Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ANTROPOLINGUISTIK

MUSEUM KOTA MAKASSAR

DOSEN PENGAJAR :

DR. ERY ISWARI, M.HUM.

OLEH:

RIRIN ZALZABILAH

(F021221023)

SASTRA DAERAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat selesai dengan bentuk dan
isinya yang sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca yang budiman.

Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
akhir mata kuliah Antropolinguistik dengan judul makalah “Museum kota
makassar”

Terima kasih kepada Dr. Ery Iswari, M.Hum. selaku dosen pengajar mata
kuliah Antropolinguistik yang membimbing dalam pengerjaan tugas makalah ini,
dan kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan
makalah dari awal hingga selesai.

Dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan yang belum


diketahui dan merupakan langkah baik dari studi yang telah dilakukan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari dosen maupun pihak lain sangat
diharapkan demi tercapainya makalah yang sempurna.

Makassar, 15 oktober 2023

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan Masalah........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

2.1. Koleksi Museum Kota Makassar.........................................................................

2.2. Aspek Kebudayaan................................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

3.1. Kesimpulan............................................................................................................

3.2. Saran......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Museum merupakan tempat atau wadah yang digunakan untuk meneliti


benda – benda yang memiliki nilai sejarah. Beragam koleksi yang dimiliki
museum dapat dimanfaatkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Koleksi –
koleksi museum merupakan sarana utama yang harus ada dalam museum, di mana
koleksi yang ada dijadikan sebuah wadah untuk mengenal dan belajar mengenai
kehidupan suatu bangsa. Museum Kota Makassar berada di Jl. Balaikota No. 11
A, Kelurahan Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi
Selatan , museum ini bertempat di jantung kota makassar yang menempati gedung
balaikota lalu untuk dijadikan museum. Museum Kota Makassar didirikan atas
pemikiran Drs. Hb. Amiruddin Maula, S.H., Msi saat memulai masa jabatannya
sebagai Walikota Makassar. Museum ini memiliki bangunan koridor kota tua yang
terletak di inti kota Makassar. Bangunan yang digunakan merupakan bangunan
penting yang dibangun pada masa kolonial Belanda pada tahun 1918.

Pada 7 Juni 2000 Museum ini di resmikan. Museum ini hadir untuk melayani
kebutuhan masyarakat akan data tentang karakter dan sejarah kota Makassar serta
budaya pluralistik individu Makassar melalui pameran koleksi bersejarah.
Museum ini berupaya untuk menyampaikan, mewariskan pengetahuan sejarah
yang penuh akan lika – liku yang di hadapi makassar pada masa penjajahan ke
generasi penerus bangsa . Di sini, masyarakat dapat melihat latar belakang sejarah
Makassar, mulai dari zaman Kerajaan Gowa Tallo, masa kolonial, hingga
gambaran Makassar dari masa kemasa pasca kemerdekaan. Museum Kota
Makassar menempati bangunan yang terdaftar di Badan Cagar Budaya sebagai
warisan budaya.

Pada awalnya museum ini adalah kantor balaikota makassar atau


Gemeentehuis oleh pemerintah Belanda untuk difungsikan sebagai Kantor
Walikota Makassar, kemudian Kantor Bappeda dan sekarang difungsikan sebagai
Museum Kota Makassar. Bangunan ini digunakan sebagai tempat para pimpinan
eksekutif menjalankan kegiatannya, yang merupakan lambang keberadaan
pemerintah Belanda di Kota Makassar. Gedung Gemeentehuis diresmikan pada
tahun 1918 oleh Walikota Makassar pertama J.E. Dan Brink, sebagai realisasi
secara fisik bangunan dari pelaksanaan politik desentralisasi yang sudah
berlangsung lebih 10 tahun sebelumnya. Dengan menggunakan bangunan tua
yang bergaya banguna Eropa abad ke – 17 ini berarsitektur Art Deco Museum
Kota Makassar ini menyuguhkan nuansa Eropa klasik ketika kita mengunjunginya
peninggalan zaman kolonial Belanda , dan menarik juga ketika kita melihat
pelataran Museum Kota Makassar terdapat peninggalan Meriam Api yang berusia
sekitar 300 tahun yang cocok di gunakan sebagai objek berswafoto untuk
masyarakat.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah dan koleksi museum kota makassar?
2. Aspek Budaya apa yang dapat ditemukan dalam museum kota
makassar?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah dan apa saja koleksi yang di
dalam museum kota makassar.
2. Untuk mengetahui asepek budaya yang ditemukan pada museum kota
makassar.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Koleksi Museum kota Makassar

A. Meriam dan bola meriam

Benda peninggalan paling menarik perhatian pengunjung adalah sebuah meriam


berusia sekitar 300 tahun. Bukan hanya meriamnya saja, sebab bola bola meriam
yang berbeda-beda ukuran juga ditemukan dan seakan menjadi saksi bisu
bagaimana perjuangan pada masa itu.

B. Koleksi lukisan

Koleksi yang tersimpan di dalam museum kota makassar adalah Lukisan Sultan
Hasanuddin, Arung Palakka dan Cornelis Speelman yang terpajang tepat berada di
atas meriam dan bola meriam di museum itu. Sultan Hasanuddin merupakan
pahlawan nasional asal sulawesi selatan yang dijuluki “Ayam jantan dari timur”.
Arung Palakka merupakan raja bone yang ke-15 dan Cornelis Speelman
merupakan gubernur jenderal hindia belanda yang memimpin ekspedisimiliter
untuk memperluas wilayah kekuasaan VOC di nusantara.
C. Koleksi Patung dan relief potret Ratu Wilhelmina

Museum Kota Makassar memiliki koleksi patung dan relief potret Ratu
Wilhelmina yang dihadiahkan bagi kota Makassar pada masa Kolonial. Patumg
ini sudah berada di Makassar sejak masa Gemeente tahun 1906 dan ditempatkan
di Gedung Balaikota Lama (Gemeentehuis). Keberadaannya sebagai penghargaan
oleh Pemerintah Belanda, karena Makassar pada saat itu dianggap sebagai daerah
yang sangat potensial di Wilayah Timur Nusantara.

D. Nama-nama mantan walikota makassar

Pada Museum Kota Makassar ini, terdapat koleksi foto mantan Walikota
Makassar yang pada masa jabatannya banyak memberikan perubahan pada
kemajuan Kota Makassar.

Berikut nama-nama walikota makassar terdahulu:

1. Mr. Gunta Yamasaki (1942-1945)


2. Abdul Hamid Dg. Magassing (1946-1947)
3. Intje M. Qaimuddin (1946-1952)
4. Joseph Wewengkang
Beliau menjadi walikota makassar menggantikan Intje M. Qaimuddin
1951. Beliau memerintah hanya satu tahun.
5. Sampara Dg. Lili
Beliau menjadi walikota mengganti joseph Wewengkang 1951 dan
menjadi Walikota Makassar hingga 1952
6. Ahmad Dara Sjaharuddin ( 1952-1956)
7. A. Latif Dg. Massikki (1958-1960)
8. H. Aroepala (1960-1965)
9. H.M. Daeng Patompo (1965-1978)
10. Abustam (1978-1983)
11. Jancy Raib (1983-1988)
12. Suwahyo (1989-1993)
13. H. A. Malik B. Masry (1994-1999)
14. H.B. Amiruddin Maula (1999-2004)
15. Andi Herry Iskandar (2008-2009)
16. H. Ilham Arief Sirajuddin (2004-2009 dan 2009-2014)
17. Moh. Ramadhan Pomanto (2014-2019)

E. Koleksi pakaian adat

Pada Museum Kota Makassar terdapat berbagai pernak-pernik dan pakaian


tradisional Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, dan lain-lain yang umumnya
merupakan hasil kerajinan rakyat.

F. Naskah perjanjian bongaya

Perjanjian bongaya adalah perjanjian perdamaian oleh Sultan Hasanuddin untuk


mengakhiri perang besar-besaran antara kerajaan Gowa (Makassar) dengan VOC.
Naskah ini terpajang dengan rapi di dalam lemari kaca Museum kota Makassar
beserta dengan sejarahnya.

G. Alat musik
Museum kota Makassar menyimpan beberapa alat musik tradisional yang
tentunya berfungsi untuk mengiringi acara-acara adat atau sebagai sarana
pertunjukan dan hiburan terdahulu. Alat musik yang ada di dalam museum ini pun
berbeda-beda jenis dan cara pemakaiannya contohnya alat musik kecapi, piano,
gong, kenong,tifa dan kentongan.

H. Keramik (porselen)

Di Makassar, pedagang Cina sangat membutuhkan produksi laut seperti sirip ikan
hiu, teripang, agar-agar, dan lain lain. Kenyataan itu membuat pedagang Cina
menjual produksi keramik atau porselen sebagai komoditi dagangannya dengan
harga murah dan kini jejak koleksi keramik itu ditemukan di museum Kota
Makassar.

I. Cengkeh dan pala

kedatangan belanda ke makassar yaitu dengan tujuan menguasai jalur


perdagangan rempah-rempah di wilayah timur nusantara hingga memonopoli
perdagangan. Rempah-rempah tentunya selalu menjadi alasan utama bangsa eropa
datang ke Nusantara karena indonesia dikenal dengan produsen renpah-rempah
dunia. Salah satunya adalah cengkeh dan pala yang merupakan komoditas
perdagangan yang paling berpengaruh pada masa itu sehingga para penjajah
khususnya belanda datang berbondong-bondong ke indonesia. Rempah-rempah
ini tersimpan di dalam lemari kaca museum kota Makassar.

J. Sepeda ontel

Sebuah sepeda ontel tersimpan dan terjaga dengan baik dalam museum kota
makassar. Sepeda antik ini merupakan sepeda kuno yang digunakan oleh
masyarakat perkotaan sampai akhir 1970-an.
K. Koleksi Arkeologi

Beragam benda-benda arkeologi terpampang rapi di dalamnya. berbagai motif


batu yang ditemukan di Benteng Somba Opu Makassar seperti motif lingkaran,
tumpal, garis, geometris, pilin berganda dan garis mender lengkung, motif jari dan
kaki.

L. Foto-foto pelayaran

jepretan yang berisikan pelayaran seorang asal Makassar ke Australia, hanya


untuk mencari teripang. Berdasarkan foto yang ada, diperkirakan peristiwa
tersebut terjadi pada tahun 1881 hingga tahun 1907 silam.

2.2 Aspek Kebudayaan

Aspek kebudayaan yang ditemukan dalam museum kota makassar adalah


gaya arsitekturnya yang mengusung konsep art deco yang tampak menawan
bahkan jika dilihat dari kejauhan. Gaya klasik pada art deco terinspirasi dari pola-
pola dari kebudayaan kuno contohnya gaya kolonial belanda. Warna putih pada
dinding yang dipadukan dengan warna merah marun di bagian atapnya,
membuatnya tampak menarik. nuansa kolonial Belanda yang cukup kental berkat
dinding dindingnya yang tebal dan dipadukan dengan beberapa jendela kayu yang
lebar. Konsep ruang pada bangunan Museum Kota Makassar menerapkan konsep
bangunan Garden City, yang mana bangunan berorientasi pada ruang terbuka yang
tersedia pada keseluruhan lokasi.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Museum merupakan tempat atau wadah yang digunakan untuk meneliti


benda-benda yang memiliki nilai sejarah. Beragam koleksi yang dimiliki museum
dapat dimanfaatkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Koleksi – koleksi
museum merupakan sarana utama yang harus ada dalam museum, di mana koleksi
yang ada dijadikan sebuah wadah untuk mengenal dan belajar mengenai
kehidupan suatu bangsa.

3.2. Saran

Bagi pembaca, makalah ini diharapkan dapat menambah wawasam


pengetahuan terkait dengan benda-benda koleksi museum kota makassar beserta
dengan aspek budaya yang ada didalamnya khususnya yang berminat untuk
mengetahui lebih jauh tentang sejarah kota makassar maka perlu mencari sumber-
sumber yang akurat dan independen.

Anda mungkin juga menyukai