LANDASAN TEORI
7
8
Gambar 4. Futsal
Sumber : Google.com/images. Akses Tanggal 23 Maret
9
b) Bola Basket
Ukuran lapangan basket standar nasional :
- Panjang 28,5 m.
- Lebar 15 m.
Ukuran lapangan basket standar internasional :
- Panjang 26 m.
- Lebar 14 m.
Terdapat 1 buah lingkaran di tengah lapangan dan 2 setengah lingkaran di
tiap zona free throw yang memiliki jari-jari 1,80 meter.
Papan pantul :
- Papan pantul bagian luar :
Panjang 1,80 m.
Lebar 1,20 m.
- Papan pantul bagian dalam :
Panjang 0,59 m.
Lebar 0,45 m.
- Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah 2,75 m.
Sementara jarak papan pantul bagian bawah sampai ke ring basket
adalah 0,30 m. Ring basket memiliki panjang yaitu 0,40 m, sedangkan
jarak tiang penyangga sampai ke garis akhir adalah 1 m.
- Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1,80 m
dengan ukuran lebar garis yaitu 0,05 m. Panjang garis akhir lingkaran
daerah serang yaitu 6 m, sedangkan panjang garis tembakan hukuman
yaitu 3,60 m.
Gambar 6. Basketball
Sumber : Google.com/images Akses Tanggal 23 Maret
c) Bulutangkis
Ukuran lapangan partai tunggal (1 peman) :
- Panjang 11,88 m.
- Lebar 5,18 m.
- Luas 61,6 m.
- Tinggi tiang net 1,55 m.
- Tinggi atas net 1,52 m.
- Jarak net ke garis servis 1,98 m.
- Jarak garis servis ke sisi lapangan luar 3,96 m.
Ukuran lapangan partai ganda (2 pemain) :
- Panjang 13,40 m.
- Lebar 6,10 m.
- Luas 81,4 m.
- Tinggi tiang net 1,55 m.
- Tinggi atas net 1,52 m.
- Jarak net ke garis servis 1,98 m.
- Jarak garis servis ke sisi lapangan luar 4,72 m.
11
Gambar 8. Bulutangkis
Sumber : Google.com/images. Akses Tanggal 23 Maret
d) Voli
Ukuran lapangan voli :
- Lapangan voli pada umumnya berbentuk persegi panjang dimana
memiliki :
Panjang 18 m.
Lebar 9 m.
Ukuran garis batas lapangan voli :
12
- Untuk semua garis batas lapangan garis tengah serta garis daerah
serang adalah 3 m.
- Garis batas sendiri memberikan tanda batas menggunakan tali kayu cat
atau kapur dan kertas yang mana lebarnya tidak lebih dari 5 cm.
Ukuran lapangan voli masing-masing tim :
- Lapangan permainan voli tersebut dibagi menjadi 2 bagian yang mana
luasnya adalah 9m x 9 m.
Ukuran daerah servis voli :
- Daerah servis merupakan sebuah area seluas 9 m di belakang setiap
garis akhir dimana garis tersebut dibatasi oleh dua buah garis pendek
dengan panjang 15 cm yang dibuat 20 cm di belakang garis akhir
sebagai kepanjangan dari garis samping.
Ukuran net Dalam Permainan Bola Voli :
- Untuk jaringan atau net dalam permainan bola voli ukurannya tidak
boleh lebih dari 9,50 m dengan lebar 1 m dimana mata jaring atau
petak petak berukuran 10 x 10 cm.
- Untuk tinggi net putra setinggi 2,43 meter sedangkan untuk putri
setinggi 2,24 meter pada tepian atas jaring atau net terdapat sebuah pita
putih selebar 5 cm.
Angin adalah udara yang bergerak. Udara bergerak dari tempat bertekanan
tinggi ke tempat bertekanan rendah. Karena itu perletakan bukaan dinding / lubang
angin juga harus diperhatikan fungsinya.
Jika fungsinya untuk mengalirkan udara panas dari dalam ruangan keluar,
maka lubang angin diletakkan di bagian tertinggi. Misalnya lubang berkipas angin di
plafon kamar mandi (exhaust fan). Lubang angin demikian, efektif untuk
mengalirkan udara panas akibat penggunaan air panas untuk mandi. Selain bukaan
pada dinding, perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di bawah atap. Dengan
demikian suhu udara di dalam ruangan menjadi lebih rendah.
- Jendela nako dapat menghasilkan sirkulasi udara yang optimal. Bilah-bilah
pada jendela dapat diubah posisinya sehingga aliran udara dapat diarahkan
sesuai keinginan. Pada saat kecepatan angin tinggi jendela nako dapat menjadi
penahan angin sehingga kecepatan angin yang masuk dapat berkurang.
- Selain bukaan pada dinding, penghawaan alami dapat ditambah dengan cara
membuat daun pintu yang tidak masif. Daun pintu dibuat dengan desain semi
terbuka, bagian atasnya berbentuk jeruji yang ditutup dengan kawat nyamuk.
Dengan demikian, dalam keadaan pintu tertutup dan terkunci pun aliran angin
tetap masuk ke dalam ruangan. Apabila diperlukan lebih banyak privasi, cukup
ditambahkan gorden, dan aliran udara tetap masuk.
- Bukaan pada sofi-sofi mengalirkan udara dari ruang atap keluar.
- Ventilasi pada plafon di dapur mengalirkan udara panas ruangan ke ruang di
bawah atap.
- Lubang angin untuk mengalirkan udara panas dari ruangan keluar.
Untuk memaksimalkan potensi angin untuk penghawaan, perlu adanya aliran
udara di dalam bangunan. Untuk itu diperlukan bukaan yang lebih dari satu buah
dalam satu ruangan dengan posisi yang berhadapan agar tercipta ventilasi silang
(cross ventilation).
Penghawaan Alami untuk Daerak Tropis
Iklim Tropis Indonesia :
- Suhu antara 28-38 C musim kemarau, 25-29 C musim hujan. Bukaan lebar
diperlukan untuk sirkulasi udara (panas, kotor, lembab ke luar) dalam ruang.
Jika kanan kiri belakang bangunan terhalang bangunan tetangga, bisa
digunakan menara angin, tekanan udara panas akan tertarik keluar dari menara
ini digantikan udara segar. Sebaiknya bhangunan memiliki beranda beratap
15
yang cukup lebar sebagai penahan, penyaring udara panas antara ruang luar
dan ruang dalam, selain sebagai penegas pintu masuk dan tempat penerima
tamu. Sebaiknya di sekeliling bangunan ditanami pepohonan, perdu dan semak
untuk menyaring udara, debu, dan polusi.
- Kelembaban udara 40-70 % di musim panas, 80-100 % di musim hujan.
- Curah hujan mencapai 3000 mm/tahun (tinggi). Atap bersudut besar 35 atau
lebih / kemiringan curam adalah solusinya, agar air hujan cepat mengalir ke
bawah.
- Kecepatan angin 5 m/detik (lemah). Makin lembab makin lemah anginnya.
- Di iklim tropis lembab mampu beradaptasi pada suhu antara 24-30 C, merasa
kurang nyaman di ruangan bersuhu di atas 28 C.
- Sinar matahari menyinari alam tropis / khatulistiwa sekitar 12 jam perharinya.
Pergerakan Angin Dalam Bangunan:
Sistem cross ventilation atau ventilasi silang adalah sistem penghawaan
ruangan yang ideal dengan cara memasukkan udara ke dalam ruangan melalui
bukaan penangkap angin dan mengalirkannya ke luar ruangan melalui bukaan yang
lain. Sistem ini bertujuan agar selalu terjadi pertukaran udara di dalam ruangan
sehingga tetap nyaman bagi penghuninya.
Udara di dalam ruangan harus selalu diganti oleh udara segar karena udara di
dalam ruangan ini banyak mengandung CO2 (karbondioksida) hasil aktivitas
penghuni ruangan seperti bernapas, merokok, menyalakan lilin, memasak dan
sebagainya. Sementara itu udara bersih yang dimasukkan ke dalam ruangan adalah
udara yang banyak mengandung O2 (oksigen).
Dalam sistem cross ventilation ini dikenal dua macam bukaan, sebagai berikut:
Inlet, merupakan bukaan yang menghadap ke arah datangnya angin sehingga
berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam ruangan.
Outlet, merupakan bukaan lain di dalam ruangan yang berfungsi untuk
mengeluarkan udara.
16
Bukaan yang dimaksud di atas dapat berupa lubang angin, kisi-kisi, jendela
yang bias dibuka, pintu yang senantiasa terbuka, atau pintu tertutup yang bisa
mengalirkan udara (misalnya pintu kasa atau pintu berjalusi).
Agar ruangan dapat teraliri udara secara optimal maka perletakan bukaan harus
disesuaikan dengan arah datangnya angin. Perletakan / posisi bukaan inlet dan outlet
dalam sistem cross ventilation dapat dibedakan menjadi dua jenis, sebagai berikut :
Posisi diagonal (cross). Bukaan inlet dan outlet diletakkan dengan posisi ini
apabila angin datang secara tegak lurus (perpendicular) ke arah bukan inlet.
Posisi berhadapan langsung. Bukaan inlet dan outlet diletakkan pada posisi ini
mana kala angin datang bersudut / tidak tegak lurus (obligue) ke arah bukaan
inlet.
Namun ada kalanya perletakan bukaan ini tidak dapat disusun seperti teknik di
atas. Hal ini mungkin terjadi karena bidang yang mengarah ke luar tidak saling
berhadapan. Disamping itu, sebab lain yang mungkin timbul adalah faktor
keterbatasan lahan sehingga ruang tersebut hanya memiliki satu bidang saja yang
menghadap ke arah luar bangunan. Pada kondisi-kondisi semacam ini, cross
ventilation tetap dapat dilakukan yaitu dengan menambahkan sirip-sirip vertikal di
tepi bukaan sebagai pengarah udara untuk masuk atau keluar ruangan. Sirip-sirip
vertikal ini bisa terbuat dari batu bata, kayu, maupun beton.
Dimensi atau kecepatan aliran udara dari bukaan inlet dan outlet juga harus
diperhatikan. Jika bukaan inlet memiliki dimensi atau kecepatan aliran udara lebih
kecil daripada bukaan outlet maka kecepatan aliran udara di dalam ruangan akan
meningkat 30% dari kecepatan udara di luar ruang. Namun, jika bukaan inlet
memiliki dimensi atau kecepatan aliran udara lebih besar daripada bukaan outlet
19
maka kecepatan aliran udara di dalam ruang akan turun 30% dari kecepatan di luar
ruangan.
Dari kedua tipe dia atas, pemilihan dimensi bukaan inlet yang lebih kecil dari
bukaan outlet atau memakai dimensi yang sama besar namun dengan model yang
berbeda (kemampuan alir udara berbeda) lebih direkomendasikan.
Gambar 17. Tiga Komponen Cahaya Langit Yang Sampai Pada Suatu Titik Di Bidang Kerja
Sumber : SNI Pencahayaan. Akses Pada Tanggal 25 Maret
dari cahaya yang masuk ke dalam ruangan akibat refleksi benda-benda di luar
ruangan maupun dari cahaya langit (lihat gambar 17).
Persamaan-persamaan untuk menentukan faktor pencahayaan alami faktor
pencahayaan alami siang hari ditentukan oleh persamaan-persamaan berikut ini :
Keterangan :
L = lebar lubang cahaya efektif.
H = tinggi lubang cahaya efektif.
D = jarak titik ukur ke lubang cahaya.
Keterangan :
(fl)p = faktor langit jika tidak ada penghalang.
Lrata-rata = perbandingan antara luminansi penghalang dengan luminansi rata-rata
langit.
Tkaca = faktor transmisi cahaya dan kaca penutup lubang cahaya, besarnya
tergantung pada jenis kaca yang nilainya dapat diperoleh dari katalog yang
dikeluarkan oleh produsen kaca tersebut.
A = luas seluruh permukaan dalam ruangan.
R = faktor refleksi rata-rata seluruh permukaan.
W = luas lubang cahaya.
Rcw = faktor refleksi rata-rata dari langit-langit dan dinding bagian atas dimulai dari
bidang yang melalui tengah-tengah lubang cahaya, tidak termasuk dinding dimana
lubang cahaya terletak.
C = konstanta yang besarnya tergantung dari sudut penghalang.
Rfw = faktor refleksi rata-rata lantai dan dinding bagian bawah dimulai dari bidang
yang melalui tengah-tengah lubang cahaya, tidak termasuk dinding dimana lubang
cahaya terletak.
22
Langit Perancangan
a) Dalam ketentuan ini sebagai terang langit diambil kekuatan terangnya
langit yang dinyatakan dalam lux.
b) Karena keadaan langit menunjukkan variabilitas yang besar, maka syarat-
syarat yang harus dipenuhi oleh keadaan langit untuk dipilih dan ditetapkan
sebagai Langit Perancangan adalah :
1) bahwa langit yang demikian sering dijumpai.
2) memberikan tingkat pencahayaan pada bidang datar di lapangan
terbuka, dengan nilai dekat minimum, sedemikian rendahnya hingga
frekuensi kegagalan untuk mencapai nilai tingkat pencahayaan ini
cukup rendah.
3) nilai tingkat pencahayaan tersebut dalam butir (2) pasal ini tidak boleh
terlampau rendah sehingga persyaratan tekno konstruktif menjadi
terlampau tinggi.
c) Sebagai Langit Perancangan ditetapkan:
1) langit biru tanpa awan atau
2) langit yang seluruhnya tertutup awan abu-abu putih.
d) Langit Perancangan ini memberikan tingkat pencahayaan pada titik-titik di
bidang datar di lapangan terbuka sebesar 10.000 lux. Untuk perhitungan
diambil ketentuan bahwa tingkat pencahayaan ini asalnya dari langit yang
keadaannya dimana-mana merata terangnya (uniform luminance
distribution).
Faktor Langit
Faktor langit (fl) suatu titik pada suatu bidang di dalam suatu ruangan adalah
angka perbandingan tingkat pencahayaan langsung dari langit di titik tersebut dengan
tingkat pencahayaan oleh Terang Langit pada bidang datar di lapangan terbuka.
Pengukuran kedua tingkat pencahayaan tersebut dilakukan dalam keadaan
sebagai-berikut:
a) Dilakukan pada saat yang sama.
b) Keadaan langit adalah keadaan Langit Perancangan dengan distribusi
terang yang merata di mana-mana.
4) Semua jendela atau lubang cahaya diperhitungkan seolah-olah tidak ditutup
dengan kaca.
23
Suatu titik pada suatu bidang tidak hanya menerima cahaya langsung dari
langit tetapi juga cahaya langit yang direfleksikan oleh permukaan di luar dan di
dalam ruangan.
Perbandingan antara tingkat pencahayaan yang berasal dari cahaya langit baik
yang langsung maupun karena refleksi, terhadap tingkat pencahayaan pada bidang
datar di lapangan terbuka disebut faktor pencahayaan alami siang hari. Dengan
demikian faktor langit adalah selalu lebih kecil dari faktor pencahayaan alami siang
hari. Pemilihan faktor langit sebagai angka karakteristik untuk digunakan sebagai
ukuran keadaan pencahayaan alami siang hari adalah untuk memudahkan
perhitungan oleh karena fl merupakan komponen yang terbesar pada titik ukur,
sehingga dapat menjadi acuan.
Indeks Kesilauan
Silau terjadi diakibatkan oleh masuknya cahaya matahari langsung atau adanya
pantulan dari benda-benda reflektif. Faktor-faktor yang mempengaruhi silau adalah
luminansi sumber cahaya, posisi sumber cahaya terhadap penglihatan pengamat dan
adanya kontras pada permukaan bidang kerja. Nilai Indeks Kesilauan maksimum
yang direkomendasikan untuk berbagai tugas visual diberikan pada Tabel 1. Nilai
Indeks Kesilauan dapat dihitung dengan rumus-rumus yang ada pada CIBSE
Publication TM 10. (CIBSE = Chartered Institution of Building Services
Engineering)
Dari survey beberapa GOR yang memiliki desain yang hampir serupa,
memiliki ukuran ruang dalam yang hampir serupa pula. Didalamnya terdapat
lapangan multifungsi untuk 4 jenis cabang olahraga yaitu Basket, Futsal, Voli dan
Bulutangkis serta ada ruangan lain untuk cabang olahraga lainnya seperti beladiri,
27
atletik dan sebagainya. Bangku penontonpun di sediakan dengan kapasitas lebih dari
200 penonton dan dimensi bangunan berkisar 50 x 55 m.
Akses masuk ke dalam lapangan juga harus melalui ruang yang biasanya
digunakan untuk briefing, penjualan tiket, ataupun hal lainnya dan ruang tersebut
juga berhubungan langsung dengan akses masuk utama pada bangunan. Sirkulasi
akses keluar masuk (pintu) pada gambar ditunjukkan oleh tanda panah.
28
Pada titik A, B, D, G cahaya silau dari arah barat pada kisaran jam 15.00
17.00 dan juga membuat titik tersebut lebih panas. Titik C, F, H, I cahaya silau dari
arah timur dari jam 10.00 14.00. Sedangkan titik E yang berada di tengah lapangan
mendapat cahaya matahari langsung dari jam 07.00 17.00. Hal ini seharusnya bisa
menjadi sumber penerangan alami ke dalam ruang GOR dari pagi hingga sore hari
agar tidak mengganggu visual manusia yang berada didalam nya sehingga tidak perlu
lampu sebagai gantinya.
Analisa indeks besaran cahaya juga dilakukan pada titik-titik tertentu didalam
ruang, menganalisa berapa besaran cahaya jika tidak menggunakan lampu dan
menggunakan lampu pada siang hari dan sore hari jam 12.00 dan 16.00 waktu
setempat.
30
Dari hasil yang didapatkan terlihat perbedaan besaran cahaya alami yang
masuk pada siang hari dari jam 12.00 16.00 sangat minim, jika ruangan tidak
menggunakan lampu dan digunakan untuk memulai aktivitas kondisi akan tidak
memungkinkan untuk penglihatan visual yang baik pada akhirnya digunakan cahaya
buatan (lampu) yang menggunakan energi berlebih.
Bukaan jendela seharusnya menjadi jalur utama sirkulasi udara alami terhadap
ruang dalam GOR, sebagian menggunakan jendela hidup dan sebagian lagi
menggunakan jendela mati, hal ini juga dibutuhkan oleh olahragawan karena penting
bagi mereka untuk medapatkan oksigen yang cukup ketika olahraga tetapi
dikarenakan bukaan jendela tersebut menjadi sumber silau dari sinar matahari
terhadap ruang dalam maka jendela tersebut ditutup dan tidak berfungsi sebagai jalur
sirkulasi udara alami sehingga sirkulasi udara menjadi tidak optimal dan masuknya
melewati pintu yang dibuka.
Data eksisting :
Kelembaban didalam GOR pada jam 12.00-16.00 berkisar antara 56,5 %RH
57,4 %RH
Suhu pada jam 12.00-16.00 berkisar antara 31C (88F) 32C (89F)
Kecepatan angin pada jam 12.00-16.00 hanya 1 m/s -2 m/s
Kesimpulan yang didapat dari hasil survey GOR adalah kondisi ruang dalam
GOR terbilang tidak cukup baik bagi para olahragawan dan orang-orang yang berada
didalamnya. Ketika bermain pada siang hari sinar matahari langsung masuk ke dalam
GOR membuat silau yang mengganggu aktivitas yang sedang terjadi didalamnya
(mengganggu kondisi visual) sehingga bukaan jendela yang ada harus di tutup dan
akhirnya menggunakan lampu (cahaya buatan) pada siang hari hal ini berakibat juga
pada sirkulasi udara yang masuk ke dalam GOR, kecepatan angin sangat rendah
sehingga GOR menjadi panas dan pengap dan beberapa GOR mengatasinya dengan
menggunakan AC (penghawaan buatan).
GOR
GROGOL
OTISTA
BULUNGAN
RAWAMANGUN
TELKOM
SOEMANTRI
NB :
Kondisi Termal yang disebutkan adalah jika tidak menggunakan penghawaan
buatan, maksud dari nyaman atau tidaknya tersebut adalah bagaimana kondisi
didalam masing-masing bangunan, pengap dan kurangnya sirkulasi udara ke
dalam bangunan.
Konidisi Visual yang disebutkan adalah jika tidak menggunakan pencahayaan
buatan pada siang hari, maksud dari nyaman attau tidaknya tersebut adalah
bagaimana kondisi didalam masing-masing bangunan, bagaimana tingkat silau
dan cahaya tersebut mengganggu aktivitas didalam bangunan.
Jika masing-masing GOR menggunakan cahaya buatan (lampu) itu sudah
sangat cukup untuk membuat kenyamanan visual bagi pemain maupun
penonton.
kemampuan untuk
beradaptasi dengan
lingkungan internal dan
eksternal.Dengan penelitian
awal difokuskan pada
pengembangan desain, bahan,
sistem serta bahasa desain
parametrik untuk prototipe
menurunkan kelembaban.
Sumber : E-journal
45
46