Di susun oleh
Kelompok 3
1. Mellita Febrina Triawanda 2022143244
2. Erizka Agustiana Dewi 2022143252
3. Aswinda Aulia Maysari 2022143263
4. Febina Calista 2022143269
5. Arni Gusmiarni 2022143270
6. Nova Lepia 2022143273
7. Febri Haryanti 2022143276
2024
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat
limpah rahmat, taufik, hidayah serta inayah-nya, kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan
laporan hasil studi kasus museum monpera di palembang
Kami selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada Ibu Jayanti, M.Pd
selaku dosen mata kuliah yang telah memberikan kepercayaan untuk membuat laporan hasil
studi kasus museum monpera di Palembang, serta orang tua yang senantiasa berdoa untuk
kelancaran tugas kami,
serta pada teman-teman yang telah memberikan motivasi dalam pembuatan makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Dengan segala kerendahan hati, saran dan keritik yang membangun sangat kami
harapkan. Kami berharap semoga laporan hasil studi kasus museum monpera di Palembang
ini bisa memberikan
suatu manfaat bagi kami dan para pembaca serta dapat dijadikan referensi untuk penyusunan
makalah di waktu yang akan datang.
PENDAHULUAN
Tidak ada sejarah yang lengkap tanpa kata ini. Ya, "museum" Jadi apa itu museum?
Secara sederhana, museum dapat dipahami sebagai tempat penyimpanan benda-benda
purbakala. Secara lebih rinci, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, museum adalah
bangunan yang digunakan sebagai tempat pameran tetap benda-benda yang perlu mendapat
perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, kesenian, dan ilmu pengetahuan.
Sekarang setelah kita tahu apa arti kata "museum", mari kita sedikit melihat kembali
salah satu museum ini. Dalam laporan hasil observasi ini, kami akan mengulas sekilas salah
satu museum terkenal di Palembang, yaitu Monpera. Adapun ulasan tentang Monpera ini
meliputi lokasi Montpella, sejarah singkat Montpella, ciri-ciri Montpella, pemeliharaan
koleksi monpera ,terdiri dari lokasi Monpera, sejarah singkat Monpera, ciri khas Monpera,
pemeliharaan koleksi museum, informasi umum tentang bagian Monpera, dan dokumentasi.
TENTANG MUSEUM MONPERA
1. Definisi Monumen
Monumen adalah bangunan yang dibuat sebagai sebuah peringatan atau sebuah
simbol lebih dari sekedar bangunan fungsional. Monumen dapat memiliki dua fungsi yaitu
sebagai peringatan terhadap seseorang ataupun kejadian penting dan juga menciptakan objek
artistik yang akan menunjukkan tampilan sebuah tempat atau kota. Beberapa kota tua
memiliki monumen yang terletak pada lokasi-lokasi penting dan kadang-kadang dirancang
ulang untuk lebih fokus pada sesuatu. Dalam bahasa Inggris kata "monumental" sering
ditujukan untuk sesuatu yang mempunyai arti dan ukuran yang luar biasa.
Bangunan fungsional yang dibuat khusus sesuai usia, ukuran atau kepentingan sejarah
dapat juga disebut monumen. Hal ini dapat terjadi karena ukurannya yang besar dan usianya
yang bersejarah seperti Tembok Besar Cina, atau juga karena peristiwa besar yang terjadi
disebuah tempat seperti di desa Oradour-sur-Glane di Perancis.
Monumen juga sering kali ditujukan untuk menyampaikan informasi sejarah atau
politik. Monumen juga dapat digunakan untuk menguatkan politik suatu zaman, seperti pilar
Trojan dan patung-patung Lenin di Uni Soviet. Monumen juga digunakan sebagai garis
pemisah dengan tempat umum. Kebanyakan monumen-monumen besar dibangun oleh
pemerintah, sementara monumen yang lebih kecil seringkali dibangun oleh perorangan.
Terlebih monumen juga dapat digunakan sebagai pembelajaran bagi masyarakat tentang
betapa pentingnya sebuah kejadian ataupun figur-figur dari masa lalu, seperti Piramida Mesir,
Phertenon Yunani, Moai dari Pulai Easter yang menjadi lambang dari peradaban merekea.
Pada saat ini, bangunan monumental seperti Patung Liberty dan Menara Eiffel
menjadi ikon negara. Istilah monumentaly sendiri berhubungan dengan tanda kebesaran dan
keadaan fisik monumen. Monumen juga merupakan penghargaan terhadap jasa para
pahlawan kemerdekaan, seperti yang tergambar dari pengertian monumen di Indonesia:
1. Monumen sebagai sarana pelestarian jiwa dan semangat dari nilai-nilai juang'45
2. Monumen sebagai sarana komunikasi antara pejuang 45 dengn generasi penerus
3. Monumen sebagai sarana penghayatan peristiwa perjuangan kemerdekaan di
daerahdaerah.
4. Monumen sebagai sarana penelitian data perjuangan kemerdekaan suatu daerah.
5. Monumen sebagai sarana penunjang pengembangan kepariwisataan yang ada di daerah.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa monumen bukan hanya sebuah
gudang untuk menyimpan benda-benda bersejarah tetapi juga merupakan wadah untuk
melestarikan dan mengkomunikasikan nilai-nilai perjuangan dan sebuah pusat informasi bagi
yang memerlukan.
Bentuk bangunan menyerupai bunga melati bermahkota lima. Bunga melati berwama
putih melambangkan kesucian hati para pejuang dalam membela proklamasi 17 Agustus 1945
tanpa pamrih. Sisi lima melambangkan lima daerah keresidenan yang tergabung madalam
Sub Komandemen Sumatera Selatan (SUBKOSS) yaitu keresidenan Palembang, Lampung,
Jambi, Bengkulu dan Kepulauan Bangka Belitung.
3. Koleksi Monpera
4. Jadwal Kunjungan
Senin-Minggu:09.00-15.30 WIB (kecuali hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha)
Letak Monpera Sumbagsel yang sangat strategis karena berada di pusat Kota
Palembang dikelilingi oleh bangunan bersejarah seperti Masjid Agung, Benteng Kuto Besak,
Museum SMB II, Jembatan Ampera dan R.S.A.K. Gani. Jalan utama menuju lokas ini adalah
Jalan Jend. Sudirman dan Jalan Merdeka.
Bagi pengguna kendaraan umum, tidaklah sulit menemukan angkutan umum menuju
lokasi ini karena sebagian besar angkutan umum dalam Kota Palembang melewat Monpera
Angkutan Kota
Km5-Ampera
Pakjo-Ampera
Sekip-Ampera
Plaju-Ampera Kertapati-Ampera
Bukit-Ampera Lemabang-Ampera
Transmusi
LRT
1) Pintu gerbang
Enam cagak beton yang berdiri kokoh menjadi gerbang utama Masing masing
bertautan tiga tiga di sisi kiri dan tiga di sisi kanan, hal ini melambangkan satu kesatuan
wilayah pertahanan semasa perang kemerdekaan. Masing-masing cagak melambangkan
satu daerah
perjuangan yaitu Palembang, Lampung, Jambi Bengkulu, Bangka dan Belitung. Diatas cagak
beton utama terdapat bunga seruni yang merupakan ciri khas daerah Sumatera Selatan
khususnya Palembang dan sekitarnya.
Gading gajah tunggal di atas monumen mini, Gajah merupakan hewan penghuni hutan
belantara dipedalaman Sumatera Selatan. Pepatah mengatakan : Gajah mati meninggalkan
gading. Tak ada gading yang tak retak pepatah tersebut mengandung arti:
Pahlawan yang gugur meninggalkan darma baktinya untuk bangsa dan negara. Kekeliruan
dan kesalahan adalah pengalaman yang berharga, untuk mengingatkan agar lebih baik
Pada bagian depan gading terukir prasast peresmian Monpera Sumbagsel yang di
tandatangani oleh Menkokesra Alamsyah Ratu Prawiranegara. tanggal 23 Februari 1988
Kedudukan gading simetris ke arah dada burung Garuda Pancasila yang berada pada
bagian depan Monpera Sumbagsel, Hal ini memiliki arti bahwa kemerdekaan adalah salah
satu modal dasar pembangunan
Banga Belanda datang Indonesia sebagai pedagang, tetapi seiring berjalannya waktu
mereka menjadi penjajah di Indonesia selama 350 tahun. Saat perang Asia Raya, Jepang
mengambil alih Indonesia dan menjajah selama 3,5 tahun. Mereka menguras sumber daya
alam dan memaksa rakyat untuk kerja paksa tanpa upah (Romusha) guna kepentingan Jepang
dalam Perang Dunia II.
Pemuda Indonesia menjadi militan, mereka dilatih dalam PETA (Pembela Tanah Air),
Gyugun Kanbu, Heiho dan latihan militer lainnya. Mereak membuat gerakan militer melawan
tentara Jepang dan merampas senjata dan peralatan perang Jepang. Di Palembang, rakyat
mendengar berita proklamasi kemerdekaan pada tanggal 22 Agustus 1945 walaupun Jepang
berusaha menyembunyikannya. Tanggal 25 Agustus 1945 pemuda dan rakyat dipelopori oleh
Gyugun dan Heiho mengambil tindakan melawan pasukan militer Jepang.
Saat Sekutu meniggalkan kota tanggal 24 Oktober 1946, mereka menyerahkan daerah
yang mereka duduki kepada Belanda. Dengan kata lain sebagian kota dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia dan sebagian lagi dibawah kekuasaan Belanda, Pemerintah Indonesia
dan Belanda membuat kesepakatan mengenai batas wilayah.
5. Bentuk Bangunan
Bentuk fisik Monumen Perjuangan Rakyat Sumatera Bagian Selatan adalah untuk
menggali kesadaran tentang perjuangan dalam menegakkan kemerdekaan nasional Monpera
Sumbagsel berfungsi mengingatkan semua kegiatan perjuangan, diharapkan agar generasi
penerus cita-cita bangsa dapat mengambil hikmah yang terkandung didalamnya. Hal ini juga
dimaksudkan untuk mengenang jasa-jasa pahlawan bangsa sebagai titik tolak genrasi muda
dalam mengisi kemerdekaan. Makna yang terdapat dalam bentuk Monumen adalah:
Bentuk bangunan yang menyeruapai melati dengan lima mahkota. Wama putih melati
melambangkan kesucian dan kemurnian perjuangan pahlawan dengan semangat
Pancasila.
Tinggi dinding 17 meter, 8 lantai dan 45 jumlah jalur dan bidang, hal ini
melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Dinding monumen yang memiliki lima sisi melambangkan lima keresidenan yang ada
di Sumatera Bagian Selatan yaitu, keresidenan Palembang, Lampung, Jambi,
Bengkulu, dan Kepulauan Bangka Belitung
Jumlah jalur ada 9, tiga pada sisi kiri, tiga di sisi kanan dan tiga di bagian belakang.
Hal tersebut mengandung makna kebersamaan, di Palembang mengenal istilah
"Batang Hari Sembilan, di Jambi "Pucuk Jambi Sembilan Lurah" dan di Lampung
"abung Sigou Migou".
Museum Monpera Jl. Merdeka No.1 19 Ilir Kec. Bukit Kecil Kota Palembang Sumatera
Selatan 30113 pada Senin, 29 Mei 2023
TERLAMPIR
Wawancara bersama staf pengurus Museum
MONPERA Nadia : Sebelumnya terima kasih ibu, di sini izin bertanya
nama ibu siapa? Eni : Nama saya Eni
Nadia : Ibu di sini bertugas sebagai apa?
Eni : Sebagai salah satu staf di
Monpera
Nadia : Izin bertanya buk, apa alasan Monpera ini di bangun?
Eni : Alasannya yaitu untuk mengenang jasa para sesepuh Legiun Veteran Republik
Indonesia (LVRI) pada masa perjuangan mereka.
Nadia : Apa makna atau arti dari Monpera ini ?
Eni : Monpera itu merupakan monumen perjuangan
rakyat Nadia : Sejak kapan Monpera ini di bangun?
Eni : Pada tanggal 17 Agustus 1975 dan selesai pembangunan pada tanggal 23 Februari
1988.
Nadia : Siapakah orang yang meresmikan Monpera ini?
Eni : Yang meresmikannya pada masa pemerintahan H. Alamsyah Ratu Prawira
Negara Nadia : Untuk tiket masuk berapa ya buk?
Eni : Untuk tiket masuknya saat ini kita masih sukarela, karena sedang peralihan dari kota
Ke Provinsi
Nadia : Di dalam Monpera ini terdapat benda-benda apa saja?
Eni : Ada koleksi foto, senjata-senjata, mata uang, buku perjuangan, patung separu badan,
pakaian dan lukisan
Nadia : Berapa banyak pengunjung dalam sehari ?
Eni : Dalam sehari itu tidak menentu, biasanya hari biasa itu sedikit kurang
lebih 10-15 orang, tetapi kalau akhir pekan 30-50 orang
Nadia : Lebih banyak wekend ya bu?
Eni : Iya, kecuali kalau emang hari biasa itu ada kunjungan atau perjanjian. Misalnya
Dari sekolah mana kek gitu.
Nadia : Ada berapa banyak barang yang ada di Monpera ini?
Eni : kurang lebih 50 koleksi pameran
Nadia : kenapa Monpera ini terdapat beberapa lantai dan saat melihat bangunan ini dari
Atas terdapat bangunan berbentuk segi 5?
Eni : Bentuk bangunan nya itu menyerupai melati dengan 5 mahkota, warna putih
Melambangkan kesucian dan perjuangan para pahlawan dengan semangat 5 sila, jadi
Seperti bentuk segi 5