Anda di halaman 1dari 12

Ujian Praktek

Bahasa Indonesia dan Sejarah

Disusun Oleh:

NURUL JIHAN SALSABILA

Tahun ajaran 2021/2022


Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga saya dapat bisa menyelesaikan laporan kunjungan ke Museum Multatuli
yang dilaksansakan pada hari Selasa tanggal 8 Maret 2022.

     Lewat laporan ini juga kita mengucapkan terima kasih terutama terhadap Bapak dan Ibu guru
yang sudah memberi kesempatan terhadap kita untuk melaksanakan perjalanan wisata observasi
ini, serta terhadap orangtua kita yang sudah mengizinkan kita untuk melaksanakan perjalanan
observasi wisata ini, sehinnga kegiatan perjalanan wisata observasi ini bisa berjalan dengan baik.

     Kita menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini tetap banyak kekekuranganan,
maka dari tersebut saran & kritik yg membangun, sangat kita harapkan dari pembaca demi
menyempurnakan laporan ini.

     Besar harapan saya semoga penyusunan laporan ini bisa diterima & dimengerti serta
berfungsi bagi saya terutama maupun pembaca sekalian.

Serang, 16 Maret 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Manfaat

1.4 Waktu Pelaksanaan

BAB II LAPORAN HASIL OBSERVASI

2.1 Rangkaian Kegiatan Observasi (sejak tahap persiapan-selesai)

2.2 Sejarah Singkat Museum

2.3 Profil Museum

a. Lokasi

b. Desain (tata letak dan konstruksi) Gedung

c. Koleksi (jelaskan terdapat di ruang apa koleksi tersebut berada disertai gambar dan
penjelasan singkat mengenainya)

2.4 Pengunjung Museum

2.5 Program dan Kegiatan (data mengenai program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak
museum)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Pelaksanaan kunjungan museum merupakan program ujian praktek tiga mata pelajaran yaitu
Bahasa Indonesia, Sejarah dan Bahasa Arab, kunjung museum yg diajukan oleh sekolah untuk
mengambil nilai. Kunjungan museum ini diikuti oleh seluruh siswa SMAIT Bina Insani, yang
semuanya terdiri dari kelas 12.

Dipilihnya Museum Multatuli sebab tempat ini ialah tempat yg tepat sebagai objek kegiatan
observasi bagi siswa & siswi kerena bisa memberikan pengetahuan mengenai sejarah yang
terjadi di masa lampau yg berkaitan Multatuli.

Dipilihnya objek Museum Multatuli karena disana merupakan tempat mengoleksi, meriset dan
memamerkan barang-barang sejarah juga cerita masa lalu yang di kemas dengan menarik orang
ingin tahu lebih lanjut. Hal ini juga sangat penting bagi para pelajar sebab agar mengetahui dan
tidak melupakan sejarah yang ada, para pelajar juga bisa pergi jalan-jalan ke luar dan bisa
meningkatkan wawasan serta pengetahuan.

I.2 Tujuan

A. Untuk sarana pendidikan.


B. Utk mengetahui serta mengenal sejarah terbentuknya Museum Maltatuli
C. Utk mempelajari macam-macam peninggalan di museum Maltatuli.
D. Memperoleh banyak info mengenai objek-objek di sekitaran museum Maltatuli.
E. Dan juga sebagai sarana rekreasi dan observasi bagi siswa-siswi.

I.3 Manfaat

1.      Menambah wawasan siswa.

2.      Menggali potensi siswa untuk dimanfaatkan sebagai sarana menambah nilai sosial dan rasa
ingin tahu perkembangan sejarah Indonesia.

3.      Untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.

4.      Meningkatkan ketaqwaaan atas ciptaan Tuhan YME

1.4 Waktu Pelaksanaan

Senin, 8 Maret 2022


BAB II

LAPORAN HASIL OBSERVASI

2.1 Rangkaian Kegiatan Observasi (sejak tahap persiapan-selesai)

04.30 Bangun pagi dan solat shubuh

06.15 Mandi

06.45 Menyiapkan barang-barang yang harus dibawa

07.55 Berangkat dari rumah

08.07 Tiba di Stasiun Serang

08.28 Naik kereta

09.16 Tiba stasiun

09.36 Naik angkot

09.50 Tiba Museum

10.50 Selesai observasi

11.00 Ganti baju buat syuting catatan akhir sklh

11.20 Selesai syuting

11.25 Ganti baju dan ke perpus baca buku

11.50 Beli tiket pulang

12.15 Jalan menuju masjid untuk sholat Dzuhur

12.35 Selesai sholat

12.38 Mencari rumah makan Geprek Bensu buat makan siang

13.00 Tiba di rumah makan Bensu

14.30 Selesai makan

14.46 Tiba di alun- alun didepan museum

14.50 Kegiatan bebas pada main dan mengobrol di alun – alun sembali menunngu sholat Ashar
tiba.
15.20 Sholat Ashar

15.38 Selesai sholat

15.45 Menunggu angkot, karena tidak menemukan angkot, maka mencari angkot

15.57 Menemukan angkot, lalu naik angkot menuju stasiun

16.03 Tiba di stasiun Rangkas

16.07 Boarding pass atau pengecekan tiket

16.15 Naik ke kereta api

16.26 Keretanya berangkat

17.15 Tiba di Serang

17.26 Orang tua tiba distasiun untuk jemput pulang

17.40 Tiba di rumah

2.2 Sejarah Singkat Museum

Museum Multatuli telah diresmikan oleh Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya dan Direktur Jenderal
Kebudayaan Hilmar Farid pada Minggu, 11 Februari 2018 di Rangkasbitung, Lebak, Banten. Museum
Multatuli menempati gedung kuno yang dibangun pada 1923. Semula berfungsi sebagai kantor sekaligus
kediaman wedana Lebak. Gedung berbentuk huruf “T” ini dilengkapi pendopo yang digunakan sebagai
tempat pertemuan.

2.3 Profil Museum

A. Lokasi : Jl. Alun-Alun Timur No.8, Rangkasbitung Bar., Kec. Rangkasbitung, Kabupaten Lebak,
Banten 4231

B. Desain (tata letak dan konstruksi) Gedung

Bangunan kolonial dengan desain interior modern bergaya fraktal asimetris dengan pencahayaan ruang
yang apik. Kisah sejarah ditampilkan melalui ilustrasi grafis kekinian untuk menarik minat generasi muda
zaman kini. Warna sejarah yang identik hitam putih tidak selamanya mendominasi ruang pamer
museum. Terdapat tujuh ruangan yaitu :
1. Ruang Selamat Datang

Di dalamnya kita di sambut dengan mozaik wajah Maltatuli yang terbuat dari potongan-potongan akrilik.
Selain itu di ruangan ini juga terdapat patung wajah Maltatuli serta kutipan kata-katanya "TUGAS
MANUSIA ADALAH MENJADI MANUSIA".

2. Ruang Kolonialisme

Di ruangan kedua kita akan disuguhi dengan konsep kedatangan belanda ke nusantara terutama ke
Banten. Ruangan ini dilengkapi dengan beberapa replika dan video pendek mengenai kedatangan
kolonialisme.

3. Ruang Tanam Paksa

Dengan display interaktif dan menarik ruangan ini menceritakan tentang masa Tanam paksa dulu.

4. Ruang Multatuli

Ruangan ini menciptakan tentang ruangan muktatuli dan karyanya Maxx Havelaar dan menceritakan
tentang lebak pada masa dia menjabat sebagai asisten residen di lebak. Di ruangan ini terdapat koleksi
buku Max Havelaar asli yang didatangkan dari belanda dan video pendek tentang Multatuli.

5. Ruang Banten

Di ruang ini terdapat beberapa informasi tentang pergerakan-pergerakan di Banten oleh masyarakat
yang melawan penjajah.

6. Ruang Lebak

Menceritakan sejarah lebak berdasarkan timeline dilengkapi dengan video dan hasil budaya lebak saat
ini.

7. Ruang Rangkasbitung

Ruang ketujuh merupakan ruang temporer sekaligus ruang terakhir menuju ruang keluar museum. Pada
saat ini terdapat beberapa buku yang dapat dibaca oleh pengunjung serta beberapa profil orang yang
memiliki kisah di Rangkasbitung.
C. Koleksi

Ada miniatur dan lukisan kapal-kapal Eropa abad ke-17 dan 18 di ruang ini, seperti kapal De
Batavia, Halve Maan, Prins Willem, dan De Ruyter.

Lemari kaca yang di dalamnya berisi sampel rempah-rempah yang membuat bangsa Eropa datang ke
Nusantara, seperti pala (Myristica fragrans), lada (Piper nigrum), cengkeh (Syzygium aromaticum), dan
kayu manis (Cinnamomum zeylanicum).

Bibit kopi pertama kali dibawa oleh VOC dari Malabar,


India ke Jawa pada akhir abad 17 dan mulai ditanam pada awal abad 18. Bibit kopi dibagi kepada para
bupati di sepanjang pantai utara Jawa tapi budidaya gagal karena kopi tidak tumbuh di darata rendah.
Topi sinder dan ikat kepala yang biasa digunakan oleh rakyat sehari-hari.

Replika bangunan dan desain museum


Maltatuli secara keseluruhan.

Beberapa testimoni tentang Multatuli dari tokoh-tokoh terkenal ditampilkan di ruangan ini, seperti
testimoni dari R. A. Kartini, Presiden Soekarno, Ahmad Subardjo, Jose Rizal (tokoh besar Filipina), hingga
sastrawan Pramoedya Ananta Toer
Ada dua surat penting yang turut dipamerkan di
Museum Multatuli, yakni surat Eduard Douwes
Dekker untuk Raja Willem III dan surat Sukarno
kepada sahabatnya Samuel Koperberg. Surat
Eduard Douwes memuat protes atas situasi di
tanah jajahan yang pernah dialaminya.

Prasasti Cidanghiyang ini berasal dari era Kerajaan


Tarumanegara (abad 4-5) yang ditemukan di Desa
Lebak, Munjul, Kabupaten Pandeglang. Pada 
prasasti tersebut terdapat kalmat yang berarti:
“Inilah tanda keperwiraan, keagungan, dan
keberanian yang sesungguhnya dari raja dunia,
yang mulia Purnawarman yang menjadi panji
sekalian raja-raja.”

Busur
panah peninggalan sejarah di masa lampau.

Disediakan buku-bukubtentang
maltatuli yang dapat di baca oleh
pengunjung.
2.4 Pengunjung Museum

Sebelum pandemi Pengunjung Multatuli dalam satu hari ada sekitaran 200 orang pengunjung. Namun,
Setelah pandemi Pengunjung museum Multatuli mengalami penurunan pengunjung. Rata-ratanya
dalam sehari hanya ada sekitar 50 orang pengunjung saja.

2.5 Program dan Kegiatan

Sebenarnya sebelum pandemic menyerang ada beberapa kegiatan di museum Maltatuli, akan tetapi
akibat pandemi Covid-19 dan membuat museum maltatuli mengalami penurunan pengunjung maka
belum ada kegiatan lagi setelah pandemi.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perjalanan menuju museum maltatuli untuk observasi peninggalan sjarah dan sejarah museum saya nilai
sangat menyenangkan karena bisa pergi ke luar di tengah kesibukan ujian praktek dan jadwal Tasmi
yang menghimpit, kegiatan ini terasa seperti waktu luang bagi siswa untuk menghirup uadar segar
meskipun tetap ada tugas yang harus dilaksanakan.

Secara garis besar museum Multatuli cukup menyenagkan untuk di kunjungi palayanan yang lumayan
ramah dari penjaga museum, tempat yang bersampingan dengan perpustakaan dan juga lokasi yang
strategis karena ada di tengah kota dan dikelilingi banyak pohon membuat area museum ini terasa sejuk
di bandingkan alun-alun kota Rangkasbitung yang tepat berada di depannya.

3.2 Saran

Mungkin kedepannya saran dari saya adalah museum Multatuli dapat lebih luas lagi ruangan-ruangan di
dalam museumnya, terus angkutan umum harusnya boleh melintasi depan museum agar pengunjung
yang tidak membawa kendaraan pribadi tidak perlu berjalan lagi untuk naik angkutan umum.

DAFTAR PUSTAKA

https://samleinad.com/jelajah-museum-multatuli-di-rangkasbitung/

https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20180211170713-241-275446/museum-anti-kolonialisme-
pertama-di-indonesia

https://www.viva.co.id/amp/gaya-hidup/travel/1006078-multatuli-museum-anti-penjajahan-pertama-
di-indonesia-nbsp?page=2&utm_medium=page-2

Anda mungkin juga menyukai