BAB I
PENGANTAR
Kota Malang adalah kota terbesar kedua setelah Kota Surabaya. Hal ini
terutama jumlah penduduk yang orientasinya ingin menimba ilmu di Kota Malang
bentuk yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena terjadi percampuran antara
budaya inilah yang dituangkan dalam wujud bangunan, sehingga hal ini
memiliki bangunan Kolonial yang menarik untuk diteliti. Dan semoga laporan
Kolonial yang ada di Kota Malang yang lebih teliti dan mendalam.
2
Kota Malang.
Indonesia.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
perkembangn kota malang, yaitu UU. Gula dan UU. Agraria pada tahun 1870.Dan
menjadi kota madya pada tangga1 april 1905. Ketiga undang-undang ini telah
secara makro tidak jauh berbeda dengan dengan prkembangan yang ada di Hindia
Inddische Empire sangat kurang sekali, karena kota malang pada tahun 1900
masih merupakan kabupaten selain itu lokasi orang belanda bermukim disekitar
dari belajar terhadap alam, lingkungan, budaya dan masyarakat. Dan hal yang
lebih penting adalah belajar dari masa lampau untuk membangun masa sekarang
maupun yang akan datang. Oleh karena itu bangunan kolonial merupakan saksi
sejarah yang sudah terbukti kebehasilannya dalam menjalani sejarah mulai dari
misinya yang mulia harus dapat memancarkan kesannya ke penjuru kota, lagi
pula harus indah. Oleh sebab itu gedung-gedung tersebut berhak menduduki
tempat yang bagus sekaligus baik. Tapi hal ini baru bisa diselenggarakan
berhasil dengan baik, bahkan ada beberapa yang bisa berhasil dengan baik
sekali ( Neutral School, Mac Loge, Gereja Santa Theresia, Tribune Pacuan
banyak gedung fasilitas umum yang letaknya kurang pas atau kurang ekspresif
olahraga, Loge Theosofi dan sebagainya). Tapi sebaliknya, Balai kota dan
Arsitektur kolonial Belanda di Kota Malang Hal. 142. Oleh Ir. Handinoto
bangunan tidak hanya pada masalah lalu lintas, di sekitar alun-alun, masjid,
kabupaten, dan kemudian tempat tinggal Residen atau Gubernur, tetapi juga
pada arah mata angin. Pada kantor NIS di Tegal, Maclain Pont memilih
3. “Menurut Maclain Pont Arsitektur adalah bagian dari kegiatan manusia dalam
Penekanannya selain kepada kesatuan antara bentuk dan fungsi, juga pada
spiritual dari suatu kelompok masyarakat, maka gaya arsitektur harus dapat
4. Pada bangunan kolonial yang dibangun pada antara tahun 1900-1915 adalah:
“Ciri yang paling menonjol pada bangunan kolonial masa kini adalah denah
2.3 Hipotesis
kota. Hal ini bisa dilihat atau diketahui bahwa penempatan bangunan-
Seperti Gereja Protestan yang letaknya disebelah utara Alun-alun. Gereja IHS
di Jalan Ijen, Stasiun kereta api kota baru dan Sekolah SLTP Frateran yang
2. Pertimbangan penataan bangunan tidak hanya pada masalah lalu lintas tetapi
juga pemilihan yang sesuai dengan arah mata angin timur dan barat sehingga
penempatan pintu dan jendela mengarah pada arah Utara-Selatan. Hal ini
tradisi yang ada hubungannya dengan Arsitektur. Hal ini terlihat dengan
4. Bangunan kolonial mempunyai bukaan pada masif dengan ukuran yang besar
BAB III
sesuatu hal menurut apa adanya. Disamping itu pendekatan ini juga untuk
Lingkup wilayah penelitian terletak di kota malang dan objek yang diteliti
Bahan penelitian adalah objek yang akan diteliti dan merupakan sampel
dalam penelitian ini, antara lain: Stasiun Kereta Api Malang, Gereja IHS dan
menggunakan:
dikemukakan terdahulu.
dimana hasil analisa dituangkan dalam bentuk uraian serta menampilkan tema.
11
Tema yang sudah didapat dituangkan secara sistematis untuk memberikan aspek-
aspek tertentu.
12
BAB IV
dengan kantor Balai Kota Malang. Bangunan ini terletak ditengah kota yang
dimaksudkan agar dapat dicapai dengan mudah. Bangunan ini direncanakan atas
nasihat pihak militer, secara keseluruhan Stasiun ini memberikan kesan sebagai
Arsitektur Fungsional.
Hal ini bisa dilihat dari bentuknya yang menggunakan bentuk geometri persegi,
atapnya datar, warna bangunannya putih, gevel horisontal dan volume ruang yang
berbentuk kubus. maka bentuk jendela dan pintunya menggunakan bentuk yang
Pada gambar 03, merupakan perletakan jendela dan pintu pada bagian
api. Pada gambar 05. dapat dilihat bentuk jendela dan pintu yang mengikuti
Tekstur Kaca
Tekstur
dinding
Tekstur
Bt. alam
Pada bagian jendela terdapat tiga yang tekstur yang dalam pembentukan
elemen masif pada bangunan ini, tekstur ini terdapat pada bagian:
1. Pada bagian transparan yaitu tekstur kaca yang terdapat pada jendela
Karena bangunan kereta api ini difungsikan untuk sistem transportasi dan
menahan serangan bom pada masa itu, sehingga bisa kita lihat jendelanya
menjorok kebagian dalam. Pada bagian jendela tidak terdapat model jendela yang
memiliki variasi. Jendela disini hanya merupakan kaca lebar polos berwarna
bening atau transparan. Bingkai jendela tebuat dari bahan kayu yang dilapisi
2. Tekstur yang lainnya yaitu terdapat pada dinding bangunan. Tekstur ini
yaitu lapisan cat tembok berwarna putih. Detail ini dapat dilihat pada
gambar 07.
Tekstur dinding
dengan warna
putih
Pada bagian dinding terdiri dari dua bagian, bagian yang pertama adalah
bagian bawah merupakan susunan batu kali dan mempunyai ketebalan yang lebih
daripada dinding diatasnya. Dinding bagian bawah ini juga mempunyai tekstur
kasar dimana merupakan lapisan batu alam dan diberiikan warna hitam untuk
yang cukup dibanding dengan dinding bangunan sekarang, hal ini difungsikan
Pada bagian pintu juga terdapat hal yang sama yaitu pada tekstur, tetapi
pada bagian atas pintu terdapat kanopi untuk melindungi dari sinar matahari dan
Pada gambar 09, tiga unsur elemen tekstur sudah terdapat disini, tetapi
Gambar 10, memberikan penjelasan bentuk pintu dan jendela secara dua
dimensi. Pada bagian pintu dan jendela ini memiliki variasi yang sederhana
17
dibanding dengan jendela pada gambar 06 yang terlihat polos. Tetapi pada pintu
dan jendela ini memiliki variasi berupa garis horisontal dan garis vertikal.
menaungi orang yang akan masuk kedalam ruangan ini, hal ini dapat dilihat dari
Kaca Ventilasi
Kanopi
kusen Pintu
Daun Pintu
difungsikan untuk melindungi ventilasi yang berada diatas jendela, dan apabila
diberikan kanopi dengan gaya yang melengkung serta proporsi seperti kanopi
diatas pintu, tidak memberikan kesan kokoh seperti alat transportasi kereta api.
KACA JENDELA
Pada bagian pintu keluar dari dalam bangunan gambar 04, menunjukan
Pintu pagar
Kolom
Pintu ini merupakan pintu utama untuk keluar bagi pengguna jasa kereta
api. Bagian pintu keluar ini mempunyai bentuk yang melengkung, ditengah-
tengah pintu keluar ini terdapat satu kolom sehingga meghalangi kelelusaan bagi
pada tahun 1920 sampai 1940-an. Letak bangunan ini sangat strategis yaitu
peranan yang cukup penting dalam pemerintahan terutama pada masa itu,
bangunan ini dirancang dengan konstruksi yang telah diperhitungkan agar mampu
menahan serangan bom-bom bakar dari pihak musuh. seperti dalam kutipan buku
“Hal ini diputuskan dengan mempertimbangkan bahwa kalau ada letusan bom
seperti ruang telegraf dan peralatan pengaman juga menggunakan struktur beton
bertulang.
yang besar dan lebar, hal ini mungkin disesuaikan dengan keadaan pada waktu
bahwa ada rumor tentang perang dunia kedua yang melanda Hindia Belanda.
Sehingga perencanaan bukaan pada pasade tidak besar dan pertimbangan juga
Sekolah
U SLTP
Frateran
Hati Kudus
dibangun antara tahun 1916-1940. Pada tahun ini khususnya kota Malang
adalah: atap bangunan datar, gevel horizontal, volume ruang yang berbentuk
kubus, warna putih. Disamping itu pada tahun 1920-1930 masih banyak bangunan
kolonial yang memiliki atap yang menonjol walaupun arsitektur ini digolongkan
dalam arsitektur kolonial modern. Salah satu contonya adalah sekolah SLTP Hati
Dekorasi pada pasade bangunan ini bisa dikatakan ramai sehingga menarik
perhatian bagi orang yang melihatnya. Bangunan ini direncanakan oleh biro
arsitek: Hulswit, Fermont & Ed, Cuypers dari Batavia. Arsitektur ini mengikuti
langgam hias Art Deco, yaitu seni yang digunakan pada tahun 30-an, berasal dari:
akibat sintesa dari berbagai pengaruh eksotika dan dinamika yang mencapai
puncaknya dalam dunia Fashion dari cita rasa tinggi (High Taste) di Eropa,
Wujud dari langgam hias art deco dapat dilihat dalam tampilan dengan
gaya yang kaya dalam kesan kemewahan. Pemakaian bahan yang mahal dan
material yang langka. Seni art deco cenderung menampilkan kesan yang mistis
dengan bangunan stasiun kereta api yaitu bukaan yang tidak besar dan lebar. Hal
1
Kutipan dari Buku Perkembangan Kota & Arsitektur Kolonial Belanda di Malang. Hal. 168
22
Ventilasi
Kanopi
Daun Jendela
Batu Kali
perbedan bukaan dapat dilihat dengan jelas antara bukaan dilantai satu dengan
disetiap bukaan tetapi terdapat juga pada bagian lainnya seperti dibawah teritisan
Pada pintu juga tidak mengalami sentuhan yang mempunyai kesan yang
mewah, hal ini bisaa dilihat pada gambar 21. bukaan ini tidak unsur-unsur yang
dapat memberikan kesan yang sesuai dengan langgam art deco, tetapi hanya
Pada bagian dinding tedapat tekstur batu bata merah tanpa plesteran
sehingga terlihat garis–garis siar antara susunan bata, kesan dari tampilan ini
24
adalah mewah akibat dari susunan bata tanpa plesteran dan ornamentasi pada
pasade. Susunan sturuktur bangunan dimulai dengan susunan batu kali sebagai
Atap bangunan ini disesuaikan dengan keadaan iklim yang ada di kota
malang khususnya karena iklim yang tropis maka atap bangunan dirancang