Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran Seni Budaya dan dijadikan
sebagai referensi untuk pembelajaran agar pembaca dapat mengetahui tentang Museum
Sumedang. Kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber dan melihat secara
langsung. Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri kami maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Sejarah Museum Sumedang”.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh kami demi kesempurnaan pada
penyusunan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami
umumnya bagi semua pihak.

Sumedang,08 Oktober 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang merupakan museum yang berada di Sumedang. Tujuan di
dirikannya museum ini karena ingin memperlihatkan kepada masyarakat Sumedang khususnya dan
masyarakat di Sumedang pada umumnya, bahwa di Sumedang dahulu terdapat kerajaan besar yaitu
kerajaan Sumedang Larang, dengan melihat benda-benda peninggalan raja-raja tersebut dan
sebagainya.
Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang di dirikannya pada tanggal 13 maret 1974 dengan ketua
yayasan yang sekarang Ir.H.Rd.Gunrat Surya Putra. Di museum ini terdapat 6 gedung dan masing -
masing gedung mempunyai nama diantaranya : Gedung Srimanganti,Gedung Bumi Kaler,Gedung
Gendeng,Gedung Gamelan,Gedung Pusaka,dan Gedung Kereta.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan dari latar belakang makalah, penulisan merumuskan beberapa rumusan masalah, yaitu
sebagai berikut :

1. Apa saja koleksi benda-benda bersejarah yang ada di museum Prabu Geusan Ulun
Sumedang?
2. Apa fungsi atau peranan museum Prabu Geusan Ulun Sumedang terhadap kelestarian benda-
benda bersejarah?
3. Mengetahui asal-usul kota Sumedang

1.3 Tujuan penelitian


Tujuan makalah ini adalah :
1. Menggambarkan dan mengenalkan benda-benda bersejarah bekas peninggalan kerajaan
Sumedang yang dijadikan sebagai kajian ilmu sejarah.
4. Mengetahui fungsi dan peranan museum Prabu Geusan Ulun Sumedang dalam melestarikan
benda-benda bersejarah.
5. Mengetahui asal-usul kota Sumedang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat Museum Prabu Geusan Ulun


Pada tanggal 22 september 1912 Pangeran Aria Soeria Atmadja, Bupati Sumedang (1882 – 1919)
pada waktu itu membuat surat wasiat wakaf. Beliau mewakafkan barang-barang kepunyaan beliau
pribadi, dan barang-barang lainya yang dikuasai beliau baik barang pusaka dari para leluhur maupun
barang keprabon lainnya.

Barang yang diwakafkan tersebut bisa diambil manfaatnya oleh para ahli waris Pangeran
Mekkah . Yang ditunjuk oleh Pangeran Aria Soeria Atmadja sebagai Nazhir adalah para pejabat yang
menggantikan kedudukan beliau dan diangkat oleh “ Kanjeng Gubernemen “

Tumenggung R Moh Singer, diangkat oleh pemerintah Hindia Belanda dan menjadi Bupati
Sumedang pada tahun 1948 /1949, beliau melihat barang-barang wakaf yang berasal dari Pangeran
Aria Soeria Atmadja tersebut tidak berada lagi pada satu tempat dan atau telah diurus/ dipegang
oleh beberapa pihak. Untuk menertibkannya R. Moh Singer berusaha mengumpulkan kembali
barang barang tersebut dan dicoba diurus/ dilola sebaik-baiknya. maka untuk mengurus segala
barang-barang wakaf Pangeran Aria Soeria Atmdja, selanjutnya diserahkan kepada ahli waris
Pangeran Aria Soeria Atmadja,

Pada tahun 1950 para ahli waris Pangeran Aria Soeria Atmadja setelah menerima barang/ benda
wakaf tersebut segera membentuk Yayasan Pangeran Aria Soeria Atmdja (Yayasan P.A.S.A akte
notaris Mr Soedja no.59 tanggal 28 Agustus 1950). Untuk lebih baik lagi dalam mengurus barang
wakaf ini berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Sumedang tanggal 26 Maret 1953 N0 29/1953
dibentuk Yayasan Pangeran Sumedang (YPS) dengan akte notaris Mr Tan Eng Kiam no 98 tanggal 21
april 1955. Dengan demikian maka Nazhir yang semula dipegang oleh orang perorangan sekarang
dilaksanakan oleh banyak orang dalam sebuah badan hukum berbentuk Yayasan.

Setelah semua barang – barang pusaka peninggalan leluhur terkumpul maka di simpan pada
gedung Gendeng Karena Gendeng adalah tempat tersimpannya benda-benda pusaka utama, maka
Gendeng dianggap “Rumah Pusaka”. Untuk melestarikan benda – benda wakaf tersebut Yayasan
Pangeran Sumedang (YPS) merencanakan untuk mendirikan sebuah Museum. Karena banyak sekali
benda-benda peninggalan tersebut yang dapat dijadikan untuk tujuan kegiatan museum sebagai
upaya pengembangan kegiatan Yayasan yang dapat bermanfaat bagi para wargi Sumedang
khususnya dan masyarakat Sumedang pada umumnya. Maka pada tanggal 11 Nopember 1973
Gedung Waditra atau Gedung Gamelan ini diresmikan sebagai bangunan Museum maka berdirilah
Museum Wargi-Yayasan Pangeran Sumedang (YPS) yang pada mulanya dibuka hanya untuk di
lingkungan para wargi keturunan dan seketurunan Leluhur Pangeran Sumedang. Museum Wargi –
YPS ternyata mendapat respon yang baik dari para wargi Sumedang demikian juga respon yang baik
ini datang dari masyarakat Sumedang.

2.2 Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang


Di museum ini terdapat 5 gedung dan masing - masing gedung mempunyai nama diantaranya:
1. Gedung Sri Manganti
Gedung Sri Manganti didirikan pada tahun 1706, pada masa pemerintahan Dalem Adipati Tamumaja.
Sejak itu Sri Manganti dijadikan gedung tempat tinggal dan kantor oleh para bupati tempo dulu.
Sedangkan untuk keluarga dibangun gedung Bumi Kaler yang di dirikan pada tahun 1850, masa
pemerintahan pangerann Soeria Koesoemah Adinata(Pangeran Soegih).
2. Gedung Gendeng
Gedung Gendeng didirikan tahun 1850, dan dipugar tahun 1950. Gedung tersebut digunakan sebagai
tempat penyimpanan barang - barang pusaka, senjata - senjata, dan gamelan kuno.
3. Gedung Gamelan
Gedung Gamelan didirikan pada tahun 1973 oleh pemerintah daerah sumedang. Gedung tersebut
diperuntukan tempat menyimpan gamelan - gamelan dan tempat berlatih tari - tarian.
4. Gedung Pusaka
Gedung Pusaka adalah gedung museum yang ke 5. Fungsi gedung pusaka sebagai tempat khusus
menyimpan benda. Benda pusaka peninggalan para leluhur sumedang. Gedung ini diremiskan pada tahun
1997 oleh bupati sumedang.
5. Gedung Kereta
Gedung Kereta merupakan bangunan terakhir museum prabu geusan ulun yang dibangun pada tahun 1990.
Fungsi gedung ini untuk menyimpan kereta naga barong sebagai replika dari kereta naga paksi
peninggalan pangeran soeria koesoemah adinata/pangeran sugih dan kereta lainnya yang menjadi koleksi
museum prabu geusan ulun sumedang.

2.3 Asal-Usul Sumedang


Asal mula Sumedang berasal dari Kerajaan Tembong Agung yang didirikan oleh Prabu Guru Aji
Putih ( 678 - 721 M ) putra Aria Bima Raksa / Ki Balagantrang Senapati Galuh cucu dari
Wretikandayun pendiri Kerajaan Galuh. Kerajaan Tembong Agung berada di Citembong Girang
Kecamatan Ganeas Sumedang kemudian pindah ke kampung Muhara Desa Leuwi Hideung
Kecamatan Darmaraja. Pada masa Prabu Tajimalela ( 721 - 778 M ) putra dari Guru Aji Putih di bekas
Kerajaan Tembong Agung didirikan Kerajaan Sumedang Larang. Sumedang Larang berarti tanah luas
yang jarang bandingnya” (Su= bagus, Medang = luas dan Larang = jarang bandingannya).

Masa kejayaan Sumedang Larang pada masa pemerintahan Prabu Geusan Ulun (1578 – 1601 M)
ketika pada masa pemerintahan Pangeran Santri / Pangeran Kusumahdinata I raja Sumedang Larang
ke-8 ayah dari Prabu Geusan Ulun pada tanggal 22 April 1578 atau bulan syawal bertepatan dengan
Idul Fitri di Keraton Kutamaya Sumedang Larang Pangeran Santri menerima empat Kandaga Lante
yang dipimpin oleh Sanghiang Hawu atau Jaya Perkosa, Batara Dipati Wiradidjaya (Nganganan),
Sangiang Kondanghapa, dan Batara Pancar Buana Terong Peot membawa pusaka Pajajaran dan alas
parabon untuk di serahkan kepada penguasa Sumedang Larang pada waktu itu dan pada masa itu
pula Pangeran Angkawijaya / Pangeran Kusumadinata II dinobatkan sebagai raja Sumedang Larang
dengan gelar Prabu Geusan Ulun sebagai nalendra penerus kerajaan Sunda Padjajaran dan Raja
Sumedang Larang ke-9. Ketika dinobatkan sebagai raja Prabu Geusan Ulun berusia + 23 tahun
menggantikan ayahnya Pangeran Santri yang telah tua dan pada tanggal 11 Suklapaksa bulan
Wesaka 1501 Sakakala atau tanggal 8 Mei 1579 M kerajaan Pajajaran “Sirna ing bumi” Ibukota
Padjajaran jatuh ke tangan pasukan Kesultanan Surasowan Banten

Yang akhirnya Sumedang mewarisi wilayah bekas wilayah Padjajaran dengan wilayahnya
meliputi seluruh Padjajaran sesudah 1527 masa Prabu Prabu Surawisesa dengan batas meliputi;
Sungai Cipamali (daerah Brebes sekarang) di sebelah timur, Sungai Cisadane di sebelah barat,
Samudra Hindia sebelah Selatan dan Laut Jawa sebelah utara. Daerah yang tidak termasuk wilayah
Sumedang Larang yaitu Kesultanan Banten, Jayakarta dan Kesultanan Cirebon. Dilihat dari luas
wilayah kekuasaannya, wilayah Sumedang Larang dulu hampir sama dengan wilayah Jawa Barat
sekarang tidak termasuk wilayah Banten dan Jakarta kecuali wilayah Cirebon sekarang menjadi
bagian Jawa Barat. sehingga Prabu Geusan Ulun mendapat restu dari 44 penguasa daerah
Parahiyangan yang terdiri dari 26 Kandaga Lante, Kandaga Lante adalah semacam Kepala yang satu
tingkat lebih tinggi dari pada Cutak (Camat) dan 18 Umbul dengan cacah sebanyak + 9000 umpi.
Pemberian pusaka Padjajaran pada tanggal 22 April 1578 akhirnya ditetapkan sebagai hari jadinya
Kabupaten Sumedang.

Peristiwa penobatan Prabu Geusan Ulun sebagai Cakrawarti atau Nalendra merupakan
kebebasan Sumedang untuk mengsejajarkan diri dengan kerajaan Banten dan Cirebon. Arti penting
yang terkandung dalam peristiwa itu ialah pernyataan bahwa Sumedang menjadi ahli waris serta
penerus yang sah dari kekuasaan Kerajaan Pajajaran di Bumi Parahiyangan. Pusaka Pajajaran dan
beberapa atribut kerajaan yang dibawa oleh Senapati Jaya Perkosa dari Pakuan dengan sendirinya
dijadikan bukti dan alat legalisasi keberadaan Sumedang, sama halnya dengan pusaka Majapahit
menjadi ciri keabsahan Demak dan Mataram.

2.4 Lampiran Foto-Foto


BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian dan pembahasan masalah mengenai peranan Museum
Prabu Gesan Ulun. Maka pada Bab ini penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa keberadaan Museum Prabu Gesan Ulun Sumedang mempunyai peranan yang sangat
besar dalam melestarikan benda-benda bersejarah.
2. Di Museum Prabu Gesan Ulun terdapat benda-benda bersejarah bekas peninggalan kerajaan
sumedang pada jaman dahulu serta benda-bendan peninggalan lainnya yang memiliki nilai
sejarah yang tinggi.

1.2 Saran
Ada pun saran yang dapat dikemukanakn adalah sebagai berikut :

1. Mengingat begiti pentingnya peranan Museum Prabu Geusan Ulun terhadap pelestarian
nilai sejarah, maka keberadaan Museum haruslah di jaga dan di lestarikan dengan baik oleh
pihak-pihak terkait.
2. Kita selaku generasi muda harus ikut berpartisipasi dalam memelihara warisan budaya
bangsa sesuia status kita sebagai generasi penerus bangsa dengan mempelajari dan
mengenal benda dan sejarah budaya, bangsa dan negaranya sendiri.
Daftar Isi
Kata pengantar ......................................................................................................
Daftar isi................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .................................................................................................
1.2 Rumusan masalah ...........................................................................................
1.3 Tujuan penelitian ............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Singkat Museum Prabu Geusan Ulun ...............................................
2.2 Museum Prabu Geusan Ulun .........................................................................
2.3 Asal – Usul Sumedang ...................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................
3.2 Saran ..............................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai