Anda di halaman 1dari 19

Frans Johan

Louwrens
Ghijsels
Sang arsitek stasiun
Biografi
Nama : Frans Johan Louwrens Ghijsels
Tempat, tanggal Lahir : Tulung Agung Jawa Timur, 8
September 1882
Riwayat Pendidikan :
• 1903 Ghijsels terdaftar mengambil studi Arsitektur di
Sekolah Tinggi Teknik Delft (kini Universitas Teknik
Delft).
 
• 1909 Ghijsels berhasil menyelesaikan studinya, dan
mendapatkan gelar diploma teknik.
 
1912
Ghijsels meninggalkan Departemen Pekerjaan kota dan pindah
bekerja pada Departemen Pekerjaan Umum – divisi Arsitektur di
Batavia (Department of Public Works – BOW) Batavia.

1914
Ghijsels merancang arsitektur rumah sakit KPM (Koninklijke
Paketvaart Maatschappij) di Batavia – sekarang Rumah Sakit
Pelni di Petamburan Jakarta.

1916
Ghijsels bersama beberapa rekannya – F. Stoltz dan Ir. Hein Von
Esseen, mendirikan AIA – Algemeen Ingenieurs en
Architectenbureau (General Engineers and Architects Bureau).
Hingga tahun 1929 Ghijsels bekerja dan bertanggung jawab atas
desain desain arsitektur dari AIA.
Ghijsels dan isteri mendiami
sebuah rumah tua abad ke 19 di
daerah Weltevreden, tepatnya di
jalan Gondangdia no 8 – Cikini.
KPM Hospital Petamboeran (1914
– 1915)
Atap 1914
perisai dan -
landai 1915
dengan
tritisan

Jln Aipa KS 2 lantai


Tubun, Slipi dengan
Bergaya koridor di
Tempat istirahat pegawai New kedua sisi
perusahaan KPM dan buruh Indies
kapal Style
Gedung Kantor KPM 1916
(Koninklijke Paketvaart -
Maatschappij) 1918

Gaya
Atap Menara Ubin
Art
datar kembar teraso
Deco

Merupakan gedung yang dibangun pada tahun 1916, awalnya


digunakan sebagai kantor KPM (Koninklijke Paketvaart
Matschappij), suatu perusahaan pe;ayaran Batavia.

Kantor Pusat KPM (Sekarang kantor Departemen


Perhubungan di jalan Medan Merdeka Timur) 1916 – 1918
Elemen-elemen pada bangunan KPM
(Koninklijke Paketvaart Matschappij)
Kaca patri
Lubang angin sebagai
dengan lubang ornament
berukuran tidak penting pada
terlalu besar bangunan
kolonial

Balustrade
Pintu kaca sebagai sebagai
adaptasi dari iklim pembatas dek
Hindia Belanda bangunan
John Peet & Co. 1919
-
OfficePremises
1920
Sekarang menjadi kantor Toshiba

Berlanggam Art Deco dengan ciri khasnya


elemen dekoratif geometris pada dinding
eksteriornya.

pola garis-garis yang merupakan salah satu ciri


Arsitektur Art Deco di Indonesia. Bangunan
dari aliran Amsterdam School biasanya
memakai bahan dasar yang berasal dari alam
yaitu batu dan kayu. Serta dapat dilihat dari
detail-detail elemen fasadenya.

Pola garis
dibagian fasad
John Peet & Co.
OfficePremises
Sekarang menjadi kantor Toshiba

Pola garis-garis
yang merupakan
salah satu ciri
khas Arsitektur
Art Deco di
Indonesia

Elemen geometris
Pada bagian fasad pada dinding
bangunan warna yang eksterior
dominan digunakan yaitu
putih
Gedung Kantor Nillmij 1922
Kantor BNI skarang

Roaster pada
Gedung ini digunakan sebagai dinding sebagai
Kantor Asuransi yang didirikan sirkulasi udara
oleh C.F.W Wiggers vam Kerchem
pada 31 Desember 1859 dan diberi Pilar pilar semu
nama Kantor Nederlandsch- pada dinidng
Indische Levensverzekeringen en yang tiggi
Lijfrente Maatschappij (NILLMIJ)

5 Juli 1946 dibentuklah BNI 46


Yogyakarta, dan gedung tsb. Jendela yang
Difungsikan menjadi gedung BNI lebar dan tinggi
46
Gemeentelijk 1923

Juliana
Ziekenhuis,
Rumah sakit besar pertama di
bandung. Didirikan pada 15
oktober 1923 dengan nama Het
Algemeene Bandoengsche
Ziekenhuis, rumah sakit ini
kemudian berganti nama pada
1927 sebagai Gemeente
Ziekenhuis Juliana. Sesuai
Namanya, rumah sakit ini
dibangun oleh pemerintah kota
dan merupakan yang terbesar
dari zamannya dengan 300
tempat tidur.Selain nilainya
RS ini memiliki arsitektur Pintu Banyak sebagai rumah sakit modern
Bentuk Atap
art deco yang tren di kota masuk di bukaan pertama di kota bandung,
simetris pelana
ini pada tahun 1920-1930 tengah
1923
-
1924

Gereja Roma Katolik,


H. Josef
(jalan Matraman Raya
no. 129, Jatinegara)
Rencana pembangunan gedung dimulai pada 8
April 1923, dengan nilai bangunan 70.000 gulden.
Maka pada 9 September 1923 dilaksanakan
peletakkan batu pertama, sedangkan pembangunan
fisik memakan waktu 7 bulan. Pada waktu itu
tender dimenangkan oleh Algemeen Ingenieurs
Architecten Bureau (Biro AIA). Arsitek ditangani
oleh Ir Frans Johan Lauwrens Ghijsels (1882-
1947). 
1926
Fasad tanpa Bentuk bangunan
ornamen persegi panjang
dekorasi dan dengan bentuk
simetris menonjol
dibagian kanan
dan kiri

Atap utama Pintu masuk


bangunan utama terletak
adalah perisai ditengah-tengah
bertumpuk bangunan.
dengan jurai
pada kedua
sisinya.

Kantor Pusat Geo Tampak muka bangunan memberikan


Wehry & Co. Jln. Kurir kesantegas dengan garis-garis vertikal yang
Jakarta lama. menghubungkan jendela-jendela pada lantai
Gaya Art Deco dasar dan lantaisatu
1928
-
1929

Stasiun Kota

Stasiun Jakarta Kota dikenal dengan


nama stasiun Beos. Asal nama Beos
sendiri sering dikaitkan kedalam
dua versi, yang pertama, Beos
kependekan dari Bataviasche Ooster
Spoorweg Maatschapij (Maskapai
Angkutan Kereta Api Batavia
Timur)

Stasiun Kota (1928 – 1929)


Perpaduan antara struktur Denga balutan art deco yang kental,
STASIUN dan teknik modern barat
rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana
meski bercita rasa tinggi. Sesuai dengan

KOTA dipadu dengan bentuk- filosofi Yunani Kuno, kesederhanaan


adalah jalan terpendek menuju kecantikan
bentuk tradisional
setempat.
Semula GPIB Paulus ini dikenal dengan sebutan 1936
Nassaukerk, sesuai dengan nama jalan di mana
GPIB Paulus
gereja tersebut didirikan, yaitu Nassau -
Boulevard, sekarang menjadi Jalan Imam 1942
Bonjol.

Arsitektur
Art Deco

Atap pelana
dengan
kemiringan
piramida

Menara
tinggi dan
ramping

GPIB Paulus ini memiliki denah


menyerupai salib, yang keempat sisinya
adalah sama panjang. Sepintas denahnya
merupakan crosssectional dari dua
persegi panjang yang disatukan
Bukaan pada GPIB Paulus
bagian atas
ruangan

Bentuk langit-langit yang


memberikan kesan vertical di
dalam ruangan
Bukaan pada
bagian bawah
ruangan berupa
kaca patri Menggunakan
atap pelana 45
derajat
1945
-
Hotel Des Indhes 1948

Pada zamanhinida belanda, hotel ini sangat terkenal.


Sebelumnya hotel ini memiliki gaya arsitektur
klasik.Perombakan dan perluasan tersebut, dirancang
dan dibangun oleh AIA. Hotel dijadikan berlantai
duadan sebagian berlantai tiga. Secara keseluruhan
hotel ini berciri dalam arsitektur modern,
tidakmempunyai elemen dekorasi khusus. Ciri ini
dipadukan dengan karakter bangunan tropis
diIndonesia.
Bentuk Pilar tinggi
Simetris dibagian

Ciri rancangan Frans fasad

Johan Louwrens
Ghijsels Berpola Jendela
garis-garis besar dan
Ghijsels menonjolkan gaya Art Deco pada tinggi
setiap desainnya dan dipadukan dengan
unsur arsitektur lokal. Berdasarkan uraian
diatas, maka dapat disimpulkan ciri dari
desain rancangan Ghijsels adalah: Elemen
geometris
Pintu masuk dan
dibagian sederhana
depan pada bagian
dinding
OUR TEAM
Aulia Afif Santoso
Safitri Ika Putri

Siti Badiah Purnamawati


Nur Aisyah Ratmini

Anda mungkin juga menyukai