Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KUNJUNGAN KE MUSEUM NTB

PROGRAM "SISWA MASUK MUSEUM TINGKAT SMP SE KOTA MATARAM TAHUN


2021"

Disusun Oleh :
Komang Sawitri Widariyani
I Made Hari Ananta Wijaya
Enji Olimpia Ayu Asmara
Ni Putu Dhea Pratiwi
I Putu Ayu Sukma Kartika Dewi

SMP NEGRI 5 MATARAM


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
kunjungan ke Museum NTB yang dilaksanakan pada Kamis, 10 Juni 2021.

Lewat laporan ini juga kami mengucapkan terima kasih khususnya kepada Bapak Kepala
Sekolah yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk melakukan perjalanan wisata
ini, serta kepada orangtua kami yang telah mengizinkan kami untuk melakukan perjalanan
wisata ini, sehingga kegiatan perjalanan wisata ini dapat berjalan dengan baik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun, sangat kami harapkan dari
pembaca demi menyempurnakan laporan ini.

Harapan kami semoga penyusunan laporan ini dapat diterima dan dimengerti serta
bermanfaat bagi kami khususnya maupun pembaca sekalian.

Mataram, 10 Juni 2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan

BAB II. PEMBAHASAN


2.1 Sejarah Museum
2.2 Macam-macam peninggalan di Museum NTB

BAB III. KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan kunjungan museum merupakan program "Siswa Berkunjung ke Museum"


yang diadakan oleh Museum NTB yang diikuti oleh 5 orang perwakilan dari tiap sekolah
tingkat SMP se kota Mataram yang bertujuan untuk meningkatkan minat siswa mengenai
sejarah dan museum.

1.2 Tujuan

1. Sebagai sarana pendidikan


2. Untuk mengetahui sejarah yang terdapat di NTB
3. Untuk mengetahui macam-macam peninggalan sejarah di museum NTB
4. Mendapatkan informasi mengenai tempat wisata di NTB
5. Sebagai sarana rekreasi siswa

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Museum

Museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat
terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset,
mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan
studi, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan
akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran
imajinatif pada masa depan. Sejak tahun 1977, setiap tanggal 18 Mei diperingati sebagai
Hari Museum Internasional.
Museum dalam PP 66 tahun 2015 tentang Museum, adalah lembaga yang berfungsi
melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada
masyarakat. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2015 tentang Museum merupakan
aturan pelaksanaan dari ketentuan Pasal 18 ayat (5) Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2010 tentang Cagar Budaya.
Secara etimologis, museum berasal dari kata Yunani, Μουσεῖον atau mouseion, yang
sebenarnya merujuk kepada nama kuil untuk sembilan Dewi Muses, anak-anak Dewa Zeus
yang melambangkan ilmu dan kesenian.[4] Bangunan lain yg diketahui berhubungan
dengan sejarah museum adalah bagian kompleks perpustakaan yang dibangun khusus
untuk seni dan sains, terutama filsafat dan riset di Alexandria oleh Ptolemy I Soter pada
tahun 280 SM.
Pada awalnya, museum bermula sebagai tempat untuk menyimpan koleksi milik individu,
keluarga atau institusi kaya. Benda-benda yang disimpan biasanya merupakan karya seni
dan benda-benda yang langka, atau kumpulan benda alam dan artefak arkeologi.

2.2 Macam-macam peninggalan di museum NTB

Museum Negeri Nusa Tenggara Barat adalah museum yang terletak di Mataram, Lombok,
Indonesia. Museum ini adalah museum negeri provinsi Nusa Tenggara Barat.
Museum Negri Nusa Tenggara Barat memiliki koleksi sebanyak 7.698 yang dikelompokan
menjadi 10 bagian yaitu:

1. Geologika
geologika yaitu benda koleksi yang merupakan objek disiplin ilmu geologi, seperti batuan,
mineral, fosil, dan benda-benda bentuk alam lainnya.
Gambar di atas merupakan contoh peninggalan prasejarah yang merupakan koleksi
geologika.
Gambar di atas merupakan batu adalah alat serpih. Alat ini digunakan oleh manusia purba
untuk menusuk, memotong dan melubangi kulit binatang, dan terbentuk dari batu.
Diperkirakan, alat ini merupakan serpihan-serpihan dari batu yang dibuat sebagai kapak
genggam.
Koleksi yang diberi nomor kode 01 ini berjumlah 47 buah, yang terdiri dari peta geologi,
batuan hasil letusan gunung berapi, fosil kayu, gambar tata surya, dan lain-lain.

Jenis jenisnya:
1. Batuan Sedimen
Batuan sedimen merupakan salah satu jenis batuan yang terbentuk di atas permukaan
bumi dan terjadi proses pembekuan pada suhu tekanan udara rendah. Batuan ini
merupakan batuan yang sudah ada sebelumnya dan terkena berbagai jenis pelapukan,
yang mana hasil dari proses pelapukan dan erosi tersebut mengendap di dalam cekungan
dan menjadi satu. Seiring berjalannya waktu endapat kumpulan endapan tersebut menjadi
sebuah batu yang baru. Aada beberapa jenis batuan sedimen seperti batu konglomerat,
batu pasir, batu serpih, batu gamping, batu breksi, batu lempung serta batu stalaktit dan
stalagmit.
2. Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena proses pembentukannya terjadi dari
magma yang telah mengalami pendinginan atau pembekuan. Biasanya batuan ini berada di
dalam mantel atau kerak bumi. Hingga kini setidaknya sudah terdapat 700 jenis batuan beku
yang terindentifikasi. Proses terbentuknya batuan beku terbagi menjadi tiga macam yaitu
sebagai berikut:
Intrusive. Batuan beku jenis intrusive merupakan salah satu batuan beku yang dalam proses
pembentukannya terjadi di dalam maupun di bawah permukaan bumi. Batuan ini merupakan
bentuk dari pembekuan magma kerak bumi, sehingga memiliki bentuk dan tekstur yang
kasar.
Ekstrusif. Jenis batuan beku ekstrusif merupakan batuan yang terjadi di atas permukaan
kerak bumi. Hal ini disebabkan karena adanya proses pencairan magma di dalam mantel
maupun kerak bumi. Proses pembentukan jenis batuan beku ini lebih cepat dibandingkan
dengan batuan beku intrusive. Pasalnya proses pembekuan terjadi di atas permukaan bumi.
Hipabissal. Sementara itu jenis batuan hipabissal terbentuk oleh adanya proses naik
turunnya magma di dalam mantel atau kerak bumi. Batuan ini terbentuk di antara batuan
vukanik dan plutonik.

3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf merupakan batuan yang mengalami proses metamorfosis. Batuan
metamorf juga memiliki berbagai macam jenis, yaitu batuan metamorf kontak, batuan
metamorf dinamo dan batuan metamorf kontak pneumatolistis. Berikut penjelasannya:
Batuan metamorf kontak merupakan jenis batuan yang mengalami proses metamorfisis
akibat adanya suhu yang sangat tinggi. Suhu ini berasal dari aktivitas magma yang
menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun warna batuan. Beberapa contoh dari
batuan metamorf ini yaitu batu marmer, batolit, lakolit dan batual sill.
Batuan metamorf dinamo ialah batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari
adanya tekanan yang tinggi dan berasal dari tenaga endogen dalam waktu yang lama, serta
dihasilkan dalam proses pembentukan kulit bumi dan dipengaruhi tenaga endogen.
Batuan metamorf kontak pneumatolistis merupakan jenis batuan yang mengalami proses
metamorfose sebagai akibat dari adanya pengaruh dari gas-gas yang ada pada magma. Hal
ini menyebabkan perubahan komposisi kimiawi mineral dari batuan ini

2. Biologika
Koleksi biologika adalah koleksi yang berhubungan dengan makhluk hidup atau bagian dari
makhluk hidup, terutama flora dan fauna.
Koleksi yang diberi nomor kode 02 ini berjumlah 123 buah, yang terdiri dari berbagai
binatang hasil offset (buaya, ular kobra, biawak, rusa, kupu-kupu),

kerang, berbagai jenis kayu, dan gambar flora dan fauna khas Nusa Tenggara Barat.

3. Etnografika
Etnografi adalah suatu bidang penelitian ilmiah yang sering digunakan dalam ilmu sosial,
terutama
dalam antropologi dan beberapa cabang sosiologi.
Koleksi etnografika adalah koleksi benda budaya yang berasal dari berbagai suku bangsa
yang ada
di Nusa Tenggara Barat, seperti suku bangsa Sasak, Samawa, dan Mbojo. Di samping itu,
terdapat
pula benda budaya yang berasal dari suku bangsa di luar Nusa Tenggara Barat, seperti Bali.
Contoh Koleksi Etnografika:
Koleksi yang diberi nomor kode 03 ini berjumlah 3711 buah yang terdiri dari:
berbagai peralatan mata pencaharian hidup (berburu, berladang, bertani, menangkap ikan),
peralatan transportasi, peralatan rumah tangga (menerima tamu, memasak/dapur),
peralatan
upacara adat (daur hidup), kain, dan berbagai jenis peralatan lain yang mempunyai arti dan
kegunaan bagi suku bangsa pendukungnya.
* Parang (Tiyuk pengentas)
* Tempius
* Keris

Sejarah-sejarahnya :
* Sebuah pedang ( Tituk Pengntas), mata terbuat dari besi bentuk wayag “ Prabu Nursiwan
“. Selut
atau ring terbuat dari besi. Hulu dari tangkai dari kayu ena u bentuk bundar. Fungsinya
dipergunakan sebagai parang penunjuk jalan bagi orang yang telah meninggal pada saat
upacara
penguburan (ngaben) oleh masyarakat agama Hindu di Lombok.
* Sebuah Tempius mata terbuat dari bentuk luruh kedua ujungnya tajam, bagian ujung
runcing.
Tangkai tebuat dari kayu, ring terbuat dari bahan kuningan. Tangkai tterbuat dari kayu
bentuk
bundar, bagian ujung dan pangkalnya dilapisi dengan perak. Fungsinya diperunakan
sebagai
senjata tusuk, dan disamping itu juga dapat dipergunakan sebagai tongkat.
* Sebuah keris mata terbut dari besi luk 9 lengkap dengan ganja dan pamornya, Ring tebuat
dari
kuningan dihiasi dengan permata. Hulu terat dari kayu berora bentuk Cekahan, sarung atau
warangka tebuat dari kayu berora bentuk gayaman. Fungsinya dipergunakan sebagai
senjata atau
dipergunakan sebagai kelengkapan busana pada saat melaksanakan upacara adat oleh
masyarakat suku Sasak.

4. Arkeologika
. Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) masa lalu melalui kajian
sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan.contohnya adalah Jurnalis, penemuan
mayat purba.
Koleksi yang diberi nomor kode 04 ini berjumlah 336 buah, yang terdiri dari nekara, lingga
yoni, periuk berhias, dan lain-lain.

Jenis-jenisnya menurut zaman


A. Zaman Batu Tua
Zaman batu tua disebut juga paleolitikum atau masa berburu dan meramu. Pada zaman
ini, kehidupan manusia masih sangat tergantung pada alam dan berpindah-pindah
(nomaden). Makanan didapat dari sumber makanan yang ada di sekitar tempat tinggal.
Tempat tinggal manusia pada masa tersebut biasanya dekat dengan sumber air yang
berpohon banyak dan berelief datar. Alat-alat yang digunakan masih sangat sederhana
bentuknya dan terbuat dari batu atau tulang.

B. Zaman Batu Tengah


. Zaman batu tengah disebut juga mesolitikum atau masa berburu dan meramu tingkat
lanjutan. Pada zaman ini, manusia hidup di gua-gua dan masih berpindah-pindah. Makanan
didapat dengan cara berburu hewan-hewan liar dan buah-buahan dari pepohonan yang ada
di hutan. Manusia masih menggunakan alat-alat terbatas yang terbuat dari batu dan tulang
dengan bentuk yang lebih baik. Sumber daya alam masih mampu memenuhi kebutuhan
hidup manusia.

C. Zaman Batu Baru


. Zaman batu baru disebut juga neolitikum atau masa bercocok tanam. Pada zaman ini,
manusia mulai mengenal bercocok tanam dengan cara berladang dan mereka tinggal
sekaligus menetap di dekat ladang-ladang yang mereka buat, mereka membabat hutan
dengan sistem ladang berpindah. Setelah berkali-kali panen dan kesuburan ladang
berkurang, mereka akan berpindah dan membuka ladang baru di tanah yang masih subur.
Pada masa ini, manusia mulai memelihara hewan ternak dan hidup dalam kelompok-
kelompok besar serta mulai mengenal kepemimpinan secara terbatas. Peralatan yang
digunakan masih terbuat dari batu yang diasah hingga halus dan berbentuk lebih baik.

D. Zaman Logam
. Zaman logam disebut juga masa perunggu dan besi atau masa perundagian. Pada zaman
ini, manusia telah menetap dan mulai mengenal pembagian kerja berdasarkan keahlian
tertentu. Oleh karena itu, kehidupan masyarakat pada zaman ini telah mengenal adanya
pembagian status berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki. Manusia pada zaman ini juga
telah mengenal peralatan yang terbuat dari logam tertentu yang mudah didapat seperti
perunggu dan besi.

5. Hisnotika
Historika Artinya Sejarah Peninggalan Sepeniggalan Perang,Konflik,dll
Historika Slah satu Teologi Yaitu Teologi Yang Berurusan Dengan Sejarah Umat Islam Dan
Alkitab
Kristen.
Sejarawan adalah orang yang mempelajari dan menulis mengenai masa lalu, dan dianggap
sebagai
yang berwenang atas kajian dan penulisan tersebut. Sejarawan memperhatikan narasi dan
penelitian yang berkelanjutan dan metodis mengenai masa lalu yang berkaitan dengan umat
manusia, serta kajian semua sejarah pada masanya.
Koleksi yang diberi nomor kode 05 ini berjumlah 138 buah, yang terdiri dari kipas emas,
pundi
emas, ceret emas, bendera perang, topi mahkota emas dari Kesultanan Bima, dan
sebagainya.

6. Numismatika dan Heraldika


Numismatika adalah mata uang atau alat tukar yang pernah beredar dan digunakan oleh
masyarakat ,sedangkan heraldic adalah tanda jasa atau lambang provinsi , azimat ,dan cap.
Koleksi yang diberi nomor kode 06 ini berjumlah 1.361 buah ,yang terdiri dari mata uang
negara asing dan stempel kerajaan.

7. Filologika
Koleksi filologi adalah naskah kuno yang ditulis menggunakan aksara dan bahasa
tradisional yang berisi tentang ilmu pemerintahan, sastra, pengobatan, hukum, dan lain-lain.
Koleksi yang diberi nomor kode 07 ini berjumlah 1.392 buah, terdiri dari sebagian besar
naskah kuno yang ditulis di atas daun lontar dengan menggunakan aksara tradisional (Jawa
dan Jejawan/Sasak) serta bahasa Jawa Madya.

TAKEPAN UNDUK
Sumber: Dasan Agung, Mataram
Tebal : 6,5 cm
Panjang : 30,5 cm
Lebar : 3 cm

Bahan dari lontar ditulis dengan huruf Jejawan teknik


toreh, bahasa Jawa Madya, tembang macapat, terdiri dari
75 lempir. 1 lempir patah pada halaman 2, halaman
pertama dan terakahir kosong. Tiap lempir terdapat 4 baris tulisan, ditulis secara bolak balik
rectovarso. Pada bagian samping kiri dan kanan diapit dengan kayu disebut takep (takepan)
diukir motif bunga. Isinya menceritakan tentang Nabi Allah yang menjadi penutup dari para
nabi bernama Nabi Muhammad SAW. dan mempunyai empat orang sahabat, yaitu Abu
Bakar, Umar, Usman, dan Ali. Mereka berperang melawan raja Unduk yang durhaka. Nabi
Muhammad dan para sahabatnya sangat giat memerangi kaum kafir dan kedurhakaan di
dunia. Raja Unduk menjadi raja bangsa jin, dan semua jenis binatang binatang buas. Raja
Unduk juga mengerti bunyi semua binatang sehingga dengan gampang memeritah sesuai
dengan keinginannya.
Sumber : http://koleksi.museumntb.ntbprov.go.id/item/7/
KEROPAK SAKARATUL MAUT
Sumber: Dasan Agung, Mataram
Tebal : 14,5 cm
Panjang : 36,5 cm
Lebar : 2,6 cm

Naskah ini ditulis di atas daun lontar dengan teknik toreh dengan ujung pisau, tiap halaman
terdiri dari empat baris tulisan dengan menggunakan huruf jejawan dalam bahasa Sasak
dan bahasa Jawa Madya. Kotak terbuat dari kayu, terdiri dari 150 lempir bentuk tembang
macepat, tenpat penyimpanan naskah dibuatkan kotak yang disebut keropak Pada awalnya
penulis menyatakan bahwa sebagai peringatan kepada sanak saudara baik laki-laki maupun
perempuan agar berbakti kepada Allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya. Dan
selanjutnya isin naskah menguraikan tentang datangnya hari kiamat, dunia akan hancur,
gunung-gunung akan meletus, pelanet akan bertabrakan tidak ada yang hidup pada waktu
itu. Dan pada hari itu Allah akan menurunkan Malaikat Israfil untuk mencabut nyawa seluruh
mahluk hidup dan akan menghidupkan kembali semua yang sudah mati termasuk manusia
untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya diatas dunia. Pintu Surga Terbuka
lebar bagi amal yang baik dan sebaliknya neraka yang membara menanti kedatangan bagi
yang jahat.
Sumber : http://koleksi.museumntb.ntbprov.go.id/item/8/

TAKEPAN BANDARSELA
Sumber: Rungkang Jangkuk, Desa Sayang-sayang,
cakranegara
Tebal : 10,3 cm
Panjang : 37 cm
Lebar : 3,1 cm

Bahan dari lontar ditulis memakai huruf Jejawan dengan


teknik toreh, bahasa Jawa Madya, tembang macapat,
terdiri dari 75 lempir. Tiap lempir terdapat 4 baris tulisan,
ditulis secara bolak balik rectovarso. Pada bagian samping kiri dan kanan diapit dengan
kayu disebut takep (takepan). Isinya menguraikan tentang Prabu Jarum Marjum bermimpi
melihat seekor kuda mempunyai tiga buah mata dua mata dikepala dan satu mata di
dadanya, mereka ingin sekali melihat kuda tersebut, maka diperintahkan dua orang patih
bernama Jangga Biru dan Jangga Petak untuk mencarinya. Didalam perjalanan mereka
bertemu dengan pemilik kuda bernama Badik Walam sedang mengembala kuda persis
seperti mimpi sang prabu. Patih Jangga Biru dan Jangga Petak meminta dengan baik-baik
untuk mengambil kuda itu namun tidak berhasil, akhirnya dengan kesaktiannya mereka
merubah diri menjadi manjangan yang bisa diajak bermain-main oleh Badik Walam, oleh
manjangan Badik Walam dapat diajak sampai jauh dan meninggalkan kudanya, Badik
Walam tersesat didalam hutan, ketika itulah Patih Jangga Biru dan patih Jangga Petak
langsung merubah dirinya manjadi manusia dan membawa kuda itu kehadapan raja Jarum
Marjum. Selanjutnya, Putri Prabu Jarum Marjum bernama Jumenengsari jatuh cinta pada
Badik Walam, karena tidak bisa menahan cintanya yang membara maka Jumenengsari
mendatangi kamar tidurnya Badik Walam sehingga terjadilah hal yang tidak senonoh,
perbuatan mereka diketahui oleh negara, Badik Walam dihukum dan dimasukkan kedalam
penjara sedangkan putri Jumenengsari menjadi gila. Atas bantuan Guru Alim dari Gunung
Arga Pura Badik Walam dan Jumenengsari diselamatkan, Patih Wiradadu dibunuh dengan
wuluh gading. Prabu Darum Marjum sangat sedih atas kematian patihnya dan akhirnya
menjadi bencana cinta kasih yang penuh liku dan penderitaan. Kasih sayang seorang ayah
menjadi duri dalam kalbu.
Sumber : http://koleksi.museumntb.ntbprov.go.id/item/9/

TAKEPAN JATISWARA
Sumber: Rungkang Jangkuk, Desa Sayang-sayang,
cakranegara
Tebal : 10 cm
Panjang : 30 cm
Lebar : 3 cm

Bahan dari lontar ditulis dengan huruf Jejawan teknik


toreh, bahasa Jawa Madya, tembang macapat, terdiri dari
120 lempir. Tiap lempir terdapat 4 baris tulisan, ditulis secara bolak balik rectovarso. Pada
bagian samping kiri dan kanan diapit dengan kayu disebut takep (takepan). Isinya adalah
pengembaran Ki Sajati Swara tanpa pamit kepada kedua orang tuanya demikian juga keada
istrinya untuk mencari Ki Sajati. Kemudian dipuncak gunung antara Jati Swara dengan
Kisajati bertemu tatkala itu Kisajati menjadi sorang pertapa. Dan juga isi lainnya adalah
tanya jawab tentang roh hilapi, perjalanlan roh dalam menghadapi kematian, dan dialog
antara manunggaling gusti kaula lan gusti, antara Jatiswara dengan caranya mengesakan
Allah dari kaula (hamba) dan menjunjung pemimpin dengan rakyat. Dialoag antara Ki
Sahimbingan dengan wasiraga adalah cara diaolog antara raga dengan ajaran.
Sumber : http://koleksi.museumntb.ntbprov.go.id/item/10/

TAKEPAN DAJAL NAPIYAH


Sumber: Rungkang Jangkuk, Desa Sayang-sayang
Tebal : 8,2 cm
Panjang : 30,5 cm
Lebar : 3,9 cm
Bahan dari lontar ditulis dengan huruf Jejawan teknik
toreh, bahasa Jawa Madya, tembang macapat, terdiri
dari 93 lempir. Tiap lempir terdapat 4 baris tulisan, ditulis
secara bolak balik rectovarso. Pada bagian samping kiri
dan kanan diapit dengan kayu disebut takep (takepan).
Isinya menceritakan tentang Syeh Sahid Pandita memerintah dinegeri Puser Bumi,
pemerintahannya aman dan tentram rakyatnya taat beribadah dengan memeluk agama
Islam. Tersebut pula tentang putra raja atas angin yaitu Brahala dan Dajal ingin mengobrak
abrik kerajaan Puser Bumi. Dajal merubah dirinya menjadi malaikat dan melaporkan kepada
Allah dengan berbagai fitnah. Brahala dan Dajal mendapat restu dan kekuatan untuk
menghancurkan negeri Puser Bumi. Dan dalam keadaan sebaliknya dengan kekuasaan
Tuhan dan memerintahkan malaikat untuk memusnahkan Brahala dan Dajal.
Sumber : http://koleksi.museumntb.ntbprov.go.id/item/11/

TAKEPAN PETAL JEMUR


Sumber: Rungkang Jangkuk, Desa Sayang-sayang,
cakranegara
Tebal : 7,5 cm
Panjang : 23,1 cm
Lebar : 3,2 cm

Bahan dari lontar ditulis dengan huruf Jejawan teknik


toreh, bahasa Jawa Madya, tembang macapat, terdiri dari
108 lempir. Tiap lempir terdapat 4 baris tulisan, ditulis secara bolak balik rectovarso. Pada
bagian samping kiri dan kanan diapit dengan kayu disebut takep (takepan). Isinya
menceritakan tentang raja negeri Sahelsah bernama Aji Sarandil terlunta-lunta ditengah
hutan, kemudian betemu dengan seorang wanita lalu menikahinya, Adik raja Sarandil
memerintahkan kepada seluruh para mantra dan hulu balang serta para rakyat untuk
mencari kakaknya yang telah lama menghilang. Sang istri yang ditinggal oleh Ajis Salandil
melahirkan anak seorang laki-laki bernama Alamdaur. Setelah besar Alamdaur melakukan
berbagai ulah sehingga kehancuran dinegeri Sahelsah.
Sumber : http://koleksi.museumntb.ntbprov.go.id/item/12/

8. Keramologika
Kramalogika adalah benda yang terbuat dari tanah liat ,bahan bantuan dan porselin yang
dibakar dengan suhu tinggi maupun rendah . koleksi ini ada 511 buah , yang terdiri dari
kramik yang berasal dari negara asing .

BULI BULI
Sumber: Lombok
Tinggi : 14 cm
Diameter : 2,5 cm
Bahan dari keramik diglasur warna putih keabu-abuan
pecah seribu. Pada bagan pantat tampa glasur, bibir
agak melebar keluar. Fungsunya dipergunakan sebagai
wadah. Bersal Dari China

BULI BULI
Sumber: Lombok
Tinggi : 96 cm
Diameter mulut : 3,5 cm
Diameter badan : 8,6 cm
Diameter pantat : 4,5 cm
Sebuah buli-buli berasal dari China, terbuat dari bahan porselin diglasur warna coklat.
Pantat tidak diglasur kaki pendek. Terdapat hiasan ornamen bunga tulisan menyerupai huruf
kanji, garis melingkar pada bagian leher dan pantat. Fungsinya sebagai wadah.

TEKO
Sumber: Lombok
Tinggi : 45,5 cm
Diameter : 11 cm

Sebuah Teko bersal dari China terbut dari bahan keramik


diglasur, terdapat ornamen di atas glasur yairu bunga
daun dan binatang. Ceret bentuk lurus, pegangan pecah
dan tanpa tutup. Fungsinya dipergunakan sebagai wadah.

PIRING
Sumber: Lombok
Tinggi : 3,5 cm
Diameter : 24 cm

Sebuah piring terbuat dari bahan keramik bentuk budar


kaki pendek diglasur warna merah dengan motf bunga.
Pada bagian dalam terdapat gambar gedung bertingkat, jembatan, sungai dan bunga.. Pada
bagian bawah terdapat cap yang berbunyi "Masterikh socciet ceramque .Prodesasi abad ke
17-19. Fungsinya diperguanakan sebagai piring. Berasal dari Eropah.

PIRING
Sumber: Lombok
Tinggi : 3,5 cm
Diameter : 24 cm

Sebuah piring terbuat dari bahan keramik bentuk budar


kaki pendek diglasur warna merah dengan motf bunga.
Pada bagian dalam terdapat gambar gedung bertingkat,
jembatan, sungai dan bunga.. Pada bagian bawah
terdapat cap yang berbunyi "Masterikh socciet ceramque .Prodesasi abad ke 17-19. Asala
Eropah. Fungsinya diperguanakan sebagai wadah.

9. Seni Rupa
Seni rupa adalah benda-benda hasil daya cipta, karsa, dan rasa manusia yang
diungkapkan secara konkrit ke dalam bentuk dua atau tiga dimensi yang mempunyai nilai
fungsi ekspresi dan estetik, juga memiliki keragaman dalam tema, ide konseptual, dan
media teknik.
Koleksi yang diberi nomor kode 09 ini berjumlah 38 buah, terdiri dari lukisan, alat musik
tradisional, topeng, wayang Sasak, serta hasil anyaman dan ukiran.
LUKISAN

Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa.


Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah
sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Seni lukis barangkali merupakan cabang seni rupa paling tua.
Sejak masa prasejarah, orang sudah mulai menemukan
kegiatan menggambar dengan media dinding goa, dengan
cara menjiplak telapak tangan mereka yang disembur dengan
kunyahan daun-daun dan batu mineral berwarna.
Dari sana, orang mulai menemukan bahwa susunan bentuk sederhana jika diolah dengan
sedemikian rupa bisa menghasilkan sebuah gambar yang indah. Kemudian kegiatan
menggambar ini berkembang jadi termasuk salah satu kegiatan seni.

ALAT MUSIK TRADISIONAL


1. GULA GENDING
Alat ini digunakan untuk menjajakan sejenis makanan khas
Lombok yang berbahan dasar gula pasir. Karena itulah
namanya Gula Gending. Gula Gending digunakan untuk
menarik calon pembeli dengan cara memainkannya. Dulu alat
musik ini terdiri dari tengkok dan rincik dan dalam
perkembangannya ditambah dengan mandolin, kendang dan
seruling.
Frase Gula gending sendiri mengacu pada penjual gula-gula
yang memainkan 5 dari 6 bidang kotak tanpa penutup yang
merupakan sumber bunyi bernotasi yang posisinya menempel di sisi luar setengah lingkaran
instrument gule gending atau tangka’. Cara memukulnya menyerupai dengan teknik
memukul alat musik perkusi atau kendang.

2. GONG TAWAQ-TAWAQ
Tawaq-tawaq merupakan sebuah perangkat alat musik suku Sasak di Lombok yang
didukung dengan berbagai perangkat alat musik yaitu 6 buah barangan sebagai melodi, 2
kemong gantung, 2 gendang sebagai pembawa tempo dan dinamika, sebuah gong, dan 8
pasang ceng-ceng (simbal) sebagai alat ritmik. Gong tawaq-tawaq merupakan salah satu
instrumen unik dari kuningan yang ada di pagelaran seni tersebut. Pementasan tawaq-
tawaq dapat dimainkan dengan posisi duduk maupun arak-arakan.

3. MANDOLIN
Mandolin adalah alat musik tradisional yang dimainkan pada acara
tertentu dan berfungsi sebagai pengiring tarian tarian rudat dan
lagu-lagu tradisional sasak. Sama seperti genggong, juga
dipadukan dengan alat musik lain secara bersamaan atau bisa
juga dimainkan sendiri atau solo. Bentuk alat musik ini memiliki
dawai dan dimainkan seperti biola.

4. SARONE
Sarone merupakan alat musik tiup sejenis klarinet yang terbuat dari bambu dan daun
kelapa. Pada bagian mulut sarone terdapat semacam lidah tunggal (single reed) yang
direkatkan dan terbuat dari bambu tipis. Lidah-lidah ini berfungsi sebagai alat bantu tiup
yang langsung bersentuhan dengan bibir.
Sarone dllengkapi dengan 4 lubang nada dan dimainkan dengan cara berkelompok bersama
alat musik lainnya, seperti rebana rea dan rebana ode. Sarone juga menjadi bagian dari
ensambel Gong Gendang sebagai pembawa melodi.
Konon saat sebelum dimainkan, sarone diasapi terlebih dahulu dengan kemenyan supaya
dapat menghasilkan suara yang jernih dan menarik. Oleh masyarakat Sumba, suara sarone
diyakini dapat memikat gadis dan menolak gangguan orang-orang yang memiliki itikad
buruk.

TOPENG
Topeng Lombok umumnya ada persentuhan dan kontak
sosial antara masyarakat lokal dan masyarakat etnis Bali di
Lombok. Orang Bali banyak yang menetap di Lombok sejak
kekuasaan Raja Karangasem Singosari tahun 1692-1839
(Sejarah daerah NTB). Kontak sosial budaya diduga pula
berkaitan dengan sejarah masuknya Islam di Lombok. Itu
terindikasi dari nama pemain dalam teater tradisi itu seperti
tokoh Ida (tuan tanah), Idayu (putri Ida), Jroayan, Tuan Guru (pemuka agama Islam di
Lombok).

BERAGAM karakter topeng tradisi ini, meliputi karakter angkara (tamak, rakus) macam
topeng Cupak, kemudian watak kuat, bijak, humanis, kharismatis (sakti, berakal budi) seperti
raut topeng Amaq Abir humanis maupun Amaq Darmi. Mungkin nama itu sesuai dengan
nama Abir (asal kata akbar) ataupun darmi (darma=kebenaran). Sedang sosok humanis
terlihat pada wajah Amaq Tempenges (pembantu Ida dalam teater topeng Amaq Abir).
Tempenges agaknya asal katanya tepeng (jujur) dan inges (ganteng).

Fungsi barong tengkok mirip wajah Barong Keket (Bali) atau Barong Banyuwangi saat
pertunjukan, itu agaknya untuk penolak bala sebagaimana fungsi motif hias kala pada
gerbang candi di Jawa.

Kapan seni topeng atau teater topeng lahir di Lombok, belum diketahui pasti. Namun, buku
‘Seni Topeng di Lombok’ 1995/ 96 terbitan Museum Negeri NTB memperkirakan, seni
topeng di Lombok telah dikenal suku Sasak abad VIII-IX. Ini dikaitkan dengan kejayaan
Buddha di Indonesia (Candi Borobudur), maupun bukti adanya pengaruh Buddha (situs
Pendua, Kecamatan Gangga, Lombok Barat), yang warganya masih ada yang memeluk
agama Buddha sampai kini.

WAYANG
Asal Usul Wayang Sasak
Agama Islam masuk ke Pulau Lombok pada abad ke 16
Masehi yang dibawa oleh Sunan Prapen, yakni putra dari
Sunan Giri. Sunan Giri sendiri, dikenal sebagai penggubah
wayang gedog dan konon beliau bersama pangeran Tranggono atau Sultan Kudus
menciptakan wayang Kidang Kencana pada tahun 1477 Masehi. Sehingga ada
kemungkinan yang membawa wayang kulit ke Lombok adalah Sunan Prapen seiring dengan
dakwah beliau menyebarkan dakwal islam.

Cerita pewayangan di Pulau Lombok mengambil dari cerita Menak yang berasal dari cerita
Amir Hamzah, yakni paman dari Rasullah Muhammad saw. Amir Hamzah dijadikan tokoh
sentral dalam pewayangan Serat Menak Sasak. Nama lain dari Amir Hamzah dalam
pewayangan adalah Wong Menak (tata kehidupan yang menyenangkan) , Jayeng Rane
(kuat di medan atau arena), Jayeng Tinon (pandangan luas jauh kedepan), Jeyeng Palugon
(Kuat memakai senjata berat), Jayeng Murti (dapat mengalahkan semua kesaktian) dan
Khadimil Alam (yakni gelar setelah kawin dengan putri Roma yang bernama Hisnaningsih.

UKIRAN
Sejak abad ke-19 daerah Jepara telah dikenal luas sebagai
daerah yang memproduksi mebel dan ukiran yang terkenal di
Indonesia. Terbukti dengan adanya penghargaan dari
beberapa kalangan baik dalam dan luar negeri dan
menyatakan Jepara sebagai sebuah kawasan terpadu
penghasil mebel dan ukiran.

Di kota Jepara, kegiatan mengukir dan memahat untuk


menghasilkan mebel dan karya seni ukiran telah menjadi
bagian dari budaya, seni, ekonomi, sosial dan politik yang telah
lama terbentuk dan sukar untuk dipisahkan dari akar
sejarahnya.

Mebel dan ukir Jepara memiliki sejarah yang cukup panjang karena kemampuan bertukang
dan mengukir diturunkan dari generasi ke generasi selanjutnya. Kebiasaan ini pun seakan
terasah dan berkembang mengikuti perkembangangan zaman yang semakin maju, namun
jiwa seni dan ketrampilan yang dimiliki oleh para pengrajin ini seakan tertanam dengan
kuatnya.

Akan tetapi, saat zaman berubah, kemampuan yang dulu bersifat otodidak sekarang
dikembangkan seiring dengan peningkatan jumlah peminat dari dalam dan luar daerah
bahkan luar negeri. Berbagai Lembaga Pendidikan telah didirikan untuk memberi pelatihan
Teknik mebel, ukir, dan desain yang semakin berkembang tanpa meninggalkan ciri khas
kekayaan seni lokal daerah itu sendiri.
10. Teknologika
Teknologi adalah peralatan tradisional atau modern yang digunakan sebagai alat produksi
untuk menghasilkan suatu benda budaya.
Koleksi yang diberi nomor kode 10 ini berjumlah 33 buah, terdiri dari pande besi, alat tenun,
dan lain-lain.
PANDAI BESI

Pandai besi yaitu tukang (orang) yang melakukan


pekerjaan menempa besi dengan menggunakan
api untuk membentuk besi yang ditempanya dihasilkan menjadi suatu benda yang diminta,
seperti belati, pedang, pisau, dan lain lain. Seorang berbakat pandai besi biasanya telah
tersedia otot yang kekar atau badan yang kuat, diakibatkan acara mereka melakukan
pekerjaan 90% berasal dari otot dan kekuatan tubuh.
Pada jaman para raja, seorang pandai besi bertalian sempit dengan kesatria kesatria dan
prajurit, karena dari tangannya lah tercipta pedang, tombak, panah dan bermacam jenis
senjata. Senjata senjata yang memang sengaja diciptakan untuk menggoreskan darah dan
sejarah.

ALAT TENUN
Alat tenun tradisional adalah alat tenun yang sangat umum digunakan di berbagai daearah.
Alat tenun tradisional ini disinyalir sudah ada dan digunakan untu menenun sejak zaman
prasejarah. Hal ini terbukti dengan ditemukannya benda prasejarah dan relief yang
menggambarkan alat tenun yang masih sangat sederhana.

Alat tenun tradisional (gedogan) terbuat dari bambu


dan kayu, yang fungsinya hanya untuk mengaitkan
benang lungsi saja. Terdapat dua ujung bilah kayu
dan bambu pada alat ini. Ujuang pertama dikaitkan
pada tiang atau pondasi rumah, sedangkan ujung
satunya diikat pada badan penenun. Pada saat
menenun, posisi penenun duduk dilantai kemudian
mulailah penenun menenun dengan meletakan
benang lungsi dan pakan secara bergantian.
Menenun dengan menggunakan alat tenun
tradisional atau gedogan tidak hanya menghasilkan
sehelai kain tenun yang indah tetapi juga menghasilkan kain tenun yang berkualitas tinggi
karena dikerjakan dengan sangat cermat dan teliti sehingga memakan waktu yang lama.
Dibutuhkan waktu hingga berbulan-bulan untuk menghasilkan sehelai kain tenun yang
indah. Tak heran jika kain tenun ini mempunyai nilai jual yang sangat fantastis. Tetapi
jangan khawatir, harga mahal terbayar dengan kualitas kain dan keindahan kain tenun yang
didapat.

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Kegiatan kunjungan sangat bermanfaat bagi peserta didik
1. Dengan adanya kegiatan kunjungan ini peserta didik dapat menambah ilmu
pengetahuan.
2. Kegiatan kunjungan Menambah pengalaman.
3. Dapat mengembangkan potensi,etika,estetika, dan pratika.
4. Menumpukkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.

3.2 Saran
Dengan terselesainya karya tulis ingin mengemukakan beberapa saran yang kiranya
berguna bagi peserta didik. Adapun sarannya yaitu:
1. Pada waktu melaksanakan kunjungan hendaknya mencatat hal penting yang ada di
objek.
2. Berhati-hati dalam kunjungan karena lokasi kunjungan adalah museum, jangan
sampai merusak barang.
3. mengikuti tata tertib museum.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai