Anda di halaman 1dari 10

Arsitektur Cina di

Indonesia
Pristi Rahayuningsusanti I0218061
Masuknya Arsitektur Cina di
Indonesia
Bangsa Tionghoa yang mulai masuk ke negara
Indonesia pada abad ke-7. Pada abad ke-11, mereka
mulai tinggal di wilayah Indonesia, terutama di pesisir
timur Sumatra dan Kalimantan Barat.
Pada abad ke-14, warga Tionghoa mulai
bermigrasi ke Pulau Jawa, terutama disepanjang pantai
utara Jawa.
Pecinan yang terdapat di kota – kota pedalaman
Pulau Jawa mulai berkembang pesat pada abad ke 19,
pada jaman penjajahan Belanda. Tujuan pemerintah
Belanda mengembangkan kawasan Pecinan ini adalah
untuk memperluas jalur distribusi hasil bumi.
Pecinan di Singkawang Pecinan di Semarang
(https://ein-institute.org/melancong-
(https://travel.tribunnews.com/201
ke-pecinan-semarang-mengalami-
8/02/06/5-destinasi-wisata-di-
bukan-menonton/)
singkawang-untuk-dikunjungi-
menjelang-perayaan-imlek-
sempatkan-ke-pusat-kota)

Pecinan di
Surabaya
(https://wahyudiari.wor
dpress.com/2013/12/2
1/kya-kya-surabaya/)

Pecinan di Tanjung Pinang Pecinan di Jakarta


(http://www.timur- (http://www.thecolourofindonesia.co
angin.com/2015/11/from-tanjung-pinang- m/2016/02/9-daerah-pecinan-terbaik-
with-love.html) indonesia.html)
Ciri Khas Arsitektur Cina di
Indonesia
Menurut David G. Khol (1984:22), dalam bukunya
“Chinese Architecture in The Straits Settlements and
Western Malaya”, ciri-ciri dari arsitektur orang Tionghoa
yang ada terutama di Asia Tenggara adalah sebagai
berikut :
• Courtyard
• Penekanan pada bentuk atap yang khas.
• Elemen-elemen structural yang terbuka (yang kadang-
kadang disertai dengan ornamen ragam hias)
• Penggunaan warna yang khas.
Gedung Candra Naya (Rumah
Mayor Tionghoa Khouw Kim An)
Lokasi gedung Candra
Naya
Jl. Gajah Mada No.188, RT.3/RW.5,
Glodok, Kec. Taman Sari, Kota
Jakarta Barat, Daerah Khusus (https://www.lamudi.co.id/green-central-city-
lokasi-di-kota-jakarta-barat-sudah-ready-albert-
Ibukota Jakarta 11120 tenadi-976882-32.html)
Countryard
Gedung yang berlantai dua setelah
direkonstruksi karena adanya
pembangunan Apartemen Green Central
City di ubah menjadi kawasan Countryard
yaitu area terbuka ditengah tengah
bangunan canda naya.
Penekanan Pada Bentuk Atap
yang Khas
Atap bangunan pada
candra naya mengusung
bentuk atap arsitektur
cina, yaitu berbentuk
pelana dengan sudut
kemirringan yang cukup
tinggi serta pada setiap
ujung atap terdapat
bentuk yang melengkung
yang disebut dengan nama
“ngang shan”.
Elemen-elemen structural
yang terbuka (yang kadang-kadang
disertai dengan ornamen ragam hias)
Dieksposnya struktur
atap pada interior
design gedung candra
naya, selain itu struktur
atap juga diberi
ornament hiasan corak
khas Indonesia dan
diakulturasikan dengan
budaya cina yaitu
penggunaan warna
kuning (emas) dan
terdapat beberapa
hiasan berbentuk naga
(hewan suci).
Penggunaan warna yang khas.
Penggunaan warna
emas (kesucian) pada
ornamen bangunan
menunjukan ciri khas
arsitektur cina.
Warna emas pada
ornamen semakin
menonjol karena
penggunan warna
dasar bangunan yaitu
putih dan hitam.

Anda mungkin juga menyukai