Anda di halaman 1dari 16

Kabupaten

2012
MINAHASA SELATAN

A. Gambaran Wilayah
A.1Letak dan Batas Wilayah
Minahasa Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. Secara geografis
kabupaten Minahasa Selatan terletak antara 0,47’ - 1,24’ Lintang Utara dan 124,18’ - 12445’ Bujur
Timur. Ibukota Kabupatennya adalah Amurang, berjarak sekitar 64 km dari Manado. Letak geografis
kabupaten Minahasa Selatan terletak pada posisi strategis karena berada pada jalur lintas
darat trans sulawesi yang menghubungkan jalur jalan seluruh provinsi di Pulau Sulawesi. Pada pesisir
jalur laut bagian utara merupakan daerah yang strategis untuk pengembangan produksi perikanan di
Kawasan Timur Indonesia serta daerah perlintasan (transit) sekaligus stop over arus penumpang, barang
dan jasa pada kawasan Indonesia tengah dan kawasan timur Indonesia bahkan untuk kawasan Asia Pasifik
Batas wilayahnya :
- Sebelah Utara dengan Kabupaten Minahasa;
- Sebelah Timur dengan Kabupaten Minahasa Tenggara;
- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow;
- Sebelah Barat dengan Laut Sulawesi.

Luas Kabupaten Minahasa Selatan adalah 1.484,47 Km2, yang terdiri atas 17 kecamatan dengan
jumlah penduduk pada tahun 2011 sekitar 196,000 Orang dengan konsentrasi penduduk terbanyak di Kec
Amurang dan Tenga masing-masing (17,184 & 16,200 ) orang.

Peluang Investasi Daerah


1
Kabupat
20
en

A.2Tofografi Wilayah
Kabupaten Minahasa Selatan mempunyai topografi wilayah berupa bukit-bukit/pegunungan, berpantai dan
sebagian kecil dataran bergelombang dengan posisi dari daerah pantai (0 meter) sampai pada ketinggian
1.500m dari permukaan laut. Beberapa gunung yang terdapat di Kabupaten Minahasa Selatan, yaitu gunung
Lolombulan (1.780m), gunung Manimporok (1.661m), gunung Tagui (1.550m), gunung Lumedon (1.425M).

Dataran yang terdapat di Kabupaten Minahasa Selatan terletak di daerah Modoinding (2.350 ha), Tompaso
Baru (2.587 ha) Tatapaan.

A.3Iklim dan Cuaca

Jumlah hari hujan tertinggi adalah pada bulan januari (sebanyak 29 hari hujan) dengan curah hujan terbesar
866 mm. Menurut data hasil pengukuran, diperoleh angka suhu udara rata-rata minimum bervariasi antara
17 s/d 23 derajat celcius, sedangkan suhu rata-rata maksimum berkisar antara 29 s/d 35 derajat celcius.

Hal ini menunjukkan bahwa di Kota Amurang (Kab. Minahasa Selatan) suhu udara cenderung lebih panas
dari kawasan perkotaan lainnya. Tekanan udara rata- rata berkisar antara 1000 s/d 1012 mb.

Kelembaban rata- rata per bulan adalah berkisar antara 50 s/d 90 %. Kecepatan angin rata-rata
bulanan berkisar antara 1.0 s/d 9.0 m/s, dengan angka maksimum terjadi pada bulan Agustus (30.00 m/s).

A.4Pembagian Wilayah

Wilayah kabupaten Minahasa selatan terdiri dari 17 Kecamatan dan 170 Desa dengan luas masing-
masing wilayah sebagai berikut:

Tabel A-1 Pembagian Wilayah Kabupaten Minahasa selatan

Persentase
No Kecamatan Luas (Km2)
(%)
1 Modoinding 46,98 3,16
2 Tompaso Baru 129,48 8,72
3 Maesaan 143,98 9,70
4 Ranoyapo 102,44 6,90
5 Motoling 15,11 1,02
6 Kumelembuai 37,89 2,55
7 Motoling Barat 128,40 8,65
8 Motoling Timur 50,44 3,40
9 Sinonsayang 104,58 7,05
10 Tenga 125,39 8,45
11 Amurang 69,45 4,68

Peluang Investasi 2
Kabupat
20
en

12 Amurang Barat 103,40 6,97


13 Amurang Timur 152,73 10,29
14 Tareran 51,91 3,50
15 Sulta 35,84 2,41
16 Tumpaan 78,26 5,27
17 Tatapaan 108,19 7,29
Jumlah

Dilihat dari luas wilayah masing-masing kecamatan dan kepadatan penduduknya, tiga wilayah sebagai pusat
kegiatan perekonomian di Kabupaten Minahasa Selatan yaitu Amurang, Tenga dan Tumpaan
memiliki tingkat kepadatan yang tidak merata. Amurang sebagai Ibukota Kecamatan memiliki
kepadatan 249 Jiwa/Km2 sedangkan dua kota lainnya tenga dan Tumpaan kepadatan penduduknya
masing-masing 139 Jiwa/Km2 dan 206 jiwa/km2.

B. Potensi Wilayah Minahasa Selatan


B.1 Perekonomian

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah salah satu indikator penting untuk mengetahui
kondisi ekonomi suatu daerah/wilayah dalam suatu periode waktu tertentu. Dilihat dari struktur ekonomi
Kabupaten Minahasa Selatan pada tahun 2011 masih di dominasi oleh sektor pertanian sebesar 33%, diikuti
oleh sektor bangunan sebesar 17%. Sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10%, sektor industri
pengolahan sebesar 11%, sektor Pertambangan & penggalian sebesar 8 % , Perdagangan, hotel,&restoran
sebesar 8%, Keuangan, sewa, & jasaPerusahaan sebesar 2 % dan faktor - faktor jasa 11%. Dan kontribusi
paling kecil oleh sektor listrik, gas dan air yang hanya 1%.

Tabel B-1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Minahasa Selatan

No Sektor 2008 2009 2010 2011*


(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %
1 Pertanian 586,663.00 29,55 664,305.00 29,55 819,331.00 32% 969,150.12 33%
2 Pertambangan & 172,937.00 8,71 189,484.00 8,43 207,312.00 8% 226,982.73 8%
penggalian
3 Industri pengolahan 218,734.00 11,02 245,264.00 10,91 287,468.00 11% 329,634.48 11%
4 Listrik, gas, & air 14,286.00 0,72 15,252.00 0,68 16,105.00 1% 17,099.85 1%
bersih
5 Konstruksi 353,348.00 17,80 400,379.00 17,81 442,222.00 17% 494,760.09 17%
6 Perdagangan, 162,656.00 8,19 184,366.00 8,20 213,434.00 8% 244,503.22 8%
hotel,&restoran
7 Komunikasi & 226,920.00 11,43 247,208.00 11,00 264,508.00 10% 285,587.64 10%
angkutan
8 Keuangan, sewa, & 41,175.00 2,07 46,626.00 2,07 52,574.00 2% 59,028.03 2%
jasaPerusahaan

Peluang Investasi 3
Kabupat
20
en

9 Jasa-jasa 208,449.00 10,50 255,192.00 11,35 289,099.00 11% 339,952.99 11%


PDRB 1,985,141.00 100 2,248,080.00 100 2,592,059.00 100% 2,962,028.36 100%

Diluar sektor pertanian, sektor konstruksi memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian
kabupaten Minahasa selatan. Berbagai sarana dan prasarana daerah sedang dikembangkan dan
dibangun dalam rangka menjadikan Kabupaten Minahasa Selatan sebagai Kota Minapolitan.

B.2 Kependudukan & Ketenagakerjaan

Berdasarkan Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, ditetapkan tiga kota sebagai pusat
pelayanan wilayah kabupaten yaitu Amurang, Tumpaan dan Tenga dimana memiliki letak yang
strategis dan pertumbuhan penduduk yang cukup besar.

Tabel B-2 jumlah penduduk masing-masing kecamatan di Kabupaten Minahasa Selatan


Penduduk Penduduk
No Kecamatan
(2010) (2011)*
1 Modoinding 11.324 11,163.61

2 Tompaso Baru 11.764 11,824.72

3 Maesaan 9.717 9,668.66

4 Ranoyapo 11.832 12,019.49

5 Motoling 7.191 7,571.61

6 Kumelembuai 6.650 6,804.13

7 Motoling Barat 7.661 7,683.13

8 Motoling Timur 8.673 8,872.85

9 Sinonsayang 15.203 15,557.95

10 Tenga 17.184 17,493.74

11 Amurang 16.260 17,205.01

12 Amurang Barat 14.898 15,592.58

13 Amurang Timur 13.570 14,469.48

14 Tareran 12.129 12,265.62

15 Sulta 7.098 7,057.90

16 Tumpaan 15.434 16,079.87

17 Tatapaan 8.965 9,344.01

Jumlah 195.553 200,674.38


*) Angka sementara

Peluang Investasi 4
Kabupat
20
en

Dilihat dari jumlah penduduk masing-masing kecamatan, kecamatan motoling memiliki tingkat kepadatan
yang tinggi yaitu 479 jiwa/Km2. Sedangkan kepadatan penduduk yang rendah terdapat di
kecamatan Maesaan yaitu sebesar 67 Jiwa/km2. Dalam rangka menyeimbangkan daya dukung masing-
masing wilayah kecamatan terhadap perkembangan penduduk dan perekonomian maka Kabupaten
Minahasa Selatan dalam RTRW nya telah menata pola ruang wilayahnya seperti dibawah ini.
Peluang terjadinya pusat-pusat pelayanan jasa dan perdagangan tingkat Kecamatan dan Regional telah
diidentifikasi dan ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Minahasa Selatan.

Gambar B-1 pusat-pusat pelayanan Jasa dan perdagangan

Tumpa

Ten
Amura

 Pusat pemerintahan kabupaten


Amurang
 Pelayanan distribusi barang dan jasa
 Pengembangan Industri
 Pelabuhan pendaratan ikan
 Pengembangan pelabuhan Bongkar
 Pengembangan energi kelistrikan

Tumpaa
 Pelayanan pengelolaan perikanan tangkap
 Pengelolaan budidaya tambak
 Industri pengolahan pertanian
 Pelayanan keg. pertanian tanaman pangan

Peluang Investasi 5
Kabupat
20
en

Teng

 Pelayanan pengelolaan pertanian tanaman pangan


 Pelayanan pengelolaan perkebunan rakyat
 Pelayanan Industri Pengolahan Hasil Pertanian

Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Minahasa Selatan adalah 93.221 Jiwa, dengan jenis kelamin laki – laki
sebanyak 62.464 jiwa dan jenis kelamin perempuan sebanyak 30.757 jiwa. serta jumlah total angkatan kerja
sebanyak 847.997 jiwa.

Tabel B-3 Angkatan Kerja Kabupaten Minahasa Selatan


Angkatan Kerja di Kabupaten Minahasa Selatan Menurut Pendidikan dan Jenis
Kelamin
Agustus 2011
Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
Jumlah 62.464 30.757 93.221
≤ SD 28.795 10.772 39.567
SMTP 14.949 6.881 21.83
SMTA Umum 13.675 5.68 19.355
SMTA Kejuruan 2.727 3.166 5.893
Diploma 902 1.687 2.589
I/II/III/Akademi
Universitas 1.416 2.571 3.987
Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 diolah Pusdatinaker

Bila dilihat angkatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan, kelompok yang terbesar adalah berasal
dari jenjang pendidikan SD yaitu dengan total 39.567 jiwa dengan jumlah laki-laki sebesar 28.795
jiwa dan perempuan 10.772 jiwa.

B.3Upah Minimum Kabupaten


Untuk perkembangan Upah Minimum Kabupaten Minahasa Selatan selama 5(lima) tahun terakhir
dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel B-4 Upah Minimum Kabupaten Minahasa Selatan

2009 2010 2011 2012


2008
Rp 845.000 Rp.929.500 Rp. 1000.000 Rp. 1.250.000 Rp. --

Peluang Investasi 6
Kabupat
20
en

B.4 Infrastruktur
Jalan merupakan sarana yang strategis dan penting dalam
menunjang perekonomian suatu daerah. Semua ruas jalan yang
menghubungkan antar kecamatan di Kabupaten Minahasa
Selatan telah disentuh dengan aspal. Kabupaten Minahasa
Selatan diduduki oleh 75 buah jembatan, baik ukuran kecil
maupun besar dengan panjang
keseluruhan 670 m. Wilayah darat Kabupaten Minahasa Selatan dilewati oleh ruas-ruas jalan, baik ruas
jalan Nasional, Propinsi maupun Kabupaten dengan panjang masing-masing ruas jalan sebagaimana
tercantum pada tabel di bawah ini.
Tabel B-5 Panjang Jalan di Kabupaten Minahasa Selatan
Panjang Jalan (m) Menurut Fungsi Kondisi Jalan
Jalan Permukaan
Aspal Kerikil Tanah Mantap Tidak Mantap Kritis
Jalan Nasional 20.535 - - 3.018 - -
Jalan Propinsi 111.400 - - 111.400 - -
Jalan Kabupaten 72.763 10.505 9.500 5.009 3.014 13.005
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum/ 2010

Sarana transportasi pelabuhan laut sementara dalam


penyelesaian yang berlokasi di Kelurahan Kawangkoan Bawah
Kecamatan Amurang Barat. Pelabuhan ini memiliki fungsi
sebagai pelabuhan feri dan tempat pendaratan ikan dan untuk
kedepan diharapkan bisa menjadi pelabuhan samudra yang
melayani kapal-kapal besar sehingga bisa mempercepat
pertumbuhan ekonomi di Minahasa Selatan.
Tabel B-6 Nama-nama Pelabuhan di Kabupaten Minahasa Selatan
No Nama Pelabuhan Lokasi Jenis Pelabuhan Keterangan
1. Pelabuhan Mobongo Pelabuhan Tahap
Penyeberangan Penyeberangan Pembangunan
Amurang (Tahap III)
2. Pelabuhan Laut Mobongo Pelabuhan Umum Tahap
Amurang Pembangunan
3. Pelabuhan PT. Cargill Mobongo Pelabuhan Khusus Sudah Beroperasi

4. Pelabuhan Perikanan Mobongo Pelabuhan Khusus Sudah Beroperasi

5. Pelabuhan PLTU Moinit Pelabuhan Khusus Tahap


Moinit Pembangunan
Sumber :
Data November 2011, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Selatan

Peluang Investasi 7
Kabupat
20
en

Untuk kelistrikan Kabupaten Minahasa Selatan cukup memiliki pasokan


energi baik dari luar kabupaten maupun dari Kabupaten Minahasa Selatan
sendiri. Di kabupaten Minahasa Selatan terdapat Proyek
Pembangkit Listrik Tenaga Uap milik swasta
yang sedang dalam proses pembangunan
tahap akhir.

Untuk pelayanan listriK (PLN) sudah


menjangkau semua desa/kelurahan yang ada di
Kabupaten Minahasa Selatan. Seperti halnya
listrik, jaringan telekomunikasi/telepon jua telah menjangkau seluruh desa dan kelurahan yang ada di
Kabupaten Minahasa Selatan.

Untuk layanan fasilitas dalam membantu proses perputaran uang


terdapat bank. Kabupaten Minahasa Selatan memiliki sejumlah bank, baik
itu bank pemerintah maupun bank swasta yang bisa memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam proses penarikan uang, tabungan,
kredit dan pengiriman uang, sehingga proses perekonomian di
Kabupaten ini berjalan dengan baik. Berikut beberapa bank yang ada
di Kabupaten Minahasa Selatan.

Tabel B-7 Fasilitas Perbankan

BANK KANTOR CABANG

BRI BRI CABANG PEMBANTU AMURANG


BRI UNIT TARERAN TUMPAAN, TENGA,
MOTOLING,TOMPASO BARU,AMURANG,MODOINDING
BNI BNI AMURANG
MANDIRI MANDIRI KANTOR KAS AMURANG
BANK SULUT KANTOR CABANG UTAMA AMURANG
DANAMON DANAMON AMURANG

B.5 Sektor Pertanian

Di Kabupaten Minahasa Selatan, usaha perekonomian di sektor primer masih dominan, sementara
sektor sekunder seperti Industri Wisata atau Agro wisata, industri pengolahan juga terdapat di wilayah
ini walaupun

Peluang Investasi 8
Kabupat
20
en

belum memberikan banyak kontribusi pada perekonomian masyarakat. Data produksi sektor pertanian
dapat digambarkan pada tabel dibawah ini :

Tabel B-8 Komoditi Unggulan Sektor Pertanian

Produksi Produksi Jumlah


Komoditi
(ton) Rata-Rata (kg/ha) Pekebun (kk)
Kelapa 2.248.676 15.127,9 16.337
Cengkeh 462.203 15.476,3 17.984
Aren 108 391,0 1.495
Kopi 129.654 451,8 137
Kakao 15,00 700,60 172,00

Komoditi Kelapa memiliki luas areal : 45.507,50 Ha (Terluas


di Sulawesi Utara) yang melibatkan sekitar 65 % penduduk
Minahasa Selatan. Terdapat 3 (tiga) wilayah Kecamatan yang memiliki
perkebunan kelapa terluas yaitu :

• Tenga : 7.599,50 Ha
• Amurang Barat: 6.931,70 Ha
• Sinonsayang : 6.210,10 Ha

Produksi : 49,349 Ton Kopra/Tahun

Produksi Lainnya : - Virgin Coconut Oil

(VCO),
- Tepung Kelapa,
- Arang Tempurung,
- Minyak Klentik,
Untuk komoditi Cengkih Kabupaten Minahasa Selatan memiliki luas area 20.378,50 Ha (Kedua terluas
di Sulawesi Utara), melibatkan sekitar 65 % penduduk Minahasa Selatan. 3 (tiga) Kecamatan yang
memiliki perkebunan cengkih terluas di Kabupaten Minahasa Selatan yaitu :

• Tumpaan : 4.779,00 Ha
• Tareran : 4.397,70 Ha
• Tatapaan : 2.021,80 Ha

Peluang Investasi 9
Kabupat
20
en

Total produksi cengkih kabupaten Minahasa Selatan pada tahun 2010 adalah 10.267 Ton Bunga
Kering/Tahun
Produksi Lainnya : - Minyak Atsiri

B.6 Sektor Perikanan

Kabupaten Minahasa Selatan memiliki potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang dapat
dikembangkan serta meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Berikut adalah gambaran
potensi sektor perikanan.

Tabel B-9 Potensi sektor perikanan Kabupaten Minahasa Selatan

Produksi (ton/kg)
No Komoditas Alat Tangkap Armada Penangkapan Wilayah Penangkapan
Triwulan II
1 Ekor Kuning Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 31.80
Dampar, Purse Seine Perahu Pelang, 12Mil :190.000 KM2
Perahu Londe 4 Mill :52.000Ha
2 Selar Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 41.90
Dampar, Purse Seine Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2
4 Mill :52.000Ha
3 Kuwe Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 117.40
Dampar, gillnet,sero Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2
4 Mill :52.000Ha
4 Layang Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 362.60
Dampar, Purse Seine Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2
4 Mill :52.000Ha
5 Lemandang Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 37.50
Dampar, Purse Seine Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2
4 Mill :52.000Ha
6 Teri Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, 12Mil :190.000 KM2 31,00
Dampar, Purse Seine,bagan Perahu Pelang,Perahu Londe 4 Mill :52.000Ha
7 Ikan Terbang Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 68.20
Dampar, Purse Seine Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2
4 Mill :52.000Ha
8 Ikan Layaran Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 57.70
Dampar, Purse Seine Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2
4 Mill :52.000Ha
9 Bamabangan Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 27.70
Dampar, Purse Seine Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2
4 Mill :52.000Ha
10 Biji Nangka Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, 12Mil :190.000 KM2 0.50
Dampar, gillnet,sero Perahu Pelang,Perahu Londe 4 Mill :52.000Ha
11 Tenggiri Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 34.70

Peluang Investasi 1
Kabupat
20
en

Dampar, Purse Seine Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2


4 Mill :52.000Ha
12 Mata besar Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 117.20
Dampar, Purse Seine Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2
4 Mill :52.000Ha
13 Tuna Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 85.90
Dampar, Purse Seine Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2
4 Mill :52.000Ha
14 Tongkol Krai Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 519.10
Dampar, Purse Seine Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2
4 Mill :52.000Ha
15 Cakalang Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 878.10
Dampar, Purse Seine Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2
4 Mill :52.000Ha
16 Kembung Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 241.50
Dampar, Purse Seine Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2
4 Mill :52.000Ha
17 Kerapu Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, 12Mil :190.000 KM2 13.90
Dampar, gillnet,sero Perahu Pelang,Perahu Londe 4 Mill :52.000Ha

18 Cucut Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 17,00
Dampar, Purse Seine Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2
4 Mill :52.000Ha

19 Cumi-Cumi Pancing ,Panah,Tombak,Sibu2 Kapal Pajeko, 12Mil :190.000 KM2 35,00


Perahu Pelang,Perahu Londe 4 Mill :52.000Ha

20 Lemuru Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 47,00
Dampar, Purse Seine Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2
4 Mill :52.000Ha
21 Madidihang Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 219.50
Dampar, Purse Seine Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2
4 Mill :52.000Ha
22 Ikan lainnya Pancing Tonda, Soma Kapal Pajeko, ZEE :314.981 KM2 158.10
Dampar, Purse Seine,Sero,Bagan Perahu Pelang,Perahu Londe 12Mil :190.000 KM2
4 Mill :52.000Ha
Total 3.143.30

Peluang Investasi 1
Kabupat
20
en

C. Peluang Investasi Industri Pengolahan Perikanan Tangkap

Indonesia adalah negara kepulauan, 70% wilayahnya


lautan dengan bentangan luas laut mencapai 5.8 Juta
Km2 yang terdiri dari perairan kepulauan/laut Nusantara
2,3 juta km2, perairan territorial 0,8 juta km2, ZEEI 2,7 juta
km2 dan garis pantai 81.000 km yang merupakan
terpanjang kedua setelah Kanada. Indonesia memiliki
potensi sangat besar untuk mengembangkan industri
perikanan. Industri perikanan yang dapat
dikembangkan mulai dari hulu
(Industri penangkapan ikan) sampai hilir (industry pemasaran produk laut). Kabupaten Minahasa
Selatan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah telah ditata untuk menjadi kota Minapolitan
yaitu suatu wilayah dengan konsep pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan yang
terintegrasi mulai dari pusat produksi, pengolahan, pemasaran dan jasa-jasa pendukung lainnya.
Sebagai Kabupaten yang telah diperuntukan untuk menjadi kota minapolitan tentunya telah memiliki
potensi-potensi yang dapat dikembangkan untuk mendukung terbentuknya kota minapolitan.

Berbagai daya dukung wilayah telah dimiliki oleh Kabupaten Minahasa Selatan, seperti :

 Garis Pantai Sepanjang 168,22 km.


 Dengan luas laut 200 mil (ZEEI).
 Memiliki 7 kecamatan dan 36 kelurahan /desa pesisir.
 Dilewati alur jalur Trans Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.
 Jarak ke ibukota provinsi + 60 km.
 Jarak ke Bandara + 80 km.
 Jarak ke Pelabuhan Bitung (Pelabuhan Eksport) 115 km

Masyarakat Perikanan di Kabupaten Minahasa Selatan tersebar di 17 kecamatan. Untuk nelayan berada
di Kec. Amurang, Amurang Barat, Amurang Timur, Tatapaan, dan Tumpaan (pantai utara) sedangkan
untuk budidaya perikanan darat baik kolam maupun mina padi berada diwilayah Kecamatan
Tompasobaru, Maesaan dan Tenga. Untuk pengolahan ikan di Kecamatan Tumpaan dan Amurang.

C.1 Profil investasi industri pengolahan perikanan


1. Beberapa ketentuan yang tercantum dalam peraturan menteri pertanian no 41/Kpts/IK.210/2/98
tentang Manajemen mutu hasil perikanan menyatakan bahwa :

Peluang Investasi 1
Kabupat
20
en

a. Unit Pengolahan tidak boleh mengolah ikan yang berasal dari atau ditangkap di lahan atau
perairan yang tercemar.

b. Air yang digunakan sebagai bahan penolong dalam pengolahan ikan harus memenuhi
persyaratan kualitas air minum.

c. Air yang digunakan dalam pencucian ikan dapat ditambah klorin dengan kadar yang tidak
melebihi 10 ppm.

d. Es yang digunakan dalam pengolahan ikan harus dibuat dari air minum dan tidak boleh
terkontaminasi selama penanganan atau penyimpanan.

e. Peralatan dan perlengkapan yang berhubungan langsung dengan ikan yang diolah harus
terbuat dari bahan tahan karat, tidak menyerap air, mudah dibersihkan dan tidak
menyebabkan kontaminasi sesuatu apapun terhadap bahan baku yang sedang diolah
maupun produk akhir serta dirancang sesuai persyaratan sanitasi.

2. Untuk menjaga pasokan bahan baku, industri pengolahan ikan harus memiliki armada
penangkapan ikan sendiri atau terintegrasi dengan industri penangkapan ikan dan melakukan
berbagai kerjasama dengan masyarakat perikanan sehingga pasokan bahan baku berupa hasil
perikanan tangkap dapat terjaga.

C.2 Bahan Baku


Kabupaten Minahasa Selatan memiliki potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang dapat
dikembangkan serta meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Memiliki Komoditas Unggulan dgn
nilai ekonomi tinggi diantaranya :

 SKIPJACK TUNA (Katsuwonus pelamis) =Cakalang

 YELLOWFIN TUNA (Thunnus albacares) = Pani

 BIGEYES TUNA (Thunnus obesus) = Pani

 ALBACORE (Thunnus alalunga) =Madidihang

 BLACK MARLIN (Makaira indica) = Tindarung

 MACKAREL TUNA (Euthynnus affinis) = Tongkol/ Deho

 RUSSEL’S MACKAREL SCAD (Decapterus macarellus) = Lajang/ Malalugis

Peluang Investasi 1
Kabupat
20
en

Jenis ikan yang paling banyak ditangkap sepanjang tahun 2011 adalah ikan layang (1564.3 ton),
ikan kembung (1247.2 ton) dan madidihang (1246.6 ton). Khusus untuk ikan Tuna, Tongkol dan
cakalang kinerja produksi perikanan tangkap dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel C-1 kinerja produksi perikanan tangkap

Target
Kinerja Produksi 2011
2012 2013 2014
Produksi
Volume (Ton)
Tuna 2,077 2,222.39 2,377.96 2,544.41
Tongkol 1,750 1,872.50 2,003.58 2,143.83
Cakalang 656 701.92 751.05 803.63
Nilai (Rp.000)
Tuna 72,695,000 77,783,650.00 83,228,505.50 89,054,500.89
Tongkol 26,250,000 28,087,500.00 30,053,625.00 32,157,378.75
Cakalang 13,120,000 14,038,400.00 15,021,088.00 16,072,564.16

Secara keseluruhan sektor perikanan tangkap untuk kabupaten Minahasa Selatan, total produksi pada
tahun 2011 diperkirakan mencapai 18,656 Ton. Potensi perikanan tangkap kabupaten MInahasa Selatan
sebetulnya sangat besar mengingat luasnya daerah penangkapan. Saat ini dari data koordinat posisi
rumpon sebagai alat bantu untuk pengumpulan ikan diketahui bahwa tingkat eksplorasi perikanan
tangkap oleh nelayan baru sampai pada perairan 40 mil laut ZEEI. Perairan ZEEI Laut Sulawesi (WPPI
716) memiliki garis batas negara 200 mil laut, di luar garis batas territorial sehingga masih terdapat +
160 mil laut perairan ZEE yang masih terbentang luas menanti dikelola.

C.3 Sarana Prasarana


Sebagai sebuah kabupaten yang memang dipersiapkan untuk menjadi kota Minapolitan dengan
konsep pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kewilayahan maka tentunya
sarana dan prasarana wilayah sebagai pusat-pusat roda perekonomian telah dipersiapkan oleh
pemerintah Kabupaten.

Sarana dan prasarana yang telah dimiliki untuk sektor perikanan tangkap antara lain :

• Kantor Administrasi - Bengkel kapal perikanan


• Dermaga - Gedung penyuluhan
• TPI - Gedung pertemuan nelayan
• Gedung Pengepakan - Pos pengawasan sdkp amurang
• SPDN - Genset & Lampu Penerangan kawasan

Peluang Investasi 1
Kabupat
20
en

• Docking/Slip way 2 jalur - Air bersih/Sumur Bo


• Toilet Umum
• Purse Seiner (dalam bahasa lokal “Soma Pajeko”) ukuran 10-29 GT, sebanyak 34 unit.
• Perahu motor (berbahan kayu) ukuran < 3 GT Penangkap Tuna alat Hand line, + 180 unit.
• Rumpon Laut Dalam, + 200 unit.
• Perahu Lampu.

C.4 Lahan Peruntukan Industri

Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan telah menyiapkan lahan


bagi industri pengolahan khususnya sektor perikanan dan
kelautan berada di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Amurang,
Tumpaan dan Tenga. Tiga kecamatan ini berbatasan langsung
dengan Laut dan dilewati oleh Jalan Lintas Sulawesi.

C.5 Peluang Pasar Industri Pengolahan Ikan


Pemasaran komoditi sektor perikanan tangkap selain memiliki
pasar didalam negeri juga pasar diluar negeri terbuka
lebar. Peluang pasar dalam negeri masih besar, dengan
jumlah penduduk yang hampir 245 juta jiwa dengan
konsumsi ikan perkapita masih dibawah 31
kg/kapita/tahun peningkatan konsumsi ikan masih terbuka
lebar. Sebagai perbandingan konsumsi ikan Negara lain
yaitu Hongkong 80 kg/kapita,
Singapura 48 kg/kapita, Malaysia 56 kg/kapita, Amerika Serikat 80 kg/kapita. Adanya pelabuhan
internasional Bitung di Kota Menado yang berjarak hanya 60 Km dari Kabupaten Minahasa Selatan
berdampak akses pemasaran ke luar negeri terbuka lebar seperti ke Asia, Asia Pasifik, Eropa, Amerika
Serikat maupun Jepang. Selain itu sedang direncanakan untuk memilih satu wilayah dibagian
Timur Indonesia yang nantinya sebagai pintu gerbang pemasaran berbagai komoditi hasil Laut yang
berasal dari daerah Maluku, Sulawesi dan Papua untuk dipasarkan keluar negeri. Adanya pemusatan
pintu gerbang ekspor ini akan berdampak positif terhadap pemasaran hasil-hasil laut dari wilayah timur
Indonesia.

Khusus untuk Kabupaten Minahasa Selatan saat ini terdapat Unit Pengolahan Ikan (UPI) Industri ikan
kayu dengan pasar eksport ke Negara jepang produksi rata-rata 30 Ton perbulan, 2 (dua) unit
UPI Pengumpulan/penampungan ikan (frozen fish) kapasitas produksi masing-masing 500 Ton/bulan
dan 40 Ton/bulan dan 200 UPI Tradisional dengan kapasitas produksi 1 Ton/Hari.

Peluang Investasi 1
Kabupat
20
en

C.6 Besaran Investasi


Untuk mendirikan sebuah pabrik pengolahan ikan standar dengan kapasitas produksi 30-50 ton per
hari dan berproduksi pada kapasitas 75% dari Kapasitas pabrik membutuhkan investasi fisik
(Tanah dan bangunan) sebesar 12 Milyar, mesin dan peralatan sebesar 22 Milyar.

Dengan jumlah tenaga kerja sekitar 500 orang, bahan baku ikan lemuru dengan harga Rp.5000 / kg ,
akan dibutuhkan total investasi sekitar Rp 30 - 35 miliar dengan nilai keuntungan setiap Bulan sekitar
3,6 Milyar.

Besaran investasi yang diperlukan untuk sebuah industri pengolahan ikan tergantung dari kapasitas
produksi dan lokasi dimana industri itu berada.

Peluang Investasi 1

Anda mungkin juga menyukai