oleh :
Adelia Fitrian Harka / 2023201040
oleh :
Adelia Fitrian Harka / 2023201040
i
Lembar Pengesahan
oleh :
Adelia Fitrian Harka / 2023201040
Pekanbaru,……..Juni 2023
Principal Architect
ii
Abstraksi
Sintesa Architect Studio melakukan mitra Magang MBKM Mandiri dengan Prodi
Arsitektur Universitas Lancang Kuning. Sintesa Architect Studio merupakan biro
arsitektur yang menyediakan jasa konsultan Perencana, Arsitektur, Interior, dan
Pengawasan. Kegiatan selama Magang berupa kunjungan proyek dan perancangan
yang mana keduanya dapat mencapai Kompetensi Capaian Pembelajaran pada
Mata Kuliah di Semester 6.
iii
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunianya hingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan magang dan laporan
magang MBKM Mandiri di Sintesa Architect Studio.
Penulis mengucapkan terima kasih ke pada Bapak Dr. Yose Rizal, S.T., M.T. yang
mengarahkan serta membimbing dalam proses pembuatan laporan ini. Penulis juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing magang Bapak Ar.
Sam ‘Ani Huda, IAI selaku mentor yang membimbing dan memberikan ilmu
kepada penulis selama kegiatan Magang MBKM Mandiri berlangsung.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kepentingan pembaca dalam
pembelajaran maupun kepentingan pada umumnya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun oleh pembaca senantiasa diharapkan oleh penullis agar
menjadi poin perkembangan dalam menghasilkan tulisan lainnya yang bermanfaat
kedepannya.
iv
Daftar Isi
Lembar Pengesahan Program Studi Arsitektur ................................................. i
Lembar Pengesahan Kegiatan Kunjungan Proyek dan
Perancangan .......................................................................................................... ii
Abstraksi ............................................................................................................... iii
Kata Pengantar..................................................................................................... iv
Daftar Isi ................................................................................................................ v
Bab I Pendahuluan ............................................................................................ II-1
I.1 Latar Belakang ............................................................................................... II-1
I.2 Lingkup .......................................................................................................... II-1
I.3 Tujuan ............................................................................................................ II-2
Bab II Organisasi Mitra Magang Sintesa Architect Studio .......................... II-1
II.1 Struktur Organisasi ....................................................................................... II-1
II.2 Lingkup Pekerjaan ........................................................................................ II-1
II.3 Deskripsi Pekerjaan ...................................................................................... II-2
II.3.1 CAD Operator/Draftman ........................................................................... II-2
II.3.2 3D Render Artist........................................................................................ II-2
II.3.3 3D Visual Artist ......................................................................................... II-2
II.4 Jadwal Kerja ................................................................................................. II-3
Bab III Kunjungan Proyek Gedung Serbaguna dan
Perancangan Citywalk Pekanbaru ................................................................ III-1
III.1 Umum ......................................................................................................... III-1
III.1.1 Gedung Serbaguna Batalyon Arhanud 13/PBY ...................................... III-1
III.1.2 Citywalk Pekanbaru ................................................................................ III-2
III.2 Hasil Pembahasan Kunjungan Proyek Gedung Serbaguna ........................ III-3
III.2.1 Analisis Konsep Bangunan Gedung Serbaguna ...................................... III-3
III.2.2 Bulk Active Structure System pada Bangunan Bentang Lebar Gedung
Serbaguna Batalyon Arhanud 13/PBY ............................................................ III-36
III.2.3 Kesimpulan Hasil Proyek Gedung Serbaguna ...................................... III-53
III.3 Perencanaan dan Perancangan Citywalk Pekanbaru ................................ III-58
III.3.1 Kajian Literatur ..................................................................................... III-58
v
III.3.2 Eksisting Tapak ..................................................................................... III-62
III.3.3 Analisis Tapak, Manusia, dan Bangunan .............................................. III-69
III.3.4 Konsep Desain ...................................................................................... III-79
III.3.5 Hasil Perancangan ................................................................................. III-91
III.4 Hasil Pencapaian Kegiatan Kunjungan Proyek Gedung Serbaguna dan
Perancangan Citywalk ...................................................................................... III-92
III.4.1 Pencapaian Tujuan Kegiatan Magang ................................................... III-92
III.4.2 Kaitan kegiatan dengan Mata Kuliah Terkait ....................................... III-93
Bab IV Penutup ................................................................................................ IV-1
IV.1 Kesimpulan ................................................................................................ IV-1
IV.2 Saran .......................................................................................................... IV-2
Daftar Pustaka ..................................................................................................... vii
A-1 Lampiran A. TOR (Term Of Refence) .................................................. A-1
B-1 Lampiran Log Activity ........................................................................... B-1
C-1 Lampiran Dokumen Teknik .................................................................. C-1
vi
Bab I Pendahuluan
I.2 Lingkup
Kunjungan proyek dan perancangan merupakan kegiatan utama yang diwadahi oleh
Mitra Magang Sintesa Architect Studi pada Kegiatan Magang MBKM Mandiri.
Selain itu, ada kegiatan lainnya seperti membuat Scene Animasi, mengedit Video
Animasi, Rendering, menggambar 3D Visual Desain, dan mengikuti presentasi
proyek. Kegiatan– kegiatan tersebut termasuk bagian dari capaian pembelajaran
mata kuliah Prodi Arsitektur sebanyak 20 SKS selama magang. Seluruh catatan
kegiatan magang ditulis dalam Log Book Magang MBKM Mandiri.
II-1
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan acuan pekerjaan (TOR) dari Prodi
Arsitektur yang dihasilkan dari Mata Kuliah di Semester 6. Dengan adanya Capaian
Pembalajaran yang tertulis, mahasiswa dapat mengaitkan lingkup pekerjaan
ditempat magang sesuai dengan Kompetensi setiap Mata Kuliah. Tujuannya agar
dapat mengkonversikan nilai sesuai dengan mata kuliah dari hasil kegiatan selama
magang.
I.3 Tujuan
Magang menjadi hal yang penting bagi mahasiswa Arsitektur pada semester tingkat
akhir agar dapat belajar lebih banyak diluar kampus serta mendapatkan pengalaman
di dunia kerja sebelum memasuki dunia pekerjaan. Jika di kampus hanya lebih
banyak belajar teori, namun di tempat magang kita lebih banyak melakukan kerja
praktek di bagian perencanaan dan perancangan. Hal ini dapat menyeimbangi
pemahaman mahasiswa antara teori dengan praktek dalam bidang perencanaan dan
perancangan. Dengan kegiatan Magang MBKM mandiri, diharapkan mahasiswa
membawa pengalaman baru yang lebih banyak dan mampu memahami lebih
banyak pemecahaman masalah dalam proses perencanaan dan perancangan selama
magang sehingga hasilnya dapat di tulis pada laporan ini.
II-2
Bab II Organisasi Mitra Magang Sintesa Architect Studio
II.1 Struktur Organisasi
II-1
Visual Artis, dan Draftman. Jika dikaitkan dengan kegiatan magang, mahasiswa
melakukan pekerjaan yang terkait dengan divisi tersebut.
II.3 Deskripsi Pekerjaan
Adapun penjelasan dari setiap anggota dari divisi Operator Drawing :
II-2
Selama magang, mahasiswa bergabung pada Divisi Operator Drawing
dalam perancangan. Lingkup pekerjaan CAD Operator selama magang
yaitu membuat gambar kerja dengan pengoperasian software Autocad
2021 untuk membuat gambar kerja yang bersifat detail (Detail
Engineering Design). Pada lingkup 3D Render Artist berupa Rendering
hasil gambar 3D agar memperjelas tektur pada bangunan serta membuat
Scene Animasi 3D sebagai bahan presentasi hasil rancangan. Dan yang
terakhir yaitu 3D Visual Artist yang mana lingkupnya merancang hasil
desain secara keseluruhan dalam bentuk gambar 3D dan pemberian tekstur
pada seluruh bangunan.
II.4 Jadwal Kerja
Pada jadwal di tentukan di Sintesa Architect Studio, dimulai pada jam 09:00 –
17:00WIB.
II-3
Bab III Kunjungan Proyek Gedung Serbaguna dan Perancangan Citywalk
Pekanbaru
III.1 Umum
Kunjungan proyek Gedung Serbaguna dan Perancangan Citywalk Pekanbaru
merupakan dua kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama Magang MBKM
Mandiri di Sintesa Architect Studio. Obyek yang menjadi kunjungan proyek yaitu
Gedung Serbaguna Batalyon Arhanud 13/PBY. Untuk obyek perancangan
mahasiswa tergabung pada proyek perancangan Citywalk Pekanbaru yang akan
menjadi Ikon di Kota Pekanbaru.
III-1
III.1.2 Citywalk Pekanbaru
Dalam perencanaan dan perancangan Citywalk Pekanbaru mahasiswa
bergabung pada pembuatan DED (Detail Engineering Design) dan
mengikuti kegiatan Ekspose Akhir Di Dinas Pekerjaan Umum Kota
Pekanbaru. Saat bergabung pada proses DED, mahasiswa memahami
pemecahan masalah desain pada kondisi tapak serta dapat mengetahui
penerapan material konstruksi pada bangunan. Rincian kegiatan proses
perancangan yang dilalui berupa :
• Membuat DED Citywalk berupa gambar Arsitektural, Struktur, dan
MEP (Mekanikal, Elektrikal, Plumbing)
• Memahami setiap konsep rancangan dari proses gambar kerja berupa
penerapan tema rancangan, kebutuhan ruang, penggunaan bahan
material, pemilihan struktur bangunan, dan sebagainya
• Mengikuti Ekspose Akhir berupa presentasi hasil pengembangan
desain dari hasil desain - desain sebelumnya
III-2
III.2 Hasil Pembahasan Kunjungan Proyek Gedung Serbaguna
SITE
III-3
B. Kajian Literatur
Gedung Serbaguna merupakan salah satu bangunan bentang lebar karena
berukuran 24 m x 36 m. Menurut Ensiklopedia Britanicca, bangunan
bentang lebar merupakan bangunan yang menyediakan ruangan yang sangat
luas atau bebas dengan jarak kolom yang rapat dengan jarak 30 m.
Dengan bentangan yang lebar dan space yang luas, Gedung Serbaguna dapat
difungsikan untuk berbagai kegiatan sesuai dengan fungsinya. Kegiatan
yang dapat dilakukan pada Gedung serbaguna seperti acara besar,
pertemuan, pesta pernikahan, kegiatan olahraga, pendidikan, pelatihan, dan
sebagainya.
Adapun klasifikasi dari bangunan bentang lebar yaitu terdiri dari bangunan
bentang lebar sederhana dan bangunan bentang lebar kompleks. Bangunan
bentang lebar sederhana yaitu konstruksi bentang lebar yang memiliki ruang
luas namun memiliki tampilan yang sederhana. Artinya, fungsional
bangunan lebih diutamakan dibanding dengan bentuk bangunannya.
Sedangkan bangunan bentang lebar kompleks adalah modifikasi dari bentuk
struktur bentang lebar yang sederhana sesuai dengan kegunaannya. Struktur
bentang lebar yang kompleks biasanya ditemui pada bangunan kesenian,
bandara dan sebagainya.
III-4
memungkinkan beban gaya yang diperlukan seluruhnya dibebankan
kepada material. Sistem terbagi atas :
1) Beam System
Bangunan yang menggunakan struktur beam system terdiri atas
balok-balok vertikal dan horizontal. Balok vertikal akan menjadi
tumpuan balok horizontal yang diletakkan di bagian atas.
Nantinya, balok horizontal akan dipasang secara melintang
(transversal) agar dapat menjadi struktur yang kokoh.
2) Frame System
Frame system atau sistem struktur rangka merupakan struktur yang
terdiri dari material berbentuk seperti batang-batang panjang. Biasanya
material yang digunakan adalah baja atau beton. Namun, ada juga yang
menggunakan bahan seperti kayu. Nantinya, batang-batang struktur
tersebut akan menjadi struktur utama bangunan sekaligus elemen-elemen
non struktural yang menempel di bidang tersebut.
III-5
Gambar III. 3 Frame System berbahan material Baja
Gambar III. 4 Penerapan Beam Grid dan Slab System pada beberapa kasus
III-6
2. Form Active Structure System
Struktur ini merupakan sistem pembangunan bentang lebar yang
keseluruhan bebannya ditanggung oleh bentuk struktur tersebut. Sistem
ini terdiri dari 4 struktur yang berbeda yaitu Cable System, Tent System,
Pneumatic System, dan Arch System. Kelebihan utama sistem ini adalah
struktur dapat diubah sesuai dengan kebutuhan. Bahkan ke 4 struktur
bangunan ini bisa dikombinasikan sesuai kondisi tertentu.
1) Cable System
Struktur bentang lebar kabel menggunakan material jenis kabel
berbahan solid untuk menjadi penahan beban bangunan. Kabel
tersebut ditarik agar dapat menahan beban dengan baik. Gaya
tarikan yang bekerja pada material kabel adalah gaya vertikal dan
horizontal.
III-7
Gambar III. 6 struktur kabel pada Schlumberger Cambridge Research
2) Tent System
Tent system punya sebutan lain yakni sistem struktur membran.
Jenis struktur ini menggunakan material yang bagian
permukaannya yang bersifat lentur dan tipis. Maka dari itu, ketika
terkena angin yang kencang, material ini dapat berubah bentuk atau
menjadi bergelombang.
III-8
Gambar III. 7 gallery of Skysong di ASU Campus
3) Pneumatic System
Pneumatic merupakan kata dalam bahasa Yunani yang digunakan
untuk menyebutkan udara atau angin. Jadi, gedung yang
menggunakan sistem bentang lebar ini akan memiliki
struktur atap yang mengembang karena terisi oleh udara. Biasanya
material yang digunakan untuk struktur ini bahannya bisa jadi
mirip dengan sistem struktur jenis membran.
III-9
4) Arch System
III-10
1) Flat Truss System
III-11
hangar pesawat, pabrik, atau stadion. Sistem ini dapat mendukung
beban atap sampai dengan bentang 75 meter.
3) Space Truss System
III-12
1) Prismatic Folded System
Struktur ini memiliki dua karakteristik utama. Pertama elemen
platnya yang relatif rata. Dan yang kedua, tumpuan strukturnya ada
di satu arah saja.
III-13
Gambar III. 14 penerapan Shell System pada Bosies Chapel
III-14
C. Analisis Pemahaman Aspek Bangunan
Massa bangunan berbentuk persegi panjang cocok pada tapak karena lebih
fungsional dan lebih fleksibel menyesuaikan dengan bentuk. Kemudian
bentuk dasar bangunan ditransformasi yang diberi massa balok pada bagian
samping kiri dan kanan.
Tapak
Gubahan Massa
Bangunan
Gambar III. 17 Gubahan Massa pada tapak bangunan
III-15
1. Zoning Ruang
Adapun zoning ruang dari bangunan ini terbagi atas Zona Publik, Zona
Privat, Zona Servis.
Keterangan
Zona Publik
Zona Privat
Zona
1) Zona Publik
Terdapat Lobby, dan Arena Olahraga yang mana langsung
terhubung satu sama lain. Ruang ini dapat diakses oleh Publik saat
menggunankan bangunan ini.
2) Zona Privat
Ruangan yang bersifat privasi atau hanya orang tertentu yang dapat
memasuki atau menggunakan ruangan tersebut. Orang – orang
yang dapat mengakses ruangan ini hanya khusus staff saja.
3) Zona Servis
Diantaranya terdapat Ruang Persiapan Khusus Wanita dan Pria,
serta Toilet Pria dan Toilet Wanita. Ruangan ini dapat diakses
siapapun yang memiliki kepentingan untuk digunakan.
III-16
2. Fungsi Setiap Ruang
Setiap ruangan pada bangunan ini memiliki fungsinya masing-masing.
Berikut penjabaran fungsi setiap ruang.
5 5
6 6
3 2 4
1) Arena olahraga
Merupakan ruang yang menjadi fungsi utama pada Gedung ini
untuk melakukan berbagai kegiatan seperti pesta pernikahan,
olahraga, pendidikan, pelatihan, dan lainnya.
2) Lobby
Ruangan ini paling dekat dengan pintu keluar yang fungsinya
untuk menerima tamu atau ruang tunggu utama.
3) Ruang Rapat
Difungsikan untuk kegiatan atau rapat pertemuan bagi para staff
gedung serbaguna.
4) Ruang Pengelola
Ruangan ini khusus bagian untuk staff pengelola seperti
administrasi, tata usaha,
III-17
5) Ruang Persiapan Pria/Wanita
Ruangan ini berfungsi sebagai ruang aktivas persiapan, ruang ganti
maupun tempat penyimpanan barang tertentu yang mendukung
aktivitass pada Gedung ini
6) Toilet Pria/Wanita
Fasilitas sanitasi untuk tempat buang air besar dan kecil, tempat
cuci tangan dan muka. Fungsi setiap ruang memiliki keterkaitan
kegiatan sama satu lain. Kebutuhan ruang ini muncul saat analisis
kegiatan maupun aktivitas apa saja yang akan dilakukan pada
gedung serbaguna ini.
3. Konsep Visual Bangunan
1) Atap
Pada atap bangunan berbentuk pola Curve berwarna hijau. Bentuk
ini juga cocok dengan bentuk gubahan massa bangunan. Curve
pada atap tidak memuncak terlalu tinggi karena menyesuaikan
kondisi bangunan di daerah dekat bandara.
III-18
T. DEPAN
III-19
2) ACP (Aluminium Composite Panel)
Penggunaan ACP pada bangian depan menambah nilai estetika dan
memperlihatkan citra pada bangunan Gedung Serbaguna itu
sendiri. Warna Hijau, Putih, dan Kuning merupakan simbol warna
dari Komando Daerah Militer Bukit Barisan. Perpaduan warna ini
merupakan arsitektur kontekstual di Batalyon Arhanud 13/PBY.
3) Kanopi
III-20
4) Ventilasi Rangka Hollow
Seperti fungsinya ventilasi pada umumnya, bagian ventilasi ini sebagai
sirkluasi udara alami dan sumber masuknya cahaya alami kedalam
bangunan. Bentuk ventilasi ini juga menambah nilai estetika pada fasad
karena disusun dengan bentuk lengkung mengikuti lengkung atap serta
bentuk susunan rangkanya yang diagonal.
III-21
5) Roster
Adapun fungsi penerapan Roster pada dinding sebagai
penghawaan alami bagi bangunan, menambah mempertahankan
kearifan local, menambah estetika pada bangunan.
• Pondasi
III-22
Detail pondasi
III-23
Gambar III. 28 Denah Pondasi
III-24
• Sloof
III-25
Gambar III. 30 denah Sloof
III-26
• Kolom
Ada 3 Kolom pada Gedung Serbaguna yaitu Kolom utama 60x60,
30x30, 15x15 sebagai kolom praktis. Kolom 60x60 memiliki
bentang 6 meter setiap antar kolom.
III-27
Gambar III. 33 denah Kolom
III-28
• Balok
III-29
Gambar III. 35 denah Balok elevasi +3.00
III-30
Gambar III. 36 denah Balok elevasi +5.00
III-31
• Ring Balok
Ring balok merupakan balok ditingkat paling atas. Ring balok ini
menopang beban bangunan terutama beban yang berasal dari atap.
Dibawah merupakan ring balok berdimensi 30x50. Sama dengan
balok dibawahnya, Ring balok juga berfungsi sebagai struktur
penahan beban secara horizontal.
III-32
Gambar III. 38 denah Ring Balok
III-33
• Kuda – Kuda
Kuda – kuda pada atap ini menggunakan struktur pipa besi dari
bahan baja. Kuda – kuda ini menumpu di atas kolom utama
bangunan yang di las diatas plat besi yang dihubungkan dengan
tulangan besi dari kolom tersebut. Struktur kuda – kuda ini Vector
Active Structure System yang salah satunya Curved Truss System
yaitu struktur yang diperkuat dengan rangka baja.
III-34
Karena Gedung serbaguna ini termasuk bangunan bentang lebar,
terdapat 2 sistem struktur bentang lebar pada Gedung Serbaguna
ini. Diantaranya Bulk Active Structure System dan Vector Active
Structure System.
Gambar III. 41 Sloof, Kolom, Balok, Ring Balok, Plat Bulk Active Structure System
pada Gedung Serbaguna
Gambar III. 40 Curved Truss System sebaigai Vector Active Structure System pada
kuda - kuda
III-35
III.2.2 Bulk Active Structure System pada Bangunan Bentang Lebar Gedung
Serbaguna Batalyon Arhanud 13/PBY
A. Analisis Kasus
Salah satu struktur bentang lebar yang diterapkan pada Gedung Serbaguna
yaitu Bulk Active Structure System. Kasus ini timbul karena :
• Gedung Serbaguna memiliki struktur yang bersifat kaku dengan
penerapan struktur Sloof, Kolom, Balok, Ring Balok, dan Plat yang
terbuat dari bahan material beton.
• Memiliki jarak kolom masing - masing 6 m
• Memiliki dimensi Kolom, Sloof, Balok, dan Ring Balok yang besar
karena memiliki bentangan yang lebar agar struktur – struktur tersebut
mampu menahan beban pada bentangan Gedung Serbaguna
Penerapan Bulk Active Structure System pada Gedung Serbaguna
diantaranya Beam System, Frame System, Beam Grid and Slab System
berikut pemaparannya :
1. Beam System
Struktur ini terdiri dari balok Horizontal (Sloof , Balok, Ring Balok)
dan Vertikal (Kolom) yang materialnya menggunakan beton bertulang.
Pada kasus kali ini Sloof berada di sekeliling dinding dan juga terdapat
di tengah – tengah. Fungsi setiap bagian :
III-36
1) Sloof
Fungsinya meratakan seluruj beban yang diterima dan
menyalurkan beban bangun menuju pondasi.
2) Kolom
Sebagai elemen struktur vertikal yang meneruskan beban aksial
dan diteruskan ke Pondasi.
III-37
3) Balok
Elemen struktur yang berfungsi membagi beban secara horizontal
kemudian menyalurkan beban ke kolom.
4) Ring Balok
Fungsi utamanya sebagai pengikat pasangan susunan tembok
paling atas sekaligus meratakan beban dari struktur atap yang
berada diatasnya.
III-38
2. Frame System
Gabungan dari Sloof, Kolom, Balok hingga ke Ring balok saling terikat
satu sama lain menahan beban. Kinerja pada Frame System saling
terhubung satu sama lain. Beban yang di terima pada Ring Balok
tersalurkan ke Kolom dengan menerima beban arah vertikal. Kemudian
posisi balok menahan beban yang berasal dari dinding dan terjadi gaya
tarikan pada kolom. Semua beban akan di salurkan secara merata oleh
kolom ke sloof agar beban pada bangunan merata hingga turun ke
pondasi.
Sloof
Balok
Kolom
Ring Balok
Gambar III. 45 penerapan struktur Frame System yang terikat satu sama lain
III-39
3. Grid and Slab System
Terdapat pada bagian sayap bangunan dengan jarak grid kolom grid 6
m dengan luas 6 m x 12 m. Beban yang diterima berasal dari beban
benda diatasnya (Toren Air) dan beban dari plat. Beban yang diterima
Struktur Plat terima dan diratakan oleh Ring Balok lalu beban dibagikan
ke Struktur Grid atau kolom.
Slab System
Grid System
III-40
B. Prinsip Kerja Struktur
III-41
Plat memiliki beban tersendiri yang di topang
Lendutan
oleh kolom dan ring balok yang mana ketiga
Plat struktur ini terhubung satu sama lain. Terjadi gaya
tekan disaat kolom menerima beban dari plat.
Ring Balok
Kemudian gaya tarik akan terjadi antara kolom
dengan ring balok. Beban yang disalurkan plat ke
ring balok akan mengalami defleksi (lendutan)
karena bidang dari plat yang menumpun pada
seluruh bagian Ring Balok.
Beban dari kolom disalurkan pada sloof yang
meratakan seluruh beban pada bangunan hingga
Ke Pondasi
meneruskan beban tersebut ke pondasi.
III-42
C. Proses Pelaksanaan Bulk Active Structure System
Secara keseluruhan, Bulk Active Structure System terdiri dari Sloof,
Kolom, Ring Balok dan Plat. Selama proses pelaksanaan struktur, seluruh
tulangan besi terikat satu sama lain dari Pondasi hingga Ring Balok.
Pelaksanaan Bulk Active Structure System di proyek mulai dari Sloof,
Kolom, Balok, Ring Balok, dan Plat.
1. Sloof
Pemasangan Sloof pada Gedung Serbaguna tidak hanya di bawah
dinding saja, namun pada bagian lantai juga di beri Sloof yang terikat
pada setiap grid kolom. Selama dilapangan, proses Sloof dibuat secara
keseluruhan dalam satu waktu sekaligus, hingga semua bagian sloof
terpasang. Adapun langkah – langkah pengerjaan pembuatan sloof
selama kegiatan pelaksanaan berlangsung :
1) Membuat Panel bekisting sesuai ukuran yang telah di tentukan
2) Merakit tulangan besi yang terdiri dari tulangan pokok dan
Sengkang hingga seluruh tulangan Sloof terikat satu sama lain
3) Tulangan besi dibungkus dengan bekisting sebanyak 2 sisi yaitu
kiri dan kanan
4) Coran beton dimasukkan kedalam bekisting lalu diratakan hingga
seluruh volume terisi penuh
5) Setelah beton kering, panel bekisting dilepaskan
III-43
Gambar III. 49 proses pembuatan struktur Sloof pada pelaksanaan proyek
III-44
2. Kolom
Selama pelaksanaan proyek, kolom – kolom utama di cor secara
bertahap menurut tingkat elevasinya. Tingkat pertama, kolom di cor
setelah pengecoran Sloof. Tingkat kedua setelah pengecoran balok,
kolom dicor kembali hingga mencapai batas Ring Balok. Adapun
proses pelaksanaan kolom selama di proyek :
1) Setelah sloof, tulangan pokok kolom yang terhubung pada Sloof
dirakit dengan ikatan Sengkang dengan jarak yang sudah
ditentukan. Pemasangan Sengkang hingga batas tulangan Balok
menggunakan scaffolding
2) Setelah tulangan dirakit, berikutnya memasang bekisting pada
menggunakan panel bekisting
3) Saat panel bekisting sudah terpasang kemudian masukan coran
kedalam bekisting
4) Pengecoran kolom dilakukan bertahap agar tidak menyebabkan
kualitas beton menurun
5) tahap pengecoran berlanjut dari balok lalu ke ring balok
III-45
Gambar III. 50 proses pembuatan Kolom pada pelaksanaan proyek
III-46
Ditemukan sebuah kasus saat pelaksanaan berlangsung yaitu ada 3
kolom yang tidak di pasang bersamaan dengan kolom yang lainnya.
Pemasangan kolom ini terjadi setelah pengecoran lantai dalam Gedung
Serbaguna selesai. Berikut prosesnya :
1) Setelah Lantai di timbun dengan tanah dan coran, lantai tersebut di
bor dititik tertentu yang terhubung dengan pondasi
2) Pengeboran dilakukan hingga menemukan tulangan besi pada
Sloof yang terikat
3) Kemudian tulangan besi Kolom dikaitkan pada tulangan Sloof
4) Setelah tulangan besi terkait, lalu di bungkus dengan bekisting
sebanyak 4 sisi (kiri, kanan, depan, belakang)
5) Saat bekisting telah terpasang semua, bekisting, tulang pada Ring
balok dihubungkan dengan ulangan besi Kolom
III-47
Kolom yang di cor pada tahap ke 1
III-48
Gambar III. 52 pembuatan Kolom pada tahap ke 2
III-49
3. Balok dan Ring Balok
Proses pelaksanaan balok dan Ring Balok selama dilapangan
diantaranya :
1) Setelah pemasangan Kolom selesai, tulangan besi Balok
dihubungkan dengan tulangan besi Kolom
2) Pemasangan bekisting dipasang sebanyak 3 sisi (bawah, kiri,
kanan) dan diberi kayu penahan pada bekisting
3) Saat bekisting terpasang, coran beton dimasukkan kedalam
bekisting
4) Bekisting dilepas saat Balok sudah kering
5) Setelah tahap pengecoran Kolom ke dua, bekisting kembali
dipasang sebanyak 3 (bawah, kiri, kanan) untuk pengecoran Ring
Balok
6) Bekisting di dilepaskan setelah Ring Balok mengering
III-50
Gambar III. 54 Proses pembuatan Ring Balok pada pelaksanaan proyek
4. Plat/Atap Dak
Struktur Plat pada Gedung Serbaguna berfungsi sebagai atap dan
peletakan toren air. Struktur Plat terletak pada sayap bangunan yang
berukuran 6 m x 12 m. Proses pelaksanaan struktur Plat di proyek :
1) Setelah pengecoran kolom, tulangan pada ring balok yang menyatu
dengan kolom dipasang bekisting
2) Setelah bekisting pada ring balok, berikutnya memasang bekisting
untuk bidang plat lantai. Serta merakit dan menyambungkan
tulangan besi pada tulangan plat dan balok. Seluruh bidang
bekisting di beri kayu penahan agar bekisting plat kokoh
3) Setelah tulangan dirakit, pada bagian tulangan plat diberi deking
beton
4) Tahapan selajutnya dilakukan pengecoran pada bagian ring balok
hingga plat lantai
5) Jika pengecoran sudah kering, bekisting nya dilepaskan
III-51
Gambar III. 55 proses pembuatan struktur Plat pada pelaksanaan proyek
III-52
III.2.3 Kesimpulan Hasil Proyek Gedung Serbaguna
Selama melihat proses pelaksanaan konstruksi pada proyek Gedung
Serbaguna terjadi beberapa kasus. Kasus-kasus tersebut berkaitan dengan
objek pembahasan pada laporan ini. Berikut pemaparannya :
A. Ketidaksesuain di Proyek
Selama kegiatan Kunjungan Proyek, mencocokkan gambar kerja dengan
hasil pelaksanaan. Semua proses pekerjaan hampir sesuai dengan gambar
kerja. Namun, ada beberapa pekerjaan sedikit berbeda di gambar kerja
dengan dilapangan. Adapun hal – hal yang ditemukan tidak sesuai:
• Terdapat ventilasi pada toilet, sedangkan di gambar kerja tidak tertera
III-53
• Corak pada roster berbeda di gambar dengan di lapangan. Pada
perencanaan dan perancangan, material roster menggunakan material
bata. Saat proses pelaksanaan konstruksi, material roster diganti
menjadi roster beton dengan corak yang berbeda
III-54
• Perencanaan septictank berbeda dengan di lapangan. Pada gambar
kerja, septictank direncanakan menggunakan septictank batu bata.
Namun, pada proses pelaksanaan septictank yang digunakan berupa
Biotank.
III-55
B. Pelaksanaan Struktur Kolom dengan beda Tahap
Pada umumnya, pelaksanaan konstruksi struktur mulai dari pondasi hingga
ke atap sebaiknya dilakukan dengan proses yang berurutan dan benar.
Karena pelaksanaan yang tidak tepat akan mempengaruhi kinerja struktur
saat menanggung beban pada bangunan.
III-56
C. Pemaparan Hasil Kunjungan Proyek
Setelah kegiatan Kunjungan Proyek selesai, seluruh hasil pemahaman
selama di proyek dipresentasikan pada mentor magang. Adapun hasil dari
presentasi pemaparan :
• Menjelaskan konsep Gedung serbaguna dalam Aspek Tapak, Aspek
manusia, dan Aspek Bangunan
• Memaparkan dan menjelaskan dokumentasi proses pekerjaan selama
di proyek
• Memaparkan pekerjaan apa saja yang tidak sesuai dengan gambar kerja
Tujuan pemaparan ini agar mentor magang dapat melihat bagaimana
mahasiswa mempresentasikan hasil kegiatan selama kunjungan proyek
serta menilai pemahaman mahasiswa selama melakukan kunjungan proyek.
III-57
III.3 Perencanaan dan Perancangan Citywalk Pekanbaru
III-58
1. Open Space pada pusat perbelanjaan
Persimpangan koridor citywalk pada suatu pusat perbelanjaan sering
digunakan sebagai ruang terbuka untuk panggung pertunjukan. Ruang
ini juga berfungsi sebagai penghubung atau penyatu massa bangunan
yang biasanya terpecah. Fungsi open space pada citywalk :
• Digunakan untuk panggung/ tempat hiburan
• Sebagai ruang penghubung atau penyatu massa bangunan yang
biasanya terpisah.
2. Pedestrian pada pusat perbelanjaan
Pedestrian berasal dari kata pedos (Yunani) yang berarti kaki. Sehingga
pedestrian dapat diartikan sebagai pejalan kaki atau orang yang berjalan
kaki, sedangkan jalan yaitu media diatas bumi yang memudahkan
manusia dalam tujuan berjalam. Jadi, pedestrian dalam hal ini
mempunyai arti pergerakan atau perpindahan orang atau manusia dari
satu tempat sebagai titik tolak ke tempat lain sebagai tujuna dengan
menggunakan moda jalan kaki.
III-59
memberi kontinuitas gerak dari jalur pedestrian ke dalam
bangunan.
• Pedestrian Zone, Zona ini merupakan jalur gerak lalu – lalang bagi
pejalan kaki. Zona ini memberi kebebasan bagi pejalan kaki untuk
berjalan tanpa interupsi berarti dari kendaraan bermotor. Selain
untuk pejalan kaki, zona ini juga harus dapat dilalui oleh
penyandang disabilitas. Pada zona pedestrian area komersila
penambahan paving diperlukan agar terlihat lebih atraktif. Lebar
zona pedestrian sesuai dengan kebutuhan, dengan ruang minimal
manusia 60 cm. Pada kawasan pedestrian secara umum, lebar zona
pedestrian minimal 2,5 m. Pada area citywalk sebuah kota lebar
zona pedestrian minimal 1,9 m. Pada area lokal lebar zona
pedestrian minimal 1,5 m.
• Street Furniture/Curb Zone, Zona ini memberi ruang untuk
optional activities seperti duduk, beristirahat, berorientasi. Street
Furniture disediakan dalam zona ini untuk menunjang optional
activities. Setiap Street Furniture diletakkan dengan maksud
meningkatkan frekuensi dan durasi berjalan kaki. Zona ini dapat
diperluas (curb extension) dengan memakai area on street parking,
pada titik-titik padat aktivitas, sehingga pejalan kaki memiliki lebih
banyak ruang dan ragam aktivitas
III-60
3. Bangunan pertokoan pada pusat perbelanjaan
Bangunan pada konsep citywalk merupakan salah satu elemen
pembentuk citywalk dalam pusat perbelanjaan modern. Karena
fungsinya sebagai tempat komersial, maka bangunan harus ada untuk
memenuhi fungsi komersial yang berupa pusat perbelanjaan modern
ini. Adapun pola – pola dari bangunan :
• Bentuk linier, merupakan suatu deretan toko-toko yang membentu
garis lurus yang dipersatukan oleh kanopi dan pedestrian yang
terdapat di sepanjang bagian depan toko-toko.
• Bentuk L dan U, merupakan perkembangan dari bentuk linier
shopping center yang besar dan community shopping centers uang
kecil, sedangkan bentuk U sesuai dengan community shopping
center yang besar.
• Mall, merupakan daerah bagi pejalan kaki yang terletak diantara
bangunan linier yang berhadapan, kemudian mall menjadi daerah
bagi pejalan kaki unutk hilir-mudik dalam berbelanja.
• Cluster, merupakan perkembangan dari konsep mall, tetapi pada
penerapan cluster lebih ditekankan pada penggunaan beberaapa
massa bangunan yang berdiri sendiri, dipisahkan oleh jalur bagi
pejalan kaki atau taman pada regiaonal shopping center. Bentuk
cluster bervariasi dengan menggunakan bentuk-bentuk dari huruf
X, Y, dan halter.
III-61
III.3.2 Eksisting Tapak
A. Lokasi dan Dimensi Tapak
Lokasi tapak terletak di Jalan OKM Jamil. Panjang Site berukuran 290 m
dengan lebar jalan 23 m. Tapak ini berupa jalan lurus yang terhubung
dengan Jalan Sudirman dan Jalan Datuk Wan Abdul.
III-62
Jalan parit Arena GoKart Pekanbaru
Gedung guru
Jalan Datuk Wan Abdul
Jamal
Gedung BRI
III-63
C. Dokumetasi Eksisting Tapak
III-64
Gambar III. 65 terdapat 4 tiang besar diatas trotoar
SITE
III-65
E. Topografi , Jenis Tanah dan Drainase
Kondisi eksisting topografi cenderung datar karena jalur pedestrian sudah
diberi perkerasan sebelumnya. Namun, kondisi perkerasan sudah tergolong
rusak berbentuk retak dan permukaan yang tidak rata.Tanah disekitar tapak
bersifat tidak stabil yang diakibatkan oleh kondisi tanahnya yang basah
(berawa). Terdapat vegetasi berjenis pohon didalam tapak yang tumbuh
pada bagian pedestrian. Jumlah Pohon pada area pedestrian sebanyak 19
batang
Gambar III. 67 topografi tanah cenderung datar dan kondisi tanah yang berawa
III-66
Gambar III. 68 drainase terhubung dengan riol kota
III-67
F. Vegetasi pada Tapak
Terdapat Pohon Mahoni dan Pohon Ketapangnyang tumbuh di area Trotoar.
Pohon Mahoni
Pohon Ketapang
III-68
III.3.3 Analisis Tapak, Manusia, dan Bangunan
A. Aspek Tapak
1. Orientasi Tapak
SITE
III-69
2. View
Tidak ada view yang menarik secara visual pada tapak. Sesuai dengan
kebutuhan didalamnya, akan dibuat view buatan didalam tapak
tepatnya berada didalam area jalur pedestrian. Pada tapak akan diberi
taman kecil dan penataan elemen Citywalk yang rapi agar menciptakan
kenyamanan didalam tapak tercipta dengan sendirinya.
Selain itu, Street Furniture yang menduduk dan lengkap juga akan
menciptakan view tersendiri yang membuat kawasan Citywalk
Pekanbaru lebih tertata rapi serta fungsional.
III-70
3. Vegetasi
Terdapat beberapa pohon yang tumbuh diatas area pedestrian. Pohon –
pohon tersebut tetap di pertahankan keberadaannya. Pohon – pohon itu
juga berfungsi sebagai peneduh pada area kawasan Citywalk. Adapun
variasi lainnya pada pengolahan vegetasi yaitu membuat taman kecil di
area pedestrian agar menciptakan view buatan didalamnya.
III-71
4. Topografi
Tak perlu penanganan berupa cut ataupun fill dalam skala besar pada
topografi tapak. Hanya saja, bagian perkerasan harus diperbaiki
keseluruhan. Karena tanahnya berawa, struktur pondasi bangunan yang
digunakan berupa pondasi tapak dan cerucuk. Perpaduan pondasi ini
cocok pada tanah yang berawa dan bersifat tidak stabil.
Gambar III. 74 Perkerasan pada bagian pedestrian yang rusak berupa material batu
III-72
5. Drainase
Pembuangan akhir air pada aktivitas tapak dibuang ke riol kota yang
berada di Jalan Sudirman.
6. Zoning Tapak
Pada zona area bangunan akan terdapat Booth makanan sebagai pusat
perbelanjaan kuliner pada kawasan Citywalk Pekanbaru. Booth
III-73
Keterangan
Area Bangunan
Gerbang
Area Titik Kumpul
B. Aspek Manusia
1. Identifikasi Pengguna dan Aktivitas
Bagian ini menganalisis siapa saja yang akan menjadi pengunjung
sekaligus pengguna. Setelah mengetahui siapa saja penggunannya,
kemudian setiap pengguna diuraikan kegiatan apa saja yang akan
dilakukannya.
III-74
3. Pengelola • Duduk
• Mengurus segala
pengelolahan administrasi Citywalk
• Buang air kecil/besar
2. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang diidentifikasi dari analisis kegiatan. Kebutuhan ruang
merupakan penyediaan wadah untuk melakukan spesifikasi kegiatan
yang telah dianalis berdasarkan tujuan awal perencanaan.
2. Bermain Playground
3. Membeli makanan/minuman Kios
III-75
C. Aspek Bangunan
1. Pencapaian dan Sirkulasi
Sirkulasi arah masuk pencapaian (Entrance) dapat melalui Jalan
Sudirman dan Jalan Wan Datuk Abdul Jamal dari dua arah yang
berbeda.
III-76
2. Sistem Struktur pada Bangunan
Penerapan struktur bagian bawah pada bangunan yang ada pada
kawasan Citywalk mennggunakan pondasi tapak dengan variasi
cerucuk. Penggunaan pondasi tapak mampu pada ketahanan di tanah
basah. Sedangkan fungsi cerucuk agar menjaga stabilitas struktur di
tanah basah
III-77
3) Bolard
Fungsi Bolard sebagai pembatas agar pengendara sepeda dan motor
tidak menaiki area trotoar. Ini merupakan salah satu faktor
keamanan aktivitas penjalan kaki.
4) Peneduh
Elemen peneduh ada dua pilihan, diantarannya pohon peneduh dan
tenda peneduh. Keduanya dapat diterapkan sesuai dengan
kebutuhan.
5) Tempat Sampah
Terdapat beberapa titik tempat sampah dengan jarak tertentu.
6) Drainase
Drainase pembuangan ke riol kota berada dibawah trotoar yang
dialirkan dari selokan kanstin
7) Ramp
Ramp berfungsi agar penjalan kaki penyangdang disabilitas dapat
berjalan dengan aman di area trotoar.
8) Guiding Block
Guiding Block atau pemandu jalan yaitu tanda yang dikhususkan
untuk penyandang disabilitas khususnya untuk para menyandang
tunanetra. Guiding block akan diberi disepanjang trotoar agar akses
seluruh Citywalk dapat dicapai oleh penyandang tunanetra.
III-78
III.3.4 Konsep Desain
A. Konsep Dasar Pendekatan Rancangan
Konsep yang diterapkan pada kawasan Citywalk Pekanbaru dengan
penerapan arsitektur modern. Arsitektur modern adalah suatu bangunan
dengan gaya karakteristik serupa yang mengutamakan kesederhanaan
bentuk dan menghapus segala macam ornamen.
III-79
B. Zoning Bangunan
Gerbang Amphitheater
Signage Text Tribun
Kios UMKM Tipe A Kantor Pengelola
Kios UMKM Tipe B Musholla
Playground Toilet
1. Gerbang
Fungsinya sebagai pintu masuk menuju kawasan Citywalk. Pada
gerbang terdapat tulisan CITYWALK PEKANBARU dan terdapat
III-80
corak melayu. Konsep ini diartikan sebagai kawasan Citywalk yang di
bangun di bumi melayu (Kota Pekanbaru)
2. Signage Text
Kios ini khusus retail yang memiliki brand tertentu seperti Starbuck,
Mixue, Kopi Janji Jiwa, dan sebagainya.
III-81
4. Kios UMKM Tipe B
Kios ini memiliki ukuran yang lebih kecil dari Tipe A. Jika Tipe A
memiliki retail brand tertentu, kios ini makanan khas pedagang kaki
lima pada umumnya.
5. Amphitheater
III-82
6. Tribun
III-83
8. Musholla
III-84
10. Toilet
C. Sistem Sirkulasi
Arah entrance sirkulasi menuju kawasan Citywalk dapat melewati Jalan
Sudirman dan Jalan Datuk Wan Abdul Jamal.
III-85
D. Penataan Bangunan
Penataan bangunan pada area pedestrian menerapkan pola linear. Pola linear
merupakan pola yang menerapkan susunan bangunan yang mengikuti
bentuk tapak pedestrian. Susunan bangunan akan dihadapkan secara
berhadapan.
III-86
1) Lampu jalan sebagai penerangan, bangku jalan sebagai tempat
peristirahatan pejalan kaki,
2) Tempat sampah agar kawasan citywalk terjaga kebersihannya,
3) Bolard untuk menjaga keselamatan pejalan kaki dari motor yang
menaiki,
4) Drainase sebagai tempat pembuangan air ke Riol kota yang
diarahkan ke Kanstin
5) Ramp yang memberikan kemudahan akses ke trotoar bagi
penyandang disabilitas. Ramp ini akan divariasikan dengan stand
bolard agar pengendar sepeda dan sepeda motor tidak dapat
mengakses Trotoar
F. Material Bangunan
1. Material pada Gapura Gerbang
Penggunaan material ACP pada bagian Gerbang. ACP (Aluminium
Composite Panel) merupakan material yang terbuat dari. Terdapat
material ACP biasa dan ACP Laser Cut. ACP biasa terletak pada aksen
gerbang yang berbentuk kubus berjumlah 3 pada sisi kanan dan kiri.
Untuk ACP Laser Cut terletak pada bagian corak Pucuk Rebung sebagai
unsur estetika Arsitektur Melayu. Material ACP ini berfungsi untuk
menonjolkan estetika Gerbang Citywalk Pekanbaru agar menarik
perhatian sehingga akan lebih banyak pengunjung yang penasaran
untuk mengunjungi kawasan Citywalk Pekanbaru.
III-87
Wood Plastic
Composite
Aluminium
Composite
Panel
III-88
Wood Plastic
Kusen
Composite
Aluminium
Partisi GRC
Wood Plastic
Composite
Partisi GRC
III-89
Atap Membrane
Rangka Besi
Galvanis
III-90
III.3.5 Hasil Perancangan
A. Gambar 3D
Hasil Gambar Rancangan 3D terdapat pada Lampiran Dokumen Teknis
B. Gambar Kerja
Seluruh gambar kerja pada hasil rancangan Citywalk Pekanbaru akan di
cantumkan di Lampiran Dokumen Teknis
III-91
III.4 Hasil Pencapaian Kegiatan Kunjungan Proyek Gedung Serbaguna dan
Perancangan Citywalk
III-92
bangunan. Akibatnya air tersebut mencemari Riol Kota yang akan
menyebakan bau yang tidak sedap dan terganggunya kebersihan di sekitar
drainase Riol Kota.
III-93
B. Kerja Praktek
Objek Kerja Praktek selama magang berupa Gedung Serbaguna Batalyon
Arhanud 13/PBY yang mana kunjungan proyek ini eksudah memasuki
tahapan pelaksanaan. Capaian pembelajaran yang didapatkan selama
kunjungan proyek yaitu :
• Mampu memahami konsep teoritis tentang arsitektur, estitika,
perancangan struktur dan utilitas yang ditemukan pada kasus
Gedung Serbaguna Batalyon Arhanud 13/PBY.
• Memahami proses pekerjaan pelaksanaan konstruksi dan memantau
proses dilapangan apakah sesuai dengan gambar kerja atau tidak
(pengawasan)
• Mendapatkan pengalaman kepengawasan selama di proyek
Pengalaman yang didapatkan saat kunjungan proyek sangat bermanfaat
karena mendapatkan pengalamanan nyata saat merealisasikan hasil desain.
Selain itu, keuntungan lain dapat merasakan bagaimana pengalaman di
dunia kerja
III-94
• Pemaparan Antara
III-95
• Pemaparan Akhir
Pemaparan akhir berisi presentasi secara keseluruhan proses hasil
perancangan desain. Dimulai dari foto drone dan ukuran tapak,
topografi, gambar 3D visual, hingga penjelasan seluruh gambar
kerja. Paparan ini dilakukan sebagai hasil final dan persetujuan
desain pada konsultan dengan klien.
III-96
bahan presentasi. Selain itu, komunikasi penyapaian presentasi
sangat penting agar terasa jelas jika telah memahami seluruh isi
yang akan dipresentasikan. Pada proses ini telah memenuhi
capaian pembelajaran dari mata kuliah. Teknik Komunikasi dan
presentasi arsitektur.
2. Presentasi Hasil Tugas
Presentasi hasil tugas diantarannya presentasi hasil pemahaman selama
kunjungan proyek Gedung Serbaguna, presentasi laporan antara dengan
pihak Prodi dan Dosen Pembimbing.
III-97
Gambar III. 103 Presentasi Laporan Antara pada Dosen
Pembimbing dan Mentor Magang
3. Video Animasi
Video animasi merupakan salah satu media presentasi yang sangat
penting. Pembuatan video animasi pada Fasad RS Bhayangkara agar
klien dapat membayangkan gambaran awal perancangan Redesign
Fasad saat dipresentasikan.
D. Kritik Arsitektur
Pemahaman selama kunjungan proyek dan perancangan telah memenuhi
Capaian Pelajaran dari mata kuliah kritik arsitektur, capaian tersebut
diantaranya :
• Mempresentasikan pemahaman konsep Gedung Serbaguna
• Mampu menganalisis Aspek Tapak, Aspek Manusia, dan Aspek
Bangunan pada Gedung Serbaguna
• Mampu menganalisis dan memahami hasil rancangan selama
bergabung pada proses perancangan
E. Real Estate
Menganalisis cashflow pada kasus proyek yang ada ditempat. Proyek
cashflow yang dianalisis yaitu proyek Griya Rumbai Hills yang merupakan
proyek perumahan yang terdiri dari 2 type rumah. Type yang dibangun
berupa type 36 dan type 45. Perhitungan Cashflow pada proyek ini untuk
III-98
menentukan pendapatan kotor dari perhitungan biaya administrasi, biaya
pembanguna fisik, dan harga jual rumah.
F. Bahasa Inggris
Seluruh kegiatan yang didokumentasi selama magang akan dijelaskan
dalam bahasa Inggris dalam bentuk video berdurasi 3 menit. Hal ini
bertujuan agar memperkaya English Vocabulary dalam bidang Arsitektur.
III-99
Bab IV Penutup
IV.1 Kesimpulan
Kegiatan Magang MBKM memberikan pengalaman yang banyak bagi mahasiswa
Arsitektur selama melakukan pekerjaan yang diwadahi oleh Sintesa Architect
Studio. Mempelajari bagaimana memecahkan suatu masalah desain, mempelajari
skill baru, melatih mental siap bekerja merupakan pengalaman yang mungkin tidak
didapatkan dalam perkuliahan. Hal ini menjadi poin penting dalam mewujudkan
tujuan dari kegiatan Magang MBKM yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya.
Kegiatan kunjungan proyek dan perancangan merupakan kegiatan utama dalam
mengkonversikan nilai selama magang sebanyak 20 sks. Adapun proses yang
dilakukan secara keseluruhan kemudian dirangkum menjadi :
Seluruh kegiatan dirangkum menjadi beberapa poin dalam bab ini. Seluruh kegiatan
yang telah dilakukan akan dijadikan acuan pembelajaran sebagai pengalaman studi
kasus dan juga berlandaskan teori yang dipelajari di perkuliahan.
IV-1
IV.2 Saran
Magang MBKM Mandiri mampu mengkonvesikan nilai mata kuliah sebanyak 20
SKS. Untuk itu, kegiatan Magang MBKM Mandiri harus menyesuaikan
kompetensi setiap mata kuliah sesuai pada mata kuliah yang diambil. Kerja sama
dan kesepakatan antara prodi dan mitra magang harus dilakukan agar prodi dapat
menentukan mitra magang yang layak dan mampu mewadahi mahasiswa dalam
konversi nilai sebanyak 20 SKS di luar kampus. Pertimbangan yang perlu
dipersiapkan pada program ini diantaranya :
• Persiapan yang matang dari Prodi Arsitektur sangat penting karena pihak prodi
yang akan menentukan perusahaan yang layak dan mampu mewadahi kegiatan
magang MBKM Mandiri selama 1 semester
• Pengenalan program Magang MBKM Mandiri pada mahasiswa wajib
dilakukan agar menjadi pertimbangan setiap mahasiswa sebelum mengambil
program ini dengan menyesuaikan minatnya masing – masing
• Pembekalan mahasiswa sebelum pemberangkatan Magang MBKM Mandiri
agar mahasiswa tau apa yang harus dilakukan selama magang demi mencapai
kompetensi setiap mata kuliah
• Setelah melakukan kerja sama antara Prodi Arsitektur dan Mitra magang,
sebaiknya Mitra magang memiliki strategi pembelajaran yang jelas agar dapat
menyesuaikan kompetensi mata kuliah sebanyak 20 SKS pada mahasiswa
magang. Dengan menyesuaikan pekerjaan sesuai dengan proyek perencanaan
atau perancangan yang sedang berjalan
Berharap saran yang diberikan bermanfaat dan cukup memberikan masukan bagi
pihak Prodi Arsitektur maupun pihak Mitra Magang. Agar meningkatkan strategi
yang lebih baik dalam menjalan program Magang MBKM Mandiri demi
meningkatkan mutu mahasiswa pada bidang yang sedang digeluti.
IV-2
Daftar Pustaka
vii
Rusdiansyah. (2016 ). ASUMSI SISTEM CERUCUK SEBAGAI ALTERNATIF
SOLUSI DALAM PENANGANAN KELONGSORAN LERENG JALAN
DIATAS TANAH LUNAK. Prosiding Seminar Nasional Geoteknik , 250-278.
Saputri, D. O. (2022). Fasilitas Pejalan Kaki bagi Penyandang Disabilitas pada Jalur
Pedestrian Lapangan Merdeka Kota Bengkulu. INKLUSI Journal of Disability
Studies, 126-144.
viii
A-1 Lampiran A. TOR (Term Of Refence)
TOR merupakan pedoman yang menjadi acuan kegiatan kerja. TOR Kegiatan
Magang MBKM Mandiri yang mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) agar
aktivitas yang dilakukan selama magang menyesuaikan Kompetensi dari CP
tersebut. Berikut Indikasi dari CP pada setiap Mata Kuliah di Semester 6 :
1. Mata Kuliah : Komunikasi & Presentasi Arsitektur (Bobot: 2 Sks)
No CP
3 Mampu menyusun laporan hasil dan proses kerja secara akurat dan sahih
serta mengkomunikasikannya secara efektif kepada pihak lain yang
membutuhkan
No CP
A-1
4 Mampu memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang
sesuai dengan bidang keahlian terapan didasarkan pada pemikiran logis,
inovatif, kreatif dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri
No CP
No CP
A-2
3 Menguasai konsep teoritis tentang arsitektur, perancangan arsitektur,
estetika, sistem struktur dan sistim utilitas bangunan.
A-3
5. Mata Kuliah: *Real Estate (Bobot: 2 SKS)
No CP
No CP
A-4
B-1 Lampiran Log Activity
B-1
C-1 Lampiran Dokumen Teknik
Dokumen Teknis yang akan dilampirkan berupa Gambar Kerja atau DED (Detail
Engineering Drawing) sebagai bentuk hasil akhir dari kegiatan perancangan pada
proyek Citywalk Pekanbaru.
C-1