Anda di halaman 1dari 2

LINGKUNGAN INDAH KARENA KITA CINTA LINGKUNGAN

Pukul 04.30

Hawa dingin nya pagi terasa sangat mencekam pekat di kulit,menghempaskan rambut,
membius tulang rusuk, hingga masuk ke jendela kamarku bagai akan membangunkan aku
yang masih terlelap bersama mimpi semalam. Pagi pun tlah tiba,itu artinya tlah tiba pula
waktu ku untuk bersekolah. Teriakan nyaring ibu dari dapur menjadi alarm utama pada setiap
pagi ku, hingga aku pun bangun diantara teriakan itu

”Aliya bangun,waktunya salat subuh!”

“hoamhh,iya bu aliya bangun” jawab ku kepada ibuku yang teriakannya sudah mulai tak
terdengar lagi. Setelah itu akupun menjalani rutinitas ku seperti biasa yaitu, salat
subuh,mandi,sarapan dan berangkat ke sekolah dengan skateboard ku.

Pukul 06.15 aku sampai di sekolah dengan dengan derap langkah di koridor yang
menggema. “Aliyaa!” terdengar seseorang memanggil namaku sontak akupun menoleh ke
belakang dan mengamati seseorang yang memanggil namaku tadi.

“oh Nina, ada apa?” jawabku singkat yang langsung di sertai larian kecil Nina. Nina tak
langsung menjawab pertanyaanku tapi tiba-tiba dia pergi begitu saja meninggalkan aku yang
masih diam,bungkam dengan apa yang baru saja dia lakukan. Nina,pergi begitu saja?
Meninggalkanku pula, ah entah ku rasa itu bukan Nina yang selama ini aku kenal. Tapi ku
rasa dia punya masalah dan punya jawaban akan hal ini.

Pukul 09.35

Bel pertanda istirahat di bunyikan itu tandanya waktu pelajaran sudah berakhir. Aku yang
masih bingung akan kejadian pagi tadi, langsung menuju bangku Nina dan menanyakan
tentang apa yang terjadi

“Nina,ada apa kupikir kau ada masalah. Coba ceritakan sedikit padaku kurasa aku bisa
membantumu” kata-kata ku barusan membuat Nina membuka mulutnya yang kurasa akan
mengatakan beberapa patah kata yang akan membuatku mengerti semuanya.

“Aliya begini ceritanya, kemarin aku melihat kakak kelas kita membuang sampah tak
beraturan. Dan kau juga pasti tau kalau aku adalah seorang kader lingkungan yang harus
menegur setiap orang yang membuang sampah sembarangan di lingkungan sekolah kita.”

“Ya,aku tau lalu apa masalahnya dengan mu?”

“Aku ingin menegurnya namun aku malu karena aku nanti akan dikira sebagai anak yang
cerewet ” jawab Nina yang mulai membuat ku mengerti apa masalahnya.

“Tunggu, kau tau kan jika kebersihan sebagian dari iman?”

“Tau” jawab Nina dengan suara serak nya.


“Aku ingin mengundurkan diri saja dari kader lingkungan,karena aku belum bisa menegur
setiap kakak kelas kita yang membuang sampah sembarangan” kata Nina dengan suara nya
yang benar-benar putus asa.

“Jika kau tau mengapa kau tak menegur nya dengan segera? Mengapakau malu? Apa kau
lupa jika sekolah ini sangat membutuhkan sosok kader lingkungan untuk memberikan ke
sadaran ber lingkungan bagi siswa nya ?. Kau seorang kader lingkungan dan kau cinta
lingkungan bukan? Sekarang pergilah lihatlah lingkungan ini jika tak ada kau.dan tegurlah
setiap orang yang membuang sampah sembarangan. Katakana itu tanpa ada rasa
malu.”Tanggapan ku yang akhirnya membuat Nina tau betapa pentingnya posisi kader
lingkungan bagi sekolah.

Keesokan hari nya

Nina pergi dengan semangat ke sekolah ia pun tak lagi malu menegur setiap orang yang
membuang sampah sembarangan meskipun itu seorang kakak kelas.

“Aliya terimakasih untuk semuanya” kata Nina yang langsung ku jawab dengan mantap

“Kau juga,terimakasih telah memberikan kesadaran bagi kami untuk ber-lingungan bersih”

Kini kader lingkungan sekolah kami pun semakin semangat dalam menjalankan tugasnya
karena mereka kini sudah sadar penting nya ber-lingkungan bersih.

Dan sekolah kami? Ya kini sekolah kami lebih bersih dari dulu dan juga sekolah kami sudah
meraih Adiwiyata tingkat mandiri, karena kesadaran cinta lingkungan dari para siswanya.

Nama: Veronica devi olviana .Y

Kelas: VIII-D

No peserta : 4

Anda mungkin juga menyukai