Anda di halaman 1dari 17

ANALISA JENIS ARSITEKTUR VERNAKULAR DENGAN

PENERAPAN KONSEP ANALOGI BIOLOGIC (ORGANIC)


PADA GREEN SCHOOL BALI

Tugas Teori Arsitektur 2

Sebagai Tugas Besar Menuju UPM

Dosen : Rafi Mentari

Nama : Siti Badiah Purnamawati

NPM : 201745500195

Kelas : R7D

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

DESEMBER 2020
LANDASAN TEORI

A. Konsep dalam Arsitektur


Dalam perencanaan dan perancangan arsitektur dikenal adanya tema dan konsep yang mendasari
terbentuknya sebuah bangunan. Tema dan konsep memiliki pengertian yang berbeda berdasarkan posisi
dan fungsi keduanya. Tema berada di awal sampai akhir proses perencanaan hingga perancangan. Tema
berfungsi sebagai roh pada sebuah rancangan, tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan. Tema adalah
suatu pola atau gagasan spesifik yang berulang di seluruh rancangan. Sedangkan konsep berada pada
proses sintesa, merupakan hasil dari analisis yang telah di lakukan sebelumnya. Konsep memiliki sifat
dapat terlihat baik dalam bentuk ataupun desain secara keseluruhan. Konsep adalah gagasan yang
memadukan berbagai unsur ke dalam suatu kesatuan.

B. Jenis-Jenis Konsep
1. Metaphor (Metafora)
Gaya arsitektur yang mengambil bentuk dari perumpamaan sesuatu. Berhubungan dengan bentuk atau
pola. Dalam pendekatan metafora suatu objek di deskripsikan terlebih dahulu untuk selanjutnya di ambil
inti dari pendeskripsian tersebut. Inti dari deskripsi kemudian diaplikasikan ke dalam bentuk arsitektur.

2. Analogy ( Analogi)
Mengidentifikasi hubungan sifat khas suatu benda dengan desain. Berhubungan dengan sifat atau cara
kerja. Sebuah benda diidentifikasi dan mempunyai semua sifat khas yang diinginkan dan dengan
demikian ia menjadi model sebuah proyek. Pendekatan analogi bukan hanya sekedar menjiplak bentuk
objek alam yang di analogikan, tapi diperlukan proses analisis dan merangkainya sehingga
menghasilkan bentuk baru yang masih memiliki kemiripan visual dengan objek yang dianalogikan.
Pendekatan analogi berhasil apabila pesan yang ingin disampaikan atau objek yang dianalogikan dapat
di pahami oleh semua orang. Analogi dibagi kembali menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Analogi Mathematic
Dasar rancangan mengambil sumber bentuk matematis. Arsitektur adalah sesuatu yang memiliki
proporsi. Pendekatan matematis sering dikenal dengan golden section, dimana bangunan memiliki
sumbu simetris.

b. Analogi Biologic (Organic)


Pendekatan ini melihat arsitektur sebagai sebuah proses alam, bukanlah sebuah proses estetis. Arsitektur
mengikuti alur alam, seakan-akan menghormati alam. Arsitektur dianggap sebagai pendatang baru di

1
alam, oleh karena itu harus mengikuti alam. Material digunakan sebagaimana mestinya. Beberapa
konsep dasar arsitektur organik adalah:

a) Buiding as nature, bangunan memiliki sifat alami. Alam menjadi pokok dan
inspirasi dari arsitektur organik. Biasanya menjadi dasar konsep dan gagasan dalam
desain arsitektur organik adalah struktur suatu organisme.
b) Continous present, sebuah desain berkelanjutan dimana tidak berhenti dan selalu
dalam keadaan berkembang mengikuti zaman namun tetap membawa unsur
keaslian dan kesegaran dalam arsitektur.
c) From follow flow. Bentuk bangunan di desain mengikuti aliran energi alam,
menyesuaikan dengan alam sekitarnya dan bukan melawan alam
d) Off the people, didesain dengan kebutuhan pemakai bangunan.
e) Off the hill, lokasi bangunan tidak biasa dan arsitektur organik mengurangi dampak
manusia pada lingkunagan alam skeitar.
f) Off the material. Material tradisional dari alam digunakan dalam bangunan
organik. Kebutuhan akan material digunakan dengan baik dimana tidak merusak
alam dan pemanfaatan sumber daya alam dengan efisien.
g) Youthful and unexpected. Memiliki karakter yang sangat individu. Desain
bangunan dibuat dengan aksen dan memberi kejutan yang tidak terduga.
h) Living music. Memiliki keselarasan irama dalam segi struktur dan prorporsi
bangunan tidak simetri, selalu futuristik dan modern.
i) Itegral. Elemen-elemen bangunannya bersifat terpusat.
c. Analogi Romantic
Bersifat mendatangkan tanggapan emosional dalam diri pengamat bangunan dengan cara
membangkitkan kenangan si pengamat. Pendekatan yang dapat mempengaruhi emosi seseorang. Lebih
memiliki rasa yang terkesan abstrak dan lebih menyentuh psikis seseorang.

d. Analogi Linguistic
Bangunan digunakan untuk mengungkapkan berbagai informasi. Secara harfiah, linguistic berarti
bahasa. Analogi linguistic berarti analogi yang menggunakan bahasa seakan bicara.
Mengidentifikasikan bahwa bangunan memiliki informasi untuk disampaikan kepada pengamat.

e. Analogi Mechanic
Bangunan di anggap sebagai mesin yang strukturnya terkonsep dengan jelas sebagai temat untuk
beraktivitas para penghuninya. Arsitektur dengan penerapan analogi mechanic cenderung menimbulkan
ketidakharmonisan bentuk, karena tidak mementingkan eksplorasi estetikan dari sebuah bangunan.

2
f. Analogi Logic (Pemecahan Masalah)
Memperlihatkan prosedur yang bersifat pemecahan masalah, prosedur tersebut memuat 3 tahapan
beruupa analisis, sintesis, dan evaluasi. Penyelesaian masalah dilakukan secara sistematis, terarah dan
dengan pemikiran logis. Tidak menggunakan rasa atau intuisi, tetapi dengan prosedur yang rasional.

g. Analogi Ad Hoc
Solusi yang dirancang untuk hal tertentu, tidak dapat digeneralisasikan dan tidak dapat dimaksudkan
untuk tujuan lain. Menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada dan memanfaatkan yang telah ada,
sehingga tidak diperlukan invasi bentuk atau inovasi desain lainnya.

h. Analogi Symbolic (Bahasa Pola)


Pola hubungan antara perilaku dan lingkungan yang dilihat dari bagian-bagian tertentu. Bangunan lebih
efektif karena memenuhi kebutuhan pengguna, namun harus teat guna pula. Ada efisiensi dalam
perancangannya dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.

i. Analogi Dramaturgical
Elemen interaksi manusia yang bergantung pada waktu, tempat dan audiens berdasarkan nilai-nilai
budaya, norma dan kepercayaan.. Konsep analogi dramaturgical berarti sebuah bangunan dapat
mengatur perilaku manusia dan mangatur arah pergerakan.

3. Esensi atau Hakekat


Konsep yang mengandung pengertian aspek yang paling penting dan intrinsik dalam desain. Merupakan
hasil penemuan dan identifikasi ide utama perancangan. Hakikat menyaring dan memusatkan aspek-
aspek persoalan yang lebih rumit menjadi keterangan-keterangan gamblang yang ringkas.

4. Programatik
Metode analisis berdasarkan data-data ynag ada untuk menghasilkan sintesis atau keputusan, tanggapan
langsung dari pemecahan masalah. Konsep dapat dikembangkan sekitar persoalan yang lebih pragmatis
yang sering dengan gamblang diidentifikasi dalam program bangunan.

5. Utopia (Cita-Cita)
Mengungkapkan cita-cita idealis yang ekstrim. Perencanaan dengan penerapan konsep utopia
cenderung tidak terealisasikan karena, teknologi, material dan sumber daya manusisanya yang belum
dapat memenuhi keinginan dari arsitek.

C. Jenis-Jenis Arsitektur

3
1. Folk Architecture
Arsitektur rakyat (Masyarakat Umum) bersifat pedesaan. Arsitektur alami yang menjadi dan berproses
pada suatu masyarakat tertentu yang berlokasi pada suatu wilayah tertentu. Arsitektur rakyat cenderung
dibuat secara turun-temurun dengan hanya sedikit perubahan atau bahkan tanpa perubahan.

2. Vernacular Architecture
Bangunan yang menanggapi kebutuhan yang ada sesuai dengan lingkungan dan dibangun oleh orang
yang mengetahui kebutuhan yang diinginkan secara jelas. Vernakular berasal dari kata vernaculus yang
berarti domestik, asli, pribumi dan verna berarti rumah budak. Secara bahasa verna berarti bahasa untuk
waktu, tempat atau kelompok lokal tertentu. Dalam arsitektur berarti jenis kebudayaan arsitektur yang
berlaku di tempat atau lokasi tertentu.

Aspek utama yang mencirikan sebuah bangunan vernakular adalah

a) Iklim
Menyesuaikan iklim (climatic factor) kawasan tempat bangunan tersebut didirikan.
Bangunan vernakular harus dapat mengantisipasi 3 hal, yaitu iklim, cuaca dan geografi
wilayah.
b) Material
Bangunan vernakular mengunakan material setempat, dan memaksimalkan material yang
ada tanpa bergantung pada material wilayah lain. Material yang digunakan bersifat
sederhana
c) Fungsi
Bangunan vernakular lebih mengedepankan fungsi dibanding estetika. Kebutuhan
penghuni akan tempat tinggal yang aman dari serangan hewan ataupun cuaca dan nyaman
dalam segala cuaca.

3. Spiritual Architecture
Berhubungan dengan spiritual manusia. Bangunan berupa tempat ibadah. Bangunan spiritual di bangun
berdasarkan nilai-nilai religi

4. Monumental Architecture
Bersifat mewah dan megah dapat digunakan pula sebagai ikon sebuah wilayah. Arsitektur monumental
di anggap sebagai bagian dari arsitektur brutalisme, post modern dan neo expresionisme.

5. Utilitarian Architecture
Berhubungan dengan fungsi umum bangunan. Utilitas berarti keadaan berguna dan menguntungkan.
Utilitas berarti memaksimalkan efisiensi penggunaan ruang, cahaya, material yang dibutukan
konstruksi bangunan.

4
PROFIL BANGUNAN
Green School Bali

Gambar 1 Green School Bali


Sumber : https://www.greenqueen.com.hk/green-school-bali-recognised-world-economic-forum-future-schools-report/

Green School Bali merupakan salah satu sekolah berbasis alam yang berlokasi di Jln. Raya
Sibang Kaja, Banjar Saren, sibang Kaja, Kec. Abiansemal, Kab. Badung, Bali. Sekitar 30 km dari pusat
kota Denpasar. Sekolah ini di bangun pada luas lahan sekitar 20 hektar dengan sistem permakultur
organik yang dirancang untuk bekerja dalam kohesi yang sempurna dengan ekologi tanah.

Didirikan pada September 2008 oleh John Hardy dan Cynthia Hardy. Mereka berdua adalah
sepasang orang tua yang ingin mencari sebuah sekolah yang unik dan berbeda untuk anak-anak mereka,
setelah mereka keluar dari bisnis perhiasan milik mereka di Bali. Green School Bali beroperasi di Bali,
di bawah Yayasan Kul Kul. Sebuah yayasan nirlaba yang terdaftar di Indonesia.

Pada pembukaan bulan September 2008, Green School Bali memiliki jumlah siswa sebanyak
90 orang. Lokais gedung dibuat khusus berlokasi di tengah hutan dan sawah. Sejak tahun 2008, Green
School telah berkembang dan sekarang memiliki lebih dari 500 siswa penuh waktu dan 400 siswa lokal
paruh waktu yang datang setelah jam pulang sekolah.

Sekolah ini menyediakan program pendidikan dasar (kelas 1-5 SD) dan program pendidikan
menengaj (kelas 6-8) kurikulum pendidikan berstandar international dengan tenaga pengajar dari dalam
dan luar negri.

5
Gambar 2 Jumlah Siswa dan Alumni
Sumber : https://www.greenschool.org/bali/

Bangunan telah dirancang dan dibangun untuk memiliki dampak sekecil mungkin terhadap
lingkungan. Oleh karena itu, hanya setengah pohon yang ditebang, dan sebagian besar berhasil ditanam
kembali di tempat lain (beberapa struktur masih menampilkan pohon hidup yang tumbuh melalui
atapnya) dan bangunan didirikan sesuai dengan Topografi Alami tanah, sehingga tidak ada pergerakan
Bumi. diperlukan. Bambu ramah lingkungan adalah bahan struktural utama yang digunakan, tetapi
elemen lokal, alami dan terbarukan lainnya juga digunakan, termasuk alang-alang ilalang, batu
vulkanik, tanah yang terhantam, dan dinding lumpur tradisional Bali.

Gambar 3 Green School Bali


Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=Bh0XdweXV7I

Semua bangunan di dalam kompleks sekolah dimaksudkan untuk mengembangkan peradaban


yang menghargai alam, memanfaatkan bahan organik dan sumber energi terbarukan, seperti tenaga air
mikro, tenaga surya, dan biodiesel. Sebaliknya, setiap bangunan tidak dirancang oleh seorang arsitek,
melainkan oleh tim insinyur listrik, desainer dan seniman bambu di Bali.

Struktur udara terbuka memungkinkan cahaya alami dan ventilasi, dan dibantu oleh kipas
langit-langit dan sistem inovasi gelembung udara tertutup yang dapat ditutup, tetap sejuk bahkan selama
hari-hari terpanas di hutan. Sekolah hijau menanam sebagian besar makanan yang dikonsumsinya,

6
termasuk beras organik, buah-buahan dan sayuran, dan sekolah tersebut proses keluar dari jaringan
melalui kombinasi sistem tenaga surya, mikrohidro, dan biogas.

Proyek tenaga surya terdiri dari 108 panel foto-vulkanik yang dipasang pada tiang bambu dan
disusun di lereng antara jantung gedung sekolah yang mirip katedral (berisi bambu sepanjang lebih dari
enam kilometer) dan beberapa ruang kelas dasar dalam informasi yang menunjukkan lanskap instalasi
seni bukan sumber energi yang sudah banyak memberi daya di kampus. Siswa sekolah dasar dan
menengah membantu merancang dan membangun kerangka bambu kreatif berbentuk binatang untuk
memasang panel, sementara siswa sekolah menengah membantu dengan proposal penulisan hibah
untuk membantu mendanai proyek.

Proyek hidro disebut Pusaran Air Gravitasi dan


dikenal dalam penggunaan sehari-hari sebagai
pusaran. Ini adalah teknologi yang sangat inovatif
namun sederhana yang ditemukan oleh seorang
insinyur Austria bernama Franz Zotloterer yang
menyadari bahwa Anda dapat memanfaatkan
sungai yang relatif datar seperti Ayung untuk
listrik tanpa membangun bendungan invasif yang
besar. Antara proyek tenaga surya dan pusaran,
Gambar 4 Proyek Pusaran Air Gravitasi sekolah hijau berharap dapat memasok semua
Sumber : https://content-cats.prezly.com/turbulent-supplies-
reliable-and-affordable-power-to-green-school-in-balinese- kebutuhan energinya sendiri melalui sumber-
jungle
sumber yang bersih dan terbarukan pada akhir
2013.

Green School Bali menerapkan ajaran


Tri Hita Karana, yairu mengandung pengertian
tiga penyebab kesejahteraan yang bersumber
pada keharmonisan hubungan antar manusia
dengan tuhannya, manusia dengan alam
lingkungannya dan manusia dengan sesamanya.
Sekolah ini memiliki konsep pendidikan yang
digabungkan dengan lingkungan, sehingga

Gambar 5 Suasana dalam Bangunan menciptakan lingkungan yang sehat. Dengan


Sumber : : https://www.greenschool.org/bali/
menyediakan gaya hidup sehat, suasana yang
nyaman, produktif, mempelajari lingkungan sembari menyelamatkan energi dan sumber daya alam.

7
PEMBAHASAN
(ANALISA GREEN SCHOOL BALI)

A. Konsep Analogi Biologic

Berdasarkan karakteristik analogi biologic yang telah dijelaskan, didapatkan bahwa Green School
building memiliki konsep yang sesuai dengan arsitektur organik. Konsep tersebut dapat terlihat dari
masing-masing karakteristik analogi biologic sebagai berikut :

1. Buiding as nature

Gambar 6 Site Green School Bali


Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=Bh0XdweXV7I

Green School menyediakan berbagai fasilitas yang ramah lingkungan dengan mengurangi gas-
gas yang berbahaya bagi atmosfer, menjaga kesehatan penghuni bangunan dan meningkatkan kepekaan
sosial. Memiliki luas lahan 4,55 Ha. Luas ruang terbuka hijau mencapai lebih dari 60%. Penataan dan
penggunaan lahan telah sesuai dengan peruntukan bangunan pendidikan. Sekolah ini di desain dan di
bangun dengan meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan. Hanya beberapa pohon yang
ditebang dan sebagian besar berhasil di tanam kembali. Struktur yang digunakan bahkan menampilkan
pohon hidup yang menembus atap.

Peletakan ruang-ruang dan bentuk bangunan menerapkan pola dan struktur biomorfik, mengikuti
kontur lahan dan memanfaatkan lingkungan dengan maksimal tanpa merusak keaslian yang telah ada.

8
2. Continous present
Memiliki dimensi bangunan 18m dan tinggi 64 m, Green School building tetap memiliki sisi
modern dengan adanya aliran listri yang berasal dari sumber energi yang ramah lingkungan yaitu
generator turbin hidrolik dan panel surya. Untuk penghawaan, sumber energinya berasal dari kotoran
hewan, generator turbin air serta panel surya.

3. From follow flow

Gambar 7 Bentuk bangunan Mengikuti Alam


Sumber : http://beautiful-places.de/en/green-school-bali-theinnovativeschoolmade-frombambooby-
john-hardy/

Bangunan bermasa banyak ini mengedepankan interaksi dengan alam pada setiap bangunannya,
sehingga hampir keseluruhan bangian bangunan dibiarkan tanpa sekat yang bertujuan agar ruang dalam
dan ruang luar menyatu. Ruang kelas yang didesain tanpa sekat atau dinding beton menghasilkan angin
dan cahaya matahari dapat masuk secara maksimal ke dalam bangunan. Ditambah dengan bukaan
berupa skylight yang melingkar di puncak atap menjadi sumber pencahayaan alami bagi ruang-ruang
dibawahnya. Sebagai penghawaan digunakan kincir angin melalui terowongan bawah tanah, hal
tersebut terjadi karena kondisi fisik lahan yang berkontur den dekat dengan hutan dan sungai.

4. Off the people


Halaman sekolah yang sangat luas dimanfaatkan sebagai tempat untuk bercocok tanam secara
organik. Tidak ada penggunaan pupuk atau pestisida kimia, tanaman yang dibudidayakan adalah
tanaman lokal seperti ketela rambat, talas, pisang dll.

9
Pada setiap titik utama bangunan terjalin kolom yang
menjulang dan berakhir pada cincin bambu yang
membingkai langit-langit deng hiasan mullion
sehingga dapat memancarkan cahaya ke dalam
bangunan. Ruangan tidak memerlukan pencahayaan
buatan dalam mendukung aktivitas penggunanya.
Bukaan yang lebar dapat mengakomodir kebutuhan
penghawaan alami
Gambar 8 Kegiatan Berkebun di Halaman Sekolah
Sumber : http://beautiful-places.de/en/green-school-bali-
.
theinnovativeschoolmade-frombambooby-john-hardy/

5. Off the hill


Semua ruang menciptakan keharmonisan antara bangunan dengan alam sekitarnya. Berlokasi di
dalam hutan dan berdekatan dengan sungai, jalan setapak yang menghubungkan setiap bangunan hanya
menggunakan material batu kali dan cadas yang tidak di aspal serta mengikuti kontur atau bentuk lahan
yang ada.

6. Off the material


Jerami

Bambu

c Batu
vulkansik

Gambar 9 Penggunaan Material Alam pada Bangunan


Sumber : http://beautiful-places.de/en/green-school-bali-theinnovativeschoolmade-frombambooby-john-hardy/

Bangunan ini menggunakan material bambu, rumput gajah dan tanah liat. Penggunaan semen hanya
pada beberapa bagian. Dengan memanfaatkan bambu sebagai struktur dan konstruksi pada seluruh
bangunan yang rampung pada 2007 ini merupakan implementasi sang arsitek dalam realisasi

10
pemikirannya untuk menggunakan material alam yang berada di sekitar tapak. Pada saat itu material
bambu sangat banyak di daerah tersebut.

Bahan bambu dapat ditemukan pada tiang, rangka atap, tangga, lantai hingga interior bangunan
seperti meja, kursi, rak dan lemari. Bambu tersebut disusun dengan sistem pin dan baut. Material yang
digunakan berasal dari lingkungan sekitar sehingga mengurangi penggunaan bahan bakar.

Bamabu yang dipergunakan adalah jenis bambu petung yang memiliki kekuatan cukup tinggi dan
mudah dijumpai. Material alam lainnya yang digunakan yaitu alang-alang pada bagian atap, batu
vulkanik dan pengaolikasian dinding tanah liat. Hanya ada satu bangunan uang dibuat dari kayu, yaitu
ruang yoga.

7. Youthful and unexpected.


Secara tipologi, Green School building memiliki bentuk bangunan yang berbeda dari bentuk
sekolah pada umumnya. Sehingga ciri-ciri yang ada pada bangunan tidak akan ada pada bangunan
sekolah lainnya. Beberapa ruang kelas memiliki bentuk yang lebih menunjukan seni instalasi lanskap
daripada sumber energi.

Gambar 10 Bentuk Bangunan yang Khas


Sumber : https://www.dewimagazine.com/profile/kania-maniasa-kembali-ke-tanah-ibu

8. Living music.
Bentuk bangunan berbentuk geometri. Geometri menghasilkan bentuk yang bebas. Walaupun
kaidah dari geometri bersifat mengikat namun pada akhirnya akan menghasilkan suatu kebebasan
bentuk dan ekspresi. Green School bali memiliki bentuk dasar geometri lingkaran yang berpusat pada
bagian tengah bangunan. Selain itu bentuk geometri tersebut terinspirasi dari bentuk alam, karena

11
bangunan utama berbentuk 3 lantai yang dinaungi oleh tiga buah atap dengan skylight yang berbentuk
keong.

Gambar 11 Denah Lantai


Sumber : https://ibuku.com/heart-of-school/

9. Itegral.

Gambar 12 Detail Penggunaan Struktur


Sumber : https://ibuku.com/heart-of-school/

Bentuk bangunan melingkar dan berpusat pada skylight yang terletak pada tengah bangunan utama.

12
B. Analisa Jenis Arsitektur Vernakular

Gambar 13 Interior Green School Bali


Sumber : http://beautiful-places.de/en/green-school-bali-theinnovativeschoolmade-frombambooby-john-hardy/

1. Material
Green School Bali termasuk kedalam arsitektur vernakular karena dalam pemilihan material
menggunakan material yang mudah di temui pada daerah tersebut, selain itu material yang ada di
manfaatkan secara maksimal dan dibentuk dengan sedemikian rupa.

2. Iklim
Bentuk bangunan yang dirancang sesuai dengan iklim indonesia yaitu tropis lembab maka atap
bangunan di buat sedikit curam dan menutupi sebagian bangunan. Bangunan di buat panggung untuk
memaksimalkan penghawaan alami yang berasal dari bagian bawah bangunan. Selain itu bangunan di
buat tanpa sekat, sehingga udara dan cahaya dapat masuk secara maksimal.

3. Fungsi
Berbentuk dasar geometris bangunan ini memiliki fungsi utama sebagai sarana pendidikan berbasis
alam, sehingga bentuk bangunan seperti menyatu dengan alam. Terdapat penambahan fungsi lain yang
dapat menunjang kegiatan setiap siswa, seperti bercocok tanam, berternak dan memanfaatkan teknologi
dari alam.

13
KESIMPULAN

Berdasarkan analisa di atas dapat disimpulkan bahwa bangunan Green Scholl Bali termasuk
kedalam jenis arsitektur vernakular karena memperhatikan aspek iklim Indonesia yang tropis,
menggunakan material setempat dan mengedepankan fungsi bangunan sebagai sarana pendidikan.

Green School Bali juga mengadaptasi konsep analagi biologic dengan pendekatan desain
mengikuti proses alam yang dilihat dari proses eksekusi lahan, bangunan mengikuti alur alam dengan
tidak merusak alam. Bangunan serasa menyatu dengan alam, karena penggunaan material bambu yang
mudah ditemukan di sekitar lokasi. Penggunaan material alami lain pada bangunan juga mendukung
bangunan tersebut menyatu dengan alam, tidak adanya sekat antara area luar dan dalam bangunan
membuat pengguna bangunan merasa berada di alam bebas.

Pemanfaatan energi alami dilakukan secara optimal sehingga tidak merusak alam, tetapi dapat
memberdayakan alam dengan baik. Penggunaan energi alami untuk pencahayaan, penghawaan dan
untuk menghasilkan energi listrik mengakibatkan bangunan tersebut memiliki fasilitas yang ramah
lingkungan dengan mengurangi gas-gas yang berbahaya bagi atmosfer, menjaga kesehatan penghuni
bangunan dan meningkatkan kepekaan sosial.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hapsari, O.E. 2018. Analisa Penerapan Green Building pada Bangunan pendidikan (Studi kasus :
Green School Bali). Al-Ard : Jurnal teknik Lingkungan. Vol.3 No.2 (54-64).

Titania G, Indiartri P, Wicaksana K.A, Anindya. Teori Arsitektur (Resume Hanno-Walter Kruft dan
Wayne o. Attoe. Diakses 14 Desember 2020, dari https://dokumen.tips/documents/teori-
arsitektur-hanno-walter-kruft-dan-wayne-o-attoe.html

Arch Space. (Oktober 28, 2018). Analaogi dalam Arsitektur. Diakses 14 Desember 2020, dari :
http://bluestranger1104.blogspot.com/2018/10/analogi-dalam-arsitektur.html

Rajak, M. S. Konsep dalam Arsitektur. Diakses 14 Desember 2020, dari :


https://www.academia.edu/5624667/Konsep_dalam_Arsitektur

Green School. Green School Bali. Diakses 14 Desember 2020, dari :


https://www.greenschool.org/indonesia/tentang-kami/

Muster Architecture. ( Maret 7, 2009). Arsitektur Monumental. Diakses 18 Desember 2020, dari :
http://mode-arsitektur.blogspot.com/2009/03/arsitektur-monumental.html

Venessa Xinyi Mao. ( November 26, 2019). Utilitarianisme in 21st Century Modern Architecture.
Diakses 18 Desember 2020, dari : https://medium.com/@xm335/utilitarianism-in-21st-century-
modern-architecture-a90906e6a18c

Aryrumlus 1996. Green School Bali. Diakses 18 Desember 2002, dari :


https://studylibid.com/doc/4278560/green-school-bali

15
16

Anda mungkin juga menyukai