1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
I PEKERJAAN TANAH
2. Galian Untuk Tanah Konstruksi Dengan Alat Berat
3. Bongkaran Pasangan Lama
4. Pengurugan Sirtu Padat
5. Penggalian Tanah Lumpur Dengan Alat Berat
6. Pengangkutan Tanah Keluar Proyek
Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah
pengawasan proyek, dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi, maka
Kontraktor harus menyelesaikannya tanpa membebani Direksi dengan pembiayaan
tambahan.
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di
dalam pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang
dimaksud adalah satu ton yang bernilai 1000 kilogram.
Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk- petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk mewakili Kontraktor
. Orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau
Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.
5.9. Laporan
5.10.1 Laporan Perkembangan Bulanan.
Kontaktor harus mempersiapkan laporan harian atau berkala dari masing-masing seksi
pekerjaan seperti yang diminta oleh Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh
Direksi. Laporan tersebut akan berisi namun tidak terbatas pada, pekerjaan yang
diperkerjakan di pekerjaan, bahan-bahan di lokasi pekerjaan, bahan-bahan yang sedang
dalam pesanan, kecelakaan dan informasi lainnya yang relevan dengan perkembangan
pekerjaan.
Selain tersebut diatas, Pemilik Proyek berhak melaksanakan audit bila perlu
sehubungan dengan: Adanya biaya yang timbul pada saat berakhirnya kontrak seperti
dalam syarat syarat umum kontrak, dan Biaya-biaya lain yang mungkin diminta oleh
Kontraktor yang tidak terdapat dalam Kontrak. Pihak Kontraktor wajib membuat
pembukuan yang tepat mengenai hal-hal diatas, setelah mendapatkan persetujuan dari
konsultan perencana dan konsultan pengawas.
g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah yang
ditetapkan oleh Direksi.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan
bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus
a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus
terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas
bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan
bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.
b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah
edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan
standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari
Direksi sebelum dipergunakan.
d. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah
pembelian (faktur) yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor untuk
pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.
f. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan contoh
yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya, maka Direksi
berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan Kontraktor untuk
menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang
g. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses
lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan
tersebut.
j. Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan yang
diajukan oleh Kontraktor , baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau
dilokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan tugasnya ahli mempunyai
wewenang untuk mewakili Direksi dalam menguji dan menilai bahan-bahan yang
diajukan Kontraktor.
b. Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air dapat
menyebabkan derasnya rembesan air tanah ke dalam galian. Dalam hal ini pelaksanaan
pekerjaan menuntut kemajuan pekerjaan yang cepat dan Direksi dapat
menginstruksikan untuk menambah pompa-pompa agar dasar galian tetap dalam
keadaan kering.
d. Air hujan yang mengalir ke dalam galian yang mengakibatkan kerusakan Kontruksi
pondasi yang masih dalam pelaksanaan termasuk resiko Kontraktor .Hujan lebat yang
mengakibatkan genangan pada galian tidak dianggap Force Majeure, dan perbaikan
atas kerusakan yang terjadi adalah beban Kontraktor
e. Direksi dapat menginstruksikan Kontraktor untuk membuat saluran atau sudetan
sementara untuk mengalirkan air hujan agar pekerjaan dapat tetap dilaksanakan dalam
keadaan kering. Apabila pekerjaan telah dianggap selesai, maka Kontraktor harus
menimbun kembali saluran dan sudetan sementara seperti keadaan semula.
f. Persetujuan Direksi seperti tersebut pada gambar tidak mengurangi tanggung jawab
Kontraktor, jika sewaktu-waktu talud mengalami kerusakan. Perbaikan talud serta
akibat lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor .
selama pelaksanaan pekerjaan, alat komunikasi serta gudang untuk menyimpan bahan
• Ukuran =3mx6m
• Lantai = Rabatan beton
• Dinding = Triplek tb. 4 mm finish cat
• Rangka = Kayu meranti 5/7
• Atap = Asbes gelombang kecil
dan peralatannya.
b. Lokasi untuk membangun gudang dan kantor lapangan akan ditentukan oleh Direksi.
c. Ukuran dan bentuk gudang, kantor lapangan beserta perlengkapannya akan ditentukan
sebagai berikut :
d. Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi untuk pembuatan gudang dan kantor
lapangan adalah penyediaan sarana sanitasi air bersih, sambungan listrik, alat
pemadam api dan kotak pertolongan pertama.
e. Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang dan kantor lapangan merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
f. Tempat kosong untuk parkir kendaraan proyek harus disediakan di sekitar kantor
lapangan.
g. Pada saat pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, gudang dan kantor lapangan harus
dibongkar oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua peralatan dan perlengkapan
tetap menjadi milik Kontraktor.
h. Bangunan untuk kantor Direksi yang diuraikan dalam pasal di atas akan dibayar secara
harga unit price untuk sewa direksi keet, dimana harus dianggap bahwa pembayaran
dilaksanakan secara penuh baik untuk pekerjaan pembangunan, pengadaan, pelayanan,
pembersihan maupun pekerjaan pembongkaran bangunan setelah selesai penanganan
pekerjaan.
i. Untuk keperluan air kerja kontraktor harus menyediakan sendiri air tawar yang bersih
dan tidak mengandung minyak, garam, alkali dan bahan-bahan organis atau bahan lain
yang dapat merusak pelaksanaan pekerjaan.
j. Kontraktor harus menyediakan generator sebagai daya listrik secukupnya, guna
n. Kontraktor membuat dan memasang papan nama proyek dilokasi dengan ukuran 0,9 m
x 1,2 m
c. Rambu-rambu Sementara
Kontraktor diharuskan menyediakan, membuat, memasang dan menempatkan rambu-
rambu lalu lintas sementara pada lokasi dan posisi penting termasuk rintangan-
Direksi berhak menunjuk seorang ahli yang akan memberi pengarahan dan mengawasi
semua pekerjaan instalasi dalam rangka pemindahan dan pengalihan jalur atau lintasan
pipa dan kabel.
1.5.Test Hole
1. Kontraktor harus melakukan uji beton Box-Culvert dengan Test Hole minimal sejumlah
4 titik.
2. Laboratoium pengujian material harus independen.
2. PEKERJAAN TANAH
2.1.Pekerjaan Galian Tanah Konstruksi Dengan Alat Berat
2.1.1.Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain bila
ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang memuaskan
dari pekerjaan dalam kontrak ini.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan pondasi, untuk pembuangan
material yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan secara umum garis,
ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh
Direksi.
pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya dan setiap galian terbuka pada badan jalan
atau bahu harus ditambah dengan bamboo pada malam hari dengan drum dicat putih
BOX CULVERT UTILITIES RKS - 16
atau lampu kuning sesuai dengan ketentuan Direksi.
2.3.4.Prosedur Penggalian
1. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan
dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh
material dalam bentuk apapun yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu bata, batu
beton dan lain-lain. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin
gangguan terhadap material di bawah dan di luar batas galian.
2. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan
seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan,
panggalian saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan
cofferdam. Pompa agar siap di tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada
gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.
Bahan-bahan
Kayu Papan / Multipleks
Kayu papan atau multipleks yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dan
spesifikasi yang telah ditentukan atau menurut petunjuk Direksi.
beton.
5. Segara sebelum beton dicor pada beberapa bagian dari begesting, bagian dalam dari
bagian itu harus dibersihkan dari semua material lain, termasuk air.
6. Tiap-tiap bagian dari begesting, bagian-bagian yang strukturil harus diperiksa oleh
Direksi segera sebelum beton dicor pada bagian itu.
7. Pelapisan (coating) ; Sebelum pemasangan besi beton bertulang, begesting yang
dipergunakan untuk beton yang tidak perlu diplester lagi (exposed concrete) harus
dilapisi dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas pada beton.
8. Begesting untuk beton biasa (yang perlu diplester lagi permukaannya) harus dibasahi air
dengan seksama sabagai pengganti minyak segera sebelum dicor.
9. Pembongkaran Begesting ; Bangunan tidak boleh mengalami perubahan bentuk,
kerusakan atau pembebanan yang melebihi beban rencana dengan adanya
pembongkaran begesting pada beton.
10. Pertanggungan jawab atas keselamatan pada waktu pembongkaran tiap bagian
begesting atau penyangga berada dipihak pemborong. Waktu minimum untuk
pembongkaran begesting ; Waktu minimum dari saat selesainya pengecoran beton
sampai dengan pembongkaran begesting dari bagian - bagian struktur harus ditentukan
dari percobaan kubus benda uji yang memberikan kuat desak minimum seperti
tercantum pada daftar atau sebagai berikut :
Bahan
1. Semua portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam semen portland.
2. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan tentang besi beton.
3. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortel dan spesi
injeksi dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan syarat-
syarat yang sudah diterangkan
4. Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan di depan.
Kelas dan Mutu Beton
Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia N.I2-P.B.I.
1971, menurut tabel di bawah ini.
Dilakukan pengujian kekuatan tekan beton yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji
kubus pada umur 28 hari.
beton yang dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan
kekuatan yang dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlalu banyak.
8. Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak boleh
melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui 0,60 (dari
beratnya) untuk kelas lainlainnya. Pengujian dari beton akan dilakukan oleh Direksi dan
perbandingan-perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau
penghematan yang dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan, awet atau
kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas penambahan konpensasi disebabkan
perubahan yang demikian.
Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian
yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan
pembentukan beton. Perlengkapan- perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya
selalu harus mendapatkan persetujuan Direksi.
Mengaduk
1. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton yaitu "Batch Mixer" atau "Portable Continuous Mixer” selama sedikitnya 1 /
menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam
mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari
1,5 m3, Direksi berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan
dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32° Celcius dan tidak kurang
dari 4,5° C. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27° C dan 32° C, beton
harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton melebihi
32° C, sebagai yang ditetapkan oleh Direksi, Kontraktor harus mengambil langkah-
langkah yang efektif, misalnya mendinginkan agregat dengan mencampur air dan
mengecor pada waktu malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor
pada suhu dibawah 32° C.
Cetakan Beton
1. Cetakan haruslah sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan
ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar yang
diusulkan oleh Kontraktor dan yang sudah disetujui oleh Direksi.
2. Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang dikehendaki
harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari lembaran Plywood, papan yang
diserut/ diketam rata dan halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk
menghasilkan permukaan yang sempurna seperti terperinci disini.
3. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki dimanapun juga baik saluran
drinase ataupun tutup beton. Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat
dari kayu dan harus didalam segala hal benar-benar berbentuk dan berukuran yang
dikehendaki dan harus berkekuatan dan berkakuan yang tetap pada tempat dan
Pengecoran
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
penyokongan dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi.
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
(cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan
lepas.
3. Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor pada mana beton baru akan
dicor, permukaan mana telah begitu mengeras sehingga beton baru tidak akan berpadu
dengan sempurna, ditentukan disini, sebagai "Construction Joints” (hubungan
konstruksi/pelaksana). Permukaan-permukaan Construction Joints harus bersih dan
Perawatan
1. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini. Direksi berhak
Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Direksi. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi
terhadap sinar-sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
Perlindungan semacam itu dibuat efektif dan secepatnya dilaksanakan sesudah
pengecoran beton atau sesudah pembukaan cetakan-cetakan.
Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan
1. Penyempurnaan permukaan-permukaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang
ahli dan disaksikan oleh Direksi. Permukaan-permukaan beton akan diuji/ ditest oleh
Direksi dimana perlu untuk menentukan apakah ketidakteraturan permukaan berada
dalam batas-batas yang ditentukan disini. Ketidakteraturan digolongkan sebagai
sekonyong-konyong (abrupt) atau lambat laun (gradual).
2. Offset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang salah yang
membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas pada cetakan atau kerusakan
lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidakteraturan yang sekonyong-sekonyong
(abrupt) dan akan diuji dengan menggunakan pengukuran langsung. Semua
ketidakteraturan lainnya dapat dianggap sebagai ketidakteraturan yang gradual dan
akan diperiksa dengan teliti oleh Direksi, kalau perlu dengan menggunakan peralatan
pengetesan beton. Sebelum menerima pekerjaannya, Kontraktor harus membersihkan
semua permukaan yang terbuka dari kerak-kerak dan kotoran yang lainnya.
a. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang
mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan
Perencana/Direksi Pengawas dan memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.
2. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.
3. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10. - Campuran (aggregate) untuk plester harus dipilih
yang benarbenar bersih dan bebas dari segala mPenghamparan Lapis Aus (AC - WC)am
kotoran, harus bersih dan melalui ayakan 1,6 - 2,0 mm.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pekerjaan spesi dilakukan dibawah kanstin setelah terlebih dahulu melakukan galian
yang dipersyaratkan.
3. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya
dan di setujui Direksi .
4. Semen Portland yang di kirim ke proyek lapangan harus dalam keadaan tertutup atau
dalam yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya,
dalam keadaan utuh dan tidak ada cPenghamparan Lapis Aus (AC - WC)at.
5. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, dan bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
6. Semua bahan sebelum di kerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan MK/Direksi
untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik
yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain
yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
7. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site/ lapangan yang
telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.
8. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Direksi, Kontraktor tidak diperkenankan melakukan
pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan diselesaikan.
9. Tebal spesi 3 cm dengan dengan melakukan galian tanah keras terlebih dahulu sedalam
8 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
a. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan yang
berlaku di Indonesia.
2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau membatu
tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa sehingga
mudah untuk diperiksa dan diambil
2. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non organic lainya.
c. Air Bersih
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda - benda yang
mengganggu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic lainnya. Air
yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.
Prosedur Pelaksanaan
1. Penyiapan Adukan Campuran ( Spesi 1 Pc : 4 Ps )
Adukan semen terdiri dari material Semen, Agregat, dan Air
a. Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau
dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran telah berwarna
merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan selama lima
sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian hingga guna menghasilkan adukan
dengan konsistensi ( kekentalan ) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari
berat semen yang digunakan.
b. Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk penggunaan langsung.
Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses
pengadukan awal. Pengadukan kemlbali setelah waktu tersebut tidak boleh dilakukan.
c. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus di buang.
d. Untuk menghasilkan campuran yang homogen ( merata ), pengadukan harus
menggunakan Concrete Mixer / Molen dengan kapasitas 350 l.
e. Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 4 Ps, yaitu 1 bagian semen dicampur dengan
3 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan kontraktor harus membuat kotak
takaran dari kayu dengan ukuran yang sama.
Bahan - Bahan :
• Semen PC 50 Kg
• Pasir Pasang
• Air Bersih
Mutu Bahan.
a. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang Indonesia.
2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah dipakai dan harus disingkirkan.
3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan diperiksa dan diambil
b. Pasir Pasang
Pasir Pasang yang dipakai adalah :
1. Pasir tersebut terdiri dari butir —butir yang bersih dari segala kotoran.
2. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non
organic lainya.
c. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda - benda yang
menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic lainnya. Air yang
diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.
Prosedur Pelaksanaan
Adukan terdiri dari material Semen, Pasir Pasang, dan Air
a. Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau
dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran telah berwarna
merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan selama lima
sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian hingga guna menghasilkan adukan
dengan konsistensi ( kekentalan ) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari
berat semen yang digunakan.
4. PEKERJAAN BOX-CULVERT
4.1. Pekerjaan Pengadaan Dan Pemasangan Beton BOX-CULVERT TOP BOTTOM K-400
1. Box Culvert yang dimaksud adalah Box Culvert Precast yang berasal dari pabrikasi
Disesuaikan Dengan Penulangan dan pemasangan dilakukan menggunakan Crane
2. Box Culvert menggunakan mutu beton K-400 dengan mutu baja BJTD-40 dan BJTP-32
3. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan Box Culvert Precast tersebut pada sebuah
pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
4. Mutu, Dimensi serta Detail Box Culvert Precast yang dipesan harus sesuai dengan
gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
5. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi
6. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
7. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan Box Culvert
Bahan-bahan
Kayu Papan / Multipleks
Kayu papan atau multipleks yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dan
spesifikasi yang telah ditentukan atau menurut petunjuk Direksi.
Pelaksanaan.
11. Begesting-begesting tidak boleh bocor dan cukup untuk mencegah perpindahan tempat
atau kelongsoran dari penyangga. Permukaan Bekesting harus halus dan rata, tidak
boleh melendut. Sambungan-sambungan pada begesting harus diusahakan lurus dan
rata dalam arah horisontal dan vertikal.
12. Bout-bout dan tierod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalan beton harus diatur
sedemikian sehingga bila begesting dibongkar kembali, maka semua besi tulangan harus
berada 4 cm dari permukaan beton.
13. Semua begesting harus dibersihkan sebelum dipergunakan kembali. Pekerjaan harus
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kemungkinan adanya beton yang keropos
dan lain-lain kerusakan beton.
14. Semua sisipan, deretan paku-paku, celah angker, dan lain-lain harus dibuat didalam
beton.
15. Segara sebelum beton dicor pada beberapa bagian dari begesting, bagian dalam dari
bagian itu harus dibersihkan dari semua material lain, termasuk air.
16. Tiap-tiap bagian dari begesting, bagian-bagian yang strukturil harus diperiksa oleh
WAKTU MINIMUM
BAGIAN STRUKTUR PEMBONGKARAN
BEGESTING ( HARI )
■ Sisi balok dan dinding 3
■ Penyangga pelat lantai 21
■ Penyangga balok 21
pengolahan lumpur tinja yang akan dikerjakan dengan spesifikasi ini dan untuk semua
maksud yang berhubungan dan sebagaimana diminta oleh Direksi harus diperinci dari
bahan-bahan yang diperinci disini dan harus dicampur dengan perbandingan yang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disebut di sini.
4. Setiap syarat dan ketentuan yang tidak termaktub di sini harus sesuai dengan Standar
Indonesia untuk beton N.I.2 P.B.I. 1971.
Bahan
5. Semua portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam semen portland.
6. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
Tabel Standar Mutu Dan Kelas Beton Mutu dan Kelas Beton
meyakinkan
Pengujian mendetail Pengujian akan diadakan
III K225 225 300 Strukturil
dengan analisa
Dilakukan pengujian kekuatan tekan beton yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji
kubus pada umur 28 hari.
Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian
yang cukup untuk
menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentukan beton.
Mengaduk
4. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton yaitu "Batch Mixer" atau "Portable Continuous Mixer” selama sedikitnya 1 /
menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam
mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari
1,5 m3, Direksi berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan
dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi
dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila dimintakan adanya perubahan
dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu dan selama
pekerjaan mencampur. Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) yang
membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang
dikehendaki tidak diperkenankan.
5. Pencampuran dengan tangan diperkenankan apabila pada lokasi-lokasi tertentu sebuah
Portable Mixer tak mungkin dipergunakan menurut pandangan Direksi. Untuk
mempermudah pencampuran ini Kontraktor akan membuat beton masif dengan
ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm2, diliputi dengan parapet
setinggi 10 cm.
6. Penutup saluran dari beton harus dicor pada tempat lain yang berdekatan dengan
lokasi, tidak boleh dicor langsung pada saluran.
Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32° Celcius dan tidak kurang
dari 4,5° C. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27° C dan 32° C, beton
harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton melebihi
32° C, sebagai yang ditetapkan oleh Direksi, Kontraktor harus mengambil langkah-
langkah yang efektif, misalnya mendinginkan agregat dengan mencampur air dan
mengecor pada waktu malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor
pada suhu dibawah 32° C.
6.4. Dewatering
Pada Bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksannakan, areal pekerjaan
kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada keadaan
ini, kontraktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan
dipakai sebagai kedudukan konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa
menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Pada
prinsipnya selama amsa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai
kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan ataupun
rembesan air.
BOX CULVERT UTILITIES RKS - 47
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud di sini adalah, termasuk sistem drainase
lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif terutama pada
masyarakat dan lingkungan setempat.
Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan adanya
konstruksi pengertian sifatnya khusus dan memerlukan penanganan tersendiri, maka
perhitugan volume dan pembayaran untuk pelakasannaan pekerjaan pengeringan
tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) M’ untuk pekerjaan "coferring”
atau "kisdam” dan Lump sum untuk pekerjaan "dewatering”, sedangkan harga satuan
pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang
dipakai peralatan yang dipergunakan, "Overhead” dan keuntungan Kontraktor.
d. Segala kerugian yang ditimbulkan akibat hal tersebut di atas adalah menjadi tanggung
jawab kontraktor sepenuhnya.
PENUTUP
Peraturan ini harus dipelajari seksama oleh Penyedia Barang/Jasa yang selanjutnya
akan merupakan bagian yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Hal-hal yang
belum diatur dalam RKS ini, akan dijelaskan pada pelaksanaan penjelasan pekerjaan
dan semua tambahan atas Penjelasan dalam dokumen pengadaan, akan dibuat dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang ditanda tangani Gugus Tugas Pengadaan dan
merupakan pedoman dalam proses pelaksanaan berikutnya.