Koleksi Museum Sesuai dengan sejarahnya, koleksi Museum Majapahit d dominasi oleh benda
cagar budaya peninggalan Majapahit. Melalui peninggalan-peninggalan tersebut dapat beberapa
aspek budaya Majapahit dapat dikaji lebih lanjut, seperti di bidang pertanian, irigasi, arsitektur,
perdagangan, perindustrian, agama, dan kesenian. Keseluruhan koleksi tersebut ditata di gedung,
pendopo maupun halaman museum. Berdasarkan bahannya koleksi Museum Majapahit yang
dipamerkan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok.
1. Koleksi Tanah Liat (Terakota).
a. Koleksi Terakota Manusia.
b. Alat-alat Produksi.
c. Alat-alat Rumah Tangga.
d. Arsitektur.2. Koleksi Keramik.
Koleksi keramik yang dimiliki oleh Museum Majapahit berasal dari beberapa negara asing,
seperti Cina, Thailand dan Vietnam. Keramik-keramik tersebutpun memiliki berbagai bentuk dan
fungsi, seperti guci, teko, piring, mangkuk, sendok dan vas bunga.
3. Koleksi Logam.
Koleksi Benda Cagar Budaya berbahan logam yang dimiliki Museum Majapahit dapat
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok, seperti koleksi mata uang kuno, koleksi alat-alat
upacara seperti bokor, pedan, lampu, cermin, guci dan genta, dan koleksi alat musik.
Patung Hariti di Museum Majapahit, tanpa kepala, dan satu kepala terpisah, yang biasanya
digambarkan dengan buah dada besar dan dikelilingi anak-anak. Hariti adalah mahluk mitologi
untuk melindungi anak-anak, memberi kemudahan saat anak, menjaga keharmonisan suami
isteri, cinta, dan kesejahteraan serta keamanan keluarga. Ia juga dipuja wanita tanpa anak agar.
melahirkan, menjaga dan merawat anak-anak, menjaga keharmonisan suami isteri, cinta, dan
kesejahteraan serta keamanan keluarga. Ia juga dipuja wanita tanpa anak agar bisa hamil.
Pantheon Hindu di Museum Majapahit, dengan penempatan Lingga Yoni di tengah, Siwa di
Selatan, Durga di Utara, Ganesha di Barat, Mahakala di kiri pintu masuk, dan Nandiswara di
kanan pintu masuk. Pertemuan Lingga (Siwa) dan Yoni (Parwati) melambangkan kesuburan dan
kelangsungan hidup. Lazimnya terdapat tiga bentuk lingga, yaitu Brahma bhaga (segi empat),
Wisnu Bhaga (segi delapan) dan Siwa bhaga (silindris). Museum Trowulan
Sebuah sumur model kuno di Museum Majapahit, terbuat dari batu bata dan gerabah, yang
lazimnya berbentuk persegi dan bundar. Sumur bata persegi letaknya biasanya berdekatan
dengan bangunan suci, dan sumur bata bundar ditemukan pada kompleks pemukiman kuno.
Sumur yang dibuat dari gerabah disebut jobong, dan biasanya ada di persawahan.
Sebuah prasasti batu di Museum Majapahit, dengan bagian atas rusak dan sulit terbaca lagi,
namun bagian bawahnya relatif masih utuh. Ada banyak sekali arca tidak lengkap di Museum
Trowulan, yang akan sangat menarik jika bisa dibuat duplikatnya dalam bentuk utuhnya.
Potongan batuan candi dengan berbagi relief juga dipajang di ruang terbuka di bagian belakang
Museum Majapahit. Tentu akan sangat menarik jika batu-batu ini bisa disusun kembali menjadi
sebuah candi yang bisa lebih dinikmati keindahannya.
Buah Maja yang berbentuk bulat berwarna hijau yang ditanam di halaman Museum Majapahit.
Ketika Raden Wijaya dan para pengikutnya membabat alas Tarik untuk menjadi permukiman,
pengikutnya memakan buah Maja muda yang rasanya pahit, sehingga daerah baru itu dinakaman
Majapahit, yang kemudian tumbuh menjadi sebuah kerajaan yang besar dan kuat di Nusantara.
Kulit Buah Maja yang berwarna hijau ketika muda ini akan berubah menjadi coklat setelah tua,
dengan daging berwarna kuning hingga jingga. Ketika masak, biasanya pada musim kemarau,
buah maja sebenarnya berasa manis, berair, dan beraroma wangi. Museum Majapahit merupakan
museum yang menyimpan koleksi benda purbakala dari masa Majapahit yang terlengkap di
Indonesia, dan wajib dikunjungi bagi yang berminat memasuki lorong waktu kejayaan masa
silam, sebagai akar dan fondasi bagi kejayaan masa kini dan mendatang. Museum Trowulan Jl.
Pendopo Agung, Kecamatan
Candi brahu
Candi brahu terletak di dukuh jambu mente ,desa bejijomg ,kecamatan trowulan ,kabupaten
mojokerto .tepat didepan kantor suaka peninggalan sejarah dan purbakala jawa timur yang
terletak di jalan jalan raya Mojokerto-Jombang, terdapat jalan masuk ke arah utara yang agak
sempit .Namun telah diaspal. Candi Brahu terletak di sisi kanan jalan kecil tersebut, sekitar 1,8
km dari jalan rayaStruktur bangunan candi Brahu terdiri dari kaki candi, tubuh candi dan atap
candi. Kaki candi terdiri dari bingkai bawah, tubuh candi serta bingkai atas. Bingkai tersebut
terdiri dari pelipit rata, sisi genta dan setengah lingkaran. Dari penelitian yang terdapat pada kaki
candi diketahui terdapat susunan bata yang strukturnya terpisah, diduga sebagai kaki candi yang
dibangun pada masa sebelumnya. Ukuran kaki candi lama ini 17,5 x 17 m. Dengan demikian
struktur kaki yang sekarang merupakan tambahan dari bangunan sebelumnya. Kaki candi Brahu
terdiri dari dua tingkat dengan selasarnya serta tangga di sisi barat yang belum diketahui
bentuknya dengan jelas.
Candi Brahu sudah dibangun sebelum masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan diperkirakan di
bangun pada masa raja Brawijaya I. Dapat dikatakan bahwa Candi Brahu merupakan candi yang paling
tua dibandingkan dengan candi-candi lainnya yang ada di Trowulan. Candi ini merupakan pandarmaan
Candi brahu
dari raja Brawijaya, mulai dari yang pertama sampai keempat. Memang candi ini telah di restorasi,
namun tidak bisa secara utuh karena kesulitan akibat bangunan candi yang terbuat dari batu bata
merah. Bisa dikatakan bahwa bangunan yang sekarang berdiri itu sudah mengalami pembenahan
namun tetap masih candi yang lama, hanya sedikit tambahan saja.
Berdasarkan bentuk stupa yang ada pada sekitar candi, candi Brahu bersifat budhis. Kita tinggalkan
dulu mengenai candi Brahu, kita beralih ke Majapahit. Majapahit merupakan sebuah kerajaan yang
besar pada masa Hindu-Budha. Majapahit merupakan kerajaan Hindu. Pusatnya dihutan Tarik, dengan
raja pertama Raden Wijaya. Masa puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan Hayam Wuruk yang
berkolaborasi dengan kejeniusan sang Maha Patih Gajah Mada dengan gagasan Nusantaranya. Banyak
peninggalan-peninggalan Majapahit yang terkenal di Trowulan, mulai dari candi Bajang Ratu sampai
candi Brahu. Kami disini sebagai penyusun akan membahas mengenai candi Brahu saja.
Seperti yang telah diterangkan diatas bahwa candi Brahu merupakan candi tertua di Trowulan yang
dibangun untuk mengenang atau sebagai pendarmaan dari raja Brawijaya yang pertama sampai
keempat. Dan juga candi ini ada yang mengatakan unsur budha, namun ada pula campuran dari
Sywaisme.
Bisa kita telaah kepada masyarakat sekitar bahwa mulai dari budaya sampai kesenian berkembang dan
bahkan sekarang menjadi sebuah lapangan pekerjaan bagi masyarakat Trowulan. Ada yang ahli lukisan,
ada yang ahli patung dan sebagainya. Tentunya ini menjadi sebuah aset budaya yang harus
dipertahankan oleh bangsa kita. bahwa kita memiliki sosio-budaya yang menarik dan luar biasa dan
tidak kalah bila dibnadingkan dengan bangsa asing. Bisa dilihat pula dengan adanya hal demikian
membantu perekonomian masyarakat Trowulan yang secara otomatis akan membantu mengurangi
pengangguran di Indonesia. Jikalau Indonesia (dalam hal ini pemerintah) bisa memanfaatkan
peninggalan-peninggalan sejarah dengan baik dan mempergunakanya untuk kesejahteraan bangsa kita.