PAKEPUNG 1790
Penggagalan Upaya Penerapan Syariat Islam
di Keraton Surakarta oleh Belanda dan Sekutunya
K. Subroto
Laporan Khusus
Edisi 14 / Oktober 2016
ABOUT US
Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari Lembaga Kajian Syamina (LKS). LKS merupakan sebuah lembaga
kajian independen yang bekerja dalam rangka membantu masyarakat untuk mencegah segala bentuk
kezaliman. Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan dan dapat diakses oleh semua
elemen masyarakat. Laporan yang terbit sejak tahun 2013 ini merupakan salah satu dari sekian banyak media
yang mengajak segenap elemen umat untuk bekerja mencegah kezaliman. Media ini berusaha untuk menjadi
corong kebenaran yang ditujukan kepada segenap lapisan dan tokoh masyarakat agar sadar realitas dan
peduli terhadap hajat akan keadilan. Isinya mengemukakan
gagasan ilmiah dan menitikberatkan pada metode analisis dengan uraian yang lugas dan tujuan yang legal.
Pandangan yang tertuang dalam laporan ini merupakan pendapat yang diekspresikan oleh masing-masing
penulis.
2
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
3
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
4
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
PAKEPUNG 1790
Penggagalan Upaya Penerapan Syariat Islam
di Keraton Surakarta oleh Belanda dan Sekutunya
S
ejarah Kerajaan tidak terbatas dan segala
Mataram pada masa keputusannya tidak dapat
lampau banyak ditentang karena dianggap
diwarnai oleh sengketa kehendak dari Tuhan.2
di antara para pangeran, Posisi raja yang
lebih-lebih jika menyangkut sedemikian penting dan
persoalan suksesi. Walaupun “menguntungkan” membuat
raja yang sedang memerintah setiap raja berusaha
telah menyiapkan calon dengan sekuat tenaga
penggantinya, tetapi sesudah untuk mempertahankan
raja mangkat, pergantian kedaulatannya. Sering
tahta sering berlangsung terjadi perang saudara di
secara tidak mulus. antara keluarga kerajaan
Banyak faktor yang sendiri. Saat itulah VOC
menyebabkan terjadinya tampil seolah-olah
peristiwa di balik pergantian Gb. Sunan Paku Buwono IV 1
menjadi penengah. Melalui
takhta tersebut. Namun, perjanjian-perjanjian yang
faktor yang sangat menonjol adalah konsep difasilitasi oleh VOC, konflik antarkeluarga kerajaan
kekuasaan dalam pemikiran kebudayaan Jawa. ini tampak mulai reda. Namun, di balik itu mulai
Konsep kekuasaan yang berdasarkan Wahyu muncul pihak-pihak yang mulai memanfaatkan
Cakraningrat atau Wahyu Keraton masih berakar situasi tersebut untuk mencari keuntungan pribadi,
kuat dalam memilih calon yang dapat menjadi termasuk VOC sendiri.
pengganti raja. Perjanjian Giyanti menandai babak baru dalam
Di kalangan masyarakat tradisional Jawa, perjalanan sejarah Dinasti Mataram. Wafatnya
kekuasaan itu berkaitan dengan turunnya wahyu Pakubuwana II, dilanjutkan dengan pengangkatan
sehingga raja merupakan pengejawantahan dari putra mahkota menjadi Pakubuwana III, ternyata
Tuhan, sebagaimana disinyalir oleh Dr. Purwadi memunculkan persoalan baru di kalangan istana.
(2003). Akibatnya raja memiliki kekuasaan Hal ini dikarenakan sebelum upacara penobatan
putra mahkota menjadi Pakubuwana III, pengikut
Pangeran Mangkubumi telah mengangkat
5
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
6
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
7
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
8
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
merangkul Kasultanan Yogyakarta dan melepaskan mempertahankan pulau Jawa agar tidak dikuasai
diri dari tekanan pemerintah kolonial. Inggris.15
Politik untuk menyatukan Mataram yang Untuk menjalankan pemerintahan di Indonesia
jaya dan berwibawa sudah menjadi cita- diangkatlah Gubenur Jenderal Daendels. Daendels
cita Pakubuwana III dan mulai dirintis oleh tiba di Indonesia pada tanggal 1 Januari 1808.
Pakubuwana IV. Namun, belum terlihat hasilnya, Kemudian Daendels mengadakan banyak tindakan.
walaupun pada masa Pakubuwana IV Belanda Salah satu tindakan Daendels yang terkenal adalah
sangat lemah. Meski demikian, pihak Mataram juga dalam bidang sosial ekonomi. Beberapa tindakan
belum bisa mengumpulkan kekuatan yang cukup itu antara lain sebagai berikut.
untuk melawan Belanda, apalagi mengusirnya dari zz Meningkatkan usaha pemasukan uang
Tanah Jawa. dengan cara pemungutan pajak.
Pada Pemerintahan Pakubuwana IV (1788- zz Meningkatkan penanaman tanaman yang
1820) di pusat pemerintahan kolonial terjadi hasilnya laku di pasaran dunia.
peristiwa politik yang signifikan dan berpengaruh
zz Rakyat masih diharuskan melaksanakan
ke Surakarta. Bubarnya VOC (1799), Pemerintahan
penyerahan wajib hasil pertaniannya.
Republik Bataaf (1799-1808), Pemerintahan Hindia
Belanda (1808-1811), pendudukan tentara Inggris zz Penjualan tanah-tanah kepada pihak
(1811-1816), dan kembali kepada Pemerintahan swasta.
Kolonial Belanda.14 zz Membangun Jalan Anyer (Jawa Barat)–
Panarukan (Jawa Timur).
2. Bangkrutnya VOC, Berkuasanya Pemerintah Belanda
Tindakan Daendels yang dikenal dengan
dan Kedatangan Inggris
kerja paksa telah menyebabkan kesengsaraan
Kejayaan VOC ternyata tidak bertahan lama. rakyat. Kesewenang-wenangan Daendels dan
Dalam perkembangannya VOC mengalami masalah penderitaan rakyat itu telah menimbulkan protes
yang besar, yakni kebangkrutan. Kebangkrutan dan perlawanan rakyat.
VOC ini terutama terjadi karena para pegawainya
Di Mataram Daendels membuat aturan baru
banyak yang korupsi. Waktu itu VOC sudah sangat
dalam penyambutan residen di Surakarta dan
merosot, kas kosong, utang menumpuk, dan
Yogyakarta. Residen di kedua kerajaan harus diberi
tidak mampu lagi menciptakan pengawasan dan
penghormatan sebagai wakil dari kekuasaan yang
keamanan atas wilayah Indonesia sehingga pada
tertinggi dan sejajar dengan raja sehingga kedua
tanggal 31 Desember 1799 VOC dibubarkan.
raja menjadi raja bawahan pemerintah kolonial.
Sementara itu di Belanda terjadi perubahan. Aturan itu ditentang oleh Sultan Hamengkubuwana
Pemerintah Raja Williem V digulingkan kaum II. Tindakan ini menyebabkan sultan dipaksa turun
republik yang didukung oleh Prancis. Hal ini tahta oleh Dandeles dengan ekspedisi militer.
membuat Belanda menjadi negara jajahan Prancis.
Pada tahun 1812 Inggris merebut Jawa dari
Akibatnya, Kerajaan Belanda diubah menjadi
tangan Pemerintah Belanda. Dalam Kondisi
Republik Bataaf. Pemerintahan baru ini kemudian
seperti itu Raja Surakarta dan Yogyakarta
yang membubarkan VOC pd tgl 31 Desember 1799.
berusaha memulihkan kekuasaannya seperti
Setelah kejadian itu Louis Napoleon Bonaparte—
semula. Di Yogyakarta Sultan Hamengkubuwana
yang berkuasa di Belanda sebagai wakil Prancis—
II berhasil naik tahta lagi setelah diturunkan
menunjuk Herman Williem Daendels (orang
pada masa Daendels. Sultan Hamengkubuwana
Belanda pro-Prancis) untuk memerintah Hindia
II dan Pakubuwana IV Surakarta bersama-sama
Belanda (Indonesia) dengan tugas utama
15 ---, Cross-Colonial Cooperation In Nineteenth-Century Java:
14 Soeprijadi, Reorganisasi Tanah Serta Keresahan Petani dan Examining The Sepoy Conspiracy of 1815 in A World History
Bangsawan di Surakarta (1911–1940), Yogyakarta: Tesis Program Context, The Middle Ground Journal, Number 6, Spring, 2013, hlm.
Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, 1996, hlm. 9. 8.
9
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
berperang melawan Inggris. Tetapi, perlawanan Pakubuwana III yang agak patuh kepada VOC,
berhasil dipatahkan Inggris yang kemudian penerus tahta Kasunanan Surakarta berikutnya,
menyerbu Yogyakarta dan memaksa Sultan turun yakni Sri Susuhunan Pakubuwana IV (1788-1820),
tahta kembali serta mengasingkannya. Peristiwa adalah sosok raja yang membenci penjajah dan
ini berhasil memaksa Sunan dan Sultan yang baru penuh cita-cita serta keberanian.19
untuk menandatangani perjanjian baru pada Sunan Pakubuwana IV dalam pandangan
tanggal 1 Agustus 1812, yang antara lain berisi masyarakat Surakarta tidak saja dikenal sebagai
penyerahan Kedu, sebagian Semarang, Rembang, pujangga yang mumpuni, tetapi juga dipercaya
dan Surabaya kepada Inggris.17 sebagai raja dan ulama yang taat menjalankan
ajaran agama Islam. Ketaatan dalam menjalankan
Biografi dan Tulisan Karya Pakubuwana IV agama Islam, seperti tidak meninggalkan shalat
Nama kecil Pakubuwana IV adalah Bendara lima waktu, shalat Jumat dan mengharamkan
Raden Mas Sambadya. Ia lahir dari permaisuri minuman keras dan candu sudah terlihat sejak
Sunan Pakubuwana III yang bernama Gusti Ratu muda dan masih berstatus sebagai putra mahkota.
Kencana (Rara Beruk), pada hari Kamis Wage, 18 Pakubuwana IV dikenal sebagai raja Surakarta
Rabiul Akhir 1694 Saka atau 2 September 1768. Putra yang paling religius dalam mengamalkan ajaran
Sampeyan Dalem Hingkang Sinuhun Pakubuwana Islam dalam kehidupan pribadi maupun kerajaan.
III nomer 17 ini memegang pemerintahan selama Kegemarannya menimba ilmu agama dari kiai
32 tahun (1788-1820). Wafat pada hari Senin dan guru agama menjadikan dirinya memiliki
Pahing, 25 Besar 1747 Saka atau 2 Oktober 1820.18 pengetahuan dan pemahaman yang luas tentang
Sri Susuhunan Pakubuwana IV, yang lebih agama Islam. Keluasan pengetahuan Islam yang
dikenal dengan sebutan Sunan Bagus, mewarisi dimiliki oleh raja Surakarta ini dapat dilihat dari
darah kaprabon dan kapujanggan ramandanya. serat-serat piwulang karyanya, seperti Serat
Ia mendapat gelar demikian karena memang Wulang Reh, Wulang Dalem, dan Wulang Brata
memiliki wajah yang tampan. Dalam usia 20 Sunu. Sebagian besar isi Serat Piwulung Sunan
tahun, Sunan Bagus naik tahta menggantikan Pakubuwana IV menerangkan ajaran Islam. Tidak
ayahandanya, Pakubuwana III. Berbeda dengan jarang dalam serat karyanya tersebut ia mengutip
langsung ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits demi
16 Dari: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f7/
Java_Great_Post_Road.svg/1000px-Java_Great_Post_Road.svg.png memperkuat nasihat yang disampaikannya.
17 Mawarti Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah
Nasional Indonesia IV, Cetakan IV, Jakarta: Penerbit Balai Pustaka,
2010, hlm. 57–58.
18 Andi Harsono, S.TP., M.Pn., Tafsir Ajaran Serat Wulangreh, 19 Purwadi, Membaca Sasmita Jaman Edan Sosiologi Mistik R. Ng.
Yogyakarta: Puri Pustaka, 2005, hlm. 9. Ronggowarsito, Jogjakarta: Persada, 2003, hlm. 69.
10
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
11
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
12
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
selama kurang lebih 33 tahun. Sri Pakubuwana IV pembuangan bagi tokoh-tokoh perjuangan yang
mempunyai 24 istri dan meninggalkan putra-putri menentang penjajah Kompeni. Salah satu tokoh
yang semuanya berjumlah 56. Kepimpinannya perjuangan yang dibuang ke Cape Town adalah
digantikan putranya yang bergelar Pakubuwana Syekh Yusuf Al-Makassari, seorang ulama besar
V yang lahir dari permaisuri Raden Ayu Handoyo, sekaligus guru Tarekat Naqsyabandiyah.33
putri Bupati Pamekasan Adipati Cakraningrat. Dalam Babad Pakepung disebutkan bahwa
Karya-karya Sri Pakubuwana IV hingga sekarang Pakubuwana IV juga mengangkat empat kiai dan
masih menyebar dan berakar kuat di lingkungan santri—Kiai Wiradigda, Panengah, Bahman, dan
kebudayaan Jawa.31 Nur Saleh—sebagai Abdi Dalem Kinasih (abdi
dalem terpercaya).34 Sumber lain menyebutkan,
Pengaruh Ulama di Sekitar Raja para Abdi Dalem Ngulama itu berjumlah enam
Sunan Pakubuwana IV terkenal sebagai orang, yaitu R. Santri, R. Panengah, R. Wiradigda,
raja yang taat menjalankan ajaran agama dan R. Kanduruhan, Kiai Balkan, dan Kiai Nur Saleh.35
mempunyai hubungan yang akrab dengan santri, Pada saat itu, di daerah Surakarta masih
kiai, dan haji. Keakraban hubungan dengan kiai penuh adat istiadat Hindu dan aliran-aliran
dan haji menjadikan kolonial selalu menyoroti dan animisme. Penyebaran Islam lebih banyak
mengawasi raja Surakarta ini. Ketika Gubernur menghadapi kendala adat istiadat Jawa-Hindu.
Thomas S. Reffles akan mengunjungi Keraton Sunan Pakubuwana IV pun mendatangkan para
Kasunanan pada tahun 1812, Residen Surakarta ulama di Surakarta. Di antara para ulama tersebut
membuat daftar ulama dan haji di Surakarta yang ialah Kiai Jamsari yang datang dari Banyumas,
diduga mempunyai hubungan yang dekat dengan dan bertempat tinggal di sebelah barat daya dari
Sunan. Dari pendataan ini tercatat 51 ulama dan Keraton Surakarta. Ia mendirikan sebuah masjid
24 haji yang perlu mendapatkan perhatian karena dan surau-surau serta mengajarkan Islam kepada
dekatnya hubungan dengan Sunan.32 masyarakat umum, para bangsawan, dan pejabat-
Kiai Imam Syuhodo Apil Quran (1745-1843) dari pejabat Istana. Ajaran-ajaran Islam dapat diterima
Pesantren Wonorejo, Bekonang, Surakarta adalah dengan baik, berkembang merata di seluruh
salah seorang ulama yang dipercaya sebagai salah Surakarta dan sekitarnya.
satu guru ngaji (agama) Sunan Pakubuwana IV. Ia Kampung kediaman Kiai Jamsari dikenal
adalah seorang kiai yang menuntut ilmu dari satu dengan nama Kampung Jamsaren hingga sekarang.
pesantren ke pesantren lainnya. Bahkan, pada saat Kemaksiatan-kemaksiatan dan kejahatan di
Kiai Imam Syuhodo akan mendirikan pesantren, Surakarta semakin berkurang dan akhirnya Kota
ia mendapat bantuan dari Sunan Pakubuwana IV Surakarta menjadi sejahtera dan aman. Demikian
yang berupa umpak (penyangga tiang), soko (tiang), seterusnya hingga Kiai Jamsari wafat, kemudian
mustaka (kubah), mimbar, dan lampu katrol. diganti dan diteruskan oleh putranya Kiai Jamsari
Ketika masih berstatus putra mahkota, II.36
sikap keagamaan Sunan Pakubuwana IV banyak Hubungan Pakubuwana IV dengan Yasadipura
dipengaruhi oleh Wiryakusuma, seorang guru I juga mengalami gangguan karena ia tidak setuju
agama yang anti-Kompeni. Wiryakusuma adalah
putra R.M. Kreta yang dilahirkan dan dibesarkan 33 Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsabandiyah di Indonesia,
di Cape Town, yang pada masa itu menjadi tempat Bandung: Penerbit Mizan, 1992, hlm. 34–42.
34 “Serat Babad Pakepung”, alih aksara: Sri Sulistyowati, Museum
Sanapustaka Keraton Surakarta, No. 74 ca-KS# 60 – Reel 101 #2
dalam Babad Pakepung: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan
31 Widayati, Karya-Karya Sastra Klasik Jawa yang Menyandang Resepsi, Yogyakarta: Tesis Program Pascasarjana, Universitas
Pendidikan Jender yang Masih Hidup di Masyarakat: Relevansinya Gadjah Mada, 1990.
dengan Pendidikan di Tingkat Pendidikan Dasar, Laporan Penelitian 35 Dwi Ratna Nurhajarini, Sejarah Kerajaan Tradisional Surakarta,
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Surabaya: Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1999, hlm.
Lembaga Penelitian, Universitas Negeri Surabaya, 2001, hlm. 3. 133.
32 Lihat: Surat Residen Surakarta Kolonel Adams kepada Raffles 36 Ali Darokah, 1983, Riwayat Berdirinya Pondok Pesantren Jamsaren
tertanggal 17 Juni 1812 dalam Bendel Surakarta No. 28. Solo, Solo: C.V. Ramadhani, hlm. 2.
13
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
37 S. Margana, Pujangga Jawa dan Bayang-bayang Kolonial, Yogyakarta: 40 T. Roorda, Wetten de Nawala Pradata, de Angger
Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 208.
38 Dr. Th.W. Juynball, “Handleiding tot de kennis van de
Sadasa, de Angger Ageng, de Angger Gunung, de
Mohammedaansche wet” dalam Mr. R. Tresna, Peradilan di Angger Aru Biru, Amsterdam: Muler, 1844, hlm. 64.
Indonesia dari Abad ke Abad, Jakarta: Pradnya Paramita, 1978, hlm. Lihat: Sugiarti, Op. Cit., hlm. 53.
17. 41 Kusniatun, Dinamika Keraton dalam Pengembangan Budaya Islam
39 Serat Perjanjian Dalem Nata, Surakarta: Radya Pustaka, 1940, hlm. dan Kebudayaan Jawa, Makalah Suplemen Seminar Nasional “
19. Lihat: Sugiarti, Pengadilan Surambi Pasca Palihan Nagari, Op. Peran Keraton dalam Pengembangan Islam”, Surakarta: Universitas
Cit., hlm. 52. Muhammadiyah Surakarta, 2007, hlm. 14.
14
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
Selain harus ada masjid dan pesantren hanya berwenang mengadili perkara yang berasal
sebagai tempat ibadah, pengajian kitab juga dari kerabat Sunan.43
harus diselenggarakan. Pimpinan pesantren Pada masa Pakubuwana IV (1788-1820)
diserahkan kepada pengelola masjid dan mereka pengadilan Surambi menjadi pengadilan tertinggi
mendapatkan gelar sesuai dengan kedudukannya. dan menjadi bandingan dari pengadilan Pradata.
Seorang penghulu mendapatkan gelar Kiai Sepuh, Pada masa Pakubuwana IV juga didirikan dua
atau Kanjeng Kiai untuk para pembantunya, atau pengadilan bagi kerabat Raja yang bersalah, yaitu
tingkatan di bawahnya mendapat gelar Kiai Anom. Balemangu dan Kadipaten Anom. Perkembangan
Banyak tradisi lama yang diganti oleh tradisi selanjutnya pada tahun 1847 sistem kolonial
baru. Sunan Pakubuwana IV banyak dipengaruhi masuk dalam tatanan peradilan di Kasunanan yang
para ulama yang membantu Sunan. Beberapa mengakibatkan pengadilan Surambi pada masa
perubahan yang dilakukan antara lain: Pakubuwana VII (1830-1858) hanya mengurusi
zz pakaian prajurit bergaya Belanda diganti masalah keluarga.44
dengan pakaian Jawa; Menurut Rouffaer, pengadilan Surambi pada
zz setiap hari Jumat Sunan selalu melakukan masa pemerintahan Sunan Pakubuwana IV (1788-
shalat Jumat di Masjid Besar; 1820) diperluas lagi menjadi pengadilan tertinggi
yang menangani perkara-perkara rajapati dan
zz setiap hari Sabtu diadakan latihan
rajatatu, di samping perkara-perkara perkawinan
Watangan atau perang-perangan;
dan warisan, sebagaimana tampak dalam kutipan
zz semua abdi dalem yang menghadap raja berikut ini:
diwajibkan berpakaian santri;
“…Ananing wong apadu salaki-rabi, kaya
zz Abdi dalem yang dinilai tidak patuh talak, waris, wasiat, mas kawin, nifkah
terhadap syariat agama digeser dan dipecat sapepadhane, lan rajapati miwah tatu,
serta mengangkat adiknya dengan nama ingkang sepi saka sabab, iya Si Pengulu
“Mangkubumi” dan “Buminata”.42 ngukumana, sarta ajakena pepeka, lan
Kebijakan politik Sunan pada waktu itu ajakena mamanising ruruba, miwah
memang banyak dipengaruhi oleh ajaran Islam, anglalawas padu, iku ingsun wangeni
termasuk ketika Sunan Pakubuwana IV menuntut lawas-lawase ing telung sasi,….45
kepada Kompeni agar semua penghulu yang ada di Hal itu juga tampak dari gelar yang dipakai oleh
Yogyakarta, Semarang, dan daerah Pasisiran tunduk ketua pengadilan Surambi sejak tahun 1785 sampai
dan mengikuti kebijakan penghulu Surakarta. 1903 adalah Kanjeng Kyai Mas Pengulu Tafsir Anom
Adiningrat.46
Pengadilan Agama (Surambi) Menjadi Pengadilan Karena pengadilan Surambi merupakan
Tertinggi
pengadilan agama, tempat pelaksanaan
Semenjak tahun 1715 pengadilan formal di persidangannya pun masih di lingkup tempat
Kasunanan Surakarta adalah (1) pengadilan Bale ibadah, yaitu di serambi (bagian depan) Masjid
Mangu, (2) pengadilan Pradata, dan (3) pengadilan Agung. Hari persidangan pengadilan Surambi
Surambi. Adapun pengadilan khusus yang dilaksanakan pada hari Senin dan Kamis.
mengadili perkara-perkara dari golongan tertentu
adalah pengadilan Kadipaten Anom. Pengadilan ini 43 Rajiman, Sejarah Mataram Kartasura sampai Surakarta Hadiningrat,
Krida: Surakarta, 1984, hlm. 180.
44 Riyanto, Hukum dan Peradilan di Praja Kejawen, Surakarta: Fakultas
Sastra, Universitas Sebelas Maret, 1996, hlm. 20.
45 T. Roorda, Serat Angger Nawala Padata, Op. Cit., pasal 2. Lihat:
Sugiarti, Op. Cit., hlm. 102.
46 G.P. Rouffaer, ”Vorstenlanden” dalam Adatrechsbundel Vol.
42 Dwi Ratna Nurhajarini dan Tugas Triwahyono, Sejarah Kerajaan XXXIV Seri D No. 81. Terjemahan: Muh. Husodo Pringgokusumo,
Tradisional Surakarta. Jakarta: C.V. Ilham Bangun Karya, 1999, hlm. Surakarta: Rekso Pustaka, 1931, hlm. 86. Lihat: Sugiarti, Op. Cit.,
133. hlm. 92.
15
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
16
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
17
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
Peristiwa Pakepung terjadi pada tahun 1790 Istana Yogyakarta merasa cemas dengan
ketika Sunan Pakubuwana IV baru dua tahun langkah Sunan. Ini karena ada rumor yang
dinobatkan sebagai raja Surakarta. Peristiwa ini mengisyaratkan bahwa Sunan merencanakan
mempunyai latar belakang keagamaan. Adanya perang untuk menyatukan kembali Mataram, yang
latar belakang semangat keagamaan yang akan mendelegitimasi Yogyakarta. Rumor pun
kuat dari peristiwa ini menyebabkan banyak mulai tersebar dan terdengar oleh Mangkunegara
penulis menyebutnya sebagai peristiwa gerakan I, yang juga mulai khawatir dengan masa depan
keagamaan. H.J. de Graaf, misalnya, menyebut kekuasaannya bila rumor itu benar. Tokoh-tokoh
peristiwa Pakepung memiliki beberapa kesamaan 59 Babad Pakepung: Suntingan Teks, Analisis Struktur,
dengan gerakan Wahabiyah di Arab.58 dan Resepsi, Tesis, Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada, 1990; Serat Babad Pakepung, alih aksara
oleh Sri Sulistyowati, Museum Sanapustaka Keraton
56 Ibid. Surakarta, No. 74 ca-KS# 60 – Reel 101 #2.
57 Pawarti Surakarta 1939, hlm. 90. Lihat juga: Zarkasji Abdul Salam, 60 Edy S. Wirabhumi, Pemberdayaan Hukum Otonomi Daerah dan
Pengadilan Surambi di Yogyakarta: Studi Historis tentang Peradilan Potensi Wilayah: Studi tentang Kemungkinan Terbentuknya Provinsi
Agama di Indonesia di Yogyakarta Tahun 1755–1882, Proyek Surakarta, Disertasi Program Doktor Ilmu Hukum, Semarang:
Perguruan Tinggi Agama, Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1999. Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, 2007, hlm. 90.
58 H.J. de Graaf, Geschiedenis van Indonesie, s-Gravenhage-Bandung: 61 Purwadi, Sistem Pemerintahan Jawa Klasik, Medan: Pujakesuma,
W. van Hope, 1949, hlm. 279. hlm. 409.
18
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
senior yang tersisih juga merasa cemas dengan Para pangeran dan para pejabat senior istana
nasibnya di kemudian hari. Mereka kemudian mendesak Pakubuwana IV supaya menyingkirkan
mengajak VOC untuk melawan Pakubuwana IV para penasihatnya (Abdi Dalem Kinasih) serta
secara militer. membuang rencana-rencara mereka. Isu-isu yang
Pihak Belanda merasa terkejut dan mulai dilontarkan tidak pernah terbukti. Kenyataannya
terpengaruh, ketika pada bulan Juli 1789 ada tidak ada langkah-langkah militer Pakubuwana IV
desas-desus bahwa Pakubuwana IV dan para sebagaimana yang dikhawatirkan.64
penasihatnya merencanakan pembunuhan besar- Sunan Pakubuwana IV—yang melihat kuatnya
besaran terhadap orang-orang kafir Eropa di Jawa. pengepungan terhadap keratonnya—merasa
VOC mulai panik karena khawatir ada pengkhianat bingung. Akhirnya, atas bujukan Kiai Yasadipura
yang telah menyusup ke bentengnya. Pada I, Sunan bersedia menyerahkan para Abdi Dalem
bulan September 1789 residen VOC di Surakarta Kinasih. Dengan ditangkap dan dibuangnya orang-
menghadiri pertemuan rahasia di dalam Keraton orang kepercayaan Sunan tersebut, pengepungan
dengan memakai pakaian Jawa. terhadap Keraton Surakarta dihentikan.
Akhirnya para penentang Pakubuwana Keempat Abdi Dalem Kinasih adalah ulama
IV dapat meyakinkan VOC bahwa diperlukan yang dikenal anti dengan pemerintah kolonial
langkah-langkah militer untuk menghentikan Belanda. Mereka juga berhasil menanamkan ajaran
rencana-rencana Pakubuwana IV. Bahaya Islam di kalangan penguasa dan pejabat tinggi
yang mungkin timbul dari rencana-rencana Kasunanan Surakarta. Banyak kebijakan-kebijakan
Pakubuwana IV dipandang akan sangat dahsyat Raja yang didasarkan ajaran mereka dan ini
oleh Hamengkubuwana I dan Mangkunegara I dianggap sebagai ancaman bagi kolonial Belanda.
sehingga untuk pertama kalinya selama hampir 40 Sampai-sampai di dalam Babad Mangkubumi
tahun mereka bertindak bersama.62 dijelaskan doktrin-doktrin mereka adalah sihir yang
Berbagai kebijakan Sunan di Surakarta ini menyeleweng dari hukum-hukum Rasul. Namun,
menimbulkan kekhawatiran pihak Kompeni. tudingan ini dibantah oleh Sunan Pakubuwana IV;
Kompeni pun mengirim utusan yang dipimpin bahwa tidak benar ajaran mereka itu jahat karena
langsung oleh Gubernur dan Direktur Java’s Noord- mereka mengikuti sepenuhnya kitab Al-Qur’an.
en Ooskust yang berpusat di Semarang, yaitu Pemerintah Kolonial bersikeras untuk
Jan Greeve.63 Dari tanggal 16 September hingga menangkap mereka. Melalui Pangeran Purbaya,
6 Oktober 1790 Jan Greeve berada di Surakarta. Mangkubumi, Buminata, dan Ngabehi, pada
Tuntutannya satu, yakni Sunan harus menyerahkan tanggal 26 November 1790 keempat abdi kinasih
keempat orang abdi dalem kepercayaannya karena tersebut dibawa ke benteng Belanda. Pembelaan
mereka inilah yang dianggap sebagai biang keladi yang dilakukan oleh Sunan Pakubuwana IV tidak
berbagai kebijakan itu. sia-sia sehingga keempat abdi kinasih tersebut
Pada bulan November 1790 musuh-musuh tidak sampai dihukum mati.65
Pakubuwana IV mulai mengepung istana. Beberapa
ribu pasukan Yogyakarta dan Mangkunegaran
mengambil posisi di sekitar Keraton Surakarta.
VOC mengirim beberapa ratus serdadu Madura,
Bugis, Melayu, dan Eropa ke bentengnya yang
ada di dalam kota dan dekat dengan istana.
19
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
20
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
21
Laporan Khusus SYAMINA Edisi 14 / Oktober 2016
22