Anda di halaman 1dari 26

BAB I .

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang
Museum menunjukkan bentuk keberadaan kejayaana tahun kehidupan di
masa lalu. Adat kebiasaan masa lalu juga bisa ditunjukkan dari museum. Di
Indonesia terdapat banyak sekali peninggalan yang disimpan pada museum.
Khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta juga terdapat banyak museum,
misalnya Museum Sonobudoyo, Museum Benteng Vredeburg, Museum Taman
Pintar, Rumah Budaya Tembi, dan lain-lain.
Siswa perlu mempelajari sejarah kehidupan bangsa Indonesia di zaman
dahulu. Pelajaran ini digunakan untuk mengetahui kejadian atau pelajaran
kehidupan masa lampau. Oleh karena itu museum sangat diperlukan bagi siswa
untuk mengetahui kehidupan masa lampau.
Sehubungan dengan informasi di atas, SMP N 1 Godean khususnya kelas
VII telah melakukan kunjung ke beberapa museum. Kegiatan ini diadakan dalam
rangka MOS SMP N 1 Godean tahun pelajaran 2015/2016. Museum tersebut
adalah Museum Sonobudoyo, Benteng Vredebrug, Taman Pintar dan Tembi
Rumah Budaya. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12 September
2015. Untuk lebih mengetahui keadaan secara lebih mendalam maka siswa
diminta membuat laporan kegiatan kunjung museum.

B . Tujuan Kunjungan

1. Untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air


2. Menambah wawasan tentang peninggalan sejarah di masa lalu
3. Untuk mengetahui sejarah kota Yogyakarta dan perjuangan bangsa
Indonesia
4. Menambah pengetahuan
5. Mengetahuia adat dan budaya Jawa
6. Untuk mengetahui sejarah perjuangan bangsa Indonesia

1
BAB II . ISI

A Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo (bahasa Jawa: Hanacaraka, Musium Sanabudaya)


adalah museum sejarah dan kebudayaan Jawa, termasuk bangunan arsitektur
klasik Jawa. Museum ini menyimpan koleksi mengenai budaya dan sejarah Jawa
yang dianggap paling lengkap setelah Museum Nasional Republik
Indonesia di Jakarta. Selain keramik pada zaman Neolitik dan patung perunggu
dari abad ke-8, museum ini juga menyimpan beberapa macam bentuk wayang
kulit, berbagai senjata kuno (termasuk keris), dan topeng Jawa.

Museum Sonobudoyo terdiri dari dua unit. Museum Sonobudoyo Unit I terletak di
Jalan Pangurakan No. 6 Yogyakarta, sedangkan Unit II terdapat di nDalem
Condrokiranan, Wijilan, di sebelah timur Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta.

Museum yang terletak di bagian utara Alun-alon Lor dari kraton Yogyakarta itu
pada malam hari juga menampilkan pertunjukkanwayang kulit dalam bentuk
penampilan aslinya (dengan menggunakan bahasa Jawa diiringi dengan musik
gamelan Jawa). Pertunjukan wayang kulit ini disajikan secara ringkas dari jam
08.00-10.00 malam pada hari kerja untuk para turis asing maupun turis domestik.

Sejarah

Java Instituut merupakan sebuah yayasan yang bergerak dibidang


kebudayaan Jawa, Madura, Bali, Madura, Lombok yang berdiri tahun 1919
di Surakarta.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda


di Jakarta dengan No. 73, tanggal 17 Desember 1919 yang ditanda tangani oleh
Sekretaris Umum G. Rd. Redtrienk merupakan jawaban Surat Dr. Hoesein
Djajadiningrat dan Dr. F.D.K. Bosch tanggal 3 Oktober 1919. Surat Gubernur

2
Jenderal tersebut memberikan wewenang kepada Java Instituut untuk melakukan
kegiatan organisasi selama 29 tahun, terhitung mulai tanggal 4 Agustus 1919.

Dengan Java Instituut berpusat di Surakarta, sebagai direktur adalah Prof. Dr.
R.A. Hoesien Djajadiningrat. Sebagai dasar Java Instituut adalah Statuten Java
Instituut, dalam pasal 3 disebutkan antara lain mempunyai kegiatan membantu
kegiatan, melestarikan dan mengembangkan kebudayaan pribumi (de
insheemsche cultuur) yang mencakup wilayah kebudayaan Jawa, Madura, Bali
dan Lombok.

Pada tahun 1924 Java Instituut mengadakan konggres di Surakarta dengan


menghasilkan keputusan untuk mendirikan museum dengan tujuan
mengumpulkan data kebudayaan dari daerah Jawa, Madura, Bali, dan Lombok.

Pada tanggal 12 Juli 1928 dibentuklah satu komisi "Nyverheid Commisie" pada
tanggal 12 Juli 1928. Komisi tersebut diresmikan pada tanggal 19 Nopember 1928
Oleh J.E. Jasper, Gubernur Yogyakarta. Tugas utama komisi tersebut
mempelajari, mengumpulkan dan memajukan kebudayaan pribumi. Hasil
pengumpulan data tersebut dibukukan dalam "De Inheemsche Nijverheid op Java,
Madura, Bali en Lombok" yang diterbitkan tahun 1929 sebagai dasar pedoman
pengumpulan koleksi.

Selain di Surakarta berdiri sebuah yayasan Panti Boedaja (Der Stichting Panti
Boedaja)Di bawah pimpman Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII, yang
berdirinya pada'tanggal 10 Februari 1930. Dalam perannya Panti Budaya
membantu Java Instituut untuk mengumpulkan data kebudyaan terutama di dalam
bidang naskah kuno dari Kasultanan Yogyakarta, Kasunanan
Surakarta, Kadipaten Pakualaman dan Mangkunegaran.

Sebagai realisasi dari keputusan konggres maka dibentuklah panitia pada tahun
1913 dengan anggota antara lain Ir. Th. Karsten, P.H.W Sitsen, dan S. Koperberg
dengan tugas mempersiapkan berdirinya sebuah museum. Sedangkan tanah yang
digunakan untuk museum adalah bekas "Schauten" yang merupakan tanah hibah
dari Sri Sultan Hamengkubuwana VII.

Awal pembangunan museum ditandai dengan candrasengkala Buta Ngrasa


Esthining Lata yang menunjukan tahun 1865 Jawa atau 1934 Masehi[1].

3
Pada tanggal 6 November 1935 Masehi diresmikan dan dibuka untuk umum
dengan ditandai candrasengkala Kayu Winayangan ing Brahaman Budha yang
menunjukan 9 Ruwah 1866 Jawa[2]. Sedangkan nama museum bernama Museum
Sonobudoyo, sono berarti tempat dan budoyo berarti budaya.

Pada tahun 1939 ntuk menunjang dan melengkapi usaha dari Java Instituut maka
dibukalah Sekolah Kerajinan Seni Ukir atau Kunstambacht School.

Pada masa pendudukan Jepang di Yogyakarta museum dikelola oleh Bupati


Paniradyapati Wiyata Praja (Kantor Sosial bagian pengajaran) dan pada masa
kemerdekaan museum dikelola oleh Bupati Utorodyopati Budaya Prawito yaitu
jajaran pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selanjutnya pada akhir tahun 1974 Museum Sonobudoyo diserahkan ke


Pemerintah Pusat / Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan secara langsung
bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal dengan berlakunya Undang-
undang No. 22 tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah dan kewenangan
Provinsi sebagai Otonomi Daerah.

Pada bulan Januari 2001 Museum Sonobudoyo bergabung dengan Dinas


Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi DIY diusulkan menjadi UPTD Peraturan
Daerah No. 7 / Th. 2002 Tgl. 3 Agustus 2002 tentang pembentukan dan organisasi
UPTD pada Dinas Daerah dilingkungan Pem. Prop. Daerah Istimewa Yogyakarta,
dan Surat Keputusan Gubernur No. 161 / Th. 2002 Tgl. 4 Nopember mengenai
TU–Poksi.

Jumlah koleksi museum kurang lebih 43.000 dan setiap tahunnya selalu
bertambah. Bertambahnya koleksi melalui hibah, proses ganti rugi, barang titipan,
pesanan. Koleksi Museum Sonobudoyo terbagi menjadi 10 jenis yaitu

1. Koleksi Numismatik dan Heraldika

Objek penelitiannya adalah setiap mata uang / alat tukar yang sah, terdiri
dari mata uang logam dan mata uang kertas. Heraldika adalah setiap tanda
jasa, lambang dan pangkat resmi (termasuk cap /stempel).

4
2. Koleksi Filologi

adalah benda koleksi yang menjadi objek penelitian filologi, misalnya


riaskah kuno, tulisan tangan yang menguraikan sesuatu hal atau peristiwa.

3. Koleksi Keramologika

adalah koleksi yang dibuat dari bahan tanah liat bakar (baked clay) berupa
pecah belah, misalnya: Guci.
4. Koleksi Seni rupa

Koleksi seni yang mengekspresikan pengalaman artistik melalui objek dua


dimensi atau tiga dimensi
5. Koleksi Teknologi

Benda/kumpulan benda yang menggambarkan perkembangan teknologi


yang menonjol berupa peralatan atau hasil produksi yang di buat secara
massal oleh suatu industri/pabrik, contoh: Gramaphon.

6. Koleksi Geologi adalah benda yang menjadi obyek ilmu geologi, antara
lain batuan, mineral, fosil dan benda-benda bentukan alam lainnya
(permata, granit, andesit). Contoh: Batu Barit.
7. Koleksi Biologi adalah benda yang menjadi objek penelitian ilmu biologi,
antara lain tengkorak atau rangka manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Misalnya burung (obset) / dikeringkan.
8. Koleksi Arkeologi adalah benda yang menjadi objek penelitian arkeologi.
Benda tersebut merupakan hasil peninggalan manusia dari zaman
prasejarah sampai dengan masuknya pengaruh kebudayaan barat
misalnya : Cermin.

5
9. Koleksi Etnografi adalah benda yang menjadi objek peneiitian ilmu
etnografi, benda-benda tersebut merupakan hasil budaya atau
menggambarkan identitas suatu etnis misalnya Kacip.
10. Koleksi Historika adalah benda yang bernilai sejarah dan menjadi objek
penelitian sejarah. Benda tersebut dari sejarah masuknya budaya barat
sampai dengan sekarang, misalnya Senapan laras panjang, Meriam.

Koleksi tersebut dipamerkan di Museum Sonobudoyo unit I dan Museum


Sonobudoyo II. Untuk Sonobudoyo unit I dipamerkan di sembilan ruang.

Ruang Pendopo dan Sekitarnya

Bangunan pendopo berbentuk limas dengan atap tumpang sari bertingkat dua.
Fungsi pendopo dalam bangunan Jawa yaitu untuk menerima tamu. Di sebelah
selatan pendapa terdapat dua buah meriam masing-masing ditempatkan di
samping timur dan barat.

1. Meriam di sisi Timur

2. Meriam di sisi Barat

Kedua koleksi meriam tersebut di atas berasal dari masa Sri Sultan Hamengku
Buwana III.

Selain meriam terdapat pula arca dan relief. Berikut beberapa koleksi yang berada
di halaman pendapa : Arca Dewi Laksmi, arca Mahakala, dan Makara. Sedangkan
di bagian dalam pendopo terdapat seperangkat gamelan.

Ruang Pengenalan

Di atas pintu masuk menuju ke ruang pengenalan terdapat relief candrasengkala


"Buta Ngrasa Esthining Lata". Salah satu koleksi yang ada di ruang pengenalan
yaitu pasren atau krobongan yang terdiri dari tempat tidur, bantal, guling, kasur,
kelambu, sepasang patung loro blonyo, sepasang lampu robyong, dan sepasang
lampu jlupak.

6
Ruang Prasejarah

Ruang ini menyajikan benda-benda peninggalan masa prasejarah yang


menggambarkan cara hidup manusia pada masa itu meliputi berburu,
mengumpulkan dan rneramu makanan. Pada tingkat selanjutnya manusia mulai
bercocok tanam secara sederhana serta melakukan upacara- upacara yang
berhubungan dengan religi (kepercayaan kepada roh nenek moyang, penguburan
dan kesuburan)

Ruang Klasik dan Peninggalan Islam

Dalam penyajian koleksi dikelompokkan menjadi tujuh unsur kebudayaan


universal yaitu:

1. Sistem Kemasyarakatan
2. Sistem Bahasa
3. Sistem Religi
4. Sistem Kesenian
5. Sistem Ilmu pengetahuan
6. Sistem Peralatan Hidup
7. Sistem Mata Pencaharian Hidup

Ruang Batik

Di ruang ini memamerkan beberapa koleksi batik. Selain itu terdapat proses
membatik yang di mulai dari pengerjaan pola sampai proses jadi sebuah batik.

Ruang Wayang

Di Indonesia memiliki beberapa jenis wayang salah satunya wayang klitik yang
terbuat dari kayu. Pada tahun wayang mendapat pengakuan dunia.

7
Ruang Topeng

Sebagai salah satu bentuk karya seni tradisional Indonesia, Topeng sudah
mengalami sejarah perkembangan, bersamaan dengan nilai-nilai budaya dan nilai
seni rupa. Topeng yang tampil dalam bentuk tradisional mempunyai fungsi
sebagai sarana upacara dan pertunjukan.

Ruang Jawa Tengah

Di ruang ini memamerkan ukiran kayu yang terkenal dari Jawa Tengah yaitu
Jepara seperti gebyog patang aring. Selain itu terdapat keris dan senjata tajam
lainnya dengan berbagai jenis.

Ruang Emas

Museum Sonobudoyo merupakan museum yang memiliki koleksi artefak emas


tapi dengan beberapa alasan belum dapat dilihat oleh umum.

Pada dasarnya artefak emas memiliki fungsi berbeda-beda.

1. mata uang 4. senjata


2. perhiasan 5. Simbol religius,dll.
3. wadah

Ruang Bali

Koleksi ruang Bali berkaitan dengan kebudayaan Bali baik


mengenai yadnya (upacara) maupun berbentuk seni lukis dan seni pahat. Di
bagian terpisah terdapat Candi Bentar.

8
B. Taman Pintar

1. Sejarah berdirinya Museum Taman Pintar

Sejak terjadinya ledakan perkembangan sains sekitar tahun 90-an, terutama


Teknologi Informasi, pada gilirannya telah menghantarkan peradaban manusia
menuju era tanpa batas. Perkembangan sains ini adalah sesuatu yang patut
disyukuri dan tentunya menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi perbaikan
kualitas hidup manusia.

Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu, dan wujud kepedulian


terhadap pendidikan, maka Pemerintah Kota Yogyakarta menggagas sebuah ide
untuk Pembangunan “Taman Pintar”.

Disebut “Taman Pintar”, karena di kawasan ini nantinya para siswa, mulai pra
sekolah sampai sekolah menengah bisa dengan leluasa memperdalam pemahaman
soal materi-materi pelajaran yang telah diterima di sekolah dan sekaligus
berekreasi.

Dengan Target Pembangunan Taman Pintar adalah memperkenalkan science


kepada siswa mulai dari dini, harapan lebih luas kreatifitas anak didik terus
diasah, sehingga bangsa Indonesia tidak hanya menjadi sasaran eksploitasi pasar
teknologi belaka, tetapi juga berusaha untuk dapat menciptakan teknologi sendiri.
Bangunan Taman Pintar ini dibangun di eks kawasan Shopping Center, dengan
pertimbangan tetap adanya keterkaitan yang erat antara Taman Pintar dengan
fungsi dan kegiatan bangunan yang ada di sekitarnya, seperti Taman Budaya,
Benteng Vredeburg, Societiet Militer dan Gedung Agung.

Relokasi area mulai dilakukan pada tahun 2004, dilanjutkan dengan tahapan
pembangunan Tahap I adalah Playground dan Gedung PAUD Barat serta PAUD
Timur, yang diresmikan dalam Soft Opening I tanggal 20 Mei 2006 oleh
Mendiknas, Bambang Soedibyo.

9
Pembangunan Tahap II adalah Gedung Oval lantai I dan II serta Gedung Kotak
lantai I, yang diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh
Mendiknas, Bambang Soedibyo, bersama Menristek, Kusmayanto Kadiman, serta
dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Pembangunan Tahap III adalah Gedung Kotak lantai II dan III, Tapak Presiden
dan Gedung Memorabilia.

Dengan selesainya tahapan pembangunan, Grand Opening Taman Pintar


dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI,
Susilo Bambang Yudhoyono.

2. Lokasi Museum Taman Pintar

Lokasi museum Taman Pintar Berada di JL. Panembahan Senopati No. 1-3,
Yogyakarta, 55122, Indonesia.

3.Peranan Museum Taman Pintar

a. Dari Segi Umum

Letaknya yang Sangat Strategis dan Mudah Sekali Dijangkau. Taman pintar juga
dapat digunakan sebagai wahana pembelajaran pendidikan karakter.
Menjadikan pilihan objek wisata keluarga yang bermanfaat.Lingkungan yang
Bersih. Tempat Wisata yang Menarik dan Harga Tiket Masuk Terjangkau.

b. Dari Segi Pendidikan

Memberikan wahana bermain sekaligus belajar yang representatif bagi anak.


Memberikan pilihan tempat belajar yang menarik bagi para pendidik, karena
disini anak-anak akan disuguhi kanekaragam permaian yang menambah khasanah
pengetahuan. Taman pintar juga dapat digunakan sebagai wahana pembelajaran
pendidikan karakter. Menjadikan pilihan objek wisata keluarga yang
bermanfaat.

10
c. Dari Segi Kebudayaan

Taman pintar menjadi bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan


yang mencerdaskan bangsa Indonesia. "Pengembangan ilmu pengetahuan akan
menumbuhkan logika berpikir yang berbasis pada pengetahuan," Taman Pintar
terus menyosialisasikan dan mempromosikan wahana baru tersebut, bahkan di
situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai ikon pariwisata
pendidikan di DIY, Taman Pintar telah menjadi ikon baru pariwisata pendidikan
di Kota Yogyakarta dengan rata-rata kunjungan mencapai satu juta orang per
tahun, dimana 71 persennya merupakan pengunjung anak-anak atau pelajar
ditingkat SD, SMP dan SMA/SMK.

"Pengembangan Taman Pintar kedepan yang terus kami upayakan akan


selalu mengacu pada filosofi yang diadopsi dari ajaran Ki Hajar Dewantara yakni
`niteni`, `nirokke` dan `nambahi` atau Memahami/mencermati, menirukan dan
mengembangkan."

d. Dari Segi Ekonomi

Menambah pilihan mata pencaharian bagi penduduk sekitarnya dengan menjadi


pedagang, petugas parkir, maupun petugas kebersihan. Menambah pendapatan
kota Yogyakarta dari kunjungan pariwisata baik yang wisatawan asing maupun
wisatawan mancanegara.

4. BAGIAN BAGIAN MUSEUM TAMAN PINTAR

a. Latar Belakang Taman Pintar

Sejak terdirinya ledakan perkembangan sains, sekitar tahun 90-an, terutama


teknologi informasi pada giliranya telah menghantarkan peradaban manusia
menuju area tanpa batas Perkembangan Sains ini adalah sesuatu yang patut
disyukuri dan tentunya menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi bagi perbaikan
kualitas hidup manusia.

11
Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu dan wujud kepedulian
terhadap pendidikan, maka pemerintah kota Yogyakarta menggas sebuah ide
untuk pembangunan “Taman Pintar” Dengan target pembangunan taman pintar
adalah memperkenalkan Science kepada siswa dari dini, harapan lebih luas,
kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia tidak hanya menjadi
sasaran ekspoliasi pasar teknologi sendiri. Bangunan taman pintar ini dibangun
adanya keterkaitan yang erat anatara taman pintar dengan fungsi dan kegiatan
bangunan disekitarnya, seperti taman budaya dan Benteng Vrebuderg Sudibyo.

Pembangunan tahap II adalah gedung oval lantai I dan II. Serta gedung kotak
lantai I diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh Mendiknas
Bambang Sudibyodan Menristek Kusmanto Kadiman serta dihadiri oleh Gubernur
DIY, Sri Sultan Hamengkubono X.

Pembangunan tahap III adalah : gedung kotak lantai II dan III tampak Presiden
dan gedang memorabilia. Dengan selesainya tahapan pembangunan, grand
opening taman pintar dilaksanakan pada tanggal, 16 Desember 2008 yang
diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono. Rabu, 26 Agustus 2009

b. Logo Taman pintar

Maknanya :

1. Kembang api adalah simbolisasi dari intelegensi dalam imajinasi


2. Dalam bahasa Jawa, kembang api menggambarkan “MLETIK = Pintar =
PADHANG MAK BYAR = Pintar”
3. Kembang api merupakan sesuatu yang menyenangkan, menghibur, sesuai
dengan visi taman pintar sebagai wahana ekspresi, apresiasi, dan kreasi
sains dalam suasana yang menyenangkan.

12
4. Gambar logo yang keluar mengandung makna “OUT WARD LOOKING”,
selalu melihat keluar untuk terus belajar mengikuti dinamika perubahan
diluar dirinya.
5. Gambar logo tampak seperti matahari mengandung makna menyinari
sepanjang masa.
6. Efek Perspektif adalah simbolisasi sesuatu yang tinggi “cita – cita”,
pengharapan bak taman pintar akan generasi muda Indonesia, khususnya
Yogyakarta dalam meraih cita-citanya
7. Wahana gabungan HIJAU – BIRU melambangkan pertumbuhan tak
terbatas
8. Maskof taman pintar adalah burung hantu bernama tepi. Burung hantu
adalah spesies burung yang banyak melakukan aktifitas di malam hari.
Dengan kepekaan yang dimilikinya. Ia mempelajari dalam sekitarnya
dengan merasakan semua kejadian alam yang ada di sekelilingnya.

c. Sejarah Keratun didalam Taman Pintar

Sejarah puripakualam tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang kerajaan mataran
islam yang didirikan oleh penembahan senopati (1575 – 1601) puropakualam
menjadi bagian integral entitas kekuasaan mataram islam yang terpecah dan
terbagi dalam dinamika sejarah.

d. Biografi

Kyai Haji Ahmad Dahlan ketika masa kanak-kanak Ia dikenal sebagai seorang
yang jujur dan suka menolong dan di senangi dalam pergaulan. Disamping itu Ia
juga mempunyai kelebihan dan ketrampilan dalam membuat barang-barang
mainan yang tidak hanya dibuat untuk dirinya sendiri tetapi teman-teman dan
saudara-saudaranya.

5.Wahana Utama Taman Pintar

Beberapa wahana utama yang bisa anda coba di Taman Pintar Yogyakarta adalah
sebagai berikut:

a. Memorabilia.

Terdapat alat peraga tentang pengetahuan sejarah Indonesia, seperti sejarah


Kasultanan dan Paku Alaman Yogyakarta, tokoh pendidikan, dan presiden
Republik Indonesia pertama hingga saat ini

13
b. Planetarium.

Terdapat alat peraga berbentuk pertunjukan film pengetahuan tentang antariksa


dan tata surya

c. gedung oval kotak.

Terdapat berbagai alat peraga bermuatan edukasi ilmu pengetahuan (sains) dengan
kemasan menyenangkan dan bisa diperagakan. Diantara alat peraga tersebut
adalah diorama prasejarah, akuarium, van de graaf, perpustakaan, gamelan, tata
surya, kelistrikan, dan magic step.

d. Simulator Gempa.

Zona simulator gempa ini baru dibangun pada 2013 ini. Diharapkan akhir 2013
sudah bisa melengkapi zona rekreasi edukasi di Taman Pintar.

e. Teater 3 Dimensi.

Teater ini menampilkan film 3 dimensi dimana pengunjung seolah-olah berada


dalam film tersebut dan terasa nyata. Teater 3D Taman Pintar berkapasitas 140
kursi dengan durasi pemutaran 15 menit sekali tayang.

14
C. Museum Benteng Vredeburg

Dalam rangka kunjung museum , kami berkesempatan untuk mengunjungi


Museum Benteng Vredeburg yang terletak di Jalan Ahmad Yani No. 6 (kawasan
Malioboro), Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, Indonesia. Gedung bersejarah ini terletak di depan Gedung
Agung (satu dari tujuh istana kepresidenan di Indonesia) dan Istana Sultan
Yogyakarta Hadiningrat yang dinamakan Kraton.

Museum Benteng Vredeburg adalah sebuah benteng yang dibangun


tahun 1765 oleh VOC di Yogyakarta selama masa kolonial VOC. Benteng ini
dibangun oleh VOC sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan
gubernur Belanda kala itu. Benteng ini dikelilingi oleh sebuah parit yang masih
bisa terlihat sampai sekarang. Benteng berbentuk persegi ini mempunyai menara
pantau di keempat sudutnya. Di masa lalu, tentara VOC dan juga Belanda sering
berpatroli mengelilingi dindingnya.
Pada tanggal 23 November 1992, Museum Benteng Vredeburg secara resmi
menjadi salah satu Museum Khusus Perjuangan Nasional dengan nama Museum
Benteng Yogyakarta. Museum Benteng Vredeburg ini buka pada hari Selasa –
Jumat (Pukul 08.00 – 15.30 WIB) dan Hari Sabtu – Minggu (Pukul 08.00 – 16.00
WIB, sementara pada hari Senin tempat ini libur. Untuk dapat masuk kawasan ini,
pengunjung cukup membayar tiket sebesar Rp2.000,00.

Secara keseluruhan, kalau tidak salah hitung, museum ini memliki 4 (empat)
gedung diorama mengenai peritiwa sejarah di Indonesia, khususnya yang terjadi
di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut gambaran sekilas isi dari
masing-masing diorama:

15
~ Gedung Diorama 1
Bangunan ini berisikan berbagai cerita tentang sejarah perjuangan kemerdekaan di
Indonesia mulai dari era Pangeran Diponegoro, kongres Budi Utomo di
Yogyakarta, berdirinya organisasi Muhammadiyah, pemogokan kaum buruh di
pabrik gula di sekitar Yogyakarta, berdirinya Tamansiswa, Kongres Peremuan
Indonesia yang pertama, Kongres Jong Java, hingga sejarah awal mula masuknya
Jepang di Yogyakarta.

~ Gedung Diorama 2
Bangunan ini berisikan berbagai cerita tentang sejarah perjuangan kemerdekaan di
Indonesia pada era Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dimulai dengan
diorama ketika Sultan Hamengkubowono IX memimpin rapat dalam rangka
dukungan terhadap proklamasi, pengambil alihan percetakan Harian Sinar
Matahari dan diganti namanya menjadi Kedaulatan Rakyat, penurunan bendera
Hinomaru dan pengibaran bendera merah putih di Gedung Cokan Kantai (Gedung
Agung), peristiwa pengeboman balai mataram, gedung RRI dan Museum
Sonobodoyo oleh tentara sekutu, peristiwa Pertempuran Kotabaru, pelucutan
senjata tentara Jepang oleh polisi istimewa, pemuda, dan massa rakyat, berdirinya
sekolah Militer Akademi di Yogyakarta, pembentukan Tentara Keamanan Rakyat
(TKR, Kongres Pemuda di Yogyakarta, sejarah berdirinya Universitas Gadjah
Mada, hingga masa pemindahan Ibukota Negara Indonesia dari Jakarta ke
Yogyakarta.

~ Gedung Diorama 3
Ruang pameran tetap diorama 3 menceritakan peristiwa perjanjian renville 1948
sampai dengan adanya pengakuan kedaulatan RIS pada tanggal 27 Desember
1949 dan perundingan-perundingan yang dilakukan setelah Indonesia mengakhiri
genjatan senjata dengan Belanda.

16
~ Gedung Diorama 4
Bangunan ini berisikan berbagai cerita tentang sejarah Indonesia pasca
kemerdekaan, mulai dari pemilihan umum pertama Indonesia yang
diselenggarakan di Yogyakarta, pertemuan Rencana Colombo tahun 1959,
Seminar Nasional Pancasila I, pencanangan Tri Komando Rakyat (Trikora)
sebagai upaya pembebasan Irian Barat, peristiwa Gerakan 30 September (G30S)
PKI di Yogyakarta, rapat kebulatan tekad penumpasan G30S PKI di Alun-alun
Utara Yogyakarta, sampai dengan momen penyamapaian amanat dari Presiden
Soeharto tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dalam
rangka Dies Natalis Universitas Gadjah Mada tahun 1974.

Selain gedung diorama yang berisikan gambaran sejarah di Indonesia, di dalam


Museum Benteng Vredeburg juga terdapat semacam mesin dengan teknologi layar
sentuh yang berisikan panduan wisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
lengkap dengan petunjuk jalan dan informasi mengenai tempat kuliner serta
akomodasi di Yogyakarta.

17
D. Museum Rumah Budaya Tembi

Museum Rumah Budaya Tembi adalah tempat menyimpan dokumentasi sekaligus


memberikan informasi tentang sejarah dan budaya Jawa yang berlokasi
di Kabupaten Bantul, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tembi juga
merupakan saksi lahirnya karya kreatif berbasis masyarakat lokal. Rumah budaya
ini sering menyelenggarakan berbagai kegiatan seni budaya seperti pameran
senirupa, pertunjukan seni tradisional maupun kontemporer, pentas tari dan teater,
musik, hingga pertunjukan seni baca pembacaan puisi. Museum ini tidak dibiayai
oleh lembaga mana pun. Semua kegiatan yang diselenggarakan bersifat nirlaba.
Untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran, Tembi memiliki mendapatkan
pemasukan dari fasilitas seperti bale karya, bale rupa, bale inap, museum,
perpustakaan, kolam renang, dan warung makan.[1][2]

Sejarah
Desa tembi dahulunya merupakan salah satu tempat para abdi
dalem katemben yang tugasnya menyususi anak-anak dan kerabat keraton. Maka
desa ini kemudian dinamai desa Tembi. Di desa tersebut berdiri sebuah rumah, di
lalan Parangtritis Km. 8,4, Tembi, Timbulharjo, Sewon, Kabupaten
Bantul, Yogyakarta yang merupakan Museum Rumah Budaya Tembi (Tembi
House of Culture). Museum ini menempati tanah seluas 3.500 meter persegi
dengan dengan luas bangunan utama 212 meter persegi dan luas seluruh bangunan
mencapai 1.057 meter persegi, mengkhususkan pada kebudayaan Jawa.
Sedangkan desa Tembi sendiri merupakan kawasan kampung kerajinan GMT
(Gabusan-Manding–Tembi) yang diresmikan Oleh Sri Sultan Hamengku Buwono
X pada 31 Agusutus 2007.[3]

18
Koleksi
Museum Rumah budaya Tembi mempunyai beberapa koleksi yang variatif,
berupa peralatan tradisional Jawa antara lain peralatan dapur seperti tungku,
dandang (alat untuk memasak), senjata berupa keris dan tombak, peralatan bertani
berupa bajak, kolam renang, peralatan seni gamelan dan bartik, dan juga foto foto
jaman dahulu, poster kuno bahkan ada sepeda motor kuno serta perpustakaan
dengan jumlah naskah yang mencapai 5.000 buah. Tempat ini juga menyediakan
ruang pameran, ruang pertemuan, tempat penginapan, restaurant, kolam renang
dan pendopo beserta seperangkat alat gamelan.

Agenda

Setiap bulannya digelar kegiatan rutin berupa pertunjukan tarian nasional dari
berbagai daerah di Indonesia, pertunjukan wayang dengan dalang lokal
daearah Bantul, pameran senirupa, musik, pertunjukan seni baca puisi, workshop,
diskusi, dan seminar. Tembi juga memperkenalkan budaya Jawa kepada
pengunjung dengan menyelenggarakan kegiatan tradisional seperti membajak
sawah dengan sapi, membatik, berlatih gamelan, permainan anak-anak, dan lain-
ain.

Museum Rumah Budaya Tembi tidak dibiayai oleh lembaga mana pun. Semua
kegiatannya bersifat nirlaba. Dan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran,
pengelola mendapatkan sumber dana dari para kolektor yang menitipkan karya
mereka, pendapatan dari rumah makan, persewaan rumah singgah, ruang
pertemuan, galeri, dan pendopo.

19
BAB III . PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Museum Sono Budoyo adalah museum sejarah dan kebudayaan Jawa,
termasuk bangunan arsitektur klasik Jawa. Museum ini menyimpan
koleksi mengenai budaya dan sejarah Jawa yang dianggap paling lengkap
setelah Museum Nasional Republik Indonesia di Jakarta.

2. Tembi Rumah Budaya adalah tempat menyimpan dokumentasi sekaligus


memberikan informasi tentang sejarah dan budaya Jawa, yang berlokasi di
Kabupaten Bantul, Provinsi DIY.

3. Taman Pintar adalah tempat wahana wisata yang terdapat di pusat kota
Yogyakarta. Taman ini memadukan tempat wisata rekreasimaupun
edukasi dalam satu lokasi.

4. Beteng Vendeburg adalah beteng yang di bangun pada tahun 1765 oleh
VOC di Yogyakarta selama masa kolonial VOC.

B. Saran

1. Kunjung musium memang penting untuk dilakuka namun sebaiknya,


waktu pelaksanaan hendaknya menyatu dengan pelaksanaan MOS
sehingga pembelajaran di kelas belum dimulai.
2. Pembelajaran di luar kelas (wajib kunjung musium) sebaiknya, tidak
tertuju ke banyak tempat. Tapi terfokus ke dua atau tiga tempat saja.
Sehingga siswa benar-benar pahm akan manfaatnya & ilmu yang
diperolehnya.
3. Pembelajarandi luar kelas (wajib kunjung musium ) sebaiknya, tidak
hanya sekali dalam setahun namun, disesuaikan dengan kebutuhaan
kompetensi dasar yang dipelajari. Sehingga siswa lebih memahaminya.
4. Dengan diadakannya Study wisata, akan menambah wawasan kita
khususnya bagi pelajar.
5. Kita tingkatkan pengetahuan kita dan kita kembangkan budaya Indonesia.
6. Wawasan kita akan bertambah sehingga kita akan lebih semangat lagi
dalam belajar.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.co.id/imgres?imgurl
Diunduh 02-10-2015 Pukul 11.18
http://yogyakarta.panduanwisata.id/files/2012/08/rumah-budaya-
tembi.jpg&imgrefurl
Diunduh 02-10-2015 Pukul 11.25
https://www.google.com/search?q=taman+pintar&source
Diunduh 01-10-2015 Pukul 13.07
https://www.google.com/search?q=taman+pintar&source=lnms&tbm=isch&
Diunduh 01-10-2015 Pukul 13.15
https://www.google.com/search?q=sono+budoyo&ie=utf-8&oe=utf-8
Diunduh 01-10-2015 Pukul 13.32
https://www.google.com/search?q=benteng+vanderbureg&ie=utf-8&oe=utf-8
Diunduh 01-10-2015 Pukul 13.55
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Musium_Sonobudoyo
Diunduh 29-09-2015 Pukul 11.15
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Benteng_Vrendebrug
Diunduh 29-09-2015 Pukul 11.26
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Taman_Pintar_Yogyakarta
Diunduh 29-09-2015 Pukul 11.38
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rumah_Budaya_Tembi

Diunduh 29-09-2015 Pukul 11.45

21
LAMPIRAN

a.)Sonobudoyo

Koleksi Keris

Tempat Tidur Dewi Sri

Candi Bentar

Pintu Gerbang Musium Sonobudoyo


22
b.)Taman Pintar

Pintu Gerbang Taman Pintar

Wahana Memorabilia

Tirex

Simulator Gempa

23
c.) Benteng Vrendeburg

Halaman Benteng Vrendeburg

Mesin Pencetak Naskah Proklamasi

Diorama 1

Diorama 2

24
d.)Rumah Tembi

Halaman Rumah Budaya Tembi

Pintu Masuk Rumah Budaya Tembi

Pendopo

Halaman Belakang

25
BIODATA

a. Nama : Auliana Nur Aini


No : 06
Kelas : VII C

b. Nama : Clara Dyah Kusumaningtyas


No : 07
Kelas : VII C

c. Nama : Fadhila Fathin Zahra


No : 08
Kelas : VII C

d. Nama : Faidah Rahma Nur Afifah


No : 09
Kelas : VII C

e. Nama : Janna Dzikrina Rahmadyan


No : 14
Kelas : VII C

f. Nama : Valentino Budi Satmoko


No : 29
Kelas : VII C

g. Nama : Weni Putri Andreani


No : 30
Kelas : VII C

k. Nama : Zakiantum Ramadhan


No : 32
Kelas : VII C

26

Anda mungkin juga menyukai