Kelas : VII -5
Sebagian besar penduduk Kalimantan Tengah terdiri atas suku bangsa Dayak. Suku
bangsa dayak sendiri terdiri atas beberapa subsuku bangsa. Mereka memiliki beberapa bahasa
daerah. Bahasa Dayak Ngaju adalah bahasa Dayak yang paling luas digunakan di
Kalimantan Tengah, terutama di daerah sungai Kahayan dan Kapuas. Bahasa Dayak Ngaju
terbagi dalam berbagai dialek seperti bahasa Dayak Katingan dan Rungan. Selain itu,
Bahasa Ma'anyan dan Ot Danum juga banyak digunakan.
Bahasa Ma'anyan banyak digunakan di daerah aliran Sungai Barito dan sekitarnya,
sedangkan bahasa Ot Danum banyak digunakan oleh suku Dayak Ot Danum di hulu Sungai
Kahayan dan Kapuas. Kelompok masyarakat pendatang juga memberikan keragaman bahasa
bagi masyarakat Kalimantan Tengah.
Bahasa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah bahasa Banjar.
Hal ini dikarenakan memiliki kedekatan geografis dengan daerah Kalimantan Selatan yang
mayoritas dihuni oleh suku (orang) Banjar, dan cukup banyak orang Banjar yang merantau ke
Kalimantan Tengah. Bahasa lainnya adalah bahasa Jawa, bahasa Bugis, bahasa Batak, dan
sebagainya yang dibawa para pendatang.
Bahasa Dominan:
1. Bahasa Melayu
2. Bahasa Banjar
3. Bahasa Ngaju
4. Bahasa Maanyan
5. Bahasa Ot Danum
6. Bahasa Katingan
7. Bahasa Bakumpai
8. Bahasa Tamuan
9. Bahasa Sampit
1. Bahasa Mentaya
2. Bahasa Pembuang
3. Bahasa Dayak Bara Injey
4. Bahasa Dusun Kalahien
5. Bahasa Balai
6. Bahasa Bulik
7. Bahasa Kadoreh
8. Bahasa Mendawai
9. Bahasa Waringin
10. Bahasa Dusun Bayan
11. Bahasa Dusun Tawoyan
12. Bahasa Dusun Lawangan
13. Bahasa Dayak Barean
Nama rumah adat kalimantan tegah adalah Rumah Betang yang merupakan rumah adat khas
suku dayak kalimantan yang terdapat di berbagai penjuru kalimantan terutama di daerah hulu
sungai yang menjadi pusat pemukiman dayak kalimantan
Di mana rumah betang ini umumnya di buat memanjang dan berbentuk panggung (di bangun
tinggi dari atas permukaan tanah ) dengan menggunakan kayu khas kalimantan ( kayu ulin )
yang bisa tahan hingga ratusan tahun bahkan meskipun terendam oleh air
dan di buat panggung di maksudkan untuk melindungi diri dari ancaman hewan buas ataupun
bencana alam seperti banjir yang bisa saja melanda sewaktu waktu, mengingat masyarakat
dayak umumnya tinggal tidak jauh dari daerah sungai.
2. RUMAH ADAT KALIMANTAN TENGAH
1. Poros bangunan rumah harus ada di tengah bangunan, yang mana di maksudkan untuk
tempat orang berkumpul untuk melakukan beaneka ragam kegiatan keagamaan, social,
masyarakat dan ruang tamu
3. Ruang tidur harus sejajar sepanjang bangunan rumah betang, dimana ruang tidur orang tua
harus berada di sebelah ujung hulu dari aliran sungai, dan ruangan tidur anak bungsu harus
berada pada bagian hilir aliran sungai
Jadi antara ruang tidur orang tua dan anak bungsu tidaklah boleh berhapitan, karena menurut
kepercayaan suku dayak ( Kaharingan ) bisa menimbulkan malapetaka bagi seisi rumah
betang tersebut
4. Tangga rumah betang haruslah berjumlah ganjil ( umumnya 3 ) yakni di ujung kiri dan
kanan dan di depan
5. Pante ( Tempat menjemur padi, pakaian, ataupun mengadakan upacara adat ) harus berada
di depan bagian luar atap yang menjorok keluar, dimana lantai pante ini biasanya terbuat dari
bambu, belahan pohon pingan atau kayu bulatan besar
6. Serambi ( Pintu masuk rumah setelah melewati pante ) jumlahnya harus sesuai dengan
jumlah kepala keluarga , dimana jika ada acara adat akan di pasang tanda khusus
8. Jungkar, sifatnya tidak harus ada seperti yang lain , yang merupakan ruang tambahan di
belakan bilik keluarga masing masing di rumah betang
Yang mana atap jungkar ini menyambung atap rumah panjang atau masih bagian dari rumah
betang dan di tempatkan di tangga masuk atau keluar bagi satu keluarga masing masing agar
tidak menggau tamu yang sedang bersilaturahmi
Di mana selain sebagai tempat tinggal juga berfungsi sebagi pusat segala kegiatan tradisional
warga masyarakat dan juga sebagai suatu proses pendidikan non formal bagi masyarakat suku
dayak dalm hidup bermasyarakat.
3. TARIAN ADAT KALIMANTAN TENGAH
1. TARI MANDAU
Tari Mandau. Tarian Mandau merupakan satu dari sekian banyak jenis tari yang lahir
dari kultur Budaya masyarakat Suku Dayak di Kalimantan Tengah. Tari Mandau Suku Dayak
simbolisasi dari semangat juang masyarakat Suku Dayak dalam membela harkat dan
martabatnya. Selain menggambarkan patriotisme warga Bumi Tambun Bungai untuk
menjaga tanah kelahirannya, Tari Mandau Suku Dayak Kalteng juga merupakan simbolisasi
keperkasaan pria Suku Dayak Kalimantan Tengah dalam menghadapi segala macam
tantangan dalam aspek kehidupan. Dalam setiap pertunjukan atau persembahan Tari Mandau
diringi alunan suara kemerduan Gandang dan Garantung bertalu kencang. Harmonisasi
perangkat musik tradisional tersebut memunculkan iramapenuh semangat, seolah mengajak
mereka yang mendengar dan menyaksikan persembahan Tari Mandau semakin bersemangat
layaknya pejuang Suku Dayak yang siap terjun ke medan juang. Kelompok penari Tari
Mandau seringkali dilengkapi dengan menggenggam Mandau pada tangan sebelah kanan,
sedangkan di tangan kiri Talawang menangkis serangan musuh sebagai tameng kokoh suku
Dayak juga tampil menyempurnakan Tari Mandau Suku Dayak yang ditampilkan.
2. TARI GIRING-GIRING
Tari giring-giring awalnya adalah tarian yang berasal dari daerah DAS Barito,
Kalimantan Tengah. Tari giring-giring biasa dipertunjukkan dengan perangkat musik dari
bambu yang berbunji jika digetarkan. Alat musik ini biasa disebut Ganggereng dan
dimainkan bersama sebuah tongkat yang di sebut Gantar.
Tari ini biasa ditampilkan pada acara-acara adat sebagai perwujudan perasaan suka cita warga
terutama pada saat menyambut tamu-tamu kehormatan
3. TARI NGERANGKAU
Tari Ngerangkau adalah tarian adat dalam hal kematian dari suku Dayak Tunjung dan
Benuaq. Tarian ini mempergunakan alat-alat penumbuk padi yang dibentur-benturkan secara
teratur dalam posisi mendatar sehingga menimbulkan irama tertentu.
5. TARI KUYANG
Tarian suku Dayak Benuaq ini dilakukan untuk menolak wabah penyakit dan
mengobati orang yangdigigit anjing gila. Disebut tarian Serumpai karena tarian diiringi alat
musik Serumpai (sejenis_serulingbambu).
Upacara Belian Bawo bertujuan untuk menolak penyakit, mengobati orang sakit,
membayar nazar dan lain sebagainya. Setelah diubah menjadi tarian, tari ini sering disajikan
pada acara-acara penerima tamu dan acara kesenian lainnya. Tarian ini merupakan tarian
suku_ Dayak Benuaq.
7. TARI SERUMPAI
Tarian suku Dayak Benuaq ini dilakukan untuk menolak wabah penyakit dan
mengobati orang yang digigit anjing gila. Disebut tarian Serumpai karena tarian diiringi alat
musik Serumpai (sejenis serulingbambu).
Tarian dari suku Dayak Kenyah ini pada prinsipnya sama dengan Tari Hudoq dar
suku Dayak Bahau dan Modang, yakni untuk upacara menyambut tahun tanam maupun untuk
menyampaikan rasa terima kasih pada dewa yang telah memberikan hasil panen yang baik.
Perbedaan yang mencolok anatara Tari Hudoq Kita' dan Tari Hudoq ada pada kostum,
topeng, gerakan tarinya dan iringan musiknya. Kostum penari Hudoq Kita' menggunakan
baju lengan panjang dari kain biasa dan memakaikain sarung, sedangkan topengnya
berbentuk wajah manusia biasa yang banyak dihiasi dengan ukiran khas Dayak Kenyah. Ada
dua jenis topeng dalam tari Hudoq Kita', yakni yang terbuat dari kayu dan yang berupa cadar
terbuat dari manik-manik dengan ornamen Dayak Kenyah
9. TARI HUDOQ
Tarian ini dilakukan dengan menggunakan topeng kayu yang menyerupai binatang
buas serta menggunakan daun pisang atau daun kelapa sebagai penutup tubuh penari. Tarian
ini erat hubungannya dengan upacara keagamaan dari kelompok suku Dayak Bahau dan
Modang. Tari Hudoq dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dalam mengatasi gangguan
hama perusak tanaman dan mengharapkan diberikan kesuburan dengan hasil panen yang
banyak.
Tarian ini menceritakan seorang gadis bernama Utan_ Along yang akan dikawinkan
secara paksa oleh orangtuanya dengan pemuda yang tak dicintainya. Utan Along akhirnya
melarikan diri kedalam hutan. Tarian gadis suku Dayak Kenyah ini ditarikan dengan diiringi
nyanyian lagu Leleng.
Tarian memakai pakaian khas suku Dayak dengan hiasan bulu burung tingang di atas
kepala. Tari Potong Pantan ini juga dilengkapi mandau (senjara khas Dayak) sebagai
propertis. Biasanya tarian ini ditampilkan untuk menyambut tamu dalam acara resmi.
Tari Manggetem adalah tarian kegembiraan masyarakat dayak dalam hal mensyukuri
hasil panen yang berlimpah. Tarian Pagar Ruyung Tarian dari Kabupaten Lamandau ini
sering sekali ditampilkan untuk menyambut kedatangan tamu dari luar daerah. Tamu dari luar
daerah mulai dari Bupati/Walikota dari daerah lain, Gubernur, Presiden dll
16. TARI DADAS
Tari Dadas adalah sebuh tari yang berasal dari daerah Barito Selatan. Tarian ini
adalah tarian muda-mudi dayak. Dengan menggunakan gelang dadas nuansa tari semakin
terasa karena ditampilkan dengan musik yang seirama dengan gerak dan tari para penarinya.
Adapun alat musik yang digunakan untuk menarikan tarian Dadas ini adalah gong,
kangkanung, gendang dan alat musik khas masyarakat lainnya.