Bangunan raksasa ini hanya berupa tumpukan balok batu raksasa yang memiliki
ketinggian total 42 meter. Setiap batu disambung tanpa menggunakan semen atau
perekat. Batu-batu ini hanya disambung berdasarkan pola dan ditumpuk. Bagian dasar
Candi Borobudur berukuran sekitar 118 m pada setiap sisi. Batu-batu yang digunakan
kira-kira sebanyak 55.000 meter kubik. Semua batu tersebut diambil dari sungai di sekitar
Candi Borobudur. Batu-batu ini dipotong lalu diangkut dan disambung dengan pola
seperti permainan lego. Semuanya tanpa menggunakan perekat atau semen. Sedangkan
relief mulai dibuat setelah batu-batuan tersebut selesai ditumpuk dan disambung. Relief
terdapat pada dinding candi. Candi Borobudur memiliki 2670 relief yang berbeda. Relief
ini dibaca searah putaran jarum jam. Relief ini menggambarkan suatu cerita yang cara
membacanya dimulai dan diakhiri pada pintu gerbang di sebelah timur. Hal ini
menunjukkan bahwa pintu gerbang utama Candi Borobudur menghadap timur seperti
umumnya candi Buddha lainnya.
Kata Borobudur sendiri berdasarkan bukti tertulis pertama yang ditulis oleh Sir
Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jendral Britania Raya di Jawa, yang memberi nama
candi ini, bukti ini terdapat dalan Kitab Nagarakretagama yang merupakan dokumen
tertua, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Di kitab tersebut ditulis bahwa
candi ini digunakan sebagai tempat meditasi penganut Buddha.
Nama Candi Borobudur berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “bara” yang
artinya candi atau biara, dan “beduhur” yang artinya “perbukitan atau tempat tinggi”,
sehingga arti sesungguhnya dari Candi Borobudur adalah “biara di perbukitan”.
Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Kemudian karena letusan
gunung berapi, sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup tanah vulkanik. Selain
itu, bangunan juga tertutup berbagai pepohonan dan semak belukar selama berabad-abad.
Kemudian bangunan candi ini mulai terlupakan pada zaman Islam masuk ke Indonesia
sekitar abad ke-15. Pada tahun 1814 saat Inggris menduduki Indonesia, Sir Thomas
Stamford Raffles mendengar adanya penemuan benda purbakala berukuran raksasa di
desa Bumisegoro daerah Magelang. Karena minatnya yang besar terhadap sejarah Jawa,
maka Raffles segera memerintahkan H.C. Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk
menyelidiki lokasi penemuan yang saat itu berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
Cornelius dibantu oleh sekitar 200 pria menebang pepohonan dan menyingkirkan semak
belukar yang menutupi bangunan raksasa tersebut. Karena mempertimbangkan bangunan
yang sudah rapuh dan bisa runtuh, maka Cornelius melaporkan kepada Raffles penemuan
tersebut termasuk beberapa gambar. Karena penemuan itu, Raffles mendapat
penghargaan sebagai orang yang memulai pemugaran Candi Borobudur dan mendapat
perhatian dunia. Pada tahun 1835, seluruh area candi sudah berhasil digali. Candi ini
terus dipugar pada masa penjajahan Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1956, pemerintah Indonesia meminta
bantuan UNESCO untuk meneliti kerusakan Borobudur. Lalu pada tahun 1963, keluar
keputusan resmi pemerintah Indonesia untuk melakukan pemugaran Candi Borobudur
dengan bantuan dari UNESCO. Namun pemugaran ini baru benar-benar mulai dilakukan
pada tanggal 10 Agustus 1973 dan selesai pada tahun 1984. Sejak tahun 1991, Candi
Borobudur ditetapkan sebagai World Heritage Site atau Warisan Dunia oleh UNESCO.
B. Pelajaran/Kesan
Dapat melihat secara langsung bangunan raksasa kuno dan mengakui keindahan
serta kemegahannya yang dibangun begitu rapih dengan tidak menggunakan perekat atau
semen dan tentunya dengan kerja sama yang sangat luar biasa bersatu sehingga tercipta
sebuah bangunan yang menjadi pusat perhatian wisatawan.
Di museum dan situs Sangiran dapat diperoleh informasi lengkap tentang pola
kehidupan manusia purba di Jawa yang menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan
seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, Paleoanthropologi. Di lokasi situs Sangiran ini
pula, untuk pertama kalinya ditemukan fosil rahang bawah Pithecantropus erectus (salah
satu spesies dalam taxon Homo erectus) oleh arkeolog Jerman, Profesor Von
Koenigswald. Lebih menarik lagi, di area situs Sangiran ini pula jejak tinggalan berumur
2 juta tahun hingga 200.000 tahun masih dapat ditemukan hingga kini. Sehingga para ahli
dapat merangkai sebuah benang merah sebuah sejarah yang pernah terjadi di Sangiran
secara berurutan.
B. Pelajaran/Kesan
Dapat mengetahui dan melihat secara langsung fosil-fosil manusia dan hewan
yang benar-benar hidup pada zaman purba kala. Dan mengetahui secara langsung pola
hidup/tingkah laku manusia pada zaman dahulu, serta mendapat bukti bahwa manusia
bukan berasal dari binatang (kera).
MUSEUM BATIK
Museum Batik Yogyakarta terletak di Jl. Dr. Sutomo No. 13 A Yogyakarta dan
didirikan pada tanggal 12 Mei 1977 atas prakarsa keluarga Hadi Nugroho. Masih adanya
perhatian yang besar dari masyarakat termasuk wisatawan asing pada batik, mendorong
keluarga ini merintis pengumpulan kain batik. Dimulai dari kerabatnya sendiri, orang tua,
eyang dan generasi Hadi sendiri, hingga upaya merintis sebuah museum batik terlaksana.
Pada tahun 2000, museum ini memperoleh penghargaan dari MURI atas karya
‘Sulaman Terbesar’, batik berukuran 90 × 400 cm². Kemudian di tahun 2001, museum ini
memperoleh penghargaan kembali dari MURI sebagai pemrakarsa berdirinya Museum
Sulaman pertama di Indonesia.
Kini, museum ini menyimpan lebih dari 1.200 koleksi perbatikan yang terdiri dari
500 lembar kain batik tulis, 560 batik cap, 124 canting (alat pembatik), dan 35 wajan
serta bahan pewarna, termasuk malam. Koleksi museum ini terdiri berbagai batik gaya
Yogyakarta, Solo, Pekalongan, dan gaya tradisional lainnya dalam bentuk kain panjang,
sarung, dan sebagainya. Motifnya kebanyakan berupa motif pesisiran, pinggiran, terang
bulan, dan motif esuk-sore. Beberapa koleksinya yang terkenal antara lain: Kain Panjang
Soga Jawa (1950-1960), Kain Panjang Soga Ergan Lama (tahun tidak tercatat), Sarung
Isen-isen Antik (1880-1890), Sarung Isen-isen Antik (kelengan) (1880-1890) buatan
Nyonya Belanda EV. Zeuylen dari Pekalongan, dan Sarung Panjang Soga Jawa (1920-
1930) buatan Nyonya Lie Djing Kiem dari Yogyakarta. Semua koleksi yang ada di
museum ini diperoleh dari keluarga pendiri Museum Batik Yogyakarta. Koleksi tertuanya
berupa batik buatan tahun 1840.
Sedangkan, ratusan koleksi lainnya adalah hasil karya sendiri pemilik museum
diantaranya sulaman gambar Presiden RI pertama Soekarno, mantan Presiden Soeharto,
Megawati Soekarnoputri, dan Hamengkubuwono IX. Selain itu ada juga potret wajah
pahlawan Imam Bonjol dan Pangeran Diponegoro. Terdapat pula sulaman wajah Paus
Yohanes Paulus II dan Bunda Teresa dari India. Saat ini Museum Batik ini dikelola oleh
Ibu Dewi Sukaningsih istri dari Hadi Nugroho atau lebih akrab dipanggil dengan Oma
Dewi. Oma Dewi juga merupakan pembuat dari sulaman-sulaman tangan yang sangat
indah karena tampak nyata dengan foto aslinya. Namun, meskipun museum ini memiliki
asset sini dan budaya yang bahkan diakui oleh dunia, peran serta pengelolaan dari
pemerintah masih kurang. Hal tersebut membuat Museum ini masih kurang berkembang
dan dikenal oleh masyarakat luas.
Kegiatan rutin museum adalah pameran tetap di museum yang dibuka setiap hari
dari Senin hingga Sabtu, pada pukul 09.00- 15.00 WIB.
B. Pelajaran/Kesan
KERATON JOGJAKARTA
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti
Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri
Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan
Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai
warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah.
Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan
pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu
pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta. Dan untuk itulah pada tahun 1995
Komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dicalonkan untuk menjadi salah satu Situs
Warisan Dunia.
B. Pelajaran/Kesan
Mengatahui dan melihat secara langsung tempat kediaman Sultan walaupun tidak
sempat melihat daerah/tempat tinggal sultan untuk sehari-harinya, dan juga mengetahui
pola/gaya hidup di Keraton dimana sangat menjunjung tinggi kedisiplinan sehingga
kegiatan didalamnya berjalan dengan teratur dan sopan, serta kehidupan yang
menunjukan penurutan dan pengabdian secara utuh kepada Sultan/Raja.
PELAYANAN SOSIAL DI KALIURUNG
A. Pelajaran/Kesan
Merasa sangat bersyukur kepada TUHAN karena kesempatan yang begitu indah
diberikan kepada seluruh Dosen dan Mahasiswa Biologi UNAI untuk berkunjung ke
Kaliurung yang dimana pada beberapa waktu yang lalu terjadi letusan Gunung Merapi,
walaupun demikian kita masih menemukan banyak kehidapn disana. Penyuluhan tentang
kesehatan dan pelayanan dalam bentuk dorkas merupakan pelayanan yang sangat luar
biasa yang dapat dilakukan Dosen dan Mahasiswa Biologi UNAI dan dapat diterima
dengan senang hati dan penuh hormat oleh warga setempat.
A. Pelajaran/Kesan
Merasa sangat diberkati dapat bebakti bersama anggota Jemaat Timoho walaupun
anggota jemaatnya banyak yang datang terlambat tapi seluruh rangkaian acara dapat
berjalan dengan baik dan penuh hormat kepada TUHAN. Waktu diskusi pelajaran
sekolah sabat saya merasa sangat dikuatkan dengan keaktivan anggota sekolah sabat
dinama seorang ibu bersaksi tentang pergumulannya untuk suami yang dicintainya
yang belum seiman dengannya sampai sekarang. Dan juga khotbah yang dibawakan
salah seorang Dosen dari FMIPA_Biologi UNAI (Sir H. Saragih) yang dapat
mengingatkan kita akan pentingnya persiapan diri dalam menyambut dan bertemu
dengan TUHAN.
KESIMPULAN
Puji syukur kepada TUHAN yang telah memberikan kekuatan dan berkat kepada seluruh
rombongan eksplorasi khususnya kebijaksanaan yang diberikan kepada Sir Doli Situmeang
sebagai koodinator sehingga semua kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Kekompakan dan keakraban antara Dosen dengan Dosen, Dosen dengan Mahasiswa, Mahasiswa
dengan Mahasiswa perlu diperhatikan dan dipererat.
Ikut serta/partisipasi semua Dosen dan juga Mahasiswa menentukan kekompakan dan keakraban,
jangan sampai terulang lagi masalah yang pernah terjadi (ada Dosen dan Mahasiswa yang tidak
ikut).
Jika ada sesuatu yang kurang baik/benar harus cepat diselesaikan secara bersama/khusus, jangan
sampai timbul rasa kurang enak/peselisihan di Keluarga Besar Sains Hayati.