Anda di halaman 1dari 24

Versi revisi (20190923)

Pedoman Tata Ruang pada Pengurangan Risiko Bencana

Kelompok Lampiran IV: Peraturan Khusus Mengacu pada


Tingkat Bahaya untuk Setiap Tipe Bencana

80
Draft_12 December 2018
The Guidelines of Spatial Plan Based on Disaster Risk Reduction

Lampiran 22 Peraturan Umum untuk Semua Tipe Bahaya


(1) Peraturan Umum untuk Tata Guna Lahan dan Bangunan
Peraturan Tambahan Tata Guna Lahan Persyaratan Tambahan untuk Struktur
Tingkat Bahaya Intensitas Pemanfaatan Ruang terkait PRB
terkait upaya PRB 1 Bangunan terkait upaya PRB 2
ZRB 1  Tidak ada peraturan tambahan  Tidak ada peraturan khusus  Tidak ada persyaratan tambahan
ZRB 2  Tidak ada peraturan tambahan  Level maksimum KDB dan KLH yang  Tidak ada persyaratan tambahan untuk
diizinkan harus lebih rendah daripada struktur bangunan di ZRB2, kecuali
ZRB1 untuk semua kategori zonasi tata untuk Tsunami. Namun, disarankan
guna lahan3. untuk menggunakan persyaratan
tambahan struktur bangunan seperti
pada area ZRB3.
ZRB 3  Pembangunan baru dilarang dan  Level maksimum KDB dan KLH yang  Persyaratan tambahan lain tentang
Rekonstruksi diizinkan untuk Bangunan diizinkan harus lebih rendah daripada struktur bangunan di area ZRB3 harus
dibawah ini: ZRB2 untuk semua kategori zonasi tata diikuti untuk setiap jenis bencana.
 Bangunan Rumah guna lahan6.
 Bangunan dengan ruang tamu dan
kamar tidur (misal: Hotel)
 Bangunan penting4:

1
Semua tata guna lahan dan penggunaan bangunan harus mematuhi Peraturan Zonasi Tata guna Lahan yang ditentukan oleh RTRW dan RDTR. Peraturan tambahan
tata guna lahan dan penggunaan bangunan sesuai tingkat bahaya akan dijelaskan disini untuk masing-masing tipe bencana.
2
Semua bangunan harus mengikuti peraturan Building code Indonesia dan SNI terkait. Bangunan non-engineered harus mengikuti persyaratan utama atau prototip
desain yang dijelaskan dalam Regulasi PUPR No. 5/PRT/M/2016. Persyaratan tambahan untuk struktur bangunan dijelaskan disini untuk masing-masing tipe bencana.
3
Untuk ZRB 2, nilai maksimum KDB (Koefisien Dasar Bangunan) dan KLB (Koefisien Lantai Bangunan) ditetapkan 5-10% lebih rendah dari pada ZRB1.
4
Bangunan Penting termasuk: sekolah, kantor pemadam kebakaran & kantor polisi, bangunan keagamaan, rumah sakit dan fasilitas lain yang diperlukan saat keadaan
darurat termasuk tempat perlindungan terhadap Bencana
6
Untuk ZRB 3, nilai maksimum KDB (Koefisien Dasar Bangunan) dan KLB (Koefisien Lantai Bangunan) ditetapkan 5-10% lebih rendah dari ZRB 2.

81
Versi revisi (20190923)
Pedoman Tata Ruang pada Pengurangan Risiko Bencana

Peraturan Tambahan Tata Guna Lahan Persyaratan Tambahan untuk Struktur


Tingkat Bahaya Intensitas Pemanfaatan Ruang terkait PRB
terkait upaya PRB 1 Bangunan terkait upaya PRB 2
 Untuk fasilitas risiko tinggi5:
Pembangunan baru & rekonstruksi
dilarang.
 Untuk bangunan lain: Pembangunan
baru & rekonstruksi diizinkan.
ZRB 4  Pada prinsipnya, tidak diizinkan untuk  Tidak ada  Tidak ada
pembangunan baru dan rekonstruksi,
baik bangunan maupun struktur non-
bangunan. Ruang Terbuka Hijau dan
monumen diizinkan.
 Pembangunan baru dan rekonstruksi
infrastruktur diizinkan.
 Pembangunan baru dan rekonstruksi
fasilitas pertanian diizinkan dengan
beberapa kondisi tertentu.
 Pembangunan baru struktur non-
bangunan, termasuk untuk kegiatan
ekonomi, seperti fasilitas pembangkit
listrik tenaga surya, diizinkan untuk
mencegah tumbuhnya pemukiman liar
di ZRB4

≪Tujuan dari setiap peraturan≫


1. “Level maksimum KDB dan KLH yang diizinkan harus lebih rendah dari tingkat ZRB dibawahnya.”
 Nilai KDB and KLB akan mengurangi daya tarik tata guna lahan.
2. “Rekonstruksi bangunan rumah dibolehkan untuk ZRB 3.
 Jika rekonstruksi dilarang, masyarakat tidak akan punya pilihan lain selain tetap tinggal di rumah yang rusak karena sebagian besar dari mereka tidak akan
mampu untuk mendapatkan/membeli tanah di luar ZRB 3.
3. “Pembangunan baru untuk bangunan lain diperbolehkan di ZRB 3.

5
Fasilitas berisiko tinggi termasuk tangki pengisian bahan bakar, bangunan dan non-bangunan material yang mudah meledak yang mengandung racun dan limbah
berbahaya

82
Draft_12 December 2018
The Guidelines of Spatial Plan Based on Disaster Risk Reduction

 Jika setiap bangunan baru dilarang, tidak akan ada permintaan penjualan tanah di ZRB 3
 Artinya, orang-orang tidak akan keluar dari ZRB 3 karena orang-orang tidak bisa menjual tanah mereka untuk mendapatkan uang.
 Oleh karena itu, pembangunan baru untuk fungsi bangunan lain seperti kantor, fungsi komersial, gudang dan lainnya harus diperbolehkan untuk mempercepat
pengurangan populasi.

83
Versi revisi (20190923)
Pedoman Tata Ruang pada Pengurangan Risiko Bencana

(2) Upaya Penanggulangan Publik dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB)


≪Izin Konstruksi dan Inspeksi Bangunan sesuai Tingkat Bahaya ≫
 Harus memiliki "Izin Konstruksi" (IMB) untuk semua bangunan termasuk bangunan non-engineered untuk pembangunan baru atau rekonstruksi di area ZRB3..
 Harus dilakukan “Inspeksi Bangunan” (pembangunan baru atau rekonstruksi) semua bangunan di area ZRB3.
 Untuk ZRB 2, implementasi upaya mitigasi struktural dan non-struktural tidak diperlukan.
 Untuk ZRB 3 dan ZRB 4, implementasi upaya mitigasi struktural dan non-struktural mungkin diperlukan tergantung dari tingkat risiko nya.
 Untuk area berisiko tinggi, upaya mitigasi struktural dan non-struktural harus dirancang untuk mengurangi tingkat bahaya.
 Perlu dipertimbangkan untuk melakukan upaya mitigasi struktural dan non-struktural guna mengurangi cakupan area ZRB 4 dan ZRB 3 dan juga risiko bahaya
nya.
 Izin Konstruksi dan Inspeksi Bangunan harus dilakukan secara benar sesuai dengan peraturan yang berlaku dan pengawasan kualitas harus dilakukan oleh
lembaga pengawas yang ditunjuk sesuai dengan Building code Indonesia dan peraturan terkait, dimana metode dan pelaksanaan konstruksi struktural harus
diperiksa sesuai dengan SNI atau aturan konstruksi yang berlaku.

≪Jalur dan Fasilitas Evakuasi≫


 Untuk area ZRB1, rancangan dan persiapan rute & fasilitas evakuasi tidak diperlukan.
 Untuk area ZRB2, rancangan dan persiapan rute & fasilitas evakuasi mungkin diperlukan.
 Untuk area ZRB3, rancangan dan persiapan rute & fasilitas evakuasi diperlukan.
 Untuk area ZRB4, pembangunan infrastruktur umum, seperti jalan dan jembatan, diizinkan jika posisinya memberikan manfaat bagi infrastruktur tersebut. Setiap
desain infrastruktur harus sesuai dengan kode desain yang berlaku dan SNI terkait.

84
Draft_12 December 2018
The Guidelines of Spatial Plan Based on Disaster Risk Reduction

Lampiran 23 Peraturan Khusus tentang Daerah Rawan Bencana Patahan Seismik


(1) Peraturan khusus untuk tata guna lahan dan bangunan sesuai tingkat bahaya untuk daerah Patahan seismik
Peraturan Tambahan tentang Tata Guna
Tingkat Bahaya Intensitas Pemanfaatan Ruang Persyaratan Tambahan untuk Struktur Bangunan terkait
Lahan terkait tingkat bahaya pada upaya
Patahan Seismik terkait PRB tingkat bahaya pada upaya PRB
PRB
ZRB 1  Sesuai peraturan tambahan ZRB 1  Sesuai intensitas  Sesuai tambahan persyaratan struktur bangunan ZRB 1
pada Tabel Peraturan umum pemanfaatan ZRB 1 pada pada Tabel Peraturan Umum (Lampiran 22)
(Lampiran 22) Tabel Peraturan Umum
(Lampiran 22)
ZRB 2  Sesuai peraturan tambahan ZRB 2  Sesuai intensitas  Sesuai tambahan persyaratan struktur bangunan ZRB 2
pada Tabel Peraturan umum pemanfaatan ZRB 2 pada pada Tabel Peraturan Umum (Lampiran 22)
(Lampiran 22) Tabel Peraturan Umum
(Lampiran 22)
ZRB 3  Sesuai peraturan tambahan ZRB 3  Sesuai intensitas  Untuk bangunan engineered, nilai kapasitas geser
pada Tabel Peraturan umum pemanfaatan ZRB 3 pada (shear capacity) bangunan harus diperiksa sesuai
(Lampiran 22) Tabel Peraturan Umum dengan persamaan di bawah, dengan asumsi bahwa
(Lampiran 22) garis patahan berada tepat dibawah dan melewati titik
tengah bangunan:
𝑄 > 𝜏 (𝐿√𝐻2 + 𝐵2 − 𝐻)
dimana:
Q = kapasitas geser (per meter) dari struktur bangunan
di sepanjang garis patahan (tf/m);
τ = kapasitas geser tanah setempat (tf/m2).
B = jarak (kedalaman) minimal dari asumsi garis
patahan (dibawah bangunan) hingga ke bangunan (m)
L = panjang bangunan di sepanjang arah patahan (m).
H = ketebalan deposit lapisan tanah di atas batuan
dasar (base rock) (m).

 Untuk bangunan non-engineered, konstruksi dengan


fondasi rakit (mat slab) pada reinforced concrete (beton
bertulang) dengan ketebalan yang sesuai, yang sifatnya

85
Versi revisi (20190923)
Pedoman Tata Ruang pada Pengurangan Risiko Bencana

Peraturan Tambahan tentang Tata Guna


Tingkat Bahaya Intensitas Pemanfaatan Ruang Persyaratan Tambahan untuk Struktur Bangunan terkait
Lahan terkait tingkat bahaya pada upaya
Patahan Seismik terkait PRB tingkat bahaya pada upaya PRB
PRB
kaku, tahan beban gempa dan pergerakan seismik
dengan persyaratan minimal sebagai berikut:
 Mat slab harus berupa satu kesatuan utuh dan tidak
terpisah-pisah.
 Tebal harus ≥ 12cm
 Diameter batang baja bertulang harus ≥ 10 mm
 Baja tulangan harus dikaitkan dua arah (penguatan
silang) dan dengan jarak per 30 cm.
(Lihat panduan untuk Desain Struktur pada sesi terakhir)
ZRB 4  Sesuai peraturan tambahan ZRB 4  Sesuai intensitas  Tidak ada
pada Tabel Peraturan umum pemanfaatan ZRB 4 pada
(Lampiran 22) Tabel Peraturan Umum
(Lampiran 22)

≪Tujuan dari setiap peraturan ≫


1. “Untuk bangunan engineered, nilai Kapasitas Geser suatu struktur harus diperiksa berdasarkan persamaan yang ditampilkan, dengan asumsi bahwa garis patahan
berada tepat dibawah bangunan dan melewati bagian tengah bangunan.”
 Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai Kapasitas Geser suatu struktur bangunan harus lebih besar (lebih kuat) dari pada Kapasitas Geser kondisi tanah
setempat.
2. “Untuk bangunan Non-engineered harus dibangun dengan fondasi rakit dengan Reinforced Concrete (RC Mat slab foundation) yang kaku, dan tahan terhadap
beban sesimik dan gerakan”
 Parameter – parameter diatas diatur untuk sementara dengan mengacu pada Building code di Jepang. Kode ini yang tidak secara spesifik terkait dengan
Patahan Seismik, tapi karena gerakan yang disebabkan oleh gempa bumi.

(2) Upaya Penanggulangan Publik dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB) untuk Bencana Patahan Seismik
≪Tindakan Mitigasi ≫
 Struktur bangunan harus didesain dengan Building code Indonesia dan SNI terkait, serta berdasarkan faktor nilai PGA.

86
Draft_12 December 2018
The Guidelines of Spatial Plan Based on Disaster Risk Reduction

Lampiran 24 Peraturan Khusus untuk daerah Bahaya Bencana Tsunami


Peraturan khusus untuk tata guna lahan dan tata guna bangunan sesuai tingkat bahaya Tsunami
Peraturan Tambahan tentang Tata Guna
Tingkat Bahaya Intensitas Pemanfaatan Ruang terkait Persyaratan Tambahan untuk Struktur Bangunan terkait
Lahan terkait tingkat bahaya pada upaya
Bencana Tsunami PRB tingkat bahaya pada upaya PRB
PRB
ZRB 1  Sesuai peraturan tambahan ZRB 1  Sesuai intensitas pemanfaatan  Sesuai tambahan persyaratan struktur bangunan
pada Tabel Peraturan umum ZRB 1 pada Tabel Peraturan ZRB 1 pada Tabel Peraturan Umum (Lampiran
(Lampiran 22) Umum (Lampiran 22) 22)
ZRB 2  Sesuai peraturan tambahan ZRB 2  Sesuai intensitas pemanfaatan  Lantai dasar semua bangunan yang akan dibangun
pada Tabel Peraturan umum ZRB 2 pada Tabel Peraturan atau direkonstruksi harus lebih tinggi 70 cm dari
(Lampiran 22) Umum (Lampiran 22) jalan terdekat atau tanah di sekitarnya, dengan
cara meninggikan fondasi dan/atau dengan urukan
tanah. Hal ini tidak diperlukan jika lantai dasar
digunakan hanya untuk durasi singkat (mis.
Parkir).
ZRB 3  Sesuai peraturan tambahan ZRB 3  Sesuai intensitas pemanfaatan  Semua bangunan yang akan dibangun atau
pada Tabel Peraturan umum ZRB 3 pada Tabel Peraturan direkonstruksi harus diperkuat dengan struktur
(Lampiran 22) Umum (Lampiran 22) beton bertulang atau struktur rangka baja (struktur
kayu, struktur beton tidak bertulang atau struktur
pasangan bata, tidak diizinkan).
 Semua bangunan yang akan dibangun atau
direkonstruksi harus memiliki ≥ 2 lantai (pada
rumah atau penginapan, dilarang menggunakan
lantai pertama (tinggi <3m).
 Semua bangunan yang akan dibangun atau yang
direkonstruksi harus memenuhi persyaratan untuk
beban Tsunami yang didefinisikan dalam RSNI3
1727:2018
 Membangun hutan pantai, saluran pembuangan,
slope,gundukan dinding (mound) dan/atau bahu
jalan (berm) yang dirancang khusus untuk

87
Versi revisi (20190923)
Pedoman Tata Ruang pada Pengurangan Risiko Bencana

Peraturan Tambahan tentang Tata Guna


Tingkat Bahaya Intensitas Pemanfaatan Ruang terkait Persyaratan Tambahan untuk Struktur Bangunan terkait
Lahan terkait tingkat bahaya pada upaya
Bencana Tsunami PRB tingkat bahaya pada upaya PRB
PRB
mengurangi kecepatan dan menahan puing-puing
yang dibawa oleh gelombang laut.
 Semua bangunan diwajibkan untuk menyiapkan
rute dan tempat evakuasi vertikal.
ZRB 4  Pembangunan baru dan  Sesuai intensitas pemanfaatan  Tidak ada
rekonstruksi bangunan berfungsi ZRB 4 pada Tabel Peraturan
lain, seperti untuk mendukung Umum (Lampiran 22)
kegiatan mata pencaharian
masyarakat contoh perikanan dan
penggaraman, sifatnya diizinkan.

≪Tujuan dari setiap peraturan ≫


1. “Semua bangunan yang akan dibangun atau direkonstruksi harus diperkuat dengan struktur beton bertulang atau struktur rangka baja”
 Ini diperlukan untuk menahan energi dari Tsunami.
2. “Semua bangunan yang akan dibangun dan direkonstruksi harus memiliki minimal 2 lantai (penggunaan lantai 1 dengan kedalaman genangan <3m untuk rumah
atau penginapan sifatnya dilarang)”
 Ruang tidur perlu dinaikkan sekitar 3 meter untuk mencegah orang – orang yang sedang tidur terkena Tsunami.
3. “Lantai dasar semua bangunan yang akan dibangun atau direkonstruksi harus lebih tinggi dari 70 cm dari jalan terdekat atau tanah di sekitarnya, dengan cara
meninggikan fondasi dan/atau dengan urukan tanah.”
 Perlu menaikkan tinggi lantai dasar hingga lebih dari 70 cm karena maksimal ketinggian inundasi akan sama dengan ZRB 2. (maksimal ketinggian genangan
ZRB 2 adalah1 m, dan ZRB1 adalah 30 cm).
Upaya Penanggulangan Publik dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB) untuk Bencana Tsunami.
≪Sistem Peringatan Dini untuk Tsunami≫
 Perlu membangun sistem peringatan dini Tsunami.

≪Tindakan Mitigasi≫
 Upaya mitigasi struktural untuk mengurangi energi Tsunami seperti dibawah ini:
 Pengembangan vegetasi pantai (baik bakau maupun tanaman pesisir yang bisa hidup di sekitar pantai)
 Pembangunan jalan yang ditinggikan atau tanggul sepanjang garis pantai yang terkait.

88
Draft_12 December 2018
The Guidelines of Spatial Plan Based on Disaster Risk Reduction

 Kombinasi terbaik upaya penanggulangan diatas pada setiap wilayah harus diperiksa dari berbagai sudut pandang, seperti efek kuantitatif untuk mengurangi
energi Tsunami, ketersediaan lahan, waktu, dana, dampak lingkungan dan lainnya.
 Prioritas diberikan untuk tanaman lokal yang sudah teruji ketahanan dan kesesuaiannya dengan kondisi daerah pantai setempat.

Lampiran 25 Peraturan Khusus untuk Daerah Bahaya Bencana Nalodo


(1) Peraturan khusus untuk tata guna lahan dan tata guna bangunan sesuai tingkat bahaya Nalodo
Peraturan Tambahan Tata Guna Lahan Persyaratan Tambahan untuk Struktur
Tingkat Bahaya
terkait tingkat bahaya pada upaya PRB Intensitas Pemanfaatan Ruang terkait PRB Bangunan terkait tingkat bahaya pada upaya
Bencana Nalodo
PRB
ZRB 1  Sesuai peraturan tambahan ZRB 1 pada  Sesuai intensitas pemanfaatan ZRB 1  Sesuai tambahan persyaratan struktur
Tabel Peraturan umum (Lampiran 22) pada Tabel Peraturan Umum bangunan ZRB 1 pada Tabel Peraturan
(Lampiran 22) Umum (Lampiran 22)
ZRB 2  Sesuai peraturan tambahan ZRB 2 pada  Sesuai intensitas pemanfaatan ZRB 2  Sesuai tambahan persyaratan struktur
Tabel Peraturan umum (Lampiran 22) pada Tabel Peraturan Umum bangunan ZRB 2 pada Tabel Peraturan
(Lampiran 22) Umum (Lampiran 22)
ZRB 3  Pihak/orang yg akan meminta izin  Sesuai intensitas pemanfaatan ZRB 3  Setiap unit bangunan harus dilengkapi
pembangunan baru dan rekonstruksi pada Tabel Peraturan Umum dengan sumur air 7 untuk melepaskan
lahan pertanian dan perkebunan atau (Lampiran 22) tekanan air tanah yang berlebihan. Untuk
kolam ikan tawar dan sejenisnya, yang ini dibutuhkan sumur dengan diameter >
menggunakan air dari saluran irigasi 1m dan kedalaman >15m.
harus membuat perjanjian akan setuju  Fondasi bangunan harus berupa fondasi
terhadap tindakan pengurangan air rakit (mat slab) dengan beton bertulang
tanah, apabila tinggi muka air tanah di (RC mat slab structure). Mat Slab harus
area ZRB 3 dan ZRB 4 sudah berupa satu kesatuan utuh dan tidak
melampaui ambang batas tertentu. terpisah-pisah. Meskipun fondasi
menggunakan tiang pancang (pile), dasar
bangunan tetap harus menggunakan RC
mat slab sebagai antisipasi apabila tiang
pancang tidak berfungsi saat terjadi
Nalodo. Dalam satu bangunan tidak

7
“Kedalaman lebih dari 15 m”. Untuk daerah lain, angka ini harus disesuaikan dengan kondisi daerah tersebut. Angka ini didapat hanya dari kasus Palu dan Sigi, di
mana lapisan rawan likuifaksi dan akuifer bertekanan ada di kedalaman sekitar 10 m.

89
Versi revisi (20190923)
Pedoman Tata Ruang pada Pengurangan Risiko Bencana

Peraturan Tambahan Tata Guna Lahan Persyaratan Tambahan untuk Struktur


Tingkat Bahaya
terkait tingkat bahaya pada upaya PRB Intensitas Pemanfaatan Ruang terkait PRB Bangunan terkait tingkat bahaya pada upaya
Bencana Nalodo
PRB
diperbolehkan menggunakan beberapa
jenis rancangan fondasi.
 Untuk bangunan non-engineered,
persyaratan minimum untuk spesifikasi
RC mat slab adalah sebagai berikut:
 Ketebalan slab harus ≥12cm
 Diameter batang baja bertulang
harus ≥ 10 mm
 Baja tulangan harus dikaitkan dua
arah (penguatan silang) dan dengan
jarak per 30 cm.
 Bangunan engineered harus dirancang
sesuai dengan SNI1726 dengan tambahan
faktor keutamaan gempa yang
menggunakan Kategori Risiko satu kelas
diatasnya untuk setiap bangunan8.
 Rasio antara tinggi dan sisi bangunan
(atau kedalaman, mana yang lebih
pendek), harus lebih kecil dari 4.
ZRB 4  Peraturan tambahan sama seperti ZRB 3  Sesuai intensitas pemanfaatan ZRB 4  Tidak Ada
pada Tabel Peraturan Umum
(Lampiran 22)

8
Sebagai contoh, Kategori Risiko untuk Rumah dan Mall sesuai dengan SNI 1726 adalah Kategori II dan Faktor Keutamaan Gempa normalnya adalah 1.0. Untuk Nalodo
ZRB 3, Kategori Risiko III dan Faktor Keutamaan Gempa 1.25 harus digunakan untuk Rumah dan Mall

90
Draft_12 December 2018
The Guidelines of Spatial Plan Based on Disaster Risk Reduction

≪ Tujuan dari setiap peraturan ≫


1. “Pihak/orang yg akan meminta izin pembangunan baru dan rekonstruksi lahan pertanian dan perkebunan atau kolam ikan tawar dan sejenisnya, yang
menggunakan air dari saluran irigasi harus membuat perjanjian akan setuju terhadap tindakan pengurangan air tanah, apabila tinggi muka air tanah di area ZRB 3
dan ZRB 4 sudah melampaui ambang batas tertentu.
 Tingginya muka air tanah merupakan penyebab Nalodo
 Upaya ini diperlukan untuk mencegah risiko naiknya muka air tanah
 Kriteria ketinggian muka air tanah harus ditentukan dengan penilaian teknis dari para ahli, dan harus dimodifikasi sesuai dengan perkembangan penelitian
Nalodo9.
2. “Setiap unit bangunan harus dilengkapi dengan sumur air”
 Sumur dalam disarankan untuk mengeluarkan tekanan air tanah sebelum terjadi gempa bumi, dan untuk melepaskan tekanan air tanah berlebihan sesaat
setelah terjadi gempa bumi.
3. “Untuk satu unit bangunan, tidak boleh menggunakan beberapa jenis fondasi”
 Menggunakan campuran beberapa jenis fondasi (contoh: fondasi umum dan fondasi tiang pancang, atau berbagai tipe tiang pancang) harus dilarang, karena ini
akan menimbulkan masalah saat terjadi gempa besar, seperti adanya perbedaaan kekuatan fondasi. Penggunaan model campuran ini biasa dilarang baik di
Jepang maupun di berbagai negara lainnya.
4. “Persyaratan minimal untuk spesifikasi fondasi RC mat slab harus diatur sebagai berikut:”
 Ditunjukkan gambar spesifik untuk menjelaskan keterangan ini yang mengacu pada Building code di Jepang, yang tidak secara spesifik terkait dengan Nalodo,
tapi karena gerakan yang disebabkan oleh gempa bumi
5. “Bangunan engineered harus dirancang sesuai dengan SNI1726 dengan tambahan faktor keutamaan gempa yang menggunakan Kategori Risiko satu kelas
diatasnya untuk setiap bangunan”
 Tidak hanya fondasi bangunan yang harus tahan terhadap kemungkinan gerakan tanah, tetapi juga struktur atas bangunan. Sehingga, untuk bangunan
engineered harus didesain sesuai SNI 1726 dengan Faktor Keutamaan Gempa dari Kategori Risiko Bangunan yang lebih tinggi satu tingkat diatasnya. Sebagai
contoh, Kategori Risiko dari bangunan Rumah adalah II dan Faktor Keutamaan Gempa nya adalah 1.0 berdasarkan SNI 1726. Untuk Nalodo ZRB 3, Kategori
Risiko III dan Faktor Keutamaan Gempa sebesar 1,25 harus digunakan dalam bangunan rumah tersebut.
6. “Rasio antara tinggi dan sisi bangunan (atau panjang, mana yang lebih pendek), harus lebih kecil dari 4”
 Jika rasio antara tinggi dan sisi bangunan bernilai besar, bangunan akan mengalami momen guling (overturning moment) yang juga besar. Hal ini tidak
membuat stabilitas bangunan kurang efektif, oleh karena itu lebih baik dibatasi pada nilai rasio 4. Nilai rasio ini adalah kriteria yang digunakan di Jepang
untuk memperhitungkan gaya seismik dalam memverifikasi kemungkinan guling. Pembatasan ini bertujuan untuk mengurangi risiko guling, ketika perbedaan
settlement yang tidak merata pada struktur (differential settlement) terjadi.

9
Tingkat (level) tinggi muka air tanah masih belum bisa ditentukan secara pasti mengingat Nalodo yang terjadi di Palu dan Sigi adalah pengalaman pertama di dunia
yang menyebabkan kematian lebih dari 1000 jiwa, dan kondisi tanah sebelum bencana sudah rusak dan tidak bisa diketahui. Butuh penelitian beberapa tahun untuk
mendapatkan kriteria pasti terhadap bencana Nalodo ini. Apabila sudah didapat, kritera tersebut harus digunakan.

91
Versi revisi (20190923)
Pedoman Tata Ruang pada Pengurangan Risiko Bencana

(2) Upaya Penanggulangan Publik dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB) untuk Bencana Nalodo
≪ Pengawasan Tinggi Muka Air Tanah ≫
 Perlu adanya instansi pemerintah yang bertanggung jawab untuk memantau tingkat air tanah di ZRB 3 dan ZRB 4.
 Pihak/orang yg akan meminta izin pengembangan baru dan rekonstruksi lahan pertanian dan perkebunan atau kolam ikan tawar dan sejenisnya, yang
menggunakan air dari saluran irigasi harus membuat perjanjian akan setuju terhadap tindakan pengurangan air tanah apabila tinggi muka air tanah sudah
melewati batas tertentu di area ZRB 3 dan ZRB 4.

≪ Upaya Mitigasi Struktural ≫


 Setelah implementasi upaya mitigasi struktural, tingkat bahaya harusnya berkurang mengingat level muka air tanah juga sudah berkurang.
 Upaya mitigasi struktural untuk Nalodo berikut dirancang untuk mengurangi muka air tanah di ZRB 4 dan ZRB 3.
 Pengeboran “Sumur Arthesis” bertujuan untuk mengurangi kelebihan tekanan air tanah, dan mengurangi tinggi muka air tanah. Sebagai bagian dari
upaya penanggulangan publik, masing-masing anggota masyarakat juga bisa melakukan upaya ini untuk mencegah Nalodo.
 Pembangunan pipa drainase untuk mengalirkan air tanah yang mengarah langsung ke sungai dengan memanfaatkan perbedaan ketinggian area rawan
bencana Nalodo dengan sungai.
 Disamping itu, irigasi skala besar memiliki kemungkinan dapat menaikkan muka air tanah sehingga bisa menaikkan tingkat bahaya menjadi level 3 atau 4.
Oleh sebab itu, irigasi seperti ini diperbolehkan hanya ketika muka air tanah bisa dikontrol dengan ketinggian tertentu.

92
Draft_12 December 2018
The Guidelines of Spatial Plan Based on Disaster Risk Reduction

Lampiran 26 Peraturan Khusus untuk Daerah Bahaya Bencana Banjir


(1) Peraturan khusus untuk tata guna lahan dan tata guna bangunan sesuai tingkat Bahaya Banjir
Peraturan Tambahan Tata Guna Lahan Persyaratan Tambahan untuk Struktur
Tingkat Bahaya
terkait tingkat bahaya pada upaya PRB Intensitas Pemanfaatan Ruang terkait PRB Bangunan terkait tingkat bahaya pada upaya
Bencana Banjir
PRB
ZRB 1  Sesuai peraturan tambahan ZRB 1 pada  Sesuai intensitas pemanfaatan ZRB 1  Sesuai tambahan persyaratan struktur
Tabel Peraturan umum (Lampiran 22) pada Tabel Peraturan Umum (Lampiran bangunan ZRB 1 pada Tabel Peraturan
22) Umum (Lampiran 22)
ZRB 2  Sesuai peraturan tambahan ZRB 2 pada  Sesuai intensitas pemanfaatan ZRB 2  Sesuai tambahan persyaratan struktur
Tabel Peraturan umum (Lampiran 22) pada Tabel Peraturan Umum (Lampiran bangunan ZRB 2 pada Tabel Peraturan
22) Umum (Lampiran 22)
ZRB 3  Sesuai peraturan tambahan ZRB 3 pada  Sesuai intensitas pemanfaatan ZRB 3  Semua bangunan ≥ 2 lantai
Tabel Peraturan umum (Lampiran 22) pada Tabel Peraturan Umum (Lampiran
22)
ZRB 4  Tidak ada area ZRB 4 untuk Banjir  Tidak ada area ZRB 4 untuk Banjir  Tidak ada area ZRB 4 untuk Banjir

≪ Tujuan dari setiap peraturan ≫


1. “Semua bangunan harus memiliki lantai ≥ 2”
 Untuk kasus dimana orang terlambat untuk evakuasi keluar dari bangunan saat terjadi banjir.

(2) Upaya Penanggulangan Publik dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB) untuk Bencana Banjir
≪Sistem Peringatan Dini Banjir≫
 Perlu membangun sistem peringatan dini Banjir.

≪Upaya Mitigasi≫
 Salah satu upaya mitigasi banjir adalah sebagai berikut:
 Pengerukan dasar sungai dan pelebaran sungai untuk meningkatkan kapasitas aliran sungai.
 Pemanfaatan tanah datar di sepanjang sungai, di mana tidak ada kehidupan manusia atau kegiatan ekonomi, sebagai tempat penampungan banjir sementara
atau waduk untuk meningkatkan kapasitas sungai ketika puncak banjir terjadi.
 Pengembangan bendungan konsolidasi di sepanjang saluran sungai untuk menstabilkan dasar sungai dalam rangka menjaga kapasitas aliran sungai.
 Penanaman vegetasi di bagian hulu sungai

93
Versi revisi (20190923)
Pedoman Tata Ruang pada Pengurangan Risiko Bencana

Lampiran 27 Peraturan Khusus untuk Daerah Bahaya Bencana Sedimen


(1) Peraturan Khusus Tata Guna Lahan dan Bangunan sesuai sesuai tingkat bahaya Bencana Sedimen
Tingkat Bahaya Peraturan Tambahan Tata Guna Lahan
Intensitas Pemanfaatan Ruang Persyaratan Tambahan untuk Struktur Bangunan terkait
Bencana Sedimen terkait tingkat bahaya pada upaya PRB
terkait PRB tingkat bahaya pada upaya PRB
(termasuk Longsor)
ZRB 1  Sesuai peraturan tambahan ZRB 1  Sesuai intensitas  Sesuai tambahan persyaratan struktur bangunan ZRB
pada Tabel Peraturan umum pemanfaatan ruang ZRB 1 1 pada Tabel Peraturan Umum (Lampiran 22)
(Lampiran 22) pada Tabel Peraturan
Umum (Lampiran 22)
ZRB 2  Sesuai peraturan tambahan ZRB 2  Sesuai intensitas  Sesuai tambahan persyaratan struktur bangunan ZRB
pada Tabel Peraturan umum pemanfaatan ZRB 2 pada 2 pada Tabel Peraturan Umum (Lampiran 22)
(Lampiran 22) Tabel Peraturan Umum
(Lampiran 22)
ZRB 3  Sesuai peraturan tambahan ZRB 3  Sesuai intensitas  Semua bangunan harus dibangun atau direkonstruksi
pada Tabel Peraturan umum pemanfaatan ZRB 3 pada menggunakan retaining wall dengan konstruksi beton
(Lampiran 22) Tabel Peraturan Umum bertulang (RC), tegak lurus terhadap kemungkinan
(Lampiran 22) arah aliran sedimen untuk mengurangi kekuatan
aliran tersebut. Persyaratan minimal Konstruksi Beton
bertulang dari dinding penahan (retaining wall)
adalah sebagai berikut.
 Ketebalan dinding ≥12 cm dan 1/30 dari tinggi
dinding
 Ukuran minimal batang baja (rebar) harus D10
(Diameter 10 mm)
 Baja tulangan harus dikaitkan dua arah
(penguatan silang) dan dengan jarak per 300
mm.
 Rasio penguatan antara area bagian rebar dengan
seluruh area dinding harus ≥0.25 % pada semua
arah.
 Tidak ada bagian terbuka bangunan yang searah
dengan aliran sedimen. Bangunan dilengkapi pintu

94
Draft_12 December 2018
The Guidelines of Spatial Plan Based on Disaster Risk Reduction

Tingkat Bahaya Peraturan Tambahan Tata Guna Lahan


Intensitas Pemanfaatan Ruang Persyaratan Tambahan untuk Struktur Bangunan terkait
Bencana Sedimen terkait tingkat bahaya pada upaya PRB
terkait PRB tingkat bahaya pada upaya PRB
(termasuk Longsor)
evakuasi darurat dengan arah berlawanan dari aliran
sedimen.
 Pemotongan atau pengurukan (cut or fill) tanah harus
lebih rendah < 5m dan diperkuat dengan dinding
beton bertulang.
(lihat Panduan untuk Desain struktur pada sesi terakhir)
ZRB 4  Sesuai peraturan tambahan ZRB 4  Sesuai intensitas  Tidak ada
pada Tabel Peraturan umum pemanfaatan ZRB 4 pada
(Lampiran 22) Tabel Peraturan Umum
(Lampiran 22)

≪ Tujuan dari setiap peraturan ≫


1. “Semua bangunan harus dibangun dan direkonstruksi dengan dinding penahan struktur beton bertulang yang arahnya tegak lurus dengan arah aliran material
sedimen atau dari arah manapun untuk mengurangi gaya aliran sedimen”
 Parameter–parameter khusus untuk sementara diatur dengan mengacu ke Building code di Jepang yang tidak secara spesifik terkait dengan bahaya sedimen,
tapi karena gerakan yang disebabkan oleh gempa bumi.
2. “Pemotongan atau pengurukan (cut or fill) tanah harus lebih rendah < 5m dan diperkuat dengan dinding beton bertulang”
 Ini untuk mencegah tergelincirnya tanah di mana bangunan akan dibangun.

(2) Upaya Penanggulangan Publik dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB) untuk Bencana Sedimen
≪Sistem Peringatan Dini Bencana Sedimen≫
 Perlu membangun sistem peringatan dini bencana sedimen.

≪Upaya Mitigasi≫
 Upaya mitigasi struktural adalah sebagai berikut:
 Pembangunan Sabo Dam di lokasi hulu yang sesuai.
 Penanaman vegetasi (penghijauan) di bagian hulu DAS
 Perbaikan dasar sungai dan saluran sungai untuk penguatan tanah di sekitar aliran sungai.

95
Versi revisi (20190923)
Pedoman Tata Ruang pada Pengurangan Risiko Bencana

Lampiran 28 Contoh Matriks Sederhana dari Peraturan Tambahan


Level maksimum
Tingkat Peraturan Tambahan tentang Penggunaan
(KDB) dan (KLB) Peraturan Tambahan tentang Struktur Bangunan
Bahaya Lahan
yang diizinkan
ZRB 1
ZRB 2 < Semua bahaya > <Tsunami>
 5% lebih rendah  Lantai dasar semua bangunan yang akan dibangun atau direkonstruksi
dari ZRB 1 harus lebih tinggi 70 cm dari jalan terdekat atau tanah di sekitarnya
ZRB 3 < Semua bahaya > < Semua bahaya > <Patahan>
 Pembangunan baru dilarang dan  5% lebih rendah  Pondasi harus diperkuat untuk dapat menahan Gaya Geser.
Rekonstruksi diizinkan untuk dari ZRB 2
Bangunan dibawah ini: <Tsunami>
 Bangunan Rumah  Bangunan harus memenuhi syarat berikut.
 Bangunan dengan ruang tamu  Diperkuat dengan Beton bertulang
dan kamar tidur (misal: Hotel)  Memiliki ≥ 2 lantai
 Bangunan penting10:  Dilarang menggunakan lantai pertama sebagai tempat tinggal/tidur
 Untuk fasilitas risiko tinggi11:  Memenuhi persyaratan untuk beban Tsunami yang didefinisikan
Pembangunan baru & rekonstruksi dalam RSNI3 1727:2018
dilarang.  Membangun hutan pantai, saluran pembuangan, slope, gundukan
 Untuk bangunan lain: dinding (mound) dan/atau bahu jalan (berm)
Pembangunan baru & rekonstruksi  Rute dan tempat evakuasi vertikal.
diizinkan.
< Nalodo >
< Nalodo >  Bangunan harus memenuhi syarat berikut.
 Pihak/orang yg akan menggunakan  Dilengkapi dengan sumur air
air dari saluran irigasi harus  Fondasi berupa fondasi rakit (mat slab) dengan beton bertulang (RC
membuat perjanjian akan setuju mat slab structure)
terhadap tindakan pengurangan air

10
Bangunan Penting termasuk: sekolah, kantor pemadam kebakaran & kantor polisi, bangunan keagamaan, rumah sakit dan fasilitas lain yang diperlukan saat keadaan
darurat termasuk tempat perlindungan terhadap Bencana
11
Fasilitas berisiko tinggi termasuk tangki pengisian bahan bakar, bangunan dan non-bangunan material yang mudah meledak yang mengandung racun dan limbah
berbahaya

96
Draft_12 December 2018
The Guidelines of Spatial Plan Based on Disaster Risk Reduction

Level maksimum
Tingkat Peraturan Tambahan tentang Penggunaan
(KDB) dan (KLB) Peraturan Tambahan tentang Struktur Bangunan
Bahaya Lahan
yang diizinkan
tanah, sesuai dengan tinggi muka  Untuk bangunan non-engineered, persyaratan minimum untuk
air tanah spesifikasi

((Lihat panduan untuk Desain Struktur pada sesi terakhir)


 Bangunan engineered harus dirancang sesuai dengan SNI1726 dengan
tambahan faktor keutamaan gempa yang menggunakan Kategori Risiko
satu kelas diatasnya untuk setiap bangunan
 Rasio antara tinggi dan sisi bangunan harus lebih kecil dari 4.

< Banjir>
 Semua bangunan harus memiliki ≥ 2 lantai

< Bencana sedimen >


 Bangunan harus dibangun menggunakan retaining wall dengan
konstruksi beton bertulang (RC), tegak lurus terhadap kemungkinan arah
aliran sedimen. Harus memenuhi kondisi berikut ini:
• Ketebalan yang cukup
• Memiliki ukuran dan jarak batang baja (rebar)
 Tidak ada bagian terbuka bangunan yang searah dengan aliran sedimen.
Bangunan dilengkapi pintu evakuasi darurat dengan arah berlawanan
dari aliran sedimen.
 Pemotongan atau pengurukan (cut or fill) tanah harus lebih rendah < 5m
dan diperkuat dengan dinding beton bertulang.
ZRB 4 < Semua bahaya >
 Semua bangunan dilarang.
 Pembangunan baru dan
rekonstruksi infrastruktur diizinkan.
 Pembangunan baru dan
rekonstruksi fasilitas pertanian
diizinkan dengan beberapa kondisi
tertentu.

97
Versi revisi (20190923)
Pedoman Tata Ruang pada Pengurangan Risiko Bencana

Lampiran 29 Ketentuan untuk Desain Struktur Nalodo

1. Persyaratan minimum Fondasi Rakit (mat slab) dengan konstruksi beton


bertulang (RC)
2. Persyaratan minimum Dinding Beton bertulang
3. Persyaratan minimum Fondasi bangunan
4. Peraturan tambahan tentang Beban Gempa terhadap Desain Bangunan
5. Kebutuhan tinggi bangunan

98
Draft_12 December 2018
The Guidelines of Spatial Plan Based on Disaster Risk Reduction

1. Persyaratan minimum Fondasi Rakit (mat slab) dengan konstruksi beton


bertulang (RC)
• Fondasi rakit harus terintegrasi (satu kesatuan) dan sebaiknya tidak terpisah
• Ketebalan dinding ≥12 cm
• Ukuran minimal batang baja (rebar) harus D10 (Diameter 10 mm)
• Baja tulangan harus dikaitkan dua arah (penguatan silang) dan dengan jarak
per 30 cm. OK Tidak Baik

Fondasi rakit dengan beton Fondasi rakit dengan beton


bertulang yang tersambung bertulang yang terpisah
Ukuran batang
baja:
Ф ≥10 mm

Jarak batang baja max.


30 cm
Ketebalan dinding
≥12 cm
Jarak batang baja max. 30 cm

99
Versi revisi (20190923)
Pedoman Tata Ruang pada Pengurangan Risiko Bencana

2. Persyaratan Minimum untuk dinding dengan beton bertulang:


• Ketebalan slab harus ≥12cm dan 1/30 dari tinggi dinding
• Diameter batang baja bertulang harus ≥10 mm
• Baja tulangan harus dikaitkan dua arah (penguatan silang) dan dengan jarak per
300 mm.
• Rasio penguatan (luas penampang batang baja dibagi dengan luas penampang
dinding) harus lebih besar dari 0,25% di setiap arah
Ukuran batang baja:
Minimum D10

Ketebalan A / (p x t) ≥ 0.25% batang baja

Tinggi dinding: H
dinding
minimum 12cm
or H/30

Batang baja (Area


permukaan: A) Jarak batang
baja: p
Jarak
batang baja
max. 30cm
Jarak Ketebalan dinding: t
batang baja
max. 30cm

100
Draft_12 December 2018
The Guidelines of Spatial Plan Based on Disaster Risk Reduction

3. Persyaratan Minimum untuk Fondasi bangunan


Fondasi bangunan harus menggunakan fondasi rakit dengan beton bertulang. Fondasi rakit
harus merupakan satu struktur tersambung dan tidak boleh terpisah. Bahkan jika fondasi tiang
pancang digunakan, bagian bawah bangunan harus berupa struktur fondasi rakit dengan
beton bertulang apabila tiang tidak berfungsi karena Nalodo. Menggunakan campuran
beberapa jenis fondasi harus dilarang pada satu bangunan.
Tidak baik Tidak baik (tidak
(menggunakan jenis menggunakan
OK
berbeda fondasi rakit)

OK

Tiang
Fondasi Fondasi
Fondasi lepas tidak rakit dengan
(Independent menggunakan beton
footing)/Tidak fondasi rakit bertulang
terdapat tiang

101
Versi revisi (20190923)
Pedoman Tata Ruang pada Pengurangan Risiko Bencana

4. Tambahan persyaratan faktor keutamaan gempa untuk Desain


Bangunan:
Bangunan engineered harus dirancang sesuai dengan SNI1726 dengan
tambahan faktor keutamaan gempa yang menggunakan Kategori Risiko
satu kelas diatasnya untuk setiap bangunan”

1.0 1.25

SNI1726 Keutamaan Di Nalodo ZRB3


gempa Rumah:
Rumah: Kategori risiko II → III
Kategori risiko II Faktor beban gempa = 1.0 → 1.25
Faktor beban gempa = 1.0

102
Draft_12 December 2018
The Guidelines of Spatial Plan Based on Disaster Risk Reduction

5. Persyaratan Tinggi Bangunan:


Rasio antara tinggi dengan sisi bangunan (atau kedalaman, yang
manapun lebih pendek) tidak melebihi 4.

OK Tidak Baik Tinggi/Sisi ≤ 4

OK

6 6
OK
4

3 1 1 1

103

Anda mungkin juga menyukai