Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENINGGALAN SEJARAH KOTA

TANGERANG

DISUSUN OLEH :
MUSTAHFIZ FAZL
KELAS IV B

SEKOLAH DASAR NEGERI PARAPAT IV


TANGERANG
2021
PENINGGALAN SEJARAH KOTA TANGERANG

Kota Tangerang memiliki banyak bangunan sejarah yang perlu kita ketahui, hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia memiliki banyak bangunan bersejarah yang tidak hanya
terletak di ibu Kota. Tangerang memiliki tiga belas bangunan bersejarah. Ketiga belas
bangunan tersebut adalah :
1. Reruntuhan Benteng
Kota benteng sering disematkan pada kota Tangerang. VOC mendirikan sebuah
benteng pertahanan di dekat sungai Cisadane sebagai benteng pertahanan Bupati
Tangerang I (Aria Soetidilaga I) dari serangan kesultanan Bnaten. Namun, Benteng
ini sejak tahun 1812 sudah tidak dirawat lagi berdasarkan laporan dari
“Superintendant of Public Building and Work’, tertanggal 6 Mare 1816. Saat ini di
kawasan benteng, didiami oleh kebanyakann keturunan etnis Tionghoa

2. Pasar Lama Tangerang


Pasar Lama Tangerang merupakan salah satu ikon sejarah Kota Tangerang. Pasar ini
terletak dekata dengan sungai Cisadane. Pasar ini adalah pasar rakyat yang disukai
oleh warga Kota Tangerang. Barang yang ditawarkan di pasar ini mempunyai kualitas
yang bagus, tetapi lebih murah dari harga swalayan. Pasar Lama Tangerang adalah
pasar tradisional tertua dan cikal bakal Kota dari keberadaan Kota Tangerang. Lokasi
ini juga dipenuhi oleh etnis Tionghoa.
3. Klenteng Boen Tek Bio
Klenteng Boen Tek Bio dalam Bahasa Indonesia berarti Kuil Literatur dan Kebajikan. Kuil ini
adalah kuil Tionghoa tertua di Tangerang. Klenteng ini berlokasi di sudut Jalan Bhakti dan
Jalan Cilame di Kawasan Pasar Lama. Klenteng Boen Tek Bio dibangun pada tahun 1684 dan
menjadi bagian penting dari ssejarah Tangerang, khususnya sejarah permukiman kaum
Tionghoa Benteng di Tangerang. Klenteng ini menerima izin resmi pemerintah pada tanggal
6 Januari 1912.

4. Vihara Padumuttara

Vihara Padumuttara berlokasi di belakang Kelenteng Boen Tek Bio. Vihara


Padumuttara memberi kesan sejuk saat Anda memasukinya. Vihara ini berukuran
sangat besar dan selalu bersih. Vihara Padumuttara pernah melakukan kegiatan yang
dinamakan acara Puja Bakti dan Penyulutan 1000 Persembahan Lilin. Acara ini
diselenggarakan oleh Vihara Padumuttura, Universita Buddhi Dharma, Vihara Budhi
Vardana, dan Perkumpulan Boen Tek Bio pada 18 April 2015. Pada acara ini, Kadam
Choeling Indonesia Cabang Jakarta ikut berpartisipasi dengan stand Kepeng
Nusantara yang menjual berbagai pernak-pernik buddhis. Dana yang terkumpul akan
didonasikan untuk pembangunan Biara Indonesia Gaden Syedyrub Nampar Gyelwei
Ling di Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang.

5. Masjid Jami Kali Pasir

Masjid Jami Kali Pasir keberadaannya berdekatan dengan Kelenteng Boen Tek.
Masjid ini adalah masjid tertua di Kota Tangerang dan merupakan peninggalan
Kerajaan Padjajaran. Masjid tertua di Kota Tangerang ini berlokasi di bantaran Sungai
Cisadane, tepatnya di tengah pemukiman warga Tionghoa, Kelurahan Sukasari.
Bangunan masjid ini pun bercorak bangunan khas Cina. Baca juga sejarah
mengenai sejarah Kerajaan Pajajaran. Masjid Kali Pasir mencerminkan kerukunan
umat beragama pada masanya. Masjid ini berukuran sekitar 288 meter persegi. Masjid
ini didirikan tahun 1700 oleh Tumenggung Pamit Wiaya yang berasal dari Kahuripan
Bogor.

6. Museum Benteng Heritage


Museum Benteng Heritage berada di tengah Pasar Lama dan memiliki dua tingkat.
Lantai satu dari bangunan ini dijadikan lokasi restoran, tempat berkumpul, tempat
berjualan kenang-kenangan, dan sebagainya. Lantai kedua bangunan ini dijadikan
tempat koleksi museum.
Museum ini adalah milik Udaya Halim. Bangunan ini merupakan hasil restorasi dari
bangunan tua berarsitektur tradisional Tionghoa yang dibangun sekitar abad ke-17.
Museum ini mendapatkan banyak penghargaan, sehingga disebut Pearl of Tangerang.
Penghargaan yang diperoleh diantaranya Juara Pertama dalam ajang FIABCI
(Federation International des Administrateurs de Bien-Conselis Immobiliers)
Indonesia pada tahun 2012 dan Juara Kedua Tingkat Internasional FIABCI Prix
d’excellent Award dalam kategori yang sama tahun 2013. Anda dapat membaca
secara lengkap sejarah mengenai sejarah Museum Benteng Heritage.

7. Taman Makam Pahlawan Seribu


Taman Makam Pahlawan Seribu merupakan salah satu bangunan bersejarah di Tangerang
yang berada di kawasan BSD Serpong. Tempat ini dinamai Taman Makan Pahlawan Seribu
karena pertempuran yang melibatkan ribuan orang dari laskar perlawanan rakyat Banten
yang berasal dari daerah Tejo, Madja, dan sekitar Rangkas Bitung yang dipimpin oleh Kyai
setempat. Baca juga sejarah mengenai sejarah perang Banten.
8. Monumen Lengkong
Monumen Lengkong juga berada di kawasan BSD Serpong. Monument ini dibangun untuk
mengenang persitiwa Lengkong. Peristiwa tersebut adalah pada saat Taruna Akademi Militer
Tangerang menyerbu dan merebut gudang senjata Belanda pimpinan Mayor Daan Mogot.

9. Klenteng Boen San Bio


Selain Klenteng Boen Tek Bio, Tangerang memiliki klenteng lainnya yang bernama
Klenteng Boen San Bio. Klenteng ini terletak di Jalan K.S. Tubun No. 43 Desa Pasar
Baru, Kota Tangerang. Klenteng ini dibangun pada tahun 1689 oleh pedagang asal
Tiongkok yang bernama Lim Tau Koen.
Klenteng Boen San Bio dibangun untuk tempat menempatkan patung Dewa Bumi
yang dibawa pedagang tersebut dari Banten. Boen San Bio secara harfiah berarti
kebijakan setinggi gunung. Klenteng ini beberapa kali memecahkan rekor di
Indonesia, misalnya rekor tempat hio persembahyangan terberat di Indonesia. Selain
itu, klenteng ini juga sering didatangi umat Islam yang ingin berziarah kubur ke
patilasan Raden Surya Kencana (tokoh penyebar agama Islam di Jawa Barat. Yayasan
Vihara Nirmala juga selalu mengadakan syukuran di setiap hari besar agama Islam.

10. Bendungan Pintu Air Sepuluh


Bendungan Pintu Air Sepuluh merupakan nama populer dari Bendunga Pasar Baru
Irigasi Cisadane atau Bendungan Sangego. Bendungan ini terletak di Kelurahan
Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Tangerang.
Bendungan ini mulai dibangun pada tahun 1927 dan mulai dioperasikan tahun 1932
pada masa penjajahan Belanda. Penjajah Belanda mendatangkan pekerja dari Cirebon
untuk membanguna bendungan yang konstruksinya terbuat dari beton berinti baja.
Bendungan Pintu Air Sebelah mampu mengairi +/- 400.000 Ha sawah yang berada di
daerah Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, dan DKI Jakarta.
Bendungan ini dibangun untuk mengatur aliran Sungai Cisdadane, sehingga
Tangerang menjadi lahan pertanian yang subur. Selain itu, bendungan ini juga
dimanfaatkan untuk menampung cadangan air Kota Tangerang.
11. Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria
Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria beralamat di Jalan Daat Mogot No. 29 C, Kota
Tangerang. Lapas Anak Pria Tangerang ini dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda
pada tahun 1925 dengan kapasitas hunian 220 anak.
Pengelolaan Lapas Anak Pria ini diserahkan kepada Pro Juventute sejak tahun 1934
untuk mengasingkan anak keturunan Belanda yang berbuat nakal. Lapas ini berubah
fungsi menjadi Markas Resimen IV Tangerang pada tahun 1945. Pengelolaan berganti
kepada Jawatan Kepenjaraan dan kemudian berubah menjadi pendidikan negara pada
tahun 1957-1961. Pada tahun 1964, pengelolaan bangunan ini diberikan kepada
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dengan nama Lembaga Pemasyarakatan Anak
Pria.

12. Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita


Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang berlokasi di Jalan Daan Mogot
No. 28 C Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
Bangunan ini didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1928.
Pembangunan Lapas Anak Wanita bertujuan untuk tempat pengasingan anak-anak
Indo Belanda yang melakukan pelanggaran atau kenakalan. Pengelolaanya diserahkan
pada Yayasan LOG.
Pada masa pendudukan Jepang, yaitu tahun 1942, digunakan sebagai rumah tahana
perang terutama anak-anak dan wanita Belanda yang akan dikembalikan ke negara
Belanda. Bangunan ini juga pernah digunakan sebagai Sekolah Akademik Militer
Tangerang pada tahun yang sama, yaitu 1942. Salah satu pahlawan yang terkenal dari
sekolah tersebut adalah Daan Mogot.
Yayasan Pra Yuwana mengelola bangunan ini pada tahun 1950. Barulah pada tahun
1962, pengelolaan diserahkan kepada pemerintahan Indonesia di bawah Departemen
Kehakiman RI sebagai Rumah Pendidikan Negara. Pada tahun 1964 terjadi perubahan
nama menjadi LAPAS Anak Wanita Tangerang. Tahun 1977 kemudian terjadi
perubahan nama kembali menjadi LAPAS Anak Negara Wanita Tangerang.
Bangunan ini kemudain berubah nama kebali menjadi LAPAS Kelas II B Anak
Wanita Tangerang pada tahun 1985 berdasarkan SK Kementrian Kehakiman tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja LP).

13. Lembaga Pemasyarakatan Pemuda Kelas II A


Lembaga Pemasyarakatan Pemuda beralamat di Jalan LP Pemuda, Buaran Idah,
Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten. Bangunan ini dibangun pada tahun
1924 dan diselesaikan pada tahun 1927. Bangunan Lapas Pemuda Kelas II A
didirikan di areal tanah seluas 385.420 meter persegi, dengan luas tanah bangunan
sebesar 28.610 meter persegi, dan luas bangunan sebesar 10.312 meter persegi.
Bentuk bangunan ini berbentuk model Kipas dan terdiri dari enam blok. Keenam blok
tersebut adalah blok A, blok B, blok C, blok D, blok E, dan blok F sebanyak 120
kamar yang sudah direnovasi dengan kapasitas 1.251 orang sesuai Standar Minum
Rules (SMR). Lapas Pemuda Kelas II A Tangerang dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 16 Desember 1983
Nomor: M.03.UM.01.06 Tahun 1983 Tentang Penetapan Lembaga Pemasyarakatan
Tertentu Sebagai Rumah Tahanan Negara. Pada Lampiran II dari Surat Keputusan
tersebut Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang disamping ditetapkan sebagai Lapas,
juga sebagian ruangannya ditetapkan sebagai Rumah Tahanan Negara (Rutan).

Anda mungkin juga menyukai