Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suatu rangkaian peristiwa-peristiwa sejarah pada masa lalu tentunya banyak meninggalkan
bukti-bukti sejarah. Bukti-bukti sejarah ini merupakan fakta atau bukti nyata yang menandai adanya
suatu peristiwa bersejarah di suatu daerah atau wilayah, wujud dari bukti-bukti sejarah tersebut dapat
berupa benda-benda, bangunan, kepercayaan, kebudayaan, dan sebagainya. Yang semua ini
merupakan warisan sejarah dan keberadaanny patut kita jaga kelestariannya pada masa kini agar tidak
punah.

Jika sampai bukti-bukti sejarah atu peristiwa besejarah tersebut sampai punah atau hilang
maka hal itu dapt menyebabkan peristiwa bersejarah tersebut akan di ragukan oleh masyarakat dan
tidak akan pernah sama sekali di anggap karena kurang adanya bukti yang mendukung.
Museum sebagai tempat dimana orang-orang dapat melihat benda-benda bersejarah di suati wilayah,
harta peninggalan dari sebuah peradaban, dan sisa warisan dari nenek moyang kita di masa lampau,
adalah harta yang tak ternilai harganya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah, penulisa merumusakan beberapa rumusan masalah,
yaitu sebagai berikut :
1. Apa saja koleksi benda-benda bersejarah yang ada di museum Prabu Geusan Ulun Sumedang?
2. Apa fungsi atau peranan Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang terhadap kelestarian benda-benda
bersejarah?

1.3 Batasan Masalah

Untuk membuat permasalahan yang lebih spesifik. Oleh karena itu kami membatasi
masalah dalam hal peranan museum terhadap pelestarian benda-beda bersejarah.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan makalah ini adalah :

1. Menggambarkan dan mengenalkan benda-benda bersejarah bekas peninggalan kerajaan sumedang


yang dijadikan sebagai kajian ilmu sejarah.

2. Mengetahui fungsi dan peranan museum Prabu Geusan Ulun Sumedang dalam melestarikan benda-
benda bersejarah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Museum

Pengertian Museum dewasa ini adalah:

"Sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan
pengembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan
memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian
manusia dan lingkungannya". (Definisi menurut ICOM = International Council of Museeum
(Organisasi Permuseuman Internasional dibawah Unesco). Museum merupakan suatu badan yang
Mempunyai tugasdan kewajibanuntuk memamerkan dan menerbitkan hasil- hasil penelitian dan
pengetahuan tentang benda-benda yang penting bagi Kebudayaan dan llmu Pengetahuan.

2.2 Asal Kata Museum

Museum berasal dari bahasa Yunani: MUSEION. Museion merupakan sebuah bangunan
tempat suci untuk memuja Sembilan Dewi Seni dan llmu Pengetahuan. Salah satu dari sembilan Dewi
tersebut ialah: MOUSE, yang lahir dari maha Dewa Zous dengan isterinya Mnemosyne. Dewa dan
Dewi tersebut bersemayam di Pegunungan Olympus. Museion selain tempat suci, pada waktu itu juga
untuk berkumpul para cendekiawan yang mempelajari serta menyelidiki berbagai ilmu pengetahuan,
juga sebagai tempat pemujaan Dewa Dewi.

2.3 Museum Prabu Geusan Ulun

2.3.1 Sejarah Singkat Museum Prabu Geusan Ulun


Peninggalan benda-benda bersejarah dan barang-barang pusaka Leluhur Sumedang, sejak
Raja-raja Kerajaan Sumedang Larang dan Bupati-bupati yang memerintah Kabupaten Sumedang
dahulu, merupakan koleksi yang membanggakan dan besar artinya bagi kita semua, terlebih bagi
keluarga Sumedang.

Kumpulan benda-benda tersebut disimpan di Yayasan Pangeran Sumedang sejak tahun 1955
timbulah suatu gagasan, ingin memperlihatkan kepada masyarakat Sumedang khususnya dan
masyarakat di luar Sumedang pada umumnya, bahwa di Sumedang dahulu terdapat kerajaan besar
yaitu Kerajaan Sumedang Larang, dengan melihat benda-benda peninggalan Raja-raja tersebut dan
sebagainya.

2
Gagasan tersebut ditanggapi dengan penuh keyakinan oleh keluarga, maka direncanakan
membuat museum. Setelah diadakan persiapan-persiapan yang matang dan terencana, lima tahun
setelah tahun 1968 baru terlaksana, tepatnya tanggal 11 Nopember 1973 Museum Keluarga
berdiri.Museum tersebut diberi nama Museum Yayasan Pangeran Sumedang, dan dikelola langsung
oleh Yayasan Pangeran Sumedang.
Pada tahun 1974, di Sumedang diadakan Seminar Sejarah oleh ahli-ahli sejarah se-Jawa
Barat dan diikuti ahli sejarah dari Yayasan Pangeran Sumedang, dalam seminar tersebut dibahas nama
museum Sumedang. Diusulkan nama museum adalah seorang tokoh dalam Sejarah Sumedang,
ternyata yang disepakati nama Raja Sumedang Larang terakhir yang memerintah Kerajaan Sumedang
Larang dari tahun 1578 - 1601, yaitu Prabu Geusan Oeloen. Kemudian nama museum menjadi
Museum Prabu Geusan Ulun dengan ejaan baru untuk memudahkan membacanya.

Gedung- gedung yang terdapat di museum Prabu Geusan Ulun yaitu :

1. Gedung Srimanganti
2. Gedung Pusaka
3. Gedung Kereta
4. Gedung Gamelan
5. Bumi kaler

Pada tahun 1980, Pemerintah melalui Dinas Jawatan Permuseuman dan Kepurbakalaan
Kebudayaan Jawa Barat, mengulurkan tangan dan memugar Gedung Srimanganti dan Bumi Kaler.
Pada hari Rabu tanggal 21 April 1982, Direktur Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Prof. DR. Haryati Soebadio, meresmikan dan menyerahkan kedua bangunan yang
selesai dipugar kepada Yayasan Pangeran Sumedang .

2.3.2 Letak Museum Prabu Geusan Ulun


Museum Prabu Geusan Ulun terletak di tengah kota Sumedang, 50 meter dari Alun-alun ke
sebelah selatan, berdampingan dengan Gedung Bengkok atau Gedung Negara dan berhadapan dengan
Gedung-gedung Pemerintah. Jarak dari Bandung 45 kilometer, sedangkan jarak dari Cirebon 85
kilometer, jarak tempuh dari Bandung 1 jam, sedangkan dari Cirebon 2 jam.

3
2.4 Gedung-Gedung Museum Prabu Geusan Ulun
2.4.1Gedung Srimanganti

Didirikan pada tahun 1706, masa pemerintahan Dalem Tumenggung Tanoemadja dari tahun
1706 - 1709.Kata Simangantimempunyai arti adalah tempat menanti-nanti tamu kehormatan.Dahulu
gedung Simangantidikenal sebagai Rumah Negara .Fungsi Gedung Simanganti pada masa itu adalah
tempat tinggalbuat Bupatiserta keluarga diantaranya Pangeran Kornel, Pangeran Sugih, Pangeran
Mekah dan Dalem Bintang.
Pada tahun 1942 Gedung Srimanganti tidak digunakan sebagai rumah tinggal Bupati serta
keluarganya oleh Dalem Aria Soemantri dijadikan Kantor Kabupaten, sedangkanBupati dan
keluargatingal diGedung Bengkok atau sekarang disebut Gedung Negara.Pendirian gedung tersebut
direncanakan oleh Pangeran Panembahan yang memerintah dari tahun 1656 - 1706, yang pernah
diserbu oleh laskar-laskar Cilikwidara cs dari pasukan gabungan Banten.
Sejak selesai dibangun, maka pemerintahan pindah ke daerah baru yang disebut Regol.
Sejak itu Srimanganti dijadikan gedung tempat tinggal dan kantor oleh para bupati tempo dulu.
Sedangkan untuk keluarga dibangun Bumi Kaler.

4
2.4.2 Gedung Pusaka

Gedung Pusaka adalah Gedung museumyang kelima dari enam gedung yang ada di Museum Prabu
Gesan Ulunsebagai gedung baru. F ungsi dari Gedung Pusaka tersebut yaitu sesuai dengan namanya
sebagai tempat khusus menyimpanbenda- benda pusaka peninggalan para leuluhur Sumedang.
PembangunanGedung Pusaka dibangun karena Gedung Gendengitu sebagai tempat
menyimpen pusaka sudah tidak memadai, sehingga atas prakarsa Ibu Hj.Rd.Ratjih Natawdjaya ibunda
dari bapak Prof. DR. Ginanjar Kartasasmita, rencana gedung pusakabisa dilaksanakan dengan
melibatkan Yayasan Pangeran Sumedang, Rukun Wargi SumedangDepartemen Pendidikandan
Kebudayaan Sumedang.Pemda dan Direktorat Permuseuman Propinsi Jawa Barat.Pada tanggal 25
Maret 1990 pembangunanGedung Pusaka mulai dikerjakan.

Proses pembangunan Gedung Pusakamemakan waktu cukup lama yaitu tujuh (7)
tahun.Selesai pada tahun 1997, kemudian diresmikan oleh Bupati Sumedang Bapak Drs. H. Moch
HuseinJachjasaputra.

Isi dari Gedung Pusaka tersebut berisikan senjata- sejata kuno seperti keris,tombak dan
pedang selain itu juga terdapat alat- alat makan pemberian dari Belanja sebagai supenir.Dan yang
lebih istimewa lagi disana terdapat Mahkota Raja yang bernama Mahkota Binokasih yaitu sebagai
peninggalan Prabu Geusan Ulun pada tahun 1578- 1601.

5
2.4.3 Gedung Kereta

Pada saat perencanaan pembangunan Gedung Pusaka direncanakan pula pembanguna Gedung
Kereta.Gedung Kereta merupakan bangunan terakhir dari MuseumPrabu Geusan Ulun yang
dibangunpada tahun 1990.Fungsi gedung Kereta yaiti tempat menyimpan Kereta Naga Barong
sebagai replica dari Kereta Naga Paksi peninggalan Pangeran Soeria Koesoemah Adinata atau yang
disebut Pangera Sugihdan kereta lainya yang menjadi koleksi Museum Prabu Gesan Ulun.

2.4.4 Gedung Gamelan

6
Gedung Gamelan didirikan pada tahun 1973, oleh Pemda Sumedang atas sumbangan dari
Gubernur DKI Jakarta Bapak Ali Sadikin.

Fungsi Gedung Gamelan ini sebagai tempat khusus menyimpan Gamelan-Gamelan Pusaka.
Gedung Gamelan ini mengalami renovasi pada tahun 1993,selain sebagai tempat penyimpanan
gamelan,Gedung Gamelan juga berfungsi sebagai tempat latihan tari klasik. Setiap satu tahun sekali
Gamelan- gamelan Pusakai ni dicuci tepa nya pada waktu bulan Mulud.

2.4.5 Gedung Bumi Kaler

Gedung Bumi Kaler dibangun pada tahun 1850, pada masa pemerintahan Bupati Pangeran
Soeria Koesoemah Adinata / Pangeran Sugih yang memerintah Sumedang tahun 1836 1882.
Gedung Bumi Kaler beberapa kali mengalami rehabilitasi pada tahun 1982, 1993 dan tahun 2006,
namun tidak merubah dari bentuk aslinya. Sama halnya dengan Gedung Srimanganti, Bumi Kaler
sudah terdaftar dalam Monumeter Ordonantie 1931 karena termasuk dalam bangunan yang dilindungi
oleh pemerintah sebagai Benda Cagar Budaya. Gedung Bumi Kaler menjadi gedung Museum Prabu
Geusan Ulun pada tahun 1982.

2.5 Perana atau Fungsi Museum Prabu Geusan Ulun

Perana Museum Prabu Geusan Ulun yaitu untuk mememerkan dan menerbitkan hasil-hasil
penelitian dan pengetahuan tentang benda benda yang penting sebagai peninggalan sejarah
Khususnya Peningalan benda-benda bersejarah kota Sumedang. Adapun fungsi lain yaitu sebagai:
1. Pusat Dokumentasi dan Penrlitian ilmiah
2. Pusat penyalura ilmu untuk umum
3. Pusat penikmatan Karya Seni
4. Pusat Perkenalan kebudayaan antar daerah dan antar bangsa

7
5. Objek Wisata
6. Media Pembnaanpendidikan Kesenian dan ilmu Pengetahuan Khususnya sejarah
7. Suaka Alm dan Suaka Budaya
8.Cermin sejarah manusia.alam dan kebudayaan
9. Sarana untuk bertakwa kepeda Tuhan yang maha esa
Selain itu juga Peraana museum adalahtempat menyimpn ,perawatan, pengamanan, dan
pemanfaatan benda benda bukti materil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungan guna
menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya Bangsa.

8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian dan pembahasan masalah mengenai peranan Museum
Prabu Gesan Ulun. Maka pada Bab ini penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa keberadaan Museum Prabu Gesan Ulun Sumedang mempunyai peranan yang sangat besar
dalam melestarikan benda-benda bersejarah.
2. Di Museum Prabu Gesan Ulun terdapat benda-benda bersejarah bekas peninggalan kerajaan
sumedang pada jaman dahulu serta benda-bendan peninggalan lainnya yang memiliki nilai sejarah
yang tinggi.

3.1 Saran
Ada pun saran yang dapat dikemukanakn adalah sebagai berikut :
1. Mengingat begiti pentingnya peranan Museum Prabu Geusan Ulun terhadap pelestarian nilai
sejarah, maka keberadaan Museum haruslah di jaga dan di lestarikan dengan baik oleh pihak-pihak
terkait.
2. Kita selaku generasi muda harus ikut berpartisipasi dalam memelihara warisan budaya bangsa
sesuia status kita sebagai generasi penerus bangsa dengan mempelajari dan mengenal benda dan
sejarah budaya, bangsa dan negaranya sendiri. Apa kata dunia kalo peminpin negara tidak tahu
akan sejarah bangsanya sendiri.

9
LAMPIRAN-LAMPIRAN BENDA YANG ADA DI MUSEUM SUMEDANG

Ranjang/Tempat Tidur

Pangeran Aria Surianagara Kusumadinata (Pangeran Kornel)

Meriam Kalangtaka

Makuta Binokasih

10
Baju Dinas Bupati Adipati

Benda Pusaka Museum Sumedang

11
12
13
14

Anda mungkin juga menyukai