Disusun Oleh :
Komang Sawitri Widariyani
I Made Hari Ananta Wijaya
Enji Olimpia Ayu Asmara
Ni Putu Dhea Pratiwi
I Putu Ayu Sukma Kartika Dewi
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
kunjungan ke Museum NTB yang dilaksanakan pada Kamis, 10 Juni 2021.
Lewat laporan ini juga kami mengucapkan terima kasih khususnya kepada Bapak Kepala
Sekolah yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk melakukan perjalanan wisata
ini, serta kepada orangtua kami yang telah mengizinkan kami untuk melakukan perjalanan
wisata ini, sehingga kegiatan perjalanan wisata ini dapat berjalan dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun, sangat kami harapkan dari
pembaca demi menyempurnakan laporan ini.
Harapan kami semoga penyusunan laporan ini dapat diterima dan dimengerti serta
bermanfaat bagi kami khususnya maupun pembaca sekalian.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR PUSTAKA
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat
terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset,
mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan
studi, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan
akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran
imajinatif pada masa depan. Sejak tahun 1977, setiap tanggal 18 Mei diperingati sebagai
Hari Museum Internasional.
Museum dalam PP 66 tahun 2015 tentang Museum, adalah lembaga yang berfungsi
melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada
masyarakat. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2015 tentang Museum merupakan
aturan pelaksanaan dari ketentuan Pasal 18 ayat (5) Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2010 tentang Cagar Budaya.
Secara etimologis, museum berasal dari kata Yunani, Μουσεῖον atau mouseion, yang
sebenarnya merujuk kepada nama kuil untuk sembilan Dewi Muses, anak-anak Dewa Zeus
yang melambangkan ilmu dan kesenian.[4] Bangunan lain yg diketahui berhubungan
dengan sejarah museum adalah bagian kompleks perpustakaan yang dibangun khusus
untuk seni dan sains, terutama filsafat dan riset di Alexandria oleh Ptolemy I Soter pada
tahun 280 SM.
Pada awalnya, museum bermula sebagai tempat untuk menyimpan koleksi milik individu,
keluarga atau institusi kaya. Benda-benda yang disimpan biasanya merupakan karya seni
dan benda-benda yang langka, atau kumpulan benda alam dan artefak arkeologi.
Museum Negeri Nusa Tenggara Barat adalah museum yang terletak di Mataram, Lombok,
Indonesia. Museum ini adalah museum negeri provinsi Nusa Tenggara Barat.
Museum Negri Nusa Tenggara Barat memiliki koleksi sebanyak 7.698 yang dikelompokan
menjadi 10 bagian yaitu:
1. Geologika
geologika yaitu benda koleksi yang merupakan objek disiplin ilmu geologi, seperti batuan,
mineral, fosil, dan benda-benda bentuk alam lainnya.
Gambar di atas merupakan contoh peninggalan prasejarah yang merupakan koleksi
geologika.
Gambar di atas merupakan batu adalah alat serpih. Alat ini digunakan oleh manusia purba
untuk menusuk, memotong dan melubangi kulit binatang, dan terbentuk dari batu.
Diperkirakan, alat ini merupakan serpihan-serpihan dari batu yang dibuat sebagai kapak
genggam.
Koleksi yang diberi nomor kode 01 ini berjumlah 47 buah, yang terdiri dari peta geologi,
batuan hasil letusan gunung berapi, fosil kayu, gambar tata surya, dan lain-lain.
Jenis jenisnya:
1. Batuan Sedimen
Batuan sedimen merupakan salah satu jenis batuan yang terbentuk di atas permukaan
bumi dan terjadi proses pembekuan pada suhu tekanan udara rendah. Batuan ini
merupakan batuan yang sudah ada sebelumnya dan terkena berbagai jenis pelapukan,
yang mana hasil dari proses pelapukan dan erosi tersebut mengendap di dalam cekungan
dan menjadi satu. Seiring berjalannya waktu endapat kumpulan endapan tersebut menjadi
sebuah batu yang baru. Aada beberapa jenis batuan sedimen seperti batu konglomerat,
batu pasir, batu serpih, batu gamping, batu breksi, batu lempung serta batu stalaktit dan
stalagmit.
2. Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena proses pembentukannya terjadi dari
magma yang telah mengalami pendinginan atau pembekuan. Biasanya batuan ini berada di
dalam mantel atau kerak bumi. Hingga kini setidaknya sudah terdapat 700 jenis batuan beku
yang terindentifikasi. Proses terbentuknya batuan beku terbagi menjadi tiga macam yaitu
sebagai berikut:
Intrusive. Batuan beku jenis intrusive merupakan salah satu batuan beku yang dalam proses
pembentukannya terjadi di dalam maupun di bawah permukaan bumi. Batuan ini merupakan
bentuk dari pembekuan magma kerak bumi, sehingga memiliki bentuk dan tekstur yang
kasar.
Ekstrusif. Jenis batuan beku ekstrusif merupakan batuan yang terjadi di atas permukaan
kerak bumi. Hal ini disebabkan karena adanya proses pencairan magma di dalam mantel
maupun kerak bumi. Proses pembentukan jenis batuan beku ini lebih cepat dibandingkan
dengan batuan beku intrusive. Pasalnya proses pembekuan terjadi di atas permukaan bumi.
Hipabissal. Sementara itu jenis batuan hipabissal terbentuk oleh adanya proses naik
turunnya magma di dalam mantel atau kerak bumi. Batuan ini terbentuk di antara batuan
vukanik dan plutonik.
3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf merupakan batuan yang mengalami proses metamorfosis. Batuan
metamorf juga memiliki berbagai macam jenis, yaitu batuan metamorf kontak, batuan
metamorf dinamo dan batuan metamorf kontak pneumatolistis. Berikut penjelasannya:
Batuan metamorf kontak merupakan jenis batuan yang mengalami proses metamorfisis
akibat adanya suhu yang sangat tinggi. Suhu ini berasal dari aktivitas magma yang
menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun warna batuan. Beberapa contoh dari
batuan metamorf ini yaitu batu marmer, batolit, lakolit dan batual sill.
Batuan metamorf dinamo ialah batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari
adanya tekanan yang tinggi dan berasal dari tenaga endogen dalam waktu yang lama, serta
dihasilkan dalam proses pembentukan kulit bumi dan dipengaruhi tenaga endogen.
Batuan metamorf kontak pneumatolistis merupakan jenis batuan yang mengalami proses
metamorfose sebagai akibat dari adanya pengaruh dari gas-gas yang ada pada magma. Hal
ini menyebabkan perubahan komposisi kimiawi mineral dari batuan ini
2. Biologika
Koleksi biologika adalah koleksi yang berhubungan dengan makhluk hidup atau bagian dari
makhluk hidup, terutama flora dan fauna.
Koleksi yang diberi nomor kode 02 ini berjumlah 123 buah, yang terdiri dari berbagai
binatang hasil offset (buaya, ular kobra, biawak, rusa, kupu-kupu),
kerang, berbagai jenis kayu, dan gambar flora dan fauna khas Nusa Tenggara Barat.
3. Etnografika
Etnografi adalah suatu bidang penelitian ilmiah yang sering digunakan dalam ilmu sosial,
terutama
dalam antropologi dan beberapa cabang sosiologi.
Koleksi etnografika adalah koleksi benda budaya yang berasal dari berbagai suku bangsa
yang ada
di Nusa Tenggara Barat, seperti suku bangsa Sasak, Samawa, dan Mbojo. Di samping itu,
terdapat
pula benda budaya yang berasal dari suku bangsa di luar Nusa Tenggara Barat, seperti Bali.
Contoh Koleksi Etnografika:
Koleksi yang diberi nomor kode 03 ini berjumlah 3711 buah yang terdiri dari:
berbagai peralatan mata pencaharian hidup (berburu, berladang, bertani, menangkap ikan),
peralatan transportasi, peralatan rumah tangga (menerima tamu, memasak/dapur),
peralatan
upacara adat (daur hidup), kain, dan berbagai jenis peralatan lain yang mempunyai arti dan
kegunaan bagi suku bangsa pendukungnya.
* Parang (Tiyuk pengentas)
* Tempius
* Keris
Sejarah-sejarahnya :
* Sebuah pedang ( Tituk Pengntas), mata terbuat dari besi bentuk wayag “ Prabu Nursiwan
“. Selut
atau ring terbuat dari besi. Hulu dari tangkai dari kayu ena u bentuk bundar. Fungsinya
dipergunakan sebagai parang penunjuk jalan bagi orang yang telah meninggal pada saat
upacara
penguburan (ngaben) oleh masyarakat agama Hindu di Lombok.
* Sebuah Tempius mata terbuat dari bentuk luruh kedua ujungnya tajam, bagian ujung
runcing.
Tangkai tebuat dari kayu, ring terbuat dari bahan kuningan. Tangkai tterbuat dari kayu
bentuk
bundar, bagian ujung dan pangkalnya dilapisi dengan perak. Fungsinya diperunakan
sebagai
senjata tusuk, dan disamping itu juga dapat dipergunakan sebagai tongkat.
* Sebuah keris mata terbut dari besi luk 9 lengkap dengan ganja dan pamornya, Ring tebuat
dari
kuningan dihiasi dengan permata. Hulu terat dari kayu berora bentuk Cekahan, sarung atau
warangka tebuat dari kayu berora bentuk gayaman. Fungsinya dipergunakan sebagai
senjata atau
dipergunakan sebagai kelengkapan busana pada saat melaksanakan upacara adat oleh
masyarakat suku Sasak.
4. Arkeologika
. Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) masa lalu melalui kajian
sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan.contohnya adalah Jurnalis, penemuan
mayat purba.
Koleksi yang diberi nomor kode 04 ini berjumlah 336 buah, yang terdiri dari nekara, lingga
yoni, periuk berhias, dan lain-lain.
D. Zaman Logam
. Zaman logam disebut juga masa perunggu dan besi atau masa perundagian. Pada zaman
ini, manusia telah menetap dan mulai mengenal pembagian kerja berdasarkan keahlian
tertentu. Oleh karena itu, kehidupan masyarakat pada zaman ini telah mengenal adanya
pembagian status berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki. Manusia pada zaman ini juga
telah mengenal peralatan yang terbuat dari logam tertentu yang mudah didapat seperti
perunggu dan besi.
5. Hisnotika
Historika Artinya Sejarah Peninggalan Sepeniggalan Perang,Konflik,dll
Historika Slah satu Teologi Yaitu Teologi Yang Berurusan Dengan Sejarah Umat Islam Dan
Alkitab
Kristen.
Sejarawan adalah orang yang mempelajari dan menulis mengenai masa lalu, dan dianggap
sebagai
yang berwenang atas kajian dan penulisan tersebut. Sejarawan memperhatikan narasi dan
penelitian yang berkelanjutan dan metodis mengenai masa lalu yang berkaitan dengan umat
manusia, serta kajian semua sejarah pada masanya.
Koleksi yang diberi nomor kode 05 ini berjumlah 138 buah, yang terdiri dari kipas emas,
pundi
emas, ceret emas, bendera perang, topi mahkota emas dari Kesultanan Bima, dan
sebagainya.
7. Filologika
Koleksi filologi adalah naskah kuno yang ditulis menggunakan aksara dan bahasa
tradisional yang berisi tentang ilmu pemerintahan, sastra, pengobatan, hukum, dan lain-lain.
Koleksi yang diberi nomor kode 07 ini berjumlah 1.392 buah, terdiri dari sebagian besar
naskah kuno yang ditulis di atas daun lontar dengan menggunakan aksara tradisional (Jawa
dan Jejawan/Sasak) serta bahasa Jawa Madya.
TAKEPAN UNDUK
Sumber: Dasan Agung, Mataram
Tebal : 6,5 cm
Panjang : 30,5 cm
Lebar : 3 cm
Naskah ini ditulis di atas daun lontar dengan teknik toreh dengan ujung pisau, tiap halaman
terdiri dari empat baris tulisan dengan menggunakan huruf jejawan dalam bahasa Sasak
dan bahasa Jawa Madya. Kotak terbuat dari kayu, terdiri dari 150 lempir bentuk tembang
macepat, tenpat penyimpanan naskah dibuatkan kotak yang disebut keropak Pada awalnya
penulis menyatakan bahwa sebagai peringatan kepada sanak saudara baik laki-laki maupun
perempuan agar berbakti kepada Allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya. Dan
selanjutnya isin naskah menguraikan tentang datangnya hari kiamat, dunia akan hancur,
gunung-gunung akan meletus, pelanet akan bertabrakan tidak ada yang hidup pada waktu
itu. Dan pada hari itu Allah akan menurunkan Malaikat Israfil untuk mencabut nyawa seluruh
mahluk hidup dan akan menghidupkan kembali semua yang sudah mati termasuk manusia
untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya diatas dunia. Pintu Surga Terbuka
lebar bagi amal yang baik dan sebaliknya neraka yang membara menanti kedatangan bagi
yang jahat.
Sumber : http://koleksi.museumntb.ntbprov.go.id/item/8/
TAKEPAN BANDARSELA
Sumber: Rungkang Jangkuk, Desa Sayang-sayang,
cakranegara
Tebal : 10,3 cm
Panjang : 37 cm
Lebar : 3,1 cm
TAKEPAN JATISWARA
Sumber: Rungkang Jangkuk, Desa Sayang-sayang,
cakranegara
Tebal : 10 cm
Panjang : 30 cm
Lebar : 3 cm
8. Keramologika
Kramalogika adalah benda yang terbuat dari tanah liat ,bahan bantuan dan porselin yang
dibakar dengan suhu tinggi maupun rendah . koleksi ini ada 511 buah , yang terdiri dari
kramik yang berasal dari negara asing .
BULI BULI
Sumber: Lombok
Tinggi : 14 cm
Diameter : 2,5 cm
Bahan dari keramik diglasur warna putih keabu-abuan
pecah seribu. Pada bagan pantat tampa glasur, bibir
agak melebar keluar. Fungsunya dipergunakan sebagai
wadah. Bersal Dari China
BULI BULI
Sumber: Lombok
Tinggi : 96 cm
Diameter mulut : 3,5 cm
Diameter badan : 8,6 cm
Diameter pantat : 4,5 cm
Sebuah buli-buli berasal dari China, terbuat dari bahan porselin diglasur warna coklat.
Pantat tidak diglasur kaki pendek. Terdapat hiasan ornamen bunga tulisan menyerupai huruf
kanji, garis melingkar pada bagian leher dan pantat. Fungsinya sebagai wadah.
TEKO
Sumber: Lombok
Tinggi : 45,5 cm
Diameter : 11 cm
PIRING
Sumber: Lombok
Tinggi : 3,5 cm
Diameter : 24 cm
PIRING
Sumber: Lombok
Tinggi : 3,5 cm
Diameter : 24 cm
9. Seni Rupa
Seni rupa adalah benda-benda hasil daya cipta, karsa, dan rasa manusia yang
diungkapkan secara konkrit ke dalam bentuk dua atau tiga dimensi yang mempunyai nilai
fungsi ekspresi dan estetik, juga memiliki keragaman dalam tema, ide konseptual, dan
media teknik.
Koleksi yang diberi nomor kode 09 ini berjumlah 38 buah, terdiri dari lukisan, alat musik
tradisional, topeng, wayang Sasak, serta hasil anyaman dan ukiran.
LUKISAN
2. GONG TAWAQ-TAWAQ
Tawaq-tawaq merupakan sebuah perangkat alat musik suku Sasak di Lombok yang
didukung dengan berbagai perangkat alat musik yaitu 6 buah barangan sebagai melodi, 2
kemong gantung, 2 gendang sebagai pembawa tempo dan dinamika, sebuah gong, dan 8
pasang ceng-ceng (simbal) sebagai alat ritmik. Gong tawaq-tawaq merupakan salah satu
instrumen unik dari kuningan yang ada di pagelaran seni tersebut. Pementasan tawaq-
tawaq dapat dimainkan dengan posisi duduk maupun arak-arakan.
3. MANDOLIN
Mandolin adalah alat musik tradisional yang dimainkan pada acara
tertentu dan berfungsi sebagai pengiring tarian tarian rudat dan
lagu-lagu tradisional sasak. Sama seperti genggong, juga
dipadukan dengan alat musik lain secara bersamaan atau bisa
juga dimainkan sendiri atau solo. Bentuk alat musik ini memiliki
dawai dan dimainkan seperti biola.
4. SARONE
Sarone merupakan alat musik tiup sejenis klarinet yang terbuat dari bambu dan daun
kelapa. Pada bagian mulut sarone terdapat semacam lidah tunggal (single reed) yang
direkatkan dan terbuat dari bambu tipis. Lidah-lidah ini berfungsi sebagai alat bantu tiup
yang langsung bersentuhan dengan bibir.
Sarone dllengkapi dengan 4 lubang nada dan dimainkan dengan cara berkelompok bersama
alat musik lainnya, seperti rebana rea dan rebana ode. Sarone juga menjadi bagian dari
ensambel Gong Gendang sebagai pembawa melodi.
Konon saat sebelum dimainkan, sarone diasapi terlebih dahulu dengan kemenyan supaya
dapat menghasilkan suara yang jernih dan menarik. Oleh masyarakat Sumba, suara sarone
diyakini dapat memikat gadis dan menolak gangguan orang-orang yang memiliki itikad
buruk.
TOPENG
Topeng Lombok umumnya ada persentuhan dan kontak
sosial antara masyarakat lokal dan masyarakat etnis Bali di
Lombok. Orang Bali banyak yang menetap di Lombok sejak
kekuasaan Raja Karangasem Singosari tahun 1692-1839
(Sejarah daerah NTB). Kontak sosial budaya diduga pula
berkaitan dengan sejarah masuknya Islam di Lombok. Itu
terindikasi dari nama pemain dalam teater tradisi itu seperti
tokoh Ida (tuan tanah), Idayu (putri Ida), Jroayan, Tuan Guru (pemuka agama Islam di
Lombok).
BERAGAM karakter topeng tradisi ini, meliputi karakter angkara (tamak, rakus) macam
topeng Cupak, kemudian watak kuat, bijak, humanis, kharismatis (sakti, berakal budi) seperti
raut topeng Amaq Abir humanis maupun Amaq Darmi. Mungkin nama itu sesuai dengan
nama Abir (asal kata akbar) ataupun darmi (darma=kebenaran). Sedang sosok humanis
terlihat pada wajah Amaq Tempenges (pembantu Ida dalam teater topeng Amaq Abir).
Tempenges agaknya asal katanya tepeng (jujur) dan inges (ganteng).
Fungsi barong tengkok mirip wajah Barong Keket (Bali) atau Barong Banyuwangi saat
pertunjukan, itu agaknya untuk penolak bala sebagaimana fungsi motif hias kala pada
gerbang candi di Jawa.
Kapan seni topeng atau teater topeng lahir di Lombok, belum diketahui pasti. Namun, buku
‘Seni Topeng di Lombok’ 1995/ 96 terbitan Museum Negeri NTB memperkirakan, seni
topeng di Lombok telah dikenal suku Sasak abad VIII-IX. Ini dikaitkan dengan kejayaan
Buddha di Indonesia (Candi Borobudur), maupun bukti adanya pengaruh Buddha (situs
Pendua, Kecamatan Gangga, Lombok Barat), yang warganya masih ada yang memeluk
agama Buddha sampai kini.
WAYANG
Asal Usul Wayang Sasak
Agama Islam masuk ke Pulau Lombok pada abad ke 16
Masehi yang dibawa oleh Sunan Prapen, yakni putra dari
Sunan Giri. Sunan Giri sendiri, dikenal sebagai penggubah
wayang gedog dan konon beliau bersama pangeran Tranggono atau Sultan Kudus
menciptakan wayang Kidang Kencana pada tahun 1477 Masehi. Sehingga ada
kemungkinan yang membawa wayang kulit ke Lombok adalah Sunan Prapen seiring dengan
dakwah beliau menyebarkan dakwal islam.
Cerita pewayangan di Pulau Lombok mengambil dari cerita Menak yang berasal dari cerita
Amir Hamzah, yakni paman dari Rasullah Muhammad saw. Amir Hamzah dijadikan tokoh
sentral dalam pewayangan Serat Menak Sasak. Nama lain dari Amir Hamzah dalam
pewayangan adalah Wong Menak (tata kehidupan yang menyenangkan) , Jayeng Rane
(kuat di medan atau arena), Jayeng Tinon (pandangan luas jauh kedepan), Jeyeng Palugon
(Kuat memakai senjata berat), Jayeng Murti (dapat mengalahkan semua kesaktian) dan
Khadimil Alam (yakni gelar setelah kawin dengan putri Roma yang bernama Hisnaningsih.
UKIRAN
Sejak abad ke-19 daerah Jepara telah dikenal luas sebagai
daerah yang memproduksi mebel dan ukiran yang terkenal di
Indonesia. Terbukti dengan adanya penghargaan dari
beberapa kalangan baik dalam dan luar negeri dan
menyatakan Jepara sebagai sebuah kawasan terpadu
penghasil mebel dan ukiran.
Mebel dan ukir Jepara memiliki sejarah yang cukup panjang karena kemampuan bertukang
dan mengukir diturunkan dari generasi ke generasi selanjutnya. Kebiasaan ini pun seakan
terasah dan berkembang mengikuti perkembangangan zaman yang semakin maju, namun
jiwa seni dan ketrampilan yang dimiliki oleh para pengrajin ini seakan tertanam dengan
kuatnya.
Akan tetapi, saat zaman berubah, kemampuan yang dulu bersifat otodidak sekarang
dikembangkan seiring dengan peningkatan jumlah peminat dari dalam dan luar daerah
bahkan luar negeri. Berbagai Lembaga Pendidikan telah didirikan untuk memberi pelatihan
Teknik mebel, ukir, dan desain yang semakin berkembang tanpa meninggalkan ciri khas
kekayaan seni lokal daerah itu sendiri.
10. Teknologika
Teknologi adalah peralatan tradisional atau modern yang digunakan sebagai alat produksi
untuk menghasilkan suatu benda budaya.
Koleksi yang diberi nomor kode 10 ini berjumlah 33 buah, terdiri dari pande besi, alat tenun,
dan lain-lain.
PANDAI BESI
ALAT TENUN
Alat tenun tradisional adalah alat tenun yang sangat umum digunakan di berbagai daearah.
Alat tenun tradisional ini disinyalir sudah ada dan digunakan untu menenun sejak zaman
prasejarah. Hal ini terbukti dengan ditemukannya benda prasejarah dan relief yang
menggambarkan alat tenun yang masih sangat sederhana.
3.1 Kesimpulan
Kegiatan kunjungan sangat bermanfaat bagi peserta didik
1. Dengan adanya kegiatan kunjungan ini peserta didik dapat menambah ilmu
pengetahuan.
2. Kegiatan kunjungan Menambah pengalaman.
3. Dapat mengembangkan potensi,etika,estetika, dan pratika.
4. Menumpukkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.
3.2 Saran
Dengan terselesainya karya tulis ingin mengemukakan beberapa saran yang kiranya
berguna bagi peserta didik. Adapun sarannya yaitu:
1. Pada waktu melaksanakan kunjungan hendaknya mencatat hal penting yang ada di
objek.
2. Berhati-hati dalam kunjungan karena lokasi kunjungan adalah museum, jangan
sampai merusak barang.
3. mengikuti tata tertib museum.
LAMPIRAN