan kebudayaan suatu
wilayah sangat penting dalam membangun identitas nasional yang kuat dan
berkelanjutan. Pemerintah dan masyarakat juga perlu memperkuat kebudayaan dan
sejarah lokal sebagai bagian dari identitas nasional, karena hal tersebut dapat
meningkatkan kesadaran dan kebanggaan nasional serta menguatkan persatuan dan
solidaritas di antara masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
3.2.1 Mahasiswa

3.2.2 Masyarakat

3.2.3 Pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (Lampirkan foto dengan koleksi yg ada di museum bagi yang
berkunjung secara offline)

Anda mungkin juga menyukai