1
Sejarah Kota Bandung.
Sejarah Kota Bandung secara resmi dimulai pada masa pemerintahan
Kolonial Hindia Belanda, pada abad ke-19. Kota Bandung didirikan oleh
dan atas kehendak (kebijakan) Bupati Bandung ke-6, R.A.
Wiranatakusumah II (1794-1829).[1] Akan tetapi proses pendiriannya
dipercepat oleh perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-
36, Herman Willem Daendels (1808-1811) dengan surat keputusan
(besluit) pada tanggal 25 September 1810, sehingga tanggal 25
September dianggap sebagai hari jadi kota Bandung"
2
Wiranatakusumah II kemudian memilih sebuah lokasi di dekat sumber
mata air yang bernama Sumur Bandung. Dalam Bahasa Sunda, Sumur
Bandung berarti sumur yang berpasangan atau berhadapan (dari
kata bandungan). Kedua sumur tersebut berada di tepi barat Sungai
Cikapundung. Satu sumur terletak di Bale Sumur Bandung atau Gedung
PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten, Jalan Asia Afrika. Sedangkan
sumur lainnya berada di bawah bangunan bekas kompleks pertokoan
Miramar, Alun-alun Bandung.
Sesuai dengan konsep tata ruang tradisional, Bupati R.A.
Wiranatakusumah II dan sejumlah rakyatnya membangun Pendopodi sisi
selatan Alun-alun Bandung, menghadap ke arah Gunung Tangkuban
Parahu yang merupakan simbol kepercayaan sejarah masyarakat Sunda.
Sedangkan Masjid Agung Bandung (sekarang Masjid Raya Bandung)
dibangun di sisi barat alun-alun, dan pasar terletak di sisi timur.
Dengan sebuah besluit pemerintahan Hindia Belanda tanggal 25
September 1810, Kota Bandung dinyatakan sebagai ibukota Kabupaten
Bandung, sehingga tanggal 25 September ditetapkan sebagai hari jadi
Kota Bandung.
Pada masa pemerintahan Bupati R.A. Wiranatakusumah IV (1846-1874)
yang dikenal dengan julukan Dalem Bintang, ibukota Karesidenan
Priangan dipindahkan dari Cianjur ke Bandung berdasarkan besluit
Nomor 18 tanggal 17 Agustus 1864. Rumah Residen Priangan yang
terletak di Residentsweg (Jalan Pasar Baru, sekarang Jalan Otto Iskandar
Dinata) dibangun tahun 1867, sedangkan Kantor Residen Priangan
dibangun di sisi timur Hotel Post Road yang kemudian menjadi Hotel
Savoy Homann.
Pada tanggal 1 April 1906 Gubernur Jenderal J.B. Van Heutz dengan
ordonansi tanggal 2 Februari 1906 yang diundangkan tanggal 1 Maret
1906 menetapkan Kota Bandung ditingkatkan statusnya menjadi
Pemerintah Kota (Gemeente). Sejak itulah Kota Bandung resmi lepas dari
Kabupaten Bandung, walaupun ibukota Kabupaten Bandung masih
terletak di Kota Bandung.
3
Museum Konfrensi Asia Afrika
Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) terletak di Jl. Asia Afrika No. 65.
Museum ini merupakan memorabilia dari Konferensi Asia Afrika.
Museum ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan Gedung
Merdeka. Secara keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan
utama, yang pertama disebut Gedung Merdeka sebagai tempat sidang
utama, sedangkan yang berada di samping Gedung Merdeka adalah
Museum Konferensi Asia Afrika sebagai tempat memorabilia Konferensi
Asia Afrika. Di gedung ini tersimpan peralatan dan replika yang
berhubungan dengan Konferensi Asia Afrika.
4
Museum Geologi
5
Saung Udjo
6
DAFTAR ISI
7
TUGAS
ILMU PNGETAHUAN SOSIAL