Anda di halaman 1dari 125

LAPORAN TENGAH/AKHIR

MAGANG MBKM MANDIRI


Kegiatan Kunjungan Proyek dan Perancangan
Di Sintesa Architect Studio

Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan


Program Magang MBKM Mandiri

oleh :
Adelia Fitrian Harka / 2023201040

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


UNIVERSITAS LANCANG KUNING
2023
Lembar Pengesahan

Program Studi Arsitektur Universitas Lancang Kuning

KEGIATAN KUNJUNGAN PROYEK DAN PERANCANGAN

Di Sintesa Architect Studio

oleh :
Adelia Fitrian Harka / 2023201040

disetujui dan disahkan sebagai


Laporan Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Mandiri

Pekanbaru,…… Juni 2023


Pembimbing Magang
Arsitektur Universitas Lancang Kuning

Dr. Yose Rizal, S.T., M.T.


NIDN: 0006077701

i
Lembar Pengesahan

KEGIATAN KUNJUNGAN PROYEK DAN PERANCANGAN

Di Sintesa Architect Studio

oleh :
Adelia Fitrian Harka / 2023201040

disetujui dan disahkan sebagai


Laporan Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Mandiri

Pekanbaru,……..Juni 2023
Principal Architect

Ar. Sam ‘Ani Huda, IAI


Nomor STRA : 1.01.0.0002817

ii
Abstraksi

Sintesa Architect Studio melakukan mitra Magang MBKM Mandiri dengan Prodi
Arsitektur Universitas Lancang Kuning. Sintesa Architect Studio merupakan biro
arsitektur yang menyediakan jasa konsultan Perencana, Arsitektur, Interior, dan
Pengawasan. Kegiatan selama Magang berupa kunjungan proyek dan perancangan
yang mana keduanya dapat mencapai Kompetensi Capaian Pembelajaran pada
Mata Kuliah di Semester 6.

Pada kegiatan Kunjungan Proyek Mahasiswa mendapatkan pemahaman tentang


proses pelaksanaan konstruksi pada proyek, serta prinsip dari . Mempelajari
bagaimana memecahkan suatu masalah desain, mempelajari skill baru, melatih
mental agar siap untuk bekerja merupakan pengalaman yang mungkin tidak
didapatkan dalam perkuliahan. Kerja sama dan kesepakatan antara prodi dan mitra
magang harus dilakukan agar prodi dapat menentukan mitra magang yang layak
dan mampu mewadahi mahasiswa. Dengan begitu, penyesuian kompetensi setiap
mata kuliah dari Prodi dapat disesuaikan dengan kegiatan proyek yang sedang
berlangsung.

Kata kunci : Magang, MBKM, Arsitektur, prodi, mahasiswa

iii
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunianya hingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan magang dan laporan
magang MBKM Mandiri di Sintesa Architect Studio.

Penulis mengucapkan terima kasih ke pada Bapak Dr. Yose Rizal, S.T., M.T. yang
mengarahkan serta membimbing dalam proses pembuatan laporan ini. Penulis juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing magang Bapak Ar.
Sam ‘Ani Huda, IAI selaku mentor yang membimbing dan memberikan ilmu
kepada penulis selama kegiatan Magang MBKM Mandiri berlangsung.

Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kepentingan pembaca dalam
pembelajaran maupun kepentingan pada umumnya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun oleh pembaca senantiasa diharapkan oleh penullis agar
menjadi poin perkembangan dalam menghasilkan tulisan lainnya yang bermanfaat
kedepannya.

iv
Daftar Isi
Lembar Pengesahan Program Studi Arsitektur ................................................. i
Lembar Pengesahan Kegiatan Kunjungan Proyek dan
Perancangan .......................................................................................................... ii
Abstraksi ............................................................................................................... iii
Kata Pengantar..................................................................................................... iv
Daftar Isi ................................................................................................................ v
Bab I Pendahuluan ............................................................................................ II-1
I.1 Latar Belakang ............................................................................................... II-1
I.2 Lingkup .......................................................................................................... II-1
I.3 Tujuan ............................................................................................................ II-2
Bab II Organisasi Mitra Magang Sintesa Architect Studio .......................... II-1
II.1 Struktur Organisasi ....................................................................................... II-1
II.2 Lingkup Pekerjaan ........................................................................................ II-1
II.3 Deskripsi Pekerjaan ...................................................................................... II-2
II.3.1 CAD Operator/Draftman ........................................................................... II-2
II.3.2 3D Render Artist........................................................................................ II-2
II.3.3 3D Visual Artist ......................................................................................... II-2
II.4 Jadwal Kerja ................................................................................................. II-3
Bab III Kunjungan Proyek Gedung Serbaguna dan
Perancangan Citywalk Pekanbaru ................................................................ III-1
III.1 Umum ......................................................................................................... III-1
III.1.1 Gedung Serbaguna Batalyon Arhanud 13/PBY ...................................... III-1
III.1.2 Citywalk Pekanbaru ................................................................................ III-2
III.2 Hasil Pembahasan Kunjungan Proyek Gedung Serbaguna ........................ III-3
III.2.1 Analisis Konsep Bangunan Gedung Serbaguna ...................................... III-3
III.2.2 Bulk Active Structure System pada Bangunan Bentang Lebar Gedung
Serbaguna Batalyon Arhanud 13/PBY ............................................................ III-36
III.2.3 Kesimpulan Hasil Proyek Gedung Serbaguna ...................................... III-53
III.3 Perencanaan dan Perancangan Citywalk Pekanbaru ................................ III-58
III.3.1 Kajian Literatur ..................................................................................... III-58

v
III.3.2 Eksisting Tapak ..................................................................................... III-62
III.3.3 Analisis Tapak, Manusia, dan Bangunan .............................................. III-69
III.3.4 Konsep Desain ...................................................................................... III-79
III.3.5 Hasil Perancangan ................................................................................. III-91
III.4 Hasil Pencapaian Kegiatan Kunjungan Proyek Gedung Serbaguna dan
Perancangan Citywalk ...................................................................................... III-92
III.4.1 Pencapaian Tujuan Kegiatan Magang ................................................... III-92
III.4.2 Kaitan kegiatan dengan Mata Kuliah Terkait ....................................... III-93
Bab IV Penutup ................................................................................................ IV-1
IV.1 Kesimpulan ................................................................................................ IV-1
IV.2 Saran .......................................................................................................... IV-2
Daftar Pustaka ..................................................................................................... vii
A-1 Lampiran A. TOR (Term Of Refence) .................................................. A-1
B-1 Lampiran Log Activity ........................................................................... B-1
C-1 Lampiran Dokumen Teknik .................................................................. C-1

vi
Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang


Magang merupakan suatu program di luar kampus mengenai pembelajaran
sekaligus mempraktekkan pekerjaan pada sebuah Industri. Magang Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mandiri adalah salah satu program yang
sistemnya menggantikan 20 SKS selama di tempat magang agar mahasiswa
mendapatkan pengalaman bekal saat terjun kedunia kerja.

Prodi Arsitektur Universitas Lancang Kuning melakukan mitra Magang MBKM


Mandiri dengan Sintesa Architect Studio. Kegiatang magang memberikan
pembelajaran berbeda dengan proses pembelajaran di perkuliahan. Jika di
perkuliahan lebih banyak secara teori serta mendesain proyek yang tidak dibangun,
di tempat magang mahasiswa lebih banyak melakukan kerja praktek berupa
perencanaan dan perancangan pada proyek nyata yang akan dibangun. Pengalaman
di tempat magang sangat membantu mahasiswa untuk belajar lebih banyak
mengenai perencanaan dan perancangan. Persoalan masalah lebih banyak
ditemukan di dunia kerja karena beberapa proyek memiliki kasus-kasus yang
berbeda. Mahasiswa juga bisa lebih banyak bertanya pada mentor di tempat
magang, mengenai pemecahan masalah desain dari berbagai faktor dan persepsi
yang berbeda. Peengetahuan tersebut akan dijadikan sebagai acuan media
pembelajaran dalam pengerjaan tugas di perkuliahan.

I.2 Lingkup
Kunjungan proyek dan perancangan merupakan kegiatan utama yang diwadahi oleh
Mitra Magang Sintesa Architect Studi pada Kegiatan Magang MBKM Mandiri.
Selain itu, ada kegiatan lainnya seperti membuat Scene Animasi, mengedit Video
Animasi, Rendering, menggambar 3D Visual Desain, dan mengikuti presentasi
proyek. Kegiatan– kegiatan tersebut termasuk bagian dari capaian pembelajaran
mata kuliah Prodi Arsitektur sebanyak 20 SKS selama magang. Seluruh catatan
kegiatan magang ditulis dalam Log Book Magang MBKM Mandiri.

II-1
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan acuan pekerjaan (TOR) dari Prodi
Arsitektur yang dihasilkan dari Mata Kuliah di Semester 6. Dengan adanya Capaian
Pembalajaran yang tertulis, mahasiswa dapat mengaitkan lingkup pekerjaan
ditempat magang sesuai dengan Kompetensi setiap Mata Kuliah. Tujuannya agar
dapat mengkonversikan nilai sesuai dengan mata kuliah dari hasil kegiatan selama
magang.

I.3 Tujuan
Magang menjadi hal yang penting bagi mahasiswa Arsitektur pada semester tingkat
akhir agar dapat belajar lebih banyak diluar kampus serta mendapatkan pengalaman
di dunia kerja sebelum memasuki dunia pekerjaan. Jika di kampus hanya lebih
banyak belajar teori, namun di tempat magang kita lebih banyak melakukan kerja
praktek di bagian perencanaan dan perancangan. Hal ini dapat menyeimbangi
pemahaman mahasiswa antara teori dengan praktek dalam bidang perencanaan dan
perancangan. Dengan kegiatan Magang MBKM mandiri, diharapkan mahasiswa
membawa pengalaman baru yang lebih banyak dan mampu memahami lebih
banyak pemecahaman masalah dalam proses perencanaan dan perancangan selama
magang sehingga hasilnya dapat di tulis pada laporan ini.

II-2
Bab II Organisasi Mitra Magang Sintesa Architect Studio
II.1 Struktur Organisasi

Gambar II. 1 Struktur Organisasi Sintesa Architect Studio

Diatas merupakan struktur organisasi mitra magang Sintesa Architect.Studio.


II.2 Lingkup Pekerjaan
Lingkup utama pekerjaan pada Sintesa Architect Studio berupa perencanaan serta
perancangan arsitektur. Dalam struktur organisasi perusahaan, terdapat Divisi
Operator drawing yang mana terdiri dari CAD operator, 3D Render Artist, 3D

II-1
Visual Artis, dan Draftman. Jika dikaitkan dengan kegiatan magang, mahasiswa
melakukan pekerjaan yang terkait dengan divisi tersebut.
II.3 Deskripsi Pekerjaan
Adapun penjelasan dari setiap anggota dari divisi Operator Drawing :

II.3.1 CAD Operator/Draftman


CAD Operator merupakan seorang yang terampil dan berpengalaman
dibidang konstruksi perencanaan bangunan Gedung, terutama dalam hal
perencanaan. Adapun tugas dari CAD Operator atau Draftman :
• Menggambar konstruksi bangunan pekerjaan hasil pengukuran
surveyor dan arahan tim leader
• Membuat gambar perencanaan sesuai dengan kondisi lapangan dan
membuat gambar detail yang mudah dimengerti oleh pengguna jasa.

II.3.2 3D Render Artist


3D Render Artist merupakan yang merender hari Desain 3D untuk bahan
presentasi . Adapun produk yang dikeluarkan :
• Memperjelas penggunaan material bangunan dalam gambar
• Memperjelas efek cahaya dan lampu pada gambar 3 Dimensi
• Rendering gambar desain 3 Dimensi
• Membuat video desain bangunan, interior dan landscape untuk
presentasi

II.3.3 3D Visual Artist


3D Visual Artist merupakan orang yang membantu arsitek dalam membuat
gambar 3D bangunan. Produk yang dihasilkan antara lain:
• Menerjemahkan gambar sketsa / gambar kerja arsitek ke dalam bentuk
3 Dimensi
• Membuat gambar denah 3 Dimensi untuk presentasi
• Mendesain fasad /tampilan bangunan

II-2
Selama magang, mahasiswa bergabung pada Divisi Operator Drawing
dalam perancangan. Lingkup pekerjaan CAD Operator selama magang
yaitu membuat gambar kerja dengan pengoperasian software Autocad
2021 untuk membuat gambar kerja yang bersifat detail (Detail
Engineering Design). Pada lingkup 3D Render Artist berupa Rendering
hasil gambar 3D agar memperjelas tektur pada bangunan serta membuat
Scene Animasi 3D sebagai bahan presentasi hasil rancangan. Dan yang
terakhir yaitu 3D Visual Artist yang mana lingkupnya merancang hasil
desain secara keseluruhan dalam bentuk gambar 3D dan pemberian tekstur
pada seluruh bangunan.
II.4 Jadwal Kerja
Pada jadwal di tentukan di Sintesa Architect Studio, dimulai pada jam 09:00 –
17:00WIB.

II-3
Bab III Kunjungan Proyek Gedung Serbaguna dan Perancangan Citywalk
Pekanbaru
III.1 Umum
Kunjungan proyek Gedung Serbaguna dan Perancangan Citywalk Pekanbaru
merupakan dua kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama Magang MBKM
Mandiri di Sintesa Architect Studio. Obyek yang menjadi kunjungan proyek yaitu
Gedung Serbaguna Batalyon Arhanud 13/PBY. Untuk obyek perancangan
mahasiswa tergabung pada proyek perancangan Citywalk Pekanbaru yang akan
menjadi Ikon di Kota Pekanbaru.

III.1.1 Gedung Serbaguna Batalyon Arhanud 13/PBY


Gedung Serbaguna Batalyon Arhanud 13/PBY dibangun pada kawasan
Batalyon Arhanudse 13 yang berlokasi di Jalan Kaharudin ,Simpang Tiga.
Sebelum mengunjungi proyek, mahasiswa memahami gambar kerja dan
gambar visual 3D desain Gedung Serbaguna terlebih dahulu. Setelah
memahami gambar kerja dan gambar 3D, mahasiswa terjun kelapangan
untuk mengamati proses pelaksanaan proyek Gedung Serbaguna. Rincian
selama kegiatan kunjungan proyek Gedung Serbaguna antara lain :
• Sebelum menuju proyek, mahasiswa memahami konsep desain
Gedung Serbaguna melalui visual gambar 3D
• Selama di proyek mahasiswa mengamati proses pelaksanaan Gedung
Serbaguna yang mengacu dari gambar kerja
• Mencatat apa saja progress pekerjaan setiap mengunjungi proyek
• Mencatat bagian – bagian pekerjaan yang tidak sesuai dengan rencana
gambar kerja
• Setelah memahami proses kegiatan pelaksanaan, mahasiswa
mempresentasikan hasil pemahaman selama di proyek kepada mentor
magang

III-1
III.1.2 Citywalk Pekanbaru
Dalam perencanaan dan perancangan Citywalk Pekanbaru mahasiswa
bergabung pada pembuatan DED (Detail Engineering Design) dan
mengikuti kegiatan Ekspose Akhir Di Dinas Pekerjaan Umum Kota
Pekanbaru. Saat bergabung pada proses DED, mahasiswa memahami
pemecahan masalah desain pada kondisi tapak serta dapat mengetahui
penerapan material konstruksi pada bangunan. Rincian kegiatan proses
perancangan yang dilalui berupa :
• Membuat DED Citywalk berupa gambar Arsitektural, Struktur, dan
MEP (Mekanikal, Elektrikal, Plumbing)
• Memahami setiap konsep rancangan dari proses gambar kerja berupa
penerapan tema rancangan, kebutuhan ruang, penggunaan bahan
material, pemilihan struktur bangunan, dan sebagainya
• Mengikuti Ekspose Akhir berupa presentasi hasil pengembangan
desain dari hasil desain - desain sebelumnya

III-2
III.2 Hasil Pembahasan Kunjungan Proyek Gedung Serbaguna

III.2.1 Analisis Konsep Bangunan Gedung Serbaguna


A. Lokasi Proyek
Lokasi Proyek berada di dalam Kawasan Batalyon Arhanud 13 yang berada
di Jalan Kaharudin Nasution.

SITE

Gambar III. 1 Peta Lokasi pada proyek Gedung Serbaguna

III-3
B. Kajian Literatur
Gedung Serbaguna merupakan salah satu bangunan bentang lebar karena
berukuran 24 m x 36 m. Menurut Ensiklopedia Britanicca, bangunan
bentang lebar merupakan bangunan yang menyediakan ruangan yang sangat
luas atau bebas dengan jarak kolom yang rapat dengan jarak 30 m.

Dengan bentangan yang lebar dan space yang luas, Gedung Serbaguna dapat
difungsikan untuk berbagai kegiatan sesuai dengan fungsinya. Kegiatan
yang dapat dilakukan pada Gedung serbaguna seperti acara besar,
pertemuan, pesta pernikahan, kegiatan olahraga, pendidikan, pelatihan, dan
sebagainya.

Adapun klasifikasi dari bangunan bentang lebar yaitu terdiri dari bangunan
bentang lebar sederhana dan bangunan bentang lebar kompleks. Bangunan
bentang lebar sederhana yaitu konstruksi bentang lebar yang memiliki ruang
luas namun memiliki tampilan yang sederhana. Artinya, fungsional
bangunan lebih diutamakan dibanding dengan bentuk bangunannya.
Sedangkan bangunan bentang lebar kompleks adalah modifikasi dari bentuk
struktur bentang lebar yang sederhana sesuai dengan kegunaannya. Struktur
bentang lebar yang kompleks biasanya ditemui pada bangunan kesenian,
bandara dan sebagainya.

Bangunan bentang lebar memiliki 4 jenis sistem besar pada penerapan


Struktur yang diantaranya Form Active Structure System, Bulk Active
Structure System, Vector Active Structure System, Surface Active Structure
System.

1. Bulk Active Structure System


Merupakan sistem penyusun yang bersifat kaku dan padat. Beban
bangunan akan ditransmisikan langsung kepada materialnya melalui
kolom atau balok. Tujuan utama dari struktur ini adalah untuk

III-4
memungkinkan beban gaya yang diperlukan seluruhnya dibebankan
kepada material. Sistem terbagi atas :
1) Beam System
Bangunan yang menggunakan struktur beam system terdiri atas
balok-balok vertikal dan horizontal. Balok vertikal akan menjadi
tumpuan balok horizontal yang diletakkan di bagian atas.
Nantinya, balok horizontal akan dipasang secara melintang
(transversal) agar dapat menjadi struktur yang kokoh.

Gambar III. 2 Penerapan Beam System pada material beton

2) Frame System
Frame system atau sistem struktur rangka merupakan struktur yang
terdiri dari material berbentuk seperti batang-batang panjang. Biasanya
material yang digunakan adalah baja atau beton. Namun, ada juga yang
menggunakan bahan seperti kayu. Nantinya, batang-batang struktur
tersebut akan menjadi struktur utama bangunan sekaligus elemen-elemen
non struktural yang menempel di bidang tersebut.

III-5
Gambar III. 3 Frame System berbahan material Baja

3) Beam Grid dan Slab System


Beam grid and slab system terdiri atas balok-balok panjang. Balok-
balok tersebut dibuat menyilang satu sama lain dengan jarak yang
cukup rapat. Struktur ini terdiri dari Beam Grid (Struktur Grid) dan
Slab System (Struktur Plat) yang mana kedua struktur ini bekerja
satu sama lain. Slab System merupakan struktur berbentuk bidang
yang mampu menahan beban yang ditumpu diatasnya. Fungsi
Struktur Grid yaitu menopang beban yang diterima dari plat lalu
menyalurkan beban tersebut ke pondasi.

Gambar III. 4 Penerapan Beam Grid dan Slab System pada beberapa kasus

III-6
2. Form Active Structure System
Struktur ini merupakan sistem pembangunan bentang lebar yang
keseluruhan bebannya ditanggung oleh bentuk struktur tersebut. Sistem
ini terdiri dari 4 struktur yang berbeda yaitu Cable System, Tent System,
Pneumatic System, dan Arch System. Kelebihan utama sistem ini adalah
struktur dapat diubah sesuai dengan kebutuhan. Bahkan ke 4 struktur
bangunan ini bisa dikombinasikan sesuai kondisi tertentu.
1) Cable System
Struktur bentang lebar kabel menggunakan material jenis kabel
berbahan solid untuk menjadi penahan beban bangunan. Kabel
tersebut ditarik agar dapat menahan beban dengan baik. Gaya
tarikan yang bekerja pada material kabel adalah gaya vertikal dan
horizontal.

Gambar III. 5 contoh penerapan sistem struktur kabel

III-7
Gambar III. 6 struktur kabel pada Schlumberger Cambridge Research

2) Tent System
Tent system punya sebutan lain yakni sistem struktur membran.
Jenis struktur ini menggunakan material yang bagian
permukaannya yang bersifat lentur dan tipis. Maka dari itu, ketika
terkena angin yang kencang, material ini dapat berubah bentuk atau
menjadi bergelombang.

Untuk mencegah terjadinya perubahan bentuk struktur membran,


biasanya dipasang internal rigid structure yang dapat memberikan
volume serta membuat permukaannya lebih solid. Internal rigid
structure tersebut dipasangkan pada membran.

III-8
Gambar III. 7 gallery of Skysong di ASU Campus

3) Pneumatic System
Pneumatic merupakan kata dalam bahasa Yunani yang digunakan
untuk menyebutkan udara atau angin. Jadi, gedung yang
menggunakan sistem bentang lebar ini akan memiliki
struktur atap yang mengembang karena terisi oleh udara. Biasanya
material yang digunakan untuk struktur ini bahannya bisa jadi
mirip dengan sistem struktur jenis membran.

Gambar III. 8 penerapan struktur Pnematic di Tokyo Dome

III-9
4) Arch System

Gambar III. 9 contoh penerapan Arch System

Arch System yang juga disebut sebagai sistem struktur busur


merupakan sistem bentang lebar sudah ada sejak masa bangsa
Yunani dan Romawi. Struktur ini terkenal karena menggunakan
bahan-bahan solid sebagai strukturnya. Dahulu, bangsa Yunani dan
Romawi menggunakan material batu.

Saat ini, kita dapat menemukan bangunan arch system yang


menggunakan bahan-bahan solid lain seperti kayu, besi, atau baja.
Yang perlu dipastikan ketika membangun bangunan semacam ini
adalah membuat rangka busur sestabil mungkin. Dan usahakan
juga tidak membuat struktur busur yang mudah melengkung.

3. Vector Active Structure System


Vector Active Structure System adalah bentangan dengan sistem batang
lurus pendek, padat, lurus, yang mampu mengalihkan atau menyalurkan
gaya eksternal terutama dari susunan unsur tekan dan unsur tarik.
Terdiri dari 3 sistem berbeda yaitu flat truss system, curved truss
system, space truss system. Biasanya hasil visual gedung yang
dihasilkan dengan struktur vektor memiliki hasil unik dan berbeda
dengan kebanyakan bangunan pada umumnya.

III-10
1) Flat Truss System

Gambar III. 10 contoh penerapan Flat Truss System

Struktur ini terdiri atas elemen-elemen sama panjang yang


membentuk segitiga atau kombinasi segitiga. Kombinasi tersebut
akan berulang sampai menjangkau area bangunan.

2) Curved Truss System

Gambar III. 11 contoh penerapan Curved Truss System

Curved truss system adalah struktur yang diperkuat oleh rangka


batang rata yang berbentuk lengkung. Sistem ini punya sebutan lain
yakni fame work system. Kamu dapat menemukan struktur ini di

III-11
hangar pesawat, pabrik, atau stadion. Sistem ini dapat mendukung
beban atap sampai dengan bentang 75 meter.
3) Space Truss System

Gambar III. 12 contoh penerapan Space Truss System

Rangka-rangka dalam sistem ini akan membentuk volume 3


dimensi. Maka dari itu, sistem ini disebut space. Sistem ini
merupakan perkembangan sistem struktur batang yang kemudian
dibentangkan ke dua arah yang berbeda.

Space frame atau sistem rangka ruang adalah sistem struktur


rangka tiga dimensi yang membentang dua arah, di mana batang-
batangnya hanya mengalami gaya tekan atau tarik saja. Sistem
tersebut merupakan salah satu perkembangan sistem struktur
batang.

4. Surface Active Structure System, adalah struktur bentangan yang


fleksibel namun tahan dari tekanan dan perubahan gaya. Ciri struktur
ini umumnya menggunakan lengkungan atau lipatan bangun ruang.
Struktur ini terbagi lagi menjadi 4 sistem berbeda yaitu prismatic
folded, pyramidal folded structure, rotational shell system, dan
anticlastic shell system.

III-12
1) Prismatic Folded System
Struktur ini memiliki dua karakteristik utama. Pertama elemen
platnya yang relatif rata. Dan yang kedua, tumpuan strukturnya ada
di satu arah saja.

Gambar III. 13 contoh penerapan Prismatic Folded System

2) Pyramidal Folded System


Struktur ini berbentuk lipatan-lipatan yang berbentuk segitiga.
Bentuk lipatan struktur tersebut membuat struktur ini dikenal
dengan nama piramida.

3) Rotational Shell System


Struktur ini terdiri atas bidang-bidang yang terbentuk oleh
rangkaian garis lengkung.

III-13
Gambar III. 14 penerapan Shell System pada Bosies Chapel

4) Anticlastic Shell System


Permukaan antiklastik adalah permukaan yang pusat
kelengkungannya terletak pada sisi yang berlawanan dari
karakternya. Hal ini biasanya digambarkan sebagai bentuk pelana.

Gambar III. 15 contoh penerapan Anticlastic Shell System

III-14
C. Analisis Pemahaman Aspek Bangunan
Massa bangunan berbentuk persegi panjang cocok pada tapak karena lebih
fungsional dan lebih fleksibel menyesuaikan dengan bentuk. Kemudian
bentuk dasar bangunan ditransformasi yang diberi massa balok pada bagian
samping kiri dan kanan.

Tapak
Gubahan Massa
Bangunan
Gambar III. 17 Gubahan Massa pada tapak bangunan

Bantuk awal Diberi massa balok Bentuk akhir gubahan


pembentukkan massa tambahan pada bagian massa bangunan yang
bangunan berbentuk sampingnya yang berfungsi memiliki komposisi
massa balok sebagai ruang penunjang yang seimbang baik kiri
pada fungsi utama bangunan maupun dari kanan

Gambar III. 16 transformasi bentuk Gubahan Massa Gedung Serbaguna

III-15
1. Zoning Ruang
Adapun zoning ruang dari bangunan ini terbagi atas Zona Publik, Zona
Privat, Zona Servis.

Keterangan

Zona Publik
Zona Privat
Zona

Gambar III. 18 pembagian zona ruang pada Gedung Serbaguna

1) Zona Publik
Terdapat Lobby, dan Arena Olahraga yang mana langsung
terhubung satu sama lain. Ruang ini dapat diakses oleh Publik saat
menggunankan bangunan ini.

2) Zona Privat
Ruangan yang bersifat privasi atau hanya orang tertentu yang dapat
memasuki atau menggunakan ruangan tersebut. Orang – orang
yang dapat mengakses ruangan ini hanya khusus staff saja.
3) Zona Servis
Diantaranya terdapat Ruang Persiapan Khusus Wanita dan Pria,
serta Toilet Pria dan Toilet Wanita. Ruangan ini dapat diakses
siapapun yang memiliki kepentingan untuk digunakan.

III-16
2. Fungsi Setiap Ruang
Setiap ruangan pada bangunan ini memiliki fungsinya masing-masing.
Berikut penjabaran fungsi setiap ruang.

5 5
6 6

3 2 4

Gambar III. 19 pembagian fungsi ruang pada Gedung Serbaguna

1) Arena olahraga
Merupakan ruang yang menjadi fungsi utama pada Gedung ini
untuk melakukan berbagai kegiatan seperti pesta pernikahan,
olahraga, pendidikan, pelatihan, dan lainnya.
2) Lobby
Ruangan ini paling dekat dengan pintu keluar yang fungsinya
untuk menerima tamu atau ruang tunggu utama.
3) Ruang Rapat
Difungsikan untuk kegiatan atau rapat pertemuan bagi para staff
gedung serbaguna.
4) Ruang Pengelola
Ruangan ini khusus bagian untuk staff pengelola seperti
administrasi, tata usaha,

III-17
5) Ruang Persiapan Pria/Wanita
Ruangan ini berfungsi sebagai ruang aktivas persiapan, ruang ganti
maupun tempat penyimpanan barang tertentu yang mendukung
aktivitass pada Gedung ini
6) Toilet Pria/Wanita
Fasilitas sanitasi untuk tempat buang air besar dan kecil, tempat
cuci tangan dan muka. Fungsi setiap ruang memiliki keterkaitan
kegiatan sama satu lain. Kebutuhan ruang ini muncul saat analisis
kegiatan maupun aktivitas apa saja yang akan dilakukan pada
gedung serbaguna ini.
3. Konsep Visual Bangunan

T. DEPAN T. SAMPING KIRI

T. BELAKANG T. SAMPING KANAN

Gambar III. 20 tampak bangunan Gedung Serbaguna

1) Atap
Pada atap bangunan berbentuk pola Curve berwarna hijau. Bentuk
ini juga cocok dengan bentuk gubahan massa bangunan. Curve
pada atap tidak memuncak terlalu tinggi karena menyesuaikan
kondisi bangunan di daerah dekat bandara.

III-18
T. DEPAN

Gambar III. 21 bentuk atap pada Gedung Serbaguna

Atap ini dianalogikan bentuk topi yang berfungsi untuk penghalang


tempias air hujan yang masuk secara langsung kebangunan dari
lubang ventilasi.

Gambar III. 22 bentuk atap Gedung Serbaguna sebagai analogi topi

III-19
2) ACP (Aluminium Composite Panel)
Penggunaan ACP pada bangian depan menambah nilai estetika dan
memperlihatkan citra pada bangunan Gedung Serbaguna itu
sendiri. Warna Hijau, Putih, dan Kuning merupakan simbol warna
dari Komando Daerah Militer Bukit Barisan. Perpaduan warna ini
merupakan arsitektur kontekstual di Batalyon Arhanud 13/PBY.

Gambar III. 23 penerapan material ACP pada Fasad

3) Kanopi

Kanopi pada bagian ini berfungsi untuk menghalang tempias air


hujan dan cahaya matahari yang masuk secara langsung kedalam
bangunan. Selain itu, elemen material ini juga menambah nilai
estetika pada bentuk bangunan

Gambar III. 24 kanopi sebagai penghalan tempias hujan

III-20
4) Ventilasi Rangka Hollow
Seperti fungsinya ventilasi pada umumnya, bagian ventilasi ini sebagai
sirkluasi udara alami dan sumber masuknya cahaya alami kedalam
bangunan. Bentuk ventilasi ini juga menambah nilai estetika pada fasad
karena disusun dengan bentuk lengkung mengikuti lengkung atap serta
bentuk susunan rangkanya yang diagonal.

Gambar III. 25 fungsi ventilasi sebagai sirkulasi udara

III-21
5) Roster
Adapun fungsi penerapan Roster pada dinding sebagai
penghawaan alami bagi bangunan, menambah mempertahankan
kearifan local, menambah estetika pada bangunan.

Gambar III. 26 penggunaan roster pada Fasad

6) Struktur pada Gedung Serbaguna


Adapun bagian – bagian struktur pada Gedung Serbaguna dibagi
dan dipaparkan menjadi :

• Pondasi

Pondasi yang digunakan pada Gedung Serbaguna adalah pondasi


tiang pancang dengan jenis Mini Pile dengan kedalaman 6 meter –
8 meter. Pola pada pondasi ini menggunakan pola grid dengan
jarak 6 mete r setiap pondasi. Dimensi Pondasinya memiliki
ukuran yang berbeda-beda karena setiap pondasi tersebut memiliki
beban sesuai bobot pada posisinya

III-22
Detail pondasi

Gambar III. 27 gambar detail pondasi

III-23
Gambar III. 28 Denah Pondasi

III-24
• Sloof

Sloof juga bagian strktur bawah pada bangunan. Sloof pada


Gedung Serbaguna memiliki dimensi yang berbeda – beda pada
posisi peletakannya. Beban yang disalurkan pada sloof ini
diperoleh dari struktur atas. Setelah menerima beban, sloof
menyebarkan beban yang diterima secara horizontal. lalu
disalurkan ke pondasi. Penerimaan gaya beban

Gambar III. 29 Detail Sloof

III-25
Gambar III. 30 denah Sloof

III-26
• Kolom
Ada 3 Kolom pada Gedung Serbaguna yaitu Kolom utama 60x60,
30x30, 15x15 sebagai kolom praktis. Kolom 60x60 memiliki
bentang 6 meter setiap antar kolom.

Gambar III. 31 Detail Kolom

Gambar III. 32 kolom pada proses pelaksanaan proyek

III-27
Gambar III. 33 denah Kolom

III-28
• Balok

Balok berfungsi menyalurkan beban ke kolom secara horizontal.


Balok pada Gedung Serbaguna dengan ukuran 30x50, 25x40,
20x30, dan 15x15. Ukuran balok yang berbeda – beda terletak di
elevasi tertentu. Terdapat 2 elevasi peletakan balok yaitu elevasi
+3.00 dan elevasi +5.00

Gambar III. 34 detail Balok

III-29
Gambar III. 35 denah Balok elevasi +3.00

III-30
Gambar III. 36 denah Balok elevasi +5.00

III-31
• Ring Balok

Ring balok merupakan balok ditingkat paling atas. Ring balok ini
menopang beban bangunan terutama beban yang berasal dari atap.
Dibawah merupakan ring balok berdimensi 30x50. Sama dengan
balok dibawahnya, Ring balok juga berfungsi sebagai struktur
penahan beban secara horizontal.

Gambar III. 37 detail Ring Balok

III-32
Gambar III. 38 denah Ring Balok

III-33
• Kuda – Kuda

Kuda – kuda pada atap ini menggunakan struktur pipa besi dari
bahan baja. Kuda – kuda ini menumpu di atas kolom utama
bangunan yang di las diatas plat besi yang dihubungkan dengan
tulangan besi dari kolom tersebut. Struktur kuda – kuda ini Vector
Active Structure System yang salah satunya Curved Truss System
yaitu struktur yang diperkuat dengan rangka baja.

Beban tertumpu Curved Structure


pada kolom (struktur lengkung) Beban tertumpu
Truss System pada kolom

Gambar III. 39 Curved Truss System pada kuda - kuda

III-34
Karena Gedung serbaguna ini termasuk bangunan bentang lebar,
terdapat 2 sistem struktur bentang lebar pada Gedung Serbaguna
ini. Diantaranya Bulk Active Structure System dan Vector Active
Structure System.

Gambar III. 41 Sloof, Kolom, Balok, Ring Balok, Plat Bulk Active Structure System
pada Gedung Serbaguna

Gambar III. 40 Curved Truss System sebaigai Vector Active Structure System pada
kuda - kuda

III-35
III.2.2 Bulk Active Structure System pada Bangunan Bentang Lebar Gedung
Serbaguna Batalyon Arhanud 13/PBY
A. Analisis Kasus
Salah satu struktur bentang lebar yang diterapkan pada Gedung Serbaguna
yaitu Bulk Active Structure System. Kasus ini timbul karena :
• Gedung Serbaguna memiliki struktur yang bersifat kaku dengan
penerapan struktur Sloof, Kolom, Balok, Ring Balok, dan Plat yang
terbuat dari bahan material beton.
• Memiliki jarak kolom masing - masing 6 m
• Memiliki dimensi Kolom, Sloof, Balok, dan Ring Balok yang besar
karena memiliki bentangan yang lebar agar struktur – struktur tersebut
mampu menahan beban pada bentangan Gedung Serbaguna
Penerapan Bulk Active Structure System pada Gedung Serbaguna
diantaranya Beam System, Frame System, Beam Grid and Slab System
berikut pemaparannya :

1. Beam System
Struktur ini terdiri dari balok Horizontal (Sloof , Balok, Ring Balok)
dan Vertikal (Kolom) yang materialnya menggunakan beton bertulang.
Pada kasus kali ini Sloof berada di sekeliling dinding dan juga terdapat
di tengah – tengah. Fungsi setiap bagian :

III-36
1) Sloof
Fungsinya meratakan seluruj beban yang diterima dan
menyalurkan beban bangun menuju pondasi.

Gambar III. 42 struktur Sloof

2) Kolom
Sebagai elemen struktur vertikal yang meneruskan beban aksial
dan diteruskan ke Pondasi.

Gambar III. 43 struktur Kolom

III-37
3) Balok
Elemen struktur yang berfungsi membagi beban secara horizontal
kemudian menyalurkan beban ke kolom.
4) Ring Balok
Fungsi utamanya sebagai pengikat pasangan susunan tembok
paling atas sekaligus meratakan beban dari struktur atap yang
berada diatasnya.

Gambar III. 44 struktur Balok dan Ring Balok

III-38
2. Frame System
Gabungan dari Sloof, Kolom, Balok hingga ke Ring balok saling terikat
satu sama lain menahan beban. Kinerja pada Frame System saling
terhubung satu sama lain. Beban yang di terima pada Ring Balok
tersalurkan ke Kolom dengan menerima beban arah vertikal. Kemudian
posisi balok menahan beban yang berasal dari dinding dan terjadi gaya
tarikan pada kolom. Semua beban akan di salurkan secara merata oleh
kolom ke sloof agar beban pada bangunan merata hingga turun ke
pondasi.

Sloof
Balok
Kolom
Ring Balok

Gambar III. 45 penerapan struktur Frame System yang terikat satu sama lain

III-39
3. Grid and Slab System
Terdapat pada bagian sayap bangunan dengan jarak grid kolom grid 6
m dengan luas 6 m x 12 m. Beban yang diterima berasal dari beban
benda diatasnya (Toren Air) dan beban dari plat. Beban yang diterima
Struktur Plat terima dan diratakan oleh Ring Balok lalu beban dibagikan
ke Struktur Grid atau kolom.

Slab System

Grid System

Gambar III. 46 StrukturGrid dan Slab System pada Gedung Serbaguna

III-40
B. Prinsip Kerja Struktur

Beban struktur atap yang tertumpu pada


kolom terjadi gaya tekan. Maka saat
pertemuan kolom dengan ring balok akan
terjadi gaya tarik dan menyebabkan
penyaluran beban merata secara horizontal
Ring Balok oleh ring balok. Fungsi ringa balok juga
untuk mengunci beban kolom yang tinggi
dan menstabilkan pergerakan yang
om Kolom
ditimbulkan dari kolom. Kemudian beban
yang diterimanya kembali disalurkan ke
kolom.

Gambar III. 47 prinsip kerja Bulk Active Structure System


pada Kolom, Ring Balok, Balok

Beban yang datang dari kolom di salurkan ke balok


hingga terjadi kembali gaya tarik kolom dengan balok.
Balok meratakan beban secara horizontal hingga
Balok
menyalurkannya kembali kepada kolom yang Kolom
menerima gaya tekan.

III-41
Plat memiliki beban tersendiri yang di topang
Lendutan
oleh kolom dan ring balok yang mana ketiga
Plat struktur ini terhubung satu sama lain. Terjadi gaya
tekan disaat kolom menerima beban dari plat.
Ring Balok
Kemudian gaya tarik akan terjadi antara kolom
dengan ring balok. Beban yang disalurkan plat ke
ring balok akan mengalami defleksi (lendutan)
karena bidang dari plat yang menumpun pada
seluruh bagian Ring Balok.
Beban dari kolom disalurkan pada sloof yang
meratakan seluruh beban pada bangunan hingga
Ke Pondasi
meneruskan beban tersebut ke pondasi.

Gambar III. 48 prinsip kerja Bulk Active Structure


System pada Plat, Ring Balok, Sloof,

Seluruh elemen pada struktur


bentang lebar Bulk Active
Structure System telah Kolom Kolom Kolom

memiliki keterkaitan satu Sloof Sloof

sama lain agar menjaga


kekokohan serta kekuatan Ke Pondasi Ke Pondasi Ke Pondasi

struktur pada seluruh beban


bangunan.

III-42
C. Proses Pelaksanaan Bulk Active Structure System
Secara keseluruhan, Bulk Active Structure System terdiri dari Sloof,
Kolom, Ring Balok dan Plat. Selama proses pelaksanaan struktur, seluruh
tulangan besi terikat satu sama lain dari Pondasi hingga Ring Balok.
Pelaksanaan Bulk Active Structure System di proyek mulai dari Sloof,
Kolom, Balok, Ring Balok, dan Plat.

1. Sloof
Pemasangan Sloof pada Gedung Serbaguna tidak hanya di bawah
dinding saja, namun pada bagian lantai juga di beri Sloof yang terikat
pada setiap grid kolom. Selama dilapangan, proses Sloof dibuat secara
keseluruhan dalam satu waktu sekaligus, hingga semua bagian sloof
terpasang. Adapun langkah – langkah pengerjaan pembuatan sloof
selama kegiatan pelaksanaan berlangsung :
1) Membuat Panel bekisting sesuai ukuran yang telah di tentukan
2) Merakit tulangan besi yang terdiri dari tulangan pokok dan
Sengkang hingga seluruh tulangan Sloof terikat satu sama lain
3) Tulangan besi dibungkus dengan bekisting sebanyak 2 sisi yaitu
kiri dan kanan
4) Coran beton dimasukkan kedalam bekisting lalu diratakan hingga
seluruh volume terisi penuh
5) Setelah beton kering, panel bekisting dilepaskan

III-43
Gambar III. 49 proses pembuatan struktur Sloof pada pelaksanaan proyek

III-44
2. Kolom
Selama pelaksanaan proyek, kolom – kolom utama di cor secara
bertahap menurut tingkat elevasinya. Tingkat pertama, kolom di cor
setelah pengecoran Sloof. Tingkat kedua setelah pengecoran balok,
kolom dicor kembali hingga mencapai batas Ring Balok. Adapun
proses pelaksanaan kolom selama di proyek :
1) Setelah sloof, tulangan pokok kolom yang terhubung pada Sloof
dirakit dengan ikatan Sengkang dengan jarak yang sudah
ditentukan. Pemasangan Sengkang hingga batas tulangan Balok
menggunakan scaffolding
2) Setelah tulangan dirakit, berikutnya memasang bekisting pada
menggunakan panel bekisting
3) Saat panel bekisting sudah terpasang kemudian masukan coran
kedalam bekisting
4) Pengecoran kolom dilakukan bertahap agar tidak menyebabkan
kualitas beton menurun
5) tahap pengecoran berlanjut dari balok lalu ke ring balok

III-45
Gambar III. 50 proses pembuatan Kolom pada pelaksanaan proyek

III-46
Ditemukan sebuah kasus saat pelaksanaan berlangsung yaitu ada 3
kolom yang tidak di pasang bersamaan dengan kolom yang lainnya.
Pemasangan kolom ini terjadi setelah pengecoran lantai dalam Gedung
Serbaguna selesai. Berikut prosesnya :
1) Setelah Lantai di timbun dengan tanah dan coran, lantai tersebut di
bor dititik tertentu yang terhubung dengan pondasi
2) Pengeboran dilakukan hingga menemukan tulangan besi pada
Sloof yang terikat
3) Kemudian tulangan besi Kolom dikaitkan pada tulangan Sloof
4) Setelah tulangan besi terkait, lalu di bungkus dengan bekisting
sebanyak 4 sisi (kiri, kanan, depan, belakang)
5) Saat bekisting telah terpasang semua, bekisting, tulang pada Ring
balok dihubungkan dengan ulangan besi Kolom

III-47
Kolom yang di cor pada tahap ke 1

Kolom yang di cor pada tahap ke 2

Gambar III. 51 posisi pembuatan Kolom tahap ke 1 dan tahap ke 2

III-48
Gambar III. 52 pembuatan Kolom pada tahap ke 2

III-49
3. Balok dan Ring Balok
Proses pelaksanaan balok dan Ring Balok selama dilapangan
diantaranya :
1) Setelah pemasangan Kolom selesai, tulangan besi Balok
dihubungkan dengan tulangan besi Kolom
2) Pemasangan bekisting dipasang sebanyak 3 sisi (bawah, kiri,
kanan) dan diberi kayu penahan pada bekisting
3) Saat bekisting terpasang, coran beton dimasukkan kedalam
bekisting
4) Bekisting dilepas saat Balok sudah kering
5) Setelah tahap pengecoran Kolom ke dua, bekisting kembali
dipasang sebanyak 3 (bawah, kiri, kanan) untuk pengecoran Ring
Balok
6) Bekisting di dilepaskan setelah Ring Balok mengering

Gambar III. 53 proses pembuatan Balok pada pelaksanaan proyek

III-50
Gambar III. 54 Proses pembuatan Ring Balok pada pelaksanaan proyek

4. Plat/Atap Dak
Struktur Plat pada Gedung Serbaguna berfungsi sebagai atap dan
peletakan toren air. Struktur Plat terletak pada sayap bangunan yang
berukuran 6 m x 12 m. Proses pelaksanaan struktur Plat di proyek :
1) Setelah pengecoran kolom, tulangan pada ring balok yang menyatu
dengan kolom dipasang bekisting
2) Setelah bekisting pada ring balok, berikutnya memasang bekisting
untuk bidang plat lantai. Serta merakit dan menyambungkan
tulangan besi pada tulangan plat dan balok. Seluruh bidang
bekisting di beri kayu penahan agar bekisting plat kokoh
3) Setelah tulangan dirakit, pada bagian tulangan plat diberi deking
beton
4) Tahapan selajutnya dilakukan pengecoran pada bagian ring balok
hingga plat lantai
5) Jika pengecoran sudah kering, bekisting nya dilepaskan

III-51
Gambar III. 55 proses pembuatan struktur Plat pada pelaksanaan proyek

III-52
III.2.3 Kesimpulan Hasil Proyek Gedung Serbaguna
Selama melihat proses pelaksanaan konstruksi pada proyek Gedung
Serbaguna terjadi beberapa kasus. Kasus-kasus tersebut berkaitan dengan
objek pembahasan pada laporan ini. Berikut pemaparannya :
A. Ketidaksesuain di Proyek
Selama kegiatan Kunjungan Proyek, mencocokkan gambar kerja dengan
hasil pelaksanaan. Semua proses pekerjaan hampir sesuai dengan gambar
kerja. Namun, ada beberapa pekerjaan sedikit berbeda di gambar kerja
dengan dilapangan. Adapun hal – hal yang ditemukan tidak sesuai:
• Terdapat ventilasi pada toilet, sedangkan di gambar kerja tidak tertera

Gambar III. 56 ventilasi toilet

III-53
• Corak pada roster berbeda di gambar dengan di lapangan. Pada
perencanaan dan perancangan, material roster menggunakan material
bata. Saat proses pelaksanaan konstruksi, material roster diganti
menjadi roster beton dengan corak yang berbeda

Gambar III. 57 perbedaan roster di gambar perancangan dengan di proyek

III-54
• Perencanaan septictank berbeda dengan di lapangan. Pada gambar
kerja, septictank direncanakan menggunakan septictank batu bata.
Namun, pada proses pelaksanaan septictank yang digunakan berupa
Biotank.

Gambar III. 58 perbedaan septictank pada gambar kerja dengan di proyek

III-55
B. Pelaksanaan Struktur Kolom dengan beda Tahap
Pada umumnya, pelaksanaan konstruksi struktur mulai dari pondasi hingga
ke atap sebaiknya dilakukan dengan proses yang berurutan dan benar.
Karena pelaksanaan yang tidak tepat akan mempengaruhi kinerja struktur
saat menanggung beban pada bangunan.

Pada pembahasaan sebelumnya, tentang Proses Pelaksanaan Bulk Active


Structure System terdapat proses pelaksanaan yang kurang tepat. Mengenai
pelaksanaan konstruksi pada struktur kolom tahap 2. Pada kasus tersebut
terjadi pengeboran pada lantai yang sudah dicor hingga menemukan
tulangan antara sloof dan pondasi. Hal tersebut dilakukan karena ada
penambahan kolom yang dibangun sebanyak 3 kolom.

Seharusnya, saat pelaksanaan konstruksi kolom, seluruh kolom dibangun


secara bersamaan agar sambungan tulangan kolom dengan sloof dan
pondasi lebih terikat. Jika kasus seperti ini sudah terjadi, sebaiknya
pengeboran dilakukan dengan benar – benar hingga menemukan sambungan
tulangan sloof dan pondasi, agar sambungan kolom,sloof hingga pondasi
terhubung. Kinerja struktur kolom pun akan bekerja dengan semestinya.

III-56
C. Pemaparan Hasil Kunjungan Proyek
Setelah kegiatan Kunjungan Proyek selesai, seluruh hasil pemahaman
selama di proyek dipresentasikan pada mentor magang. Adapun hasil dari
presentasi pemaparan :
• Menjelaskan konsep Gedung serbaguna dalam Aspek Tapak, Aspek
manusia, dan Aspek Bangunan
• Memaparkan dan menjelaskan dokumentasi proses pekerjaan selama
di proyek
• Memaparkan pekerjaan apa saja yang tidak sesuai dengan gambar kerja
Tujuan pemaparan ini agar mentor magang dapat melihat bagaimana
mahasiswa mempresentasikan hasil kegiatan selama kunjungan proyek
serta menilai pemahaman mahasiswa selama melakukan kunjungan proyek.

Gambar III. 59 pemaparan hasil pemahaman selama kunjungan


proyek kepada mentor magang

III-57
III.3 Perencanaan dan Perancangan Citywalk Pekanbaru

III.3.1 Kajian Literatur


A. Pengertian
Citywalk secara harafiah terdiri dari 2 kata, city dan walk. City berarti kota,
didalam kota, sedangkan walk berarti jalur, jalan. Citywalk merupakan
pedestrian dengan sarana perbelanjaan yang lengkap, serta dikelola oleh
suatu pengembang usaha , sehingga dapat bertahan dan berkembang.

Konsep City walk sebenarnya merupakan konsep dimana sebuah kota


berorientasi pada pejalan kaki serta ruang terbuka sebagai ruang publik.
City Walk hadir berupa koridor untuk pejalan kaki yang menghubungkan
beberapa fungsi komersial dan ritel yang ada. Koridor ini bersifat terbuka
(tanpa AC) dan cukup lebar, berkisar 6 hingga 12 meter, tergantung jenis
kegiatan yang akan diciptakan. Selain itu, City Walk juga sebagai koridor
komersial seharusnya dapat memberikan rasa nyaman dari iklim tropis yang
ada di Indonesia seperti panas dan hujan misalnya. Aktivitas di city walk
biasanya lebih ke arah gaya hidup yang sedang berkembang saat ini. Dan
tempat nongkrong di kafe dan restoran sampai toko yang menjual pernak-
pernik yang berkaitan dengan gaya hidup, seperti barang teknologi, tempat
bermain anak, olahraga, bioskop, hingga barang kerajinan.

B. Elemen Citywalk pada Pusat Perbelanjaan Modern


Dari pengertian mengenai konsep Citywalk di atas dapat ditarik kesimpulan
mengenai elemen-elemen utama pembentuk Citywalk yaitu open space,
pedestrian, dan retail-retail (bangunan).

III-58
1. Open Space pada pusat perbelanjaan
Persimpangan koridor citywalk pada suatu pusat perbelanjaan sering
digunakan sebagai ruang terbuka untuk panggung pertunjukan. Ruang
ini juga berfungsi sebagai penghubung atau penyatu massa bangunan
yang biasanya terpecah. Fungsi open space pada citywalk :
• Digunakan untuk panggung/ tempat hiburan
• Sebagai ruang penghubung atau penyatu massa bangunan yang
biasanya terpisah.
2. Pedestrian pada pusat perbelanjaan
Pedestrian berasal dari kata pedos (Yunani) yang berarti kaki. Sehingga
pedestrian dapat diartikan sebagai pejalan kaki atau orang yang berjalan
kaki, sedangkan jalan yaitu media diatas bumi yang memudahkan
manusia dalam tujuan berjalam. Jadi, pedestrian dalam hal ini
mempunyai arti pergerakan atau perpindahan orang atau manusia dari
satu tempat sebagai titik tolak ke tempat lain sebagai tujuna dengan
menggunakan moda jalan kaki.

Fitur yang paling penting pada pedestrian pusat perbelanjaan dengan


tipe terbuka adalah pedestrian yang teduh.Bentuk penutup pedestrian
dapat disediakan melalui 2 cara yaitu :
• Dengan memundurkan pertokoan/retail dari bangunan utama lantai
atas.
• Dengan menambahkan kanopi.
Zona Pedestrian pada pusat perbelanjaan dengan konsep citywalk
diantaranya :
• Frontage Zone, Zona ini merupakan ruang interaksi antara
pengguna jalur pedestrian dengan fungsi bangunan. Rangkaian
frontage zone yang ditata baik akan mengundang pejalan kaki
bergerak masuk ke dalam fungsi bangunan. Terdapat akses
langsung dari frontage zone menuju fungsi bangunan yang

III-59
memberi kontinuitas gerak dari jalur pedestrian ke dalam
bangunan.
• Pedestrian Zone, Zona ini merupakan jalur gerak lalu – lalang bagi
pejalan kaki. Zona ini memberi kebebasan bagi pejalan kaki untuk
berjalan tanpa interupsi berarti dari kendaraan bermotor. Selain
untuk pejalan kaki, zona ini juga harus dapat dilalui oleh
penyandang disabilitas. Pada zona pedestrian area komersila
penambahan paving diperlukan agar terlihat lebih atraktif. Lebar
zona pedestrian sesuai dengan kebutuhan, dengan ruang minimal
manusia 60 cm. Pada kawasan pedestrian secara umum, lebar zona
pedestrian minimal 2,5 m. Pada area citywalk sebuah kota lebar
zona pedestrian minimal 1,9 m. Pada area lokal lebar zona
pedestrian minimal 1,5 m.
• Street Furniture/Curb Zone, Zona ini memberi ruang untuk
optional activities seperti duduk, beristirahat, berorientasi. Street
Furniture disediakan dalam zona ini untuk menunjang optional
activities. Setiap Street Furniture diletakkan dengan maksud
meningkatkan frekuensi dan durasi berjalan kaki. Zona ini dapat
diperluas (curb extension) dengan memakai area on street parking,
pada titik-titik padat aktivitas, sehingga pejalan kaki memiliki lebih
banyak ruang dan ragam aktivitas

Gambar III. 60 pembagian zona pada konsep citywalk

III-60
3. Bangunan pertokoan pada pusat perbelanjaan
Bangunan pada konsep citywalk merupakan salah satu elemen
pembentuk citywalk dalam pusat perbelanjaan modern. Karena
fungsinya sebagai tempat komersial, maka bangunan harus ada untuk
memenuhi fungsi komersial yang berupa pusat perbelanjaan modern
ini. Adapun pola – pola dari bangunan :
• Bentuk linier, merupakan suatu deretan toko-toko yang membentu
garis lurus yang dipersatukan oleh kanopi dan pedestrian yang
terdapat di sepanjang bagian depan toko-toko.
• Bentuk L dan U, merupakan perkembangan dari bentuk linier
shopping center yang besar dan community shopping centers uang
kecil, sedangkan bentuk U sesuai dengan community shopping
center yang besar.
• Mall, merupakan daerah bagi pejalan kaki yang terletak diantara
bangunan linier yang berhadapan, kemudian mall menjadi daerah
bagi pejalan kaki unutk hilir-mudik dalam berbelanja.
• Cluster, merupakan perkembangan dari konsep mall, tetapi pada
penerapan cluster lebih ditekankan pada penggunaan beberaapa
massa bangunan yang berdiri sendiri, dipisahkan oleh jalur bagi
pejalan kaki atau taman pada regiaonal shopping center. Bentuk
cluster bervariasi dengan menggunakan bentuk-bentuk dari huruf
X, Y, dan halter.

III-61
III.3.2 Eksisting Tapak
A. Lokasi dan Dimensi Tapak
Lokasi tapak terletak di Jalan OKM Jamil. Panjang Site berukuran 290 m
dengan lebar jalan 23 m. Tapak ini berupa jalan lurus yang terhubung
dengan Jalan Sudirman dan Jalan Datuk Wan Abdul.

Gambar III. 61 site lokasi dan dimensi

B. Batas – Batas Tapak


Batas – batas tapak dengan lingkungan sekitar perlu diidentifikasi agar
dapat melihat peluang apa saja yang mempengaruhi keuntungan bagi
kawasan Citywalk Setelah di bangun begitu juga sebaliknya dengan
lingkungan sekitarnya.
• Utara : Jalan Parit Indah, Gedung Guru
• Timur : Arena GoKart Pekanbaru, Jalan
• Barat : Jalan Sudirman, Gedung BRI
• Selatan : Lapangan taman Purna MTQ

III-62
Jalan parit Arena GoKart Pekanbaru

Gedung guru
Jalan Datuk Wan Abdul
Jamal

Gedung BRI

Jalan sudirman Lapangan Taman Purna


Gambar III. 62 batas - batas pada tapak denganMTQ
lingkungan sekitar

III-63
C. Dokumetasi Eksisting Tapak

Gambar III. 64 kondisi retak pada perkerasan trotoar

Gambar III. 63 kondisi jalan dan lingkungan

III-64
Gambar III. 65 terdapat 4 tiang besar diatas trotoar

Kondisi yang ditemukan pada eksisting tapak :


• Kerusakan pada permukaan jalur pedestrian yang tergolong parah
• Lingkungan pada perbatasan sisi kiri dan kanan tapak berupa semak
• Terdapat 4 buah tiang besar yang tidak difungsikan saat ini
• Terdapat pedagang kaki lima di sekitar tapak
D. Aksesibiltas
Pada Tapak terdapat 2 arah Akses, yang pertama dapat dilalui dari Jalan
Sudirman. Akses yang kedua dapat juga diakses dari Jalan Datuk Wan
Abdul Jamal.

SITE

Gambar III. 66 alur akses menuju tapak

III-65
E. Topografi , Jenis Tanah dan Drainase
Kondisi eksisting topografi cenderung datar karena jalur pedestrian sudah
diberi perkerasan sebelumnya. Namun, kondisi perkerasan sudah tergolong
rusak berbentuk retak dan permukaan yang tidak rata.Tanah disekitar tapak
bersifat tidak stabil yang diakibatkan oleh kondisi tanahnya yang basah
(berawa). Terdapat vegetasi berjenis pohon didalam tapak yang tumbuh
pada bagian pedestrian. Jumlah Pohon pada area pedestrian sebanyak 19
batang

Gambar III. 67 topografi tanah cenderung datar dan kondisi tanah yang berawa

III-66
Gambar III. 68 drainase terhubung dengan riol kota

III-67
F. Vegetasi pada Tapak
Terdapat Pohon Mahoni dan Pohon Ketapangnyang tumbuh di area Trotoar.

Pohon Mahoni

Pohon Ketapang

Gambar III. 69 vegetasi eksisting berupa pepohonan

III-68
III.3.3 Analisis Tapak, Manusia, dan Bangunan
A. Aspek Tapak
1. Orientasi Tapak

SITE

Gambar III. 70 orientasi tapak

Pada gambar terlihat tapak melintang dari arah Barat ke Timur,


sedangkan tapak membujur dari Utara ke Selatan. Tanggapan terhadap
kondisi tapak berdasarkan orientasinya yaitu arah hadap bangunan
mengarah ke Utara dan Selatan mengikuti garis linier tapak. Arah Utara
dan Selatan juga baik untuk arah bukaan bangunan karena tidak disinari
cahaya matahari secara langsung .

Gambar III. 71 arah hadap bangunan

III-69
2. View
Tidak ada view yang menarik secara visual pada tapak. Sesuai dengan
kebutuhan didalamnya, akan dibuat view buatan didalam tapak
tepatnya berada didalam area jalur pedestrian. Pada tapak akan diberi
taman kecil dan penataan elemen Citywalk yang rapi agar menciptakan
kenyamanan didalam tapak tercipta dengan sendirinya.

Selain itu, Street Furniture yang menduduk dan lengkap juga akan
menciptakan view tersendiri yang membuat kawasan Citywalk
Pekanbaru lebih tertata rapi serta fungsional.

Gambar III. 72 Street Furniture sebagai pendukung view

III-70
3. Vegetasi
Terdapat beberapa pohon yang tumbuh diatas area pedestrian. Pohon –
pohon tersebut tetap di pertahankan keberadaannya. Pohon – pohon itu
juga berfungsi sebagai peneduh pada area kawasan Citywalk. Adapun
variasi lainnya pada pengolahan vegetasi yaitu membuat taman kecil di
area pedestrian agar menciptakan view buatan didalamnya.

Gambar III. 73 Ilustrasi view taman pada area pedestrian

III-71
4. Topografi
Tak perlu penanganan berupa cut ataupun fill dalam skala besar pada
topografi tapak. Hanya saja, bagian perkerasan harus diperbaiki
keseluruhan. Karena tanahnya berawa, struktur pondasi bangunan yang
digunakan berupa pondasi tapak dan cerucuk. Perpaduan pondasi ini
cocok pada tanah yang berawa dan bersifat tidak stabil.

Gambar III. 74 Perkerasan pada bagian pedestrian yang rusak berupa material batu

III-72
5. Drainase
Pembuangan akhir air pada aktivitas tapak dibuang ke riol kota yang
berada di Jalan Sudirman.

Gambar III. 75 Pembuangan akhir dibuang ke riol Jalan Sudirman

6. Zoning Tapak
Pada zona area bangunan akan terdapat Booth makanan sebagai pusat
perbelanjaan kuliner pada kawasan Citywalk Pekanbaru. Booth

III-73
Keterangan
Area Bangunan
Gerbang
Area Titik Kumpul

Gambar III. 76 pengelompokan zona pada tapak

B. Aspek Manusia
1. Identifikasi Pengguna dan Aktivitas
Bagian ini menganalisis siapa saja yang akan menjadi pengunjung
sekaligus pengguna. Setelah mengetahui siapa saja penggunannya,
kemudian setiap pengguna diuraikan kegiatan apa saja yang akan
dilakukannya.

No Identifikasi pengguna Aktivitas

1. Balita dan Anak – anak • Bermain


• Duduk
• Buang air kecil/besar
• Membeli makanan/minuman
• menyusui
2. Remaja dan Dewasa • Duduk
• Menyaksikan acara music
• Membeli makanan/minuman
• Berswafoto
• Buang air kecil/besar
• Sholat

III-74
3. Pengelola • Duduk
• Mengurus segala
pengelolahan administrasi Citywalk
• Buang air kecil/besar

4. Satpam • Menjaga keamanan


• Duduk
• Makan/minum
• Buang air kecil/besar

2. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang diidentifikasi dari analisis kegiatan. Kebutuhan ruang
merupakan penyediaan wadah untuk melakukan spesifikasi kegiatan
yang telah dianalis berdasarkan tujuan awal perencanaan.

No Aktivitas Pengguna Kebutuhan ruang

1. Duduk Kursi/Area duduk

2. Bermain Playground
3. Membeli makanan/minuman Kios

4. Menyusui Ruang Laktasi

5. Menyaksikan acara musik • Panggung


• R. penyimpanan alat
• Tempat duduk penonton
6. Pengelolahan administrasi R. Pengelola

7. Berswafoto Spot foto


8. Sholat Musholla
9. Menjaga keamanan Pos satpam

10. Buang air kecil/besar Toilet

III-75
C. Aspek Bangunan
1. Pencapaian dan Sirkulasi
Sirkulasi arah masuk pencapaian (Entrance) dapat melalui Jalan
Sudirman dan Jalan Wan Datuk Abdul Jamal dari dua arah yang
berbeda.

Jl. Datuk Wan Abdul Jamal


Jl. Sudirman

Gambar III. 77 arah sirkulasi menuju lokasi

Sirkulasi menuju keluar (Exit) dapat menuju ke Jalan Sudirman dan


Jalan Datuk Wan Abdul Jamal. Jadi, jalur pada jalur pada Jalan OKM
Jamil dapat dilalui 2 arah karena jalan ini memiliki 2 lajur dalam 1 jalur.

Jl. Datuk Wan Abdul Jamal


Jl. Sudirman

Gambar III. 78 arah sirkulasi menuju keluar

III-76
2. Sistem Struktur pada Bangunan
Penerapan struktur bagian bawah pada bangunan yang ada pada
kawasan Citywalk mennggunakan pondasi tapak dengan variasi
cerucuk. Penggunaan pondasi tapak mampu pada ketahanan di tanah
basah. Sedangkan fungsi cerucuk agar menjaga stabilitas struktur di
tanah basah

Gambar III. 79 Perpaduan pondasi tapak dan cerucuk dapat


diterapkan pada tanah basah yang bersifat tidak stabil

3. Sarana, Prasarana, dan Utilitas Umum


Sarana, Prasarana, dan Utilitas Umum adalah kelengkapan dalam suatu
kebutuhan fisik agar terpenuhnya kebutuhan, aman, dan fungsional.
Berikut kebutuhan fisik yang diperlukan :
1) Lampu Jalan
Lampu Jalan berfungsi untuk menerangi area kawasan pada malam hari
2) Tempat Duduk
Kesediaan tempat duduk juga perlu, karena berfungsi sebagai
tempat peristirahatan pejalan kaki setelah berjalan kaki dengan jarak
yang jauh

III-77
3) Bolard
Fungsi Bolard sebagai pembatas agar pengendara sepeda dan motor
tidak menaiki area trotoar. Ini merupakan salah satu faktor
keamanan aktivitas penjalan kaki.
4) Peneduh
Elemen peneduh ada dua pilihan, diantarannya pohon peneduh dan
tenda peneduh. Keduanya dapat diterapkan sesuai dengan
kebutuhan.
5) Tempat Sampah
Terdapat beberapa titik tempat sampah dengan jarak tertentu.
6) Drainase
Drainase pembuangan ke riol kota berada dibawah trotoar yang
dialirkan dari selokan kanstin
7) Ramp
Ramp berfungsi agar penjalan kaki penyangdang disabilitas dapat
berjalan dengan aman di area trotoar.
8) Guiding Block
Guiding Block atau pemandu jalan yaitu tanda yang dikhususkan
untuk penyandang disabilitas khususnya untuk para menyandang
tunanetra. Guiding block akan diberi disepanjang trotoar agar akses
seluruh Citywalk dapat dicapai oleh penyandang tunanetra.

III-78
III.3.4 Konsep Desain
A. Konsep Dasar Pendekatan Rancangan
Konsep yang diterapkan pada kawasan Citywalk Pekanbaru dengan
penerapan arsitektur modern. Arsitektur modern adalah suatu bangunan
dengan gaya karakteristik serupa yang mengutamakan kesederhanaan
bentuk dan menghapus segala macam ornamen.

Arsitektur Modern memiliki prinsip yaitu fungsional dan efisiensi.


Fungsional yang artinya bangunan tersebut harus mewadahi aktifitas
penghuninya dan efisiensi harus mampu diterapkan ke berbagai hal seperti
efisiensi biaya, efisiensi waktu pengerjaan dan aspek free maintenance pada
bangunan.

Bangunan pada kawasan Citywalk Pekanbaru menerapkan konsep tema


Arsitektur Modern yang mana desain bangunan mengutamakan bentuk yang
sederhana. Kawasan ini menerapkan suatu tempat yang dapat mewadahi
banyak kegiatan seperti tempat kuliner, tempat nongkrong, acara
pertunjukkan musik, tempat bermain, dan kegiatan lain sebagainya. Hal ini
menjadi poin efisiensi tempat dan waktu dalam mewadahi aktivitas manusia
dalam satu tempat.

III-79
B. Zoning Bangunan

Gerbang Amphitheater
Signage Text Tribun
Kios UMKM Tipe A Kantor Pengelola
Kios UMKM Tipe B Musholla
Playground Toilet

Gambar III. 80 zoning peletakan bangunan

Pembentukkan zoning bangunan berdasarkan dari fungsi bangunan


berdasarkan kegiatan yang dilakukan selama berada di kawasan Citywalk.
Fungsi dari setiap zona pada bangunan diantaranya :

1. Gerbang
Fungsinya sebagai pintu masuk menuju kawasan Citywalk. Pada
gerbang terdapat tulisan CITYWALK PEKANBARU dan terdapat

Gambar III. 81 Gerbang pada Entrance Citywalk Pekanbaru

III-80
corak melayu. Konsep ini diartikan sebagai kawasan Citywalk yang di
bangun di bumi melayu (Kota Pekanbaru)
2. Signage Text

Gambar III. 82 Signage Text sebagai Identitas

Signage Text ini memiliki tulisan CITYWALK PEKANBARU


berfungsi sebagai identitas pada dan spot foto bagi para pengunjung
dikawasan tersebut
3. Kios UMKM Tipe A

Gambar III. 83 Kios UMKM Tipe A

Kios ini khusus retail yang memiliki brand tertentu seperti Starbuck,
Mixue, Kopi Janji Jiwa, dan sebagainya.

III-81
4. Kios UMKM Tipe B

Gambar III. 84 Kios UMKM Tipe B

Kios ini memiliki ukuran yang lebih kecil dari Tipe A. Jika Tipe A
memiliki retail brand tertentu, kios ini makanan khas pedagang kaki
lima pada umumnya.
5. Amphitheater

Gambar III. 85 Amphitheater pada Citywalk Pekanbaru

Fungsi utama pada Amphitheater sebagai tempat pertunjukkan acara


music dan acara lainnya.

III-82
6. Tribun

Gambar III. 86 Tribun sebagai tempat duduk saat acara musik

Fungsi Tribun Sambil menikmati acara pertunjukkan musik,


pengunjung dapat duduk santai di Amphitheater yang langsung
mengarah ke Panggung pertunjukkan
7. Playground

Gambar III. 87 Area Playground untuk Anak-anak

Bagi para pengunjung yang membawa anak kecil, Citywalk


menyediakan Playground. Penyediaan Playground agar kegaiatan anak
kecil mudah terpantau dan menjadi tempatng yang menyenangkan
untuk bermain selama di kawasan Citywalk

III-83
8. Musholla

Gambar III. 88 Musholla sebagai tempat ibadah Sholat


Dikarenakan jarak Masjid sangat jauh, Citywalk menyediakan
Musholla untuk mempermudah ibadah solat di dalam kawasan tersebut
9. Kantor Pengelola

Gambar III. 89 Kantor Pengelola pada Citywalk Pekanbaru

Selurruh manajemen dari pergerakan Citywalk Pekanbaru akan diatur


oleh pengelola. Kantor Pengelola menyimpan arsip, menyediakan
ruang kerja serta ruang gudang untuk penyimpanan barang seperti
Sound System.

III-84
10. Toilet

Gambar III. 90 Toilet umum pada Citywalk Pekanbaru

Citywalk Pekanbaru menyediakan 2 titik Toilet agar fungsinya dapat


dirasakan secara merata dikarenakan jarak kondisi eksisting yang jauh

C. Sistem Sirkulasi
Arah entrance sirkulasi menuju kawasan Citywalk dapat melewati Jalan
Sudirman dan Jalan Datuk Wan Abdul Jamal.

Jl. Datuk Wan Abdul Jamal


Jl. Sudirman

Gambar III. 91 sistem pergerakan sirkulasi pada lokasi

III-85
D. Penataan Bangunan
Penataan bangunan pada area pedestrian menerapkan pola linear. Pola linear
merupakan pola yang menerapkan susunan bangunan yang mengikuti
bentuk tapak pedestrian. Susunan bangunan akan dihadapkan secara
berhadapan.

Gambar III. 92 area bentuk penataan bangunan

E. Sarana, Prasarana dan Utilitas Umum


Kebutuhan sarana, prasarana, serta utilitas umum pada area pedestrian
mengikuti standarisasi yang ada. Agar tertata dengan rapi, maka sarana,
prasaran, dan utilitasi umum dibagi menjadi 3 bagian:
1. Frontage Zone
Pada zona ini diisi dengan area Booth dan kursi makan yang khususkan
untuk interaksi manusia dengan fungsi bangunan. interaksi yang
dilakukan berupa berbelanja, duduk, makan, dan bercerita
2. Pedestrian Zone
Area ini ditata dengan space pejalan kaki dengan jarak minimal
hitungan 2 orang, serta pemberian Guiding Block sepanjang jalur
pedestrian agar dapat dimanfaatkan oleh penyandang disabilitas.
3. Street Funiture/Curb Zone
Penataan prasarana dan utitlitas umum berada di bagian zona ini. Agar
mendukung aktivitas pada pedestrian perlu adanya street furniture
berupa

III-86
1) Lampu jalan sebagai penerangan, bangku jalan sebagai tempat
peristirahatan pejalan kaki,
2) Tempat sampah agar kawasan citywalk terjaga kebersihannya,
3) Bolard untuk menjaga keselamatan pejalan kaki dari motor yang
menaiki,
4) Drainase sebagai tempat pembuangan air ke Riol kota yang
diarahkan ke Kanstin
5) Ramp yang memberikan kemudahan akses ke trotoar bagi
penyandang disabilitas. Ramp ini akan divariasikan dengan stand
bolard agar pengendar sepeda dan sepeda motor tidak dapat
mengakses Trotoar
F. Material Bangunan
1. Material pada Gapura Gerbang
Penggunaan material ACP pada bagian Gerbang. ACP (Aluminium
Composite Panel) merupakan material yang terbuat dari. Terdapat
material ACP biasa dan ACP Laser Cut. ACP biasa terletak pada aksen
gerbang yang berbentuk kubus berjumlah 3 pada sisi kanan dan kiri.
Untuk ACP Laser Cut terletak pada bagian corak Pucuk Rebung sebagai
unsur estetika Arsitektur Melayu. Material ACP ini berfungsi untuk
menonjolkan estetika Gerbang Citywalk Pekanbaru agar menarik
perhatian sehingga akan lebih banyak pengunjung yang penasaran
untuk mengunjungi kawasan Citywalk Pekanbaru.

Sisi lainnya menggunakan material WPC ( Wood Plastic Composite )


yang berada disamping bidang segitiga yang bercorak Pucuk Rebung.
Fungsinya agar menutupi rangka besi dari Gapura Gerbang dan
menambahkan kesan estetika pada bagian Gerbang.

III-87
Wood Plastic
Composite

ACP Laser Cut

Aluminium
Composite
Panel

Gambar III. 93 Material Gapura Gerbang

2. Material Booth UMKM Tipe A dan Tipe B


Material Booth UMKM terdiri dari dinding partisi GRC 8mm yang
menggunakan Rangka Baja Ringan. GRC merupakan bahan material
dari beton yang diperkuat dengan serat. Penggunaan GRC pada partisi
dinilai lebih ringan serta cepat dalam pemasangan. Sedangkan pada
bagian Fasad menggunakan elemen garis – garis horizontal mengikuti
bentuk pola Booth.

Material tersebut berupa WPC ( Wood Plastic Composite ) untuk


menambah nilai estetika pada Fasad. Selain Booth UMKM, bangunan
lainnya juga menggunakan WPC pada Fasadnya seperti Musholla,
Toilet, dan Kantor Pengelola

Untuk Kusen Pintu dan Jendela menggunakan bahan Aluminium karena


cocok dengan perpaduan material GRC dan WPC. Selain menambah
estetika, kusen Aluminium juga mudah didapatkan pada saat
ini.Material

III-88
Wood Plastic
Kusen
Composite
Aluminium

Partisi GRC

Gambar III. 95 Material Fasad pada Booth UMKM Tipe A

Wood Plastic
Composite

Partisi GRC

Gambar III. 94 Material Fasad pada Booth UMKM Tipe B

3. Material Bangunan Amphitheater


Atap pada Amphitheater menggunakan material Membrane yang
kemudian dikaitkan dan terhubung satu sama lain rangka pipa Besi
Galvanis. Penggunaan atap Membrane memberikan bentuk inovasi
baru yang menyesuaikan tema Modern pada Kawasan Citywalk
Pekanbaru.

III-89
Atap Membrane

Rangka Besi
Galvanis

Gambar III. 96 Material Amphitheater

III-90
III.3.5 Hasil Perancangan
A. Gambar 3D
Hasil Gambar Rancangan 3D terdapat pada Lampiran Dokumen Teknis

B. Gambar Kerja
Seluruh gambar kerja pada hasil rancangan Citywalk Pekanbaru akan di
cantumkan di Lampiran Dokumen Teknis

C. Pemaparan Perencanaan Citywalk Pekanbaru


Pada pemaparan hasil perancangan Citywalk Pekanbaru dilakukan di Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pekanbaru. Pemaparan yang
dijelaskan berupa hasil perancangan kawasan Citywalk Pekanbaru dimulai
dari Site Plan, gambar 3D Visual hingga ke gambar kerja (DED).

Gambar III. 97 Pemaparan Perencanaan Citywalk Pekanbaru di


Dinas PUPR Kota Pekanbaru

III-91
III.4 Hasil Pencapaian Kegiatan Kunjungan Proyek Gedung Serbaguna dan
Perancangan Citywalk

III.4.1 Pencapaian Tujuan Kegiatan Magang


Kegiatan Magang MBKM Mandiri mendapatkan pengalaman yang
banyak selama didunia pekerjaan. Kunjungan proyek salah satu
pengalaman yang tidak didapatkan selama perkuliahan. Pengalaman ini
memberikan pengetahuan mengenai pelkasanaan konstruksi dan dapat
melihat secara lamgsung hasil realisasi dari suatu desain yang dapat
dijadikan sebagai studi kasus pembelajaran di perkuliahan khususnya di
mata kulia Kerja Praktek.

Proses perencanaan dan perancangan yang dilakukan di kampus dengan


dunia memiliki perbedaan. Teori yang dipelajari diperkuliahan menjadi
pengetahuan dasar saat melakukan kerja praktek selama magang. Kegiatan
magang membuat mahasiswa mempelajari pemecahan masalah pada
desain serta dapat memahami pembuatan gambar kerja (DED) apa saja
yang dibutuhkan pada pekerjaan proyek selama di dunia kerja. Kasus yang
dijumpai pada hasil rancangan sangat variatif yang mana bermanfaat untuk
pengalaman desain ruang.

Penggunaan software building design, belajar membuat video animasi,


bagaimana cara mempersiapkan bahan presentasi, mampu memanajemen
waktu sebelum jadwal paparan desain merupakan peningkatan soft skill
yang didapatkan selama magang.

Namun, ada beberapa poin yang tertinggal pada perancangan proyek


kasusnya pada proyek Citywalk Pekanbaru. Pada perencanaan ini, seluruh
pembuangan air kotor langsung di buang ke drainse yang terhubung
langsung pada Riol Kota. Seharusnya, pembuangan air kotor tersebut
diberi semacam sumur resapan atau pengolahan sejenisnya karena air yang
terbuang mengandung minyak dan sabun yang dihasilkan dari aktivitas

III-92
bangunan. Akibatnya air tersebut mencemari Riol Kota yang akan
menyebakan bau yang tidak sedap dan terganggunya kebersihan di sekitar
drainase Riol Kota.

III.4.2 Kaitan kegiatan dengan Mata Kuliah Terkait


A. Studio Perancangan Arsitektur 1
Kegiatan selama magang yang berkaitan dengan mata kuliah Studio
Perancangan Arsitektur 1 yaitu membuat DED (Detail Engineering
Design) pada proyek Citywalk Pekanbaru. Selama mengikuti proses
perancangan ini, mahasiswa mengetahui bagaimana perencanaan dan
perancangan kawasan Citywalk pada area pedestrian yang di tinjau mulai
dari data, analisis, konsep hingga menghasilkan gambar kerja.

Sebelum mengerjakan DED pada proyek Citywalk Pekanbaru, adapun


perancangan pada proyek lainnya yang ikut tergabung, diantaranya :
1. DED proyek RPK (Ruang Pelayanan Khusus) Polda Riau,
2. Membuat gambar potongan pada Gudang, sehingga mengetahui
penerapan konstruksi baja pada bangunan
3. Membuat interior pada gedung ombudsman
4. Membuat gambaran awal pada proyek Redesign Fasad RS
Bhayangkara Polda Riau

Kegiatan – kegiatan tersebut dapat mencapai capaian pembelajaran pada


mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 1 dalam menguasai teori
perancangan arsitektur dan mampu menyelesaikan pekerjaan perancangan
arsitektur berlingkup luas. Hal ini melatih agar mahasiswa mampu
memecahkan masalah pekerjaan dengan pemikiran logis, inovatif,kreatif
dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri.

III-93
B. Kerja Praktek
Objek Kerja Praktek selama magang berupa Gedung Serbaguna Batalyon
Arhanud 13/PBY yang mana kunjungan proyek ini eksudah memasuki
tahapan pelaksanaan. Capaian pembelajaran yang didapatkan selama
kunjungan proyek yaitu :
• Mampu memahami konsep teoritis tentang arsitektur, estitika,
perancangan struktur dan utilitas yang ditemukan pada kasus
Gedung Serbaguna Batalyon Arhanud 13/PBY.
• Memahami proses pekerjaan pelaksanaan konstruksi dan memantau
proses dilapangan apakah sesuai dengan gambar kerja atau tidak
(pengawasan)
• Mendapatkan pengalaman kepengawasan selama di proyek
Pengalaman yang didapatkan saat kunjungan proyek sangat bermanfaat
karena mendapatkan pengalamanan nyata saat merealisasikan hasil desain.
Selain itu, keuntungan lain dapat merasakan bagaimana pengalaman di
dunia kerja

C. Teknik Komunikasi dan Presentasi Arsitektur


1. Pemaparan Proyek
Selama proses perencanaan dan perancangan terdapat 3 laporan proyek
yaitu Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, dan Laporan Akhir. Setiap
Hasil Laporan tersebut akan dipaparkan / dipresentasikan sebagai
proses perencanaan dan perancangan kepada klien. Pemaparan pada
Laporan pendahuluan dikatakan pemaparan Pendahuluan, begitu juga
dengan pemaparan antara, dan akhir.
• Pemaparan Pendahuluan
Pemaparan pendahuluan merupakan presentasi dari hasil data
survey. Data survey yang dipresentasikan diantaranya foto drone
lokasi tapak, hasil pengukuran tapak, topografi, hasil sondir tanah.
Hasil rancangan yang dikeluarkan berupa gambar Arsitektural
berupa, denah, tampak, potongan.

III-94
• Pemaparan Antara

Gambar III. 98 Pemaparan Antara proyek Ombudsman

Setelah gambar Arsitektural disetujui oleh klien, makanya


selanjutnya membuat gambar kerja (DED) pada bangunan. paparan
yang akan di sampaikan pada tahap ini berupa pelaporan sampai
dimana proses pekerjaan yang telah dilakukan konsultan. Isi
pemaparan diantaranya gambar 3D visual, dan gambar kerja
(DED). Paparan ini biasanya dilakukan 3-5 kali dengan klien
selama proses revisi agar pengembangan desain lebih mantap dan
benar-benar sesuai dengan kebutuhan klien.

III-95
• Pemaparan Akhir
Pemaparan akhir berisi presentasi secara keseluruhan proses hasil
perancangan desain. Dimulai dari foto drone dan ukuran tapak,
topografi, gambar 3D visual, hingga penjelasan seluruh gambar
kerja. Paparan ini dilakukan sebagai hasil final dan persetujuan
desain pada konsultan dengan klien.

Gambar III. 99 Pemaparan Akhir proyek Citywalk Pekanbaru

Gambar III. 100 Pemaparan Akhir proyek Ombudsman

Mengikuti proses pemaparan proyek, mampu memahami


bagaimana cara mempersiapkan bahan presentasi pada setiap
pemaparan dan apa saja perangkat desain grafis yang mendukung

III-96
bahan presentasi. Selain itu, komunikasi penyapaian presentasi
sangat penting agar terasa jelas jika telah memahami seluruh isi
yang akan dipresentasikan. Pada proses ini telah memenuhi
capaian pembelajaran dari mata kuliah. Teknik Komunikasi dan
presentasi arsitektur.
2. Presentasi Hasil Tugas
Presentasi hasil tugas diantarannya presentasi hasil pemahaman selama
kunjungan proyek Gedung Serbaguna, presentasi laporan antara dengan
pihak Prodi dan Dosen Pembimbing.

Gambar III. 102 Presentasi pemahaman hasil kegiatan kunjungan proyek

Gambar III. 101 Presentasi Laporan Antara pada pihak Prodi

III-97
Gambar III. 103 Presentasi Laporan Antara pada Dosen
Pembimbing dan Mentor Magang

3. Video Animasi
Video animasi merupakan salah satu media presentasi yang sangat
penting. Pembuatan video animasi pada Fasad RS Bhayangkara agar
klien dapat membayangkan gambaran awal perancangan Redesign
Fasad saat dipresentasikan.

D. Kritik Arsitektur
Pemahaman selama kunjungan proyek dan perancangan telah memenuhi
Capaian Pelajaran dari mata kuliah kritik arsitektur, capaian tersebut
diantaranya :
• Mempresentasikan pemahaman konsep Gedung Serbaguna
• Mampu menganalisis Aspek Tapak, Aspek Manusia, dan Aspek
Bangunan pada Gedung Serbaguna
• Mampu menganalisis dan memahami hasil rancangan selama
bergabung pada proses perancangan

E. Real Estate
Menganalisis cashflow pada kasus proyek yang ada ditempat. Proyek
cashflow yang dianalisis yaitu proyek Griya Rumbai Hills yang merupakan
proyek perumahan yang terdiri dari 2 type rumah. Type yang dibangun
berupa type 36 dan type 45. Perhitungan Cashflow pada proyek ini untuk

III-98
menentukan pendapatan kotor dari perhitungan biaya administrasi, biaya
pembanguna fisik, dan harga jual rumah.

F. Bahasa Inggris
Seluruh kegiatan yang didokumentasi selama magang akan dijelaskan
dalam bahasa Inggris dalam bentuk video berdurasi 3 menit. Hal ini
bertujuan agar memperkaya English Vocabulary dalam bidang Arsitektur.

III-99
Bab IV Penutup

IV.1 Kesimpulan
Kegiatan Magang MBKM memberikan pengalaman yang banyak bagi mahasiswa
Arsitektur selama melakukan pekerjaan yang diwadahi oleh Sintesa Architect
Studio. Mempelajari bagaimana memecahkan suatu masalah desain, mempelajari
skill baru, melatih mental siap bekerja merupakan pengalaman yang mungkin tidak
didapatkan dalam perkuliahan. Hal ini menjadi poin penting dalam mewujudkan
tujuan dari kegiatan Magang MBKM yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya.
Kegiatan kunjungan proyek dan perancangan merupakan kegiatan utama dalam
mengkonversikan nilai selama magang sebanyak 20 sks. Adapun proses yang
dilakukan secara keseluruhan kemudian dirangkum menjadi :

• Pemahaman konsep bangunan dari obyek yang diamati (Gedung Serbaguna)


agar menguasai pemahaman
• Memahami bagaimana urutan proses konstruksi di lapangan dan mampu
menelaah ketidaktepatan proses pekerjaan di proyek yang disandingkan
dengan landasan teori
• Dapat mempresentasikan hasil pemahaman selama kegiatan kunjungan proyek
• Mengetahui alur proses perancangan yang dilakukan didunia kerja
• Memahami solusi dalam pemecahan masalah desain
• Mempelajari lebih banyak macam – macam gambar kerja (DED) dalam suatu
proyek
• Mengetahui bagaimana pemaparan proyek yang dilakukan konsultan dengan
klien

Seluruh kegiatan dirangkum menjadi beberapa poin dalam bab ini. Seluruh kegiatan
yang telah dilakukan akan dijadikan acuan pembelajaran sebagai pengalaman studi
kasus dan juga berlandaskan teori yang dipelajari di perkuliahan.

IV-1
IV.2 Saran
Magang MBKM Mandiri mampu mengkonvesikan nilai mata kuliah sebanyak 20
SKS. Untuk itu, kegiatan Magang MBKM Mandiri harus menyesuaikan
kompetensi setiap mata kuliah sesuai pada mata kuliah yang diambil. Kerja sama
dan kesepakatan antara prodi dan mitra magang harus dilakukan agar prodi dapat
menentukan mitra magang yang layak dan mampu mewadahi mahasiswa dalam
konversi nilai sebanyak 20 SKS di luar kampus. Pertimbangan yang perlu
dipersiapkan pada program ini diantaranya :

• Persiapan yang matang dari Prodi Arsitektur sangat penting karena pihak prodi
yang akan menentukan perusahaan yang layak dan mampu mewadahi kegiatan
magang MBKM Mandiri selama 1 semester
• Pengenalan program Magang MBKM Mandiri pada mahasiswa wajib
dilakukan agar menjadi pertimbangan setiap mahasiswa sebelum mengambil
program ini dengan menyesuaikan minatnya masing – masing
• Pembekalan mahasiswa sebelum pemberangkatan Magang MBKM Mandiri
agar mahasiswa tau apa yang harus dilakukan selama magang demi mencapai
kompetensi setiap mata kuliah
• Setelah melakukan kerja sama antara Prodi Arsitektur dan Mitra magang,
sebaiknya Mitra magang memiliki strategi pembelajaran yang jelas agar dapat
menyesuaikan kompetensi mata kuliah sebanyak 20 SKS pada mahasiswa
magang. Dengan menyesuaikan pekerjaan sesuai dengan proyek perencanaan
atau perancangan yang sedang berjalan
Berharap saran yang diberikan bermanfaat dan cukup memberikan masukan bagi
pihak Prodi Arsitektur maupun pihak Mitra Magang. Agar meningkatkan strategi
yang lebih baik dalam menjalan program Magang MBKM Mandiri demi
meningkatkan mutu mahasiswa pada bidang yang sedang digeluti.

IV-2
Daftar Pustaka

Fadlah, N. N. (2022, Oktober 23). Mengenal Struktur Bangunan Bentang Lebar


untuk Konstruksi Gedung Beserta Jenis-jenisnya. Retrieved from rumah123.com:
https://artikel.rumah123.com/bangunan-bentang-lebar

Handika, D., & Utami. (2021). PERANCANGAN MALL DENGAN TEMA


CITYWALK OBLIQUE DI KOTA BARU PARAHYANGAN. e-Proceeding (pp.
1-9). bandung: Insitute Teknologi Nasional.

Hariddin, I. A., Nurjannah, I., & Aspin. (2020). PENERAPAN KONSEP


CITYWALK PADA PERENCANAAN PUSAT PERBELANJAAN DI KOTA
KENDARI . GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur, 507-515.

Hendrawan, C., & Dwisusanto, Y. B. (2017). KONSEP ACTIVE LIVING


DALAM PERANCANGAN JALUR PEDESTRIAN. Jurnal Teknik Arsitektur
ARTEKS, 15-32.

KONSULTAN, C. H. (2023). LAPORAN AKHIR PEKERJAAN IKON KOTA


PEKANBARU (TAMAN LABUAI PURNA MTQ). Pekanbaru: DINAS
PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PEMERINTAH PROVINSI
RIAU.

KONSULTAN, C. H. (2023). LAPORAN PENDAHULUAN Pekerjaan


Perencanaan IKON Kota Pekanbaru (Taman Labuai Purna MTQ). Pekanbaru:
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PEMERINTAH
PROVINSI RIAU.

M.Bldg., I. A. (2020). STRUKTUR DAN SISTEM BANGUNAN BENTANG LEBAR


Jilid 1. D.I. Yogyakarta: PENERBIT PT KANISIUS.

vii
Rusdiansyah. (2016 ). ASUMSI SISTEM CERUCUK SEBAGAI ALTERNATIF
SOLUSI DALAM PENANGANAN KELONGSORAN LERENG JALAN
DIATAS TANAH LUNAK. Prosiding Seminar Nasional Geoteknik , 250-278.

Saputri, D. O. (2022). Fasilitas Pejalan Kaki bagi Penyandang Disabilitas pada Jalur
Pedestrian Lapangan Merdeka Kota Bengkulu. INKLUSI Journal of Disability
Studies, 126-144.

Sirait, J. K., Naibaho, P. D., & Aritonang, E. R. (2018). KAJIAN TENTANG


JALUR PEDESTRIAN BERDASARKAN ASPEK KENYAMANAN. Jurnal
Arsitektur ALUR – Vol.1, 11-21.

ST, S. (2023). KERANGKA ACUAN KERJA (KAK). Pekanbaru: Perencanaan,


Pembangunan, Pengawasan, dan Pemanfaatan Bangunan Gedung Daerah
Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2023.

Tunas, F., Tjakra, J., & Revo, I. L. ( 2020). METODE PELAKSANAAN


PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI DUA PADA PEMBANGUNAN
MALL PELAYANAN PUBLIK (MPP) MANADO. Jurnal Sipil Statik Vol.8 , 901-
910.

ZULKARNAIN. (2023, November 20). tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan


beton bertulang. Retrieved from Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi: https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/tahapan-tahapan-
pelaksanaan-pekerjaan-beton-bertulang/

viii
A-1 Lampiran A. TOR (Term Of Refence)
TOR merupakan pedoman yang menjadi acuan kegiatan kerja. TOR Kegiatan
Magang MBKM Mandiri yang mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) agar
aktivitas yang dilakukan selama magang menyesuaikan Kompetensi dari CP
tersebut. Berikut Indikasi dari CP pada setiap Mata Kuliah di Semester 6 :
1. Mata Kuliah : Komunikasi & Presentasi Arsitektur (Bobot: 2 Sks)

No CP

1 Mampu mengimplementasikan 7 nilai Unilak

2 Menguasai berbagai variasi teknik presentasi rancangan konseptual


arsitektur

3 Mampu menyusun laporan hasil dan proses kerja secara akurat dan sahih
serta mengkomunikasikannya secara efektif kepada pihak lain yang
membutuhkan

4 Mampu mengkomunikasikan pemikiran dan hasil rancangan dalam bentuk


grafis, tulisan, dan model yang komunikatif dengan teknik manual maupun
digital

2. Mata Kuliah : Kritik Arsitektur (Bobot: 3 SKS)

No CP

1 Mampu mengimplementasikan 7 nilai Unilak

2 Menguasai konsep teoritis tentang arsitektur, perancangan arsitektur, dan


estetika.

3 Mampu menyelesaikan pekerjaan perancangan arsitektur berlingkup luas


dan menganalisis data dengan beragam metode yang sesuai, baik yang
belum maupun yang sudah baku

A-1
4 Mampu memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang
sesuai dengan bidang keahlian terapan didasarkan pada pemikiran logis,
inovatif, kreatif dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri

5 Mampu mengkomunikasikan pemikiran dan hasil rancangan dalam bentuk


grafis, tulisan, dan model yang komunikatif dengan Teknik manual
maupun digital

3. Mata Kuliah: Kerja Praktek (Bobot: 4 Sks)

No CP

1 Mengimplementasikan 7 nilai unilak

2 Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan baik secara tim


maupun individu di bidang rancang bangunan

3 Menguasai konsep teoritis tentang arsitektur, perancangan arsitektur,


estitika, perancangan struktur dan utilitas ,keamanan serta keselamatan
bangunan

4 Mampu bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan mampu memimpin


kelompok kerja untuk tugas perancangan terbatas yang dibebankan serta
dapat bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok tersebut

5 Mampu merancang secara komprehensif dalam bimbingan arsitek senior

6 Memiliki tanggung jawab yang kuat pada pelaksanaan tugas, pencapaian


hasil kerja dan pelaporan hasil kerja sebagai seorang perancang

4. Mata Kuliah: Proyek Arsitektur 1 (Bobot: 7 SKS)

No CP

1 Mengimplementasikan 7 nilai unilak

2 Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan baik secara tim


maupun individu di bidang rancang bangunan.

A-2
3 Menguasai konsep teoritis tentang arsitektur, perancangan arsitektur,
estetika, sistem struktur dan sistim utilitas bangunan.

4 Menguasai teori perancangan arsitektur atau sains bangunan atau


perencanaan kota, pemukiman, arsitektur nusantara, ekologi, dan
pemaknaan dalam arsitektur.

5 Mampu menyelesaikan pekerjaan perancangan arsitektur berlingkup luas


dan menganalisis data dengan beragam metode yang sesuai, baik yang
belum maupun yang sudah baku.

6 Mampu memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang


sesuai dengan bidang keahlian terapan didasarkan pada pemikiran logis,
inovatif,kreatif dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri.

7 Mampu menyusun konsep rancangan arsitektur yang mengintegrasikan


hasil kajian aspek perilaku, lingkungan, teknis, dan lain-lain yang terkait
dengan arsitektur.

8 Mampu merancang arsitektur secara mandiri dengan metode perancangan


yang berbasis riset, dan menghasilkan karya arsitektur yang merupakn
penyelesaian masalah arsitektur yang kontekstual, dan teruji secara teoritis
terhadap kaidah arsitektur.

9 Mampu mengkomunikasikan pemikiran dan hasil rancangan dalam bentuk


grafis, tulisan, dan model yang komunikatif dengan teknik manual maupun
digital.

10 Mampu menyajikan beberapa alternatif solusi rancangan dan membuat


keputusan pilihan berdasarkan pertimbangan keilmuan arsitektur.

A-3
5. Mata Kuliah: *Real Estate (Bobot: 2 SKS)

No CP

1 Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahlian


secara mandiri

2 Menguasai teori perancangan arsitektur atau sains bangunan atau


perencanaan kota, pemukiman, arsitektur nusantara, ekologi, dan
pemaknaan dalam arsitektur

3 Mampu memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang


sesuai dengan bidang keahlian terapan didasarkan pada pemikiran logis,
inovatif,kreatif dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri

4 Mampu bekerja sama, berkomunikasi, dan berinovatif dalam pekerjaannya;

5 Mampu memanfaatkan kemampuan merancangnya untuk membantu


melakukan pengawasan dan atau pelaksanaan pembangunan lingkungan
dan bangunan

6. Mata Kuliah: Bahasa Inggris (Bobot: 2 SKS)

No CP

A-4
B-1 Lampiran Log Activity

B-1
C-1 Lampiran Dokumen Teknik

Dokumen Teknis yang akan dilampirkan berupa Gambar Kerja atau DED (Detail
Engineering Drawing) sebagai bentuk hasil akhir dari kegiatan perancangan pada
proyek Citywalk Pekanbaru.

C-1

Anda mungkin juga menyukai