Anda di halaman 1dari 30

1

PENELITIAN SEJARAH PEMBANGUNAN MUSEUM


BALAPUTRADEWA

SMA NEGERI 2 PALEMBANG

Disusun untuk memenuhi tugas

Pelajaran : Sejarah Indonesia

Guru pembimbing: Wardiyah S.Pd, M.Si

Oleh:
1. BELLA CATURRINA (07)
2. DHEA NABILA ADIL (10)
3. DIFA ARDINI (11)

KELAS XII IPA 4


DINAS PENDIDIKAN SUMATRA SELATAN
TAHUN AJARAN 2023-2024
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah penelitian yang berjudul "PENELITIAN SEJARAH PEMBANGUNAN
MUSEUM BALAPUTRADEWA" ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Wardiah
S.Pd, M.Si pada Jurusan IPA Pelajaran Sejarah Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang "Sejarah Pembangunan Museum Balaputradewa" bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wardiah S.Pd, M.Si , selaku guru Sejarah Indonesia yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami
tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

PALEMBANG, 23 NOVEMBER 2023

PENULIS
3

DAFTAR ISI
PENELITIAN SEJARAH PEMBANGUNAN MUSEUM BALAPUTRADEWA………………..1

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….......2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….3

BAB 1………………………………………………………………………………………………4

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………4

1.2 Apa Itu Museum……………………………………………………………………….5

1.3 Asosiasi Museum Nasional Asia………………………………………………………6

1.4 Sejarah Asosiasi Museum Indonesia…………………………………………………..6

1.5 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..7

1.6 Tujuan…………………………………………………………………………………7

BAB 2………………………………………………………………………………………………8

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya Museum Balaputradewa…………………………………………10

2.2 Latar Belakang Berdirinya Museum Balaputradewa…………………………………11

2.3 Tokoh-tokoh yang Terlibat dalam Berdirinya Museum Balaputradewa……………..11

2.4 Sumber Benda yang ada di Museum Balaputradewa………………………………...11

2.5 Tata Letak Museum Balaputradewa………………………………………………….14

2.6 Gedung-gedung yang berada di Museum Balaputradewa……………………………14

2.7 Sejarah Tersendiri dari Rumah Limas………………………………………………..17

BAB 3……………………………………………………………………………………………..22

PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..22
4

3.2 Saran…………………………………………………………………………………22

3.3 Penutup…………………………………………………………………………........22

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………....24

LAMPIRAN…………………………………………………………………….………………..25
5

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebergaman budaya di Indonesia adalah salah satu Negara Kesatuan yan didalamnya
dipenuhi dengan keragaman serta kekayaan yang merupakan sesuatu yang tidak dapat ditolak
lagi keberadaanya baik pengaruh yang didapat dari luar.Selain kaya akan alam, indonesia juga
kaya akan warisan yang menjadi warisan budaya yang menjadi rekam jejak yang masih
tertinggal, salah satunya di Sumatera selatan yang memiliki sejarah panjang keberadaanya.
Provinsi yang sejak berabad abad lampau dikenal dengan nama Bumi Sriwijaya ini merupakan
lokasi berdirinya Kerajaan Maritim termusyhur di nusantara bernama Kerajaan Sriwijaya.
Memasuki abad ke-15, berdirilah Kesultanan Palemabang yang berkuasa hinga kedatangan
Belanda ke bumi Sriwijaya. Jauh sebelum itu menurut Van der Hoop asal Belanda, Sumatera
Selatan merupakan salah satu wilayah di nusantara yan banyak ditemkan permukiman dari
zaman megalit.
Sebagai salah atu Provinsi di Indonesia yang memiliki sejarah panjang, Sumatera
Selatan tentu memiliki berbagai benda peningalan bersejarah untuk menjaga dan
melstarikannya. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan kemudian
membangun Museum Balaputera Dewa di jalan Srijaya No 1 28, Palembang. Museum yang
memilki luas lahan sekitar 23.56 m2 ( Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan,2009 :12)
Museum adalah salah satu sarana penting untuk melestarikan budaya indonesia sekaligus
menumbuhkan rasa nasionalisme. Salah satu museum yang ada di kota Palembang yakni
museum Balaputra Dewa, museum ini merupakan salah satu museum sejarah Sumatera
Selatan yang menyimpan lebih dari 3000 koleksi sejarah. Mulai dari koleksi prasejarah,
jaman kerajaan Sriwijaya, sampai perang kemerdekaan.Selain kaya akan alam, indonesia juga
kaya akan warisan yang menjadi warisan budaya yang menjadi rekam jejak yang masih
tertinggal, salah satunya di Sumatera selatan yang memiliki sejarah panjang keberadaanya.
Provinsi yang sejak berabad abad lampau dikenal dengan nama Bumi Sriwijaya ini merupakan
lokasi berdirinya Kerajaan Maritim termasyhur di nusantara bernama Kerajaan Sriwijaya.
Memasuki abad ke-15, berdirialh Kesultanan Palemabang yang berkuasa hinga
kedatangan Belanda ke bumi Sriwijaya. Jauh sebelum itu menurut Van der Hoop asal Belanda,
Sumatera Selatan merupakan salah satu wilayah di nusantara yan banyak ditemkan
permukiman dari zaman megalit. Sebagai salah atu Provinsi di Indonesia yang memiliki
sejarah panjang, Sumatera Selatan tentu memiliki berbagai benda peningalan bersejarah untuk
menjaga dan melstarikannya. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan
kemudian membangun Museum Balaputera
6

Dewa di jalan Srijaya No 1 28, Palembang. Museum yang memilki luas lahan sekitar 23.565
m2 ( Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan,2009 :12) Museum adalah salah satu sarana
penting untuk melestarikan budaya indonesia sekaligus menumbuhkan rasa
nasionalisme.Salah satu museum yang ada di kota Palembang yakni museum Balaputra
Dewa, museum ini merupakan salah satu museum sejarah Sumatera Selatan yang menyimpan
lebih dari 3000 koleksi sejarah. Mulai dari koleksi prasejarah, jaman kerajaan Sriwijaya,
sampai perang kemerdekaan.

1.2 Apa Itu Museum?

Menurut Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2015 tentang Museum, Museum adalah lembaga
yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya
kepada masyarakat. Definisi museum berdasarkan konferensi umum ICOM (International Council Of
Museums) yang ke-22 di Wina, Austria, pada 24 Agustus 2007 menyebutkan bahwa Museum adalah
lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya,
terbuka untuk umum, yang mengumpulkan, merawat, meneliti, mengomunikasikan, dan memamerkan
warisan budaya dan lingkungannya yang bersifat kebendaan dan takbenda untuk tujuan pengkajian,
pendidikan, dan kesenangan.

Secara etimologis kata museum berasal dari bahasa latin yaitu "museum" ("musea"). Aslinya
dari bahasa Yunani “mouseion” yang merupakan kuil yang dipersembahkan untuk Muses (9 dewi seni
dalam mitologi Yunani), dan merupakan bangunan tempat pendidikan dan kesenian, khususnya institut
untuk filosofi dan penelitian pada perpustakaan di Alexandria yang didirikan oleh Ptolomy I Soter 280
SM.

Museum mengelola bukti material hasil budaya dan/atau material alam dan lingkungannya
yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan,
teknologi, dan/atau pariwisata untuk dikomunikasikan dan dipamerkan kepada masyarakat umum
melalui pameran permanen, temporer, dan keliling. Kebanyakan museum menawarkan program dan
kegiatan yang menjangkau seluruh pengunjung, termasuk orang dewasa, anak-anak, seluruh keluarga,
dan tingkat profesi lainnya. Program untuk umum terdiri dari perkuliahan atau pelatihan dengan staf
pengajar, orang-orang yang ahli, dengan film, musik atau pertunjukkan tarian, dan demonstrasi dengan
teknologi.
7

1.3 Asosiasi Museum Nasional Asia


Asosiasi Museum Nasional Asia (ANMA) didirikan pada tahun 2007, di tengah
meningkatnya kebutuhan akan komunitas yang saling berkolaborasi. ANMA berdedikasi
untuk mempromosikan pertukaran dan kerjasama antar museum nasional di Asia.
Dua belas museum perwakilan di Asia telah bergabung dengan ANMA sejak
didirikan. Museum-museum anggota ini secara bergiliran menjadi tuan rumah Rapat Komite
Eksekutif yang diadakan setiap dua tahun sekali. Pertemuan pertama diadakan di Museum
Nasional Korea.
Pada Rapat Komite Eksekutif, para anggota mendiskusikan kolaborasi akademik, pribadi, dan
pameran antar museum. Selain Rapat Komite Eksekutif, ANMA juga menyelenggarakan
Kongres Reguler, dimana setiap museum melakukan presentasi mengenai tema yang diusulkan
oleh museum tuan rumah.

12 Museum Nasional Berpartisipasi dalam Komite Eksekutif


o Museum Peradaban Asia, Singapura
o Museum Nasional, Departemen Museum Malaysia
o Museum Nasional Kamboja
o Museum Nasional Tiongkok
o Museum Nasional Indonesia
o Museum Nasional Korea
o Museum Nasional Mongolia
o Museum Nasional Nepal
o Museum Nasional New Delhi, India
o Kantor Museum Nasional, Thailand
o Museum Nasional Tokyo
o Museum Sejarah Nasional Vietnam

1.4 Sejarah Asosiasi Museum Indonesia


Asosiasi Museum Indonesia atau AMI adalah perkumpulan museum seluruh Indonesia yang
didirikan pada 28 Oktober 1998 di Yogyakarta. Organisasi ini diketuai oleh Putu Supadma Rudana,
yang terpilih secara aklamasi pada Munas AMI di Jakarta 3-4 Oktober 2019 untuk masa bakti 2014-
2019. AMI beranggotakan museum pemerintah dan swasta yang ada di Indonesia. AMI beralamat
di Museum Nasional dan bersekretariat di Gedung Koordinator Anjungan Daerah dan Museum Taman
Mini Indonesia Indah.
8

Pada awal berdiri, AMI bernama Badan Musyawarah Museum Indonesia (BMMI). Menimbang
luasnya kuantitas serta peran organisasi permuseuman, maka dalam Musyawarah Nasional II BMMI
tanggal 12 - 14 Juli 2004 di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, disepakati perubahan nama BMMI menjadi
AMI.

1.5 Rumus Masalah


1. Bagaimana sejarah berdirinya Museum Balaputradewa?
2.Apa latar belakang dari berdirinya Museum Balaputradewa?
3.Siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat dalam berdirinya Museum Balaputradewa?
4. Bagaimana dengan Sumber Daya Benda yang di dapatkan di Museum Balaputradewa?
5.Bagaimana tata letak pembangunan Museum Balaputradewa, baik arti dari reliefnya
maupun arti dari bangunan Museum Balaputradewa
6. Jelaskan gedung-gedung yang ada di Museum Balaputradewa baik gedung, ruangan,
ataupun gedung terkhusus?
7. Bagaimana dengan sejarah rumah limas? Apakah hanya dikhususkan untuk raja/ratu saja?

1.6 Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah:


1. Untuk mengetahui latarbelakang sejarah berdirinya Museum Balaputra Dewa
dalam melestarikan warisan kebudayaan di Sumatera Selatan.
2. Untuk mengetahui peranan Museum Balaputa Dewa dalam melestarikan
Kebudayaan di Sumatera Selatan.
3. Untuk mengetahui Di dapatkan dari mana isi Museum Balaputra Dewa yang berkaitan
dengan warisan kebudayaan Sumatera Selatan.
4. Untuk mengetahui Ruangan-ruangan yang ada di Museum Balaputra Dewa baik fungsinya
maupun isinya yang berkaitan dengan warisan kebudayaan Sumatera Selatan.
9

BAB 2

PEMBAHASAN

• Museum Balaputradewa

Museum Balaputra Deva atau secara resmi disebut Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan
"Balaputra Dewa", adalah sebuah museum etnografi yang terletak di Kota Palembang, Sumatera
Selatan, Indonesia. Museum ini adalah museum negeri Provinsi Sumatera Selatan. Nama Balaputera
Dewa adalah berasal dari Balaputradewa, raja Sriwijaya yang memerintah pada abad ke-9 MAsehi dan
mantan kepala dinasti Sailendra yang berpusat di sekitar Palembang. Balaputra Dewa menampilkan
sejarah dan tradisi dari provinsi Sumatera Selatan

Museum Balaputra Dewa adalah salah satu dari apa yang disebut Museum Negeri Indonesia,
yang mewakili masing-masing provinsi di Indonesia. Pembangunan museum dimulai pada tahun 1978
dan bangunannya diresmikan pada tanggal 5 November 1984. Keputusan untuk nama "Balaputra Dewa"
didasarkan pada India abad ke-9 berdaulat Balaputra yang tercatat dalam prasasti yang ditemukan
di Nalanda, India. Prasasti Nalanda menyebutkan hubungannya dengan membangun sebuah biara
Buddha di bawah sponsornya. Kedua namanya disebutkan ditemukan di prasasti di Jawa pada abad ke-
9 masehi yang berkaitan kekalahannya di Jawa atas Rakai Pikatan, seorang penguasa dari Dinasti
Sanjaya, yang diminta Balaputra untuk meninggalkan Jawa untuk menetap di tempat yang
sekarang kota Palembang, Sumatera Selatan

Museum Balaputra Dewa memiliki koleksi kerajinan tradisional dan artefak yang ditemukan di
Provinsi Sumatera Selatan, dari zaman prasejarah hingga zaman kolonial belanda. Koleksi ini
dipamerkan di tiga ruang pameran yang dijelaskan di bawah ini. Museum Negeri Balaputra Dewa
adalah salah satu dari tiga koleksi lokal publik setempat dari koleksi artefak Sriwijaya, yang lainnya
adalah Museum Sultan Mahmud Badaruddin II dan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya.

Baru-baru ini saya baru saja berkunjung ke Museum Balaputradewa, kebetulan Museum
Balaputradewa baru selesai direnovasi (tanggal 4 April 2017). Ternyata setelah direnovasi
Museum Balaputradewa kini tampak lebih baik, elegan dan modern dengan fasilitas baru seperti AC di
tiap ruang pamer lalu ada monitor yang siap menjelaskan setiap koleksi yang ada diruang pamer
sehingga kita tidak perlu berlama-lama membacanya serta ruangan yang lebih terangdengan lampu-
10

lampu baru yang lebih bercahaya, dibandingkan dahulu yang terkesan tidak terurus, penggap, panas dan
mengerikan serta angker karena tiap ruangan yang gelap.

Keadaan di dalam ruang masuk Museum Balaputradewa.

Museum Balaputradewa terletak di Km 6,5 tepatnya di Jl. Srijaya Negara I No.


288,Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Lokasi museum ini dibeli oleh Gubernur Sumsel pada
tahun 1976 untuk dijadikan museum. Museum Balaputradewa dibangun pada tahun 1978 dan
diresmikan penggunaannya pada tanggal 5 November 1984. Museum ini terletak di areal seluas 23.565
meter persegi. Design arsitektur bangunan museum terinpirasi dari bangunan tradisional Palembang.
Awalnya museum ini bernama Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan namun setelah keputusan
SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1223/1999 tanggal 4 April 1990 nama museum diganti
menjadi Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputradewa.

Museum Balaputradewa memiliki sekitar 3580 buah koleksi yang terdiri dari barang-barang
tradisional Palembang, binatang awetan dari berbagai daerah di Sumatera Selatan, beberapa miniature
11

rumah pedalaman, replica prasasti dari arca kuno yang pernah ditemukan di Bukit Siguntang, batu-batu
ukir raksasa dari jaman Megalitikum, dan masih banyak lagi.

Koleksi di Museum Balaputradewa dibagi menjadi 10 macam kategori yaitu histografi atau
historika (cerita-cerita), etnografi, feologi, keramik, alat-alat teknologi modern, seni rupa (berupa
ukiran), flora fauna (biologika) dan geologi serta terdapat rumah limas juga rumah Ulu Ali. Koleksi-
koleksi di Museum Balaputradewa ditempatkan pada 3 buah ruang pameran yang dikelompokan
menjadi ruang pamer zaman prasejarah, kesultanan Palembang Darussalam dan masa perang
kemerdekaan serta tambahan Rumah Limas (rumah/bangunan khas Palembang).

Mengunjungi Museum Balaputradewa tidak sulit, kita dapat menggunakan kendaraan umum
dengan trayek Km 12, untuk lebih gampang dan nyaman kita dapat menggunakan Transmusi dan
mintak pada kondekturnya agar berhenti di halte depan lorong menuju Museum Balaputradewa.
Museum Balaputradewa terbuka untuk umum mulai dari pukul 09.00 WIB sampai 15.00 WIB kecuali
hari senin, hari Minggu dibuka dari pukul 08.00 WIB sampai 14.00 WIB. Hanya dengan uang Rp 2.000-
3.000 per orang maka kita dapat menikmati segala koleksi yang ada di Museum Balaputradewa.
Museum Balaputradewa berada di bawah pengelolaan Departemen Pendidikan Nasional, Provinsi
Sumatera Selatan. Selain sebagai tempat informasi dan ilmu pengetahuan, museum Balaputradewa juga
dapat menjadi wadah rekreasi yang menarik bagi keluarga karena kita bersama keluarga dapat
mengetahui info-info menarik danmenyenangkan yang disajikan menarik oleh pihak museum tentang
bagaimana sejarah bangsa khususnya Palembang dan Sumatera Selatan yang sangat hebat di masa
dahulu.

Mengajak anak-anak berkunjung ke museum artinya anda telah mengenalkan kepada generasi
muda tentang jati diri bangsa mereka dan akan menumbuhkan rasa cinta, patriotisme dan nasionalisme
pada diri setiap putra-putri penerus bangsa. Ayo ke museum, kunjungi museum di sekitar anda, ajak
kakak-adik, ayah-ibu juga teman-teman anda berkunjung ke museum. Ayo isi dan ramaikan museum
disekitar kita. Jadikan museum sebagai tempat rekreasi wajib kita karena bangsa yang besar dan hebat
dapat dilihat dari minat masyarakatnya berkunjung ke museum yang ada disekitar mereka. Buktikan
pada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan rakyatnya sangat menghargai sejarah
bangsanya karena bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai sejarahnya. AYO KE
MUSEUM.

2.1 Sejarah Berdirinya Balaputradewa

Bersama dengan Mba Triseda Anggraini sebagai staf edukator Museum Negeri Sumatra
Selatan Balaputradewa. Sejarah berdirinya museum balaputra dewa karena peraturan pemerintah yang
mengharuskan bahwa setiap daerah harus mendirikan suatu museum guna untuk melindungi benda-
12

benda yang bernilai sejarah dan budaya dserah tersebut, maka diinstruksikanlah seluruh daerah
mempunyai suatu museum dengan melatarbelakangi karakter museum itu diberikan nama berdasarkan
sejarah yang ada disana. Maka, diambil nama balaputradewa karena balaputradewa merupakan salah
satu raja kerajaan sriwijaya berpusat di kota palembang dari abad ke-7 sampai abad ke 14, sampai
puncaknya dimasa abad ke-9. Maka, nama balaputradewa diambil jadi nama museum ini.

2.2 Latar Belakang Berdirinya Museum Balaputradewa

Latar belakang pendirian museum balaputradewa adalah tindak lanjut dari anjuran pemerintah,
bahwa harus membangun museum. Maka, di tahun 1977-1978 melalui anggaran Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dibangunlah suatu museum dimana dari proses
tersebut barulah selesai dilaksanakan pada tahun 1984 dan diresmikan pada tahun 1984 tepatnya pada
tanggal 5 November 1984 dan diresmikan oleh Dirjen Kebudayaan Republik Indonesia pada saat itu.

2.3 Tokoh-tokoh yang Terlibat Dalam Berdirinya Museum


Balaputradewa

Tokoh-tokoh yg terlibat dalam pembangunan museum balaputra dewa yaitu keterlibatan dari
orang-orang kementrian atau orang pusat, yg dimana dana nya didapatkan dari orang-orang kementrian
dan pusat, kemudian diinstruktasikan ke Dinas-dinas Provinsi, pada saat itu menjadi Kantor Wilayah
Sumatera Selatan dan juga didukung oleh Gubernur serta Walikota palembang sehingga
dilaksanakanlah pembangunan museum Balaputra Dewa dan juga dari Dinas Pendidikan pada saat itu,
yang dimana Pegawai-pegawai disini rata-rata di ambil dari CPNS Dinas Pendidikan.

2.4 Sumber Benda yang Ada di Museum Balaputradewa

Sumber daya benda yang dipunya di Museum ini yang pertama kali yaitu Rumah Limas beserta
isinya atau arca-arca yang ada disekitarnya. Pada awalnya, koleksi-koleksi benda hanya pemindahan
dan pengumpulan yang sudah ada sebelumnya diletakkan di Museum ini. Seperti Rumah limas, yang
dimiliki oleh Pangeran-pangeran Bangsawan Arab, kemudian dibeli oleh Pangeran Batun, lalu dibeli
lagi oleh Pangeran Kunto. Terakhir, Rumah limas itu sebagai Museum, namanya Museum Bari, di
Benteng Kuto Besak. Karena Rumah limas tersebut terlalu kecil, dan juga pernah di bangun oleh TNI.
Pada awalnya, ingin diletakkan di Taman Mini, ternyata tidak jadi dikarenakan ada Museum yang baru
yang membutuhkan koleksi. Sehingga diletakkanlah Rumah limas tersebut di Museum Balaputradewa.
Rumah limas ini bangunanya tidak menggunakan paku besi tetapi menggunakan paku kayu, sistemnya
juga Knock Down atau bongkar pasang.
13

Jadi, sangat mudah untuk mengubahnya atau dipindah tangankan dan juga Rumah limas ini
sudah lima kali pindah kepemilikan, karena mudah dibongkar. Menurut cerita seorang Dinas
Pendidikan "katanya Rumah limas itu memakan waktu dua tahun untuk mengumpulkan kembali puing-
puing dari Rumah limas dan ada juga sebagian barang-barang yang hilang. Barulah kita, mengadakan
pencarian koleksi-koleksi dengan cara mengkaji, lalu di telaah, dipelajari lebih lanjut serta apa saja yang
diperlukan untuk mendukung Museum ini. Koleksi yang berhubungan dengan Museum ini, langsung
kita tindak lanjuti, dengan mendatangi tempatnya secara langsung, lalu pendekatan, apa keinginan
pemilik barang tersebut, ingin dijual atau diberikan secara cuma-cuma.

Museum Balaputra Dewa memiliki koleksi kerajinan tradisional dan artefak yang
ditemukan di Provinsi Sumatra Selatan, dari zaman prasejarah hingga zaman kolonial belanda.
Koleksi ini dipamerkan di tiga ruang pameran yang dijelaskan di bawah ini. Museum Negeri
Balaputra Dewa adalah salah satu dari tiga koleksi lokal publik setempat dari koleksi artefak
Sriwijaya, yang lainnya adalah Museum Sultan Mahmud Badaruddin II dan Taman Purbakala
Kerajaan Sriwijaya.

1. Bagian Megalit
Dalam budaya megalitik di Sumatra Selatan yang dipusatkan di dataran
tinggi Pagaralam, di Barisan Pegunungan di sisi barat Sumatra Selatan. Di dataran tinggi, 22
situs budaya megalitik yang ditemukan. Beberapa contoh artefak yang ditampilkan dalam
bagian ini adalah arca megalitik dari seorang ibu membawa anak; patung-patung orang naik
kerbau, dan patung-patung laki-laki melingkar dengan ular.

2. Bagian Sriwijaya

Bagian Sriwijaya ini berisi barang-barang yang berkaitan dengan Sriwijaya, Kerajaan
Melayu Buddha yang berpusat di kota Palembang. Artefak yang ditemukan di ruangan ini
adalah kerajinan gerabah, manik-manik, logam benda cor, dan prasasti. Sebagian besar prasasti
adalah replika, yang asli sebagian besar ditempatkan di Museum Nasional di Jakarta atau
di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya. Contoh prasasti replika ditampilkan di Museum
Balaputra Dewa berasal dari abad ke-7 prasasti Kedudukan Bukit, Telaga Batu, Kota
Kapur, Talang Tuwo, Boom Baru, Kambang Unglen saya, Kambang Unglen II, dan prasasti
Siddhayatra. Bagian ini juga menampilkan patung Hindu-Buddha dari berbagai periode.

3. Bagian Kesultanan Palembang


Bagian ini memiliki peninggalan dari abad ke-18 Kesultanan Palembang periode
misalnya tenun songket dan pakaian. Di antara songket yang paling menonjol di koleksi adalah
14

kain songket enam meter dengan motif Naga Besaung. Koleksi lainnya yang ditampilkan
meliputi Palembang ukiran kayu misalnya sofa, kursi, dan pintu ukiran tradisional. Halaman
fitur adat Palembang adalah rumah limas dan Sumatra Selatan rumah ulu.

Relife kehidupan masyarakat Palembang dan Sumatera Selatan.

Balaputradewa sendiri adalah nama seorang raja dari Kerajaan Sriwijaya.


Balaputradewamemerintah pada abad VIII-IX masehi. Balaputradewa adalah raja yang paling terkenal
dari Kerajaan Sriwijaya karena di masa pemerintahan beliaulah Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak
kejayaannya sebagai sebuah Kerajaan Maritime yang berkuasa hampir diseluruh Nusantara hingga
mencapai Thailand, India, Filipina dan China.

Memasuki pintu depan museum Balaputradewa kita akan langsung disuguhi dengangambar
atau relief kehidupan masyarakat Palembang yang dipanjang persis di depan dinding ruang masuk
museum. Relief kehidupan masyarakat Palembang tersebut menceritakan ada putri Palembang sedang
menari Gending Sriwijaya yaitu tarian khas Palembang yang sering ditampilkan untuk menyambut
tamu, tari Gending Sriwijaya sendiri pertama kali diperkenalkan pada 12 Agustus 1945. Kemudian pada
relief ada pula rumah Bari yaitu rumah lama khas Palembang. Ada pula gambar rumah Limas yaitu
rumah adat Palembang dimana di atasnya ada ornament tanduk kambing. Digambarkan pula pada relief
tersebut orang yang sedang bertenun songket. Lalu ada juga sungai musi yaitu sarana transportasi utama
di Palembang. Di gambarkan juga Jembatan Ampera yang dibangun oelh bantuan Jepang tahun 1963
selesai 1965, jembatan Ampera sendiri memiliki panjang 1717 meter.
15

Dari gambar relief tersebut diceritakan pula bahwa dahulu di Palembang terdapat banyak sekali
sungai, diperkirakan di Palembang dahulu terdapat 117 Sungai tapi sekarang hanya tinggal 17 sungai
yang masih mengalir, oleh karena itulah Belanda member julukan pada Palembang sebagai Venesia
dari Timur Jauh. Ternyata dari gambar relief juga menceritakan bahwa dahulu Palembang adalah tempat
menambang emas. Lalu dari gambar relief membahas karena Palembang banyak terdapat rawa sehingga
membuat rakyatnya membuat rumah panggung agar bisa tinggal di atas rawa. Dan relief gambar juga
membahas dahulu wanita Palembang tidak memakai selendang melainkan memakai Tudung Saji.

Kebudayaan Palembang mengenal alat-alat yang digunakan saat melamar yaitu sena,nampar,
bakul kecil dan bakul besar. Keseniaan Palembang memiliki kemiripan dengan Arab. Sedangkan
songket memiliki makna yang berbeda-beda yaitu songket yang memiliki kekhasan mirip china
dinamakan Bunga Cina dan songket yang memiliki kekhasan mirip arab dinamakan Bunga Pacik.
Songet yang asli biasanya terbuat dari benang Masjanup dan memiliki nilai seni tinggi dan harganya
mahal. Dan pakaian pengantin khas Palembang banyak dibuat di daerah Tanjung Baru.

2.5 Tata Letak Pembangunan Museum Balaputradewa

Jadi sebenarnya, pembangunan Museum Balaputradewa ini harusnya suatu Museum itu berada
di Pusat kota karena saat itu pusat kota hanya sampai Palima dan lokasi itu tidak memungkinkan untuk
membangun Museum karena sudah tidak ada space lagi untuk membangunnya, itulah mengapa dahulu,
Palembang batasnya hanya sampai Palima. Namun, ada tanah Dinas Kehutanan. Disitu ada, Puntikayu
dan ternyata tanah itu luas, lalu diminta tanah itu kepada Dinas Kehutanan untuk dimanfaatkan sebagai
Museum. Jadi tanah itu tidak merata, lalu prosesnya itu harus meratakan tanah terlebih dahulu, dan
pemerataan itu dilakukan oleh pegawai Museum ini sampai kondisi tanah ini benar-benar rata. Jadi,
untuk bangunan, kurang lebih tidak ada perubahan secara signifikan dari awal dibangun. Jadi, memang
dari awal membangun bentuknya memang seperti ini, hanya penambahan Ornamen saja yang berubah
dari dahulu hingga sekarang. Untuk jenis bangunan tradisional-modern.

Mengapa tradisional-modern?

Tradisional yaitu tergambar dari atap Museum. Bagian atap berbentuk limas, dimana limas
merupakan rumah tradisional Sumatera Selatan, dengan setiap sudut biasanya memiliki Simbar atau
Tanduk kambing.

Modern yaitu dibagian badan bangunan, yang dimana menggunakan batu-bata atau kata orang
palembang "Gedong". Maka dari itu tradisional-modern tergabung disini. Perataan tanah Museum ini
mulai dari awal membangun sampai diresmikan masih ada tanah-tanah yang belum rata sekitar 1997.
16

2.6 Gedung-gedung yang Berada di Museum Balaputradewa

Terdapat gedung pameran yang terjadi perubahan sejak tahun 2022-2023 bulan 7, terjadi
pergeseran gedung. Jadi, gedung 1, 2 dan 3 menjadi temporer dan temporer menjadi gedung 1.Susunan
letak gedungnya mulai dari awal masuk, akan di sambut oleh Hall, dan juga ada relief yang
menggambarkan aspek kehidupan masyarakat di Sumatra Selatan. relief itu dibuat setelah dibangunnya
Museum. Relief itu secara tidak langsung menggambarkan keseluruhan aspirasi yang di punya, mulai
dari pegunungan, kehidupan prasejarah yang bermula dan banyak sekitaran kaki Gunung Dempo itu
ada arca-arca Megalin kehidupan prasejarah. Jadi, keadaan alamnya tergambar di sana. Di ulu an ada,
dipegunungan ada, dll. Dan juga daerah iliran itu cenderung banyak sungai. Di sana juga tergambar
tarian tradisional, rumah tradisional, kerajinan tradisional. Jadi, secara tidak langsung menggambarkan
koleksi-koleksi yang di punya oleh Museum Balaputradewa dari Relief tersebut. Jadi, jika ada tamu
yang datang biasanya pihak Museum langsung menceritakan tentang Relief yang berada di hall tersebut,
yang dimana relief itu sudah menceritakan isi Museum yang ada di koleksi-koleksi Museum.
Selanjutnya, ada Gedung Hibah terdapat 2 gedung hibah. Gedung hibah ini baru ada sejak tahun 2021
karena pada tahun 2022 pihak Museum tersebut banyak sekali menerima hibah yang diberikan
masyarakat, khusunya para penyelam-penyelam yang ada di Sungai Musi. Untuk mengapresiasi orang
orang yang memberikan barang sejarah kepada Museum Balaputradewa secara percuma, oleh karena
itu kami membuat gedung baru yang berada di Museum Balaputradewa dan juga memancing para
masyarakat agar jika menemukan benda sejarah bisa langsung memberikannya kepada pihak Museum.
Lanjut di bagian belakang relief ada taman yang bernama Taman Megalit, yang dipamerkan di Taman
tersebut ada lima jenis arca yang berasal dari Kabupaten Lahat dan Pagaralam di antaranya :

1. Patung arca ibu menggendong anak, arca tersebut menggambarkan kasih sayang ibu terhadap
seorang anak. Jadi, walaupun anak tersebut berat, ia tetap mendukungnya untuk menunjukkan kasih
sayangnya. Tubuh ibunya digambarkan gendut dan besar melambangkan kesuburan dari ibu tersebut.
Jadi, arca ini digunakan dalam berbagai upacara pertanian yaitu sebagai media pemujaan, yang special
nya lagi, arca ini pernah mewakilkan arca besar yang berada di Indonesia untuk mewakili pameran yang
ada di Belgia. Jadi, selama 10 bulan arca tersebut berada di Belgia.

2. Arca orang mengendarai hewan tetapi tidak bisa di deskripsikan karena sudah aus.

3. Orang mengendarai kerbau, terkait totalisme kerbau ini menggambarkan hewan yang kuat
dan juga kerbau dimanfaatkan sebagai alat transformasi, digunakan untuk menarik kereta dari depan
serta digunakan sebagai alat untuk membajak sawah.

4. Dua arca kepala, yang satu menggunakan tutup kepala dan rahang yang besar serta mata
melotot melambangkan prajurit dimasa itu, yang kedua perlambangkan rakyat biasa.
17

Lalu masuk kebagian kanan, ada koleksi-koleksi berupa kerajinan tradisional Sumatra Selatan,
dimulai dari Gedokan dan juga APBN (Alat Pembuat Kain), Songket dan juga Kain tajung, dan Museum
Balaputradewa memamerkan kain lainnya seperti Batik, Jupri, Semagek, Kain siang malam, Jumputan
pelangi, dan kerajinan lain berbahan dasar rotan dan bambu. Ada juga kerajinan berbahan dasar kayu
serta kerajinan-kerajinan logam untuk mata pencaharian seperti Tombak, Nginang.

Di gedung ke 2 yang memikiki Harimau, peninggalan prasejarah yang ada di Sumatra Selatan.
Disambut :

1. Fosil yaitu bukti-bukti sejarah peninggalan makhluk hidup yang telah berusia ratusan bahkan
hingga lebih ribuan tahun. Sehingga, fosil tersebut mengeras atau membatu.

2. Opsi hewan seperti Beruang dan Hewan Endemis Sumatra Selatan yang suda ada dimasa itu
hingga saat ini.

Pintu gerbang berikutnya, ada peninggalan benda-benda prasejarah Sumatra Selatan yaitu
kerangka manusia, replika yang digambarkan sedang berada di goa karena orang zaman dahulu
memiliki kehidupan berada di goa atau disebut nomaden.

Untuk mencari ketersediaan makanan, ia mencari goa yang memiliki konsep hunian untuk
dijadikan sebagai tempat tinggal.

Di Sumatra Selatan terdapat 3 goa :

1. Goa putri

2. Goa harimau

3. Goa pondok selabe.

Semuanya berada di Kabupaten OKU. Dimana didalam Goa harimau terdapat 117 kerangka
manusia yang ditemukan, dan juga ada satu goa yang bernama goa tempayang kubur sebagai tempat
penguburan jenazah pada saat itu.

Digerbang berikutnya lagi, di Gedung 2C ada tempat peninggalan temuan Sungai Musi mulai
dari senjata, merica, meriam, guci-guci, botol-botol minuman, manik-manik, jenis-jenis uang, alat cap
batik dan sebagainya, yang memang aslinya ditemukan didalam Sungai Musi. Kebanyakan ditemukan
di Sungai Musi karena Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Maritim terbesar yang dilewati jalur
pelayaran dan perdagangan, yang namanya Maritim pasti banyak kegiatan yang berada didalam air.
18

Di Gedung pameran ke-3 terdapat lintasan sejarah yang pernah terjadi di Sumatra Selatan mulai
dari jaman pra-sriwijaya abad ke-4 sampai dengan abad ke-5, Sriwijaya abad ke-7 sampai abad ke-14,
Kerajaan Palembang abad ke-15 sampai abad ke-16, Kesultanan Palembang Darussalam abad ke-17
hingga abad ke-18 dan diabad ke-19 terdapat Kolonialisme Belanda dan Pendudukan Jepang serta
Revolusi fisik.

Di bagian belakang terdapat tempat arca-arca peninggalan pra-sejarah. Di bangsal arca, terdapat
arca-arca menjalin pagi, batuan besar, arca batu gajah, lesung batu, antimis budha, dan ada arca dewi.
terkahir ada rumah limas dan rumah ulu. rumah ulu di juluki "rumah anti gempa" karena kontruksi
bendanya tidak di tanam di tanah, jadi ia menggunakan kayu dan dijanggal batu yang di capit, kemudian
disetiap tiang ada lekukkan dan juga kayu lantai. jadi jika ada gempa, kayunya tidak akan lari

2.7 Sejarah Tersendiri dari Rumah Limas

Bangunan rumah limas tersebut adalah salah satu bentuk eknografi atau hasil karya manusia
yang merupakan bentuk alkurturasi dari beragam budaya yang pernah ada di Sumatra Selatan.
Contohnya adalah budaya Jawa, Arab, dan China.

Jawanya terlihat dari bentuk rumahnya, sama seperti runah limas di Jawa. Jenis kayunya juga,
untuk alkurturasi atapnya juga tidak menggunakan motif-motif hewan atau manusia. Jadi, memakai
motif-motif tumbuhan.

Untuk Chinanya itu dari warnanya, yaitu emas, maroon. Mengapa rumah limas special?

Sebenarnya rumah limas itu adalah rumah adat yang biasanya dipakai untuk prosesi tertentu,
tapi Rumah limas di Museum ini lebih ke tradisional. Rumah limas di Museum ini menjadi Master Piece
atau bisa disebut dengan Koleksi Unggulan.

1. Rumah limas di Museum Balaputradewa adalah asli bangunan dari 1830 dan merupakan
Rumah limas tertua yang berada di Sumatera Selatan dengan bentuk yang utuh.

2. Rumah limas ini pernah menjadi gambar pada uang pecahan 10.000,00 edisi tahun 2005-

2015.
19

Beberapa Bangunan Yang Terdapat Di Museum Balaputradewa

1.Rumah Limas

Rumah Limas merupakan prototipe Rumah tradisional Sumatera Selatan. Selain ditandai dengan
atapnya yang berbentuk limas, rumah tradisional ini memiliki lantai bertingkat-tingkat yang disebut
Bengkilas dan hanya dipergunakan untuk kepentingan keluarga seperti hajatan. Para tamu biasanya
diterima diteras atau lantai kedua.Rumah Limas ini memiliki nama lain, yaitu Rumah Bari. Di Malaysia,
rumah Limas ini juga banyak ditemukan di daerah Johor, Selangor dan Terengganu. konstruksi rumah
limas adalah bentuk rumah panggung, di rumah ini banyak ditemukan berbagai ragam hias, yang
menunjukkan identitas adat masyarakat

• Tingkatan

Pembangunan Rumah ini selalu menghadap ke Timur dan Barat atau dalam Falsafah disebut
menghadap ke arah Matahari Terbit dan Matahari Terbenam.Rumah bertingkat tingkat-tingkat ini
memiliki filosofi budaya tersendiri untuk setiap tingkatnya sesuai dengan nilai-nilai budaya tradisional.
Yaitu usia, jenis kelamin, bakat, pangkat, dan martabat.
20

• Pagar Tenggalung yaitu Teras pada Rumah Limas. Tamu akan dipersilahkan duduk di
teras, atau lantai dua saja. Rumah Limas sangat luas dan sering kali digunakan sebagai
tempat berlangsungnya hajatan atau acara adat. Tingkat pertama rumah ini disebut pagar
tenggalung, karena ruangannya tidak memiliki dinding pembatas, dan terhampar seperti
beranda. Suasana di tingkat pertama lebih santai dan biasa berfungsi sebagai tempat
menerima tamu.
• Jogan Rumah di tingkat dua sebut jogan, dan khusus diperuntukan bagi anggota keluarga
pemilik rumah yang berjenis kelamin laki-laki. Pembagian ruang secara fisik berfungsi
batasan aktivitas yang berlangsung di rumah berdasarkan tingkat keprivasiannya. Secara
personal, sikap pribadi masyarakat Palembang menjunjung tinggi kehormatan laki-laki dan
wanita. Kemudian secara sosial, menunjang citra diri kebudayaan Palembang yaitu dengan
menjunjung tinggi norma-norma adat yang berlaku di masyarakat.
• Kekijing Tiga Posisinya ada di lantai ke tiga atau lebih tinggi dibanding dengan lantai
sebelumnya.Pada lantai ini diberi batas dengan menggunakan penyekat. Ruangan ini
biasanya untuk tempat menerima para undangan dalam suatu acara atau hajatan, terutama
untuk handai taulan atau tamu yang sudah paruh baya.
• Kekijing Empat Pada lantai ke empat, posisi lantai lebih tinggi lagi. Begitu juga dengan
orang-orang yang dipersilakan untuk mengisi ruangan ini pun memiliki hubungan
kekerabatan lebih dekat dan dihormati, seperti undangan yang lebih tua, dapunto dan
datuk.Tempat duduk para tetamu pada saat sedekah atau kenduri sudah ditentukan
berdasarkan status tamu tersebut.
• Gegajah Pada lantai tertinggi, atau tingkatan ke lima di sebut dengan raungan gegajah.
Ruangan ini hanya boleh dimasuki oleh orang yang dihormati dan mempunyai kedudukan
yang sangat tinggi di dalam keluarga atau keluarga inti.Uniknya di dalam ruangan gegajah
terdapat undakan lantai yang disebut amben. Amben inilah yang digunakan untuk
mengadakan musyarawah para penghuni gegajah. Selain itu juga terdapat kamar pengantin,
yang hanya difungsikan jika pemilik rumah sedang mengadakan pesta pernikahan

• Bahan Rumah

Kebanyakan rumah limas luasnya mencapai 400 sampai 1000 meter persegi atau lebih, yang
didirikan diatas tiang-tiang dari kayu unglen atau ulin yang kuat dan tahan air. Dinding, pintu dan lantai
umumnya terbuat dari kayu tembesu. Sedang untuk rangka digunakan kayu seru. Setiap rumah,
terutama dinding dan pintu diberi ukiran. Rumah Limas ini memiliki banyak jendela berukuran besar.

2. Rumah Ulu
21

Salah satu rumah tradisional yang berkembang di daerah uluan (hulu sungai musi). Rumah uu koleksi
museum ini berasal dari Desa Asam Kelat, Kecamatan Pengandonan, Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Ada beberapa proses tahapan pembangunan rumah ulu ini dimulai dari persiapan yang meliputi
pemilihan lokasi dan pemilihan bahan serta tahap pembangunan. Menariknya dalam tahapan
pembangunan saat dilakukan pekerjaan naik bubungan, diadakan selamatan. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi antara lain kendi yang diisi air dari tujuh sungai sebagai lambang tujuh penjuru angin dengan
maksud agar iblis, setan, dan roh-roh halus pergi dan tidak mengganggu. Rumah ulu dirancang agar
tahan terhadap bencana alam gempa bumi. Selain tempat tinggal rumah ini juga berfungsi sebagai
rumah tumpangan bagi para kusir pedati. Rumah ulu diserahkan ke museum pada tanggal 20 november
1992, yang diperkirakan hingga kini berumur kurang lebi 200 tahun.

• Bentuk Dari Rumah Ulu

Secara umum, rumah ulu mempunyai bentuk dasar denah segi empat yang terdiri dari garang
di bagian paling depan. Pada bagian tengah terdiri dari sengkar bawah dan sengkar atas. Selain itu, pada
rumah ulu terdapat seperti sebuah plafond tetapi hanya berada pada sebagian ruangan yang
bernama pagu hantu. Pagu hantu digunakan untuk tempat penyimpanan barang atau bahan makanan.

• Percungkupan atau atap

Bangunan inti merupakan badan rumah yang berbentuk kotak bujur sangkar yang diletakkan di
atas konstruksi pilar dan balok. Bentuk atap pelananya adalah curam 45 derajat dan persegi
panjang. Atap pelana curam merupakan bagian penting dari Rumah Ulu dan didukung oleh balok
rangka dinding bangunan inti yang kokoh. Bahan penutup atap adalah genteng dan kontruksinya
menggunakan kayu. Bentuk atap juga diperkaya dengan berbagai ornamen atau ragam hias. Namun
yang khas adalah ornamen di kedua sisi bagian atap terpasag bidang tebeng layar dengan bagian akhir
tepi oleh listplank pertemuan silang di bagian atasnya.

• Bangunan inti
22

Bentuk atap pada bagian badan bangunan terdapat dinding, pintu, dan jendela. Pada umunya
sama dengan arsitektur rumah ulu di Sumatera Selatan. Bahan dinding berasal dari papan kayu dengan
jendela yang ukurannya kecil, begitu juga dengan pintu-pintunya. Bagian pintu dan jendela
ditambahkan dengan berbagai motif ragam hias. Bagian inti sebelah dalam terdiri dari satu ruangan
utama yang terbagi menjadi dua oleh perbedaan permukaan lantai yang lebih tinggi (luan) dan
menempati kira-kira sepertiga dari total luas ruangan dalam rumah inti. Fungsinya sebagai
tempat tidur atau sebagai tempat orang tua duduk pada saat sebuah upacara sedang
berlangsung. Permukaan lantai yang lebih rendah (tumpuan) dipakai sebagai dapur dan
ruang makan. Ruang yang berukuran luas di bawah atap diperuntukkan sebagai sirkulasi udara dan
memberikan iklim kenyamanan di dalam bangunan. Ruang yang terbentuk di bawah rumah inti dipakai
sebagai tempat penyimpanan barang sekaligus berperan menjaga kestabilan bangunan.

• Kaki dasar bangunan

Bentuk arsitektur tradisional di daerah Sumatera Selatan yaitu bangunan yang disokong
oleh tiang atau disebut bangunan panggung. Tiang tersebut pada umumnya berasal dari kayu
gelondongan yang utuh Begitu pula dengan arsitektur rumah ulu Minanga berbentuk rumah panggung
dengan tiang dari pohon kayu gelondongan yang diolah jadi bentuk geometri persegi enambelas. Hal
tersebut berbeda dengan bentuk bangunan di Semendo dan Pasemah yang utuh atau bulat. Namun saat
ini tiang yang aslinya berbentuk geometri persegi enambeas sudah diganti dengan balok kayu. Jumlah
dan jarak antar tiang tidak bisa diketahui secara tepat seperti tiang arsitektur tradisional rumah ulu
Semendo yang berjumlah sembilan. Tiang tersebut juga ditambahkan dengan berbagai ragam hias yang
berada di antara tiang dengan balok-balok lantainya.

• Teras/Garang dan tangga

Bagian garang dan tangga adalah bagian penting dalam bentuk arsitektur tradisional Sumatera
Selatan. Begitu juga dengan arsitektur rumah tradisional ulu di Minanga. Garang pada arsitektur
tradisional rumah ulu ada dua yaitu garang depan dan garang belakang. Garang tersebut adalah bagian
transisi dari bagian tanah untuk masuk ke dalam rumah dengan naik melalui tangga, terutama garang
depan. Selain itu, garang-garang tersebut juga digunakan sebagai tempat mengeringkan
perabotan rumah tangga. Garang depan dan belakang dibentuk terbuka tanpa atap. Hal ini berkaitan
dengan fungsinya sebagai tempat pengering tadi. Sebaliknya ruang tangga dipasang sebuah atap. Anak
tangga digunakan sebagai tempat duduk, bersanti menikmati angin sepoy-sepoy sambil bercengrama
dengan tetangga atau anggota keluarga. Selain itu, bisa juga digunakan untuk
kegiatan petanan (mencari kutu). Meskipun letak garang dan tangga berada di sisi daratan, tetapi
harus tetap berorientasi ke arah sungai.
23

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa Museum Balaputra Dewa memiliki keunggulan sebagai berikut : Koleksi Museum
yang lengkap tentang sejarah Sumatera Selatan dari zaman pra sejarah, lokasi tempat wisata yang
lumayan strategis, fasilitas-fasilitan umum yang sudah cukup lengkap serta juga sudah tersedianya
pemandu wisata yang sangat membantu wisatawan. Sedangkan kelemahan Museum Balaputra Dewa
adalah fasilitas yang kurang terawat seperti toilet, juga penataan parkir yang kurang teratur, Tidak
adanya petunjuk arah menuju Museum Balaputra Dewa dan Tata letak koleksi Museum Balaputra Dewa
yang kurang menarik.

3.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis dapat memberikan saran mengoptimalkan kegiatan


wisata dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan sosial media, meningkatkan kualitas pelayanan
bagi wisata dan dan tetap menjaga kebersihan dan keamanan yang telah ada untuk meningkatkan
kualitas daya tarik wisata pada Museum Balaputra Dewa.

3.3 Penutup

Secara keseluruhan koleksi Museum Balaputradewa terdiri dari prasasti peninggalan kerajaan
Sriwijaya, benda-benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya, benda-benda peninggalan Kesultanan
Palembang Darussalam, sejarah perang kemerdekaan di Sumatera Selatan dan bendabenda kebudayaam
24

dari Sumatera Selatan. Dari koleksi-koleksi yang ada di Museum Balaputradewa memperlihatkan
bahwa Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi pusat Agama Budha yang terkemuka di dunia pada masa
jayanya. Begitu banyak arca yang menggambarkan Budha yang ditemukan di provinsi Sumatera Selatan
yang kemudian menjadi bagian koleksi Museum Balaputradewa. Di bagian belakang museum terdapat
bangunan khas Palembang yaitu Rumah Limas. Di bagian samping ruang pamer terdapat patung-patung
yang mengambarkan budha dari berbagai situs dan diduga merupakan situs Kerajaan Sriwijaya. Salah
satu patung atau arca yang paling terkenal dan sangat menarik perhatian pengunjung adalah patung
orang menaiki gajah yang merupakan peninggalan era megalitikum di Sumatera Selatan tepatnya dari
dataran tinggi Basemah/Pasemah (Pagaralam, Lahat, Oku, Bengkulu/curup). Masyarakat setempat
menganggap bahwa patung orang menunggang gajah tersebut adalah salah satu kutukan yang benar-
benar terjadi dari kisah legenda masyarakat setempat yaitu Legenda Si Pahit Lidah. Legenda Si Pahit
Lidah mengisahkan bahwa siapa saja yang dikutuk olehnya akan menjadi batu.

Akan tetapi, walaupun museum Balaputradewa adalah berstatus museum negeri atau museum
Provinsi sangat jarang atau sedikit sekali jumlah kunjungan ke museum tersebut, padahal koleksi dan
fasilitas yang ada di museum tersebut cukup baik, apakah ini karena kurangnya minat masyarakat untuk
mengenal sejarah kebudayaan nenek moyangnya atau karena kurangnya promosi dari pihak museum??
Kita tidak tahu apa yang terjadi. Namun sudahlah, mulai dari hari ini marilah kita bersama-sama mengisi
dan meramaikan museum yang adadisekitar kita karena banyak sekali manfaat yang didapatkan dari
mengunjungi museum yaitu ilmu pengetahuan dan juga saranan rekreasi dari penatnya kehidupan di
kota yang sangat semerawut. Ayo kita kujungi museum kita.!! Dan untuk pihak museum teruslah
berbenah, teruslah untuk menjadi lebih baik agar masyarakat semakin dan lebih tertarik untuk
berkunjung ke museum.
25

DAFTAR PUSTAKA
Brosur yang berada di Museum Balaputradewa

https//museum.kemdikbud.go.id/pengertian-museum

Wawancara bersama Triseda Anggraini, M.Pd, sebagai staff educator Museum Negeri Sumatra
Selatan, Balaputradewa.
26

LAMPIRAN

FOTO BERSAMA STAFF EDUKATOR

WAWANCARA BERSAMA PETUGAS PENJAGA DI RUMAH LIMAS


27

RUMAH LIMAS

RUMAH ULU
28

GAMBAR DEPAN MUSEUM BALAPUTRADEWA

RUANG UTAMA MUSEUM BALAPUTRA DEWA


29

PATUNG ARCA

GEDUNG PAMERAN 1
30

RUANG HULUBALANG

TAMAN MEGALITH

Anda mungkin juga menyukai