Gambar 6.1 Posisi RSUPP Betun di perbatasan Provinsi NTT dengan Timor Leste
Sumber: Google Maps
Kenaikan klasifiksi kelas menjadi kelas B ini akan menambah kapasitas pelayanan
RSUPP Betun sehingga dapat senantiasa mendukung Provinsi NTT dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakatnya melalui bidang kesehatan. Sehingga meski dengan pesatnya
perkembangan penduduk di Provinsi NTT, RSUPP Betun tetap dapat memberikan pelayanan
yang banyak dan beragam jenisnya kepada penduduk Provinsi NTT.
Kenaikan kelas ini juga diharapkan dapat membantu menjangkau penduudk NTT
yang belum mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan juga
membantu RSUPP Betun dalam bersaing dengan Rumah Sakit lainnya di Provinsi NTT. Yang
tentunya juga dapat membantu meringankan beban rujukan Rumah Sakit lain, karena saat
ini hanya terdapat 1 Rumah Sakit Kelas B di Provinsi NTT, yaitu Rumah Sakit Siloam
Kupang, sehingga jumlah rujukan di sana terlalu banyak jika disbanding dengan kapasitas
pelayanannya. Dengan kenaikan Kelas RSUPP Betun menjadi B, pasien-pasien rujukan
Rumah Sakit Kelas B dapat lebih cepat ditangani dan mengurangi kemungkinan tidak
terlayani karena kurangnya kapasitas pelayanan.
Selain itu untuk mendukung lebih jauh perkembangan ini, RSUPP Betun juga akan
menambahkan fasilitas Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) pada rencana tapaknya
yang dapat langsung berhubungan dengan Rumah Sakit. Pengadaan STIKes ini berguna
untuk menambah jumlah Sumber Daya Manusia yang berkualitas khususnya di bidang
Kesehatan untuk menunjang berjalannya pelayanan kesehatan baik di RSUPP Betun maupun
di fasilitas kesehatan lain di seluruh NTT.
Dengan naiknya kelas RSUPP Betun ke kelas B, kemampuan bersaing RSUPP Betun
akan meningkat jika dibandingkan dengan Rumah Sakit lain di sekitar Kabupaten Malaka,
yaitu RSUD Kefamenanu yang merupakan Tipe Rumah Sakit Kelas C, di Kecamatan Bikomi
Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara dan Rumah Sakit Paroki Kiupukan, di Kabupaten
Timor Tengah Utara. Dengan begitu Rumah Sakit kelas C dari luar Kabupaten Malaka
tersebut juga dapat merujuk ke RSUPP Betun.
Gambar 6.2 Rumah Sakit di sekitar Kabupaten Malaka
Sumber : Google Maps
Saat ini sebagai satu-satunya Rumah Sakit di Kabupaten Malaka, RSUPP Betun harus
menampung seluruh rujukan dari semua puskesmas di Malaka, karenanya agar tidak
kekurangan kapasitas di masa yang akan datang, Kelas RSUPP Betun dinaikkan ke Kelas B.
Namun hal ini juga berguna untuk mengantisipasi jika akan dibangun Rumah Sakit lain di
Kabupaten Malaka, sehingga RSUPP Betun sudah dapat bersaing dengan Rumah Sakit baru
di masa depan. Dari gambar diatas juga dapat dilihat bahwa radius jangkauan rujukan
sesuai standar nasional dari puskesmas ke rumah sakit di sekitar RSUPP Betun idealnya
hanya mencakup 2 puskesmas. Namun saat ini RSUPP Betun harus mencakup seluruh
puskesmas d Kabupaten Malaka yang berjumlah 20 puskesmas.
Gambar 6.3 Jarak Radius Puskesmas di Kabupaten Malaka terhadap RSUPP Betun
Sumber : Google Maps
Ke 20 puskesmas ini berada dalam radius jangkauan mulai dari 5km hingga 30 km
dari RSUPP Betun. Dengan kenaikan kelas RSUPP Betun, tentunya akan lebih mudah dalam
melayanai rujukan ke-20 puskesmas yang ada mengingat ke 20 puskesmas ini tidak hanya
mencakup banyak jumlah pasien, namun juga jenis penyakit dan umur pasien yang
berbeda-beda. Melalui perancangan Masterplan ini, jumlah Tempat Tidur di RSUPP Betun
akan ditambahkan menjadi total 220 tempat tidur.
Jumlah tempat tidur 220 tersebut terbagi-bagi ke dalam berbagai jenis Rawat Inap
termasuk Rawat Inap Dewasa 92 tempat tidur, Rawat Inap Kebidanan 60 tempat tidur,
Rawat Inap Anak 28 tempat tidur, dan Rawat Inap Intensive 40 tempat tidur. Jumlah ini
sudah mencapai target jumlah tempat tidur jika dibandingkan dengan persentase penduduk
Malaka yaitu 184 tempat tidur dan sudah sesuai dengan jumlah tempat tidur klasifikasi
Rumah Sakit Kelas B, yaitu 200 tempat tidur. Dengan jumlah ini, RSUPP Betun akan siap
melayani seluruh pasien di Kabupaten Malaka dan juga rujukan dari Rumah Sakit lain di
Kabupaten Malaka.
Namun enaikan Tipe Kelas Rumah Sakit dari Kelas C ke Kelas B berarti tidak hanya
jumlah tempat tidurnya saja yang bertambah, namun jenis dan kualitas pelayanan yang ada
di RSUPP Betun juga akan bertambah. Hal ini tentunya akan berguna untuk membantu
RSUPP Betun dalam memberikan pelayanan bagi penduduk Malaka. Jenis pelayanan di
RSUPP Betun juga akan ditingkatkan melalui perancangan Masterplan kali ini.
Dengan penambahan jenis dan kapasitas pelayanan di RSUPP Betun, maka RSUPP
Betun dapat terus berkembang kearah Kelas A sesudah pembangunan kembali RUmah Sakit
kelas B selesai. Sehingga tidak hanya untuk memfasilitasi seluruh penduduk Malaka, namun
RSUPP dengan perancangan seperti ini diharapkan RSUPP Betun dapat terus berkembang di
masa depan untuk menjadi Rumah Sakit Terbaik di Malaka.
6.1.3 Posisi RSUPP Betun Terhadap Kecamatan Malaka Tengah
Untuk saat ini belum tersedia transportasi umum di kawasan Kecamatan Malaka
Tengah. Oleh karena itu, RSUPP Betun hanya bisa dituju dengan menggunakan kendaraan
pribadi seperi mobil dan motor. Namun mengingat lokasinya yang dekat dengan Jalan
Arteri, hal ini membuat RSUPP Betun menjadi cukup mudah diakses dari kawasan lain baik
di Kecamatan Malaka Tengah maupun di luarnya.
Namun, pada rencana jaringan pergerakan perkotaan Betun, daerah RSUPP Betun
juga masih dilewati oleh sebuah Jalan Arteri yaitu Jalan Ahmad Yani. Pada Rencan ini juga
disebutkan bahwa akan dilakukan pegadaan sistem transportasi umum yang melewati Jalan
Arteri. Jaringan transportasi umum ini dibagi menjadi 2 trayek, yaitu trayek angkutan umum
dalam kabupaten dan lintas kabupaten yang mencakup:
1. Rute Betun-Kupang
2. Rute Betun-Atambua
3. Rute Betun-Soe
4. Rute Betun-Beikama
5. Rute Betun-Raihenek-Motamasin
6. Rute Betun-Eokpuran
Dengan adanya jaringan transportasi umum ini, tentu kedepannya akses ke RSUPP Betun
dari wilayah-wilayah di Kecamatan Malaka Tengah maupun dari kecamatan lain menjadi
lebih mudah.
Sirkulasi ruang luar Rumah Sakit secara utama membagi sirkulasi pengunjung yang
berkendara dengan yang berjalan kaki. Dengan sirkulasi pengendara mengandalkan parker-
parkir yang tersedia untuk pengunjung dan untuk sekolah keperawatan di bagian depan
Rumah Sakit, sedangkan untuk pegawai menggunakan parkir yang ada di belakang Rumah
Sakit, kecuali dokter yang disediakan parkir khusus di depan Rumah Dokter. Selain itu untuk
pengunjung yang menggunakan kendaraan dapat langsung drop off pasien ke IGD dan
Poliklinik dahulu sebelum parkir.
Berbeda dengan alur pengunjung berkendara, pejalan kaki yang harus melewati
pintu depan dengan security yang kemudian akan mengarahkan pasien ke tujuannya
masing-masing. Pintu depan ini dicapai dengan melewati jalan masuk dan taman depan
Rumah Sakit yang menjadi akses utama pejalan kaki sesudah turun dari angkutan umum di
Jalan Ahmad Yani.
6.2 Konsep Masterplan
6.2.1Konsep Besar Masterplan RSUPP Betun
Konsep RSUPP Betun berawal dari perancangannya secara makro yang dilihat dari
posisi RSUPP Betun terhadap Provinsi NTT, Kabupaten Malaka, hingga bagaimana RSUPP
Betun sendiri ingin memposisikan dirinya. Provinsi NTT adalah provinsi yang kaya akan
keanekaragaman. Tidak hanya keanekaragaman alam, NTT juga kaya akan
keanekaragaman manusianya. Dalam hal ini adalah budayanya. Setiap budaya memiliki
tradisinya masing-masing, namun perbedaan ini tidak menghalangi masyarakat Provinsi NTT
untuk saling membantu demi kesejahteraan bersama. Hal inisesuai dengan visi dan misi
provinsi NTT yang berbunyi :
Visi
“NTT Bangkit Mewujudkan Masyarakat Sejahtera Dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia”.
Misi
1. Mewujudkan masyarakat sejahtera, mandiri dan adil
2. Membangun NTT sebagai salah satu gerbang dan pusat pengembangan
pariwisata nasional (Ring of Beauty)
3. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas Infrastruktur untuk mempercepat
pembangunan
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
5. Mewujudkan reformasi birokrasi pemerintahan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan public
Visi dan Misi ini berarti bahwa Provinsi NTT aktif bergerak untuk mencapai situasi
yang lebih baik, dalam hal ini untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dengan memenuhi
kebutuhan dan pelayanan dasar yang inklusif seperti sandang, pangan, perumahan, air
bersih, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak
kekerasan fisik maupun non-fisik, lingkungan hidup dan sumber daya alam, partisipasi
dalam kehidupan sosial dan politik, akses terhadap informasi, hubungan antar rakyat NTT
yang beragam dan dinamis serta saling menghargai dan gotong royong. Oleh karena itu,
semua rancangan pembangunan yang ada di NTT ke depannya harus bersifat inklusif,
partisipatif, dan bermanfaat bagi seluruh komponen masyarakat NTT.
Begitu juga dengan Malaka yang merupakan bagian daari Provinsi NTT. Setiap
rencana pembangunannya harus selaras dengan visi dan misiProvinsi NTT. Penyusunan visi
dan misi Kabupaten Maaka sendiri juga merupakan hasil dari pertimbangn visi dan misi
Provinsi NTT. Visi dan misi Kabupaten Malaka yaitu :
Visi
“Terwujudnya Kabupaten Malaka yang berbudaya, berkarakter, mandiri, berakhlak, dan
berkeadilan yang sejahtera”
Misi
1. Menyediakan swasembada pangna
2. Memperkokoh adat istiadat, kerukunan kehidupan beragama, seni, budaya, dan
olah raga
3. Melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan yang
berkualitas.
4. Melaksanakan infrastruktur public yang memadai
Kedua visi dan misi baik dari Provinsi NTT maupun dari Kabupaten Malaka ini sama-
sama memiliki inti utama penyejahteraan masyarakat. Untuk tu kita perlu meperdalam
pemahaman menganai kesejahteraan masyarakat.
Visi
“Rumah Sakit Umum Penyangga Perbatasan Betun sebagai Rumah Sakit Dengan Pelayanan
Prima Yang Berkualitas”
Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang bermutu
2. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai
3. Meningkatkan sistem kewaspadaan diri termasuk penanggulangan bencana
4. Memberikan pembinaan pelayanan kesehatan perorangan yang berkualitas
Untuk meswujudkan visinya sebagai salah satu bentuk aktif dalam berpartisipasi
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khusunya di bidang kesehatan,
RSUPP Betun perlu melakukan peningkatan kinerja Rumah Sakit yang dapat dicapai dengan
menigkatkan kualitas dan kapasitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit.
Pelayanan kesehatan adalah suatu upaya yang diberikan oleh instansi kesehatan
kepada masyarakat yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan,
pelaporan dan dituangkan dalah suatu system. Menurut Permenkes no.75 tahun 2014
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik dari segi promotif, preventif, kuratif
serta rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Menurut Syafrudin (2015), agar pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang
diinginkan tersebut, maka syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik yaitu :
Kelima syarat pokok ini dapat dijadikan pedoman dalam merancang fasilitas
kesehatan yang baik. Namun tidak hanya itu, sebagai satu-satunya Rumah Sakit di
Kabupaten Malaka, RSUPP Betun tidak hanya memiliki tanggung jawab sebagai pusat
pelayanan kesehatan di Kabupaten Malaka. RSUPP Betun juga memiliki tanggung jawab
untuk ikut serta menjalankan misi Kabupaten Malaka untuk memperkokoh adat istiadat.
Salah satu caranya adalah dengan menggunakan elemen arsitektur vernekular NTT
atau mengambil unsur filosofis dari elemen arsitektural tersebut untuk kemudian diterapkan
pada arsitektur RSUPP Betun sendiri. Salah satu arsitektur vernekular khas Provinsi NTT
adalah Rumah Wehali.
Gambar 6.6 Rumah Wehali
Sumber : Yorsi Waci / Piku
Filosofi ini dapat diterapkan pada penyusunan Masterplan RSUPP Betun. Dengan
menerapkannya, sebuah konsep bertemakan “EQUIBLIRIUM”. Konsep ini mengusung
tercapainya keseimbangan hidup antara manusia, alam, dan waktu.
Gambar 6.7 Konsep Equiblirium RSUPP Betun
Sumber : Tim FS dan Masterplan RSUPP Betun
Dengan konsep ini, diharapkan RSUPP Betun tidak hanya dapat menjadi jembatan
bagi keseimbangan antara manusia, alam, dan waktu, namun juga dapat membantu
manusia, alam, dan waktu yang ada di RSUPP Betun untuk mencapai keseimbangannya
masing-masing. Bagi manusia, keseimbangan dapat dilihat dari hidup dan mati, sehat dan
sakit. Dengan konsep ini RSUPP Betun membantu manusia, dalam hal ini pasien untuk
mencapai keseimbangan hidup dari keadaan sakit menjadi sehat dengan cara menghadirkan
berbagai macam pelayanan, baik pelayanan medis maupun non-medis. Selain itu RSUPP
Betun juga membantu untuk membangun keseimbangan antara modern dan budaya
dengan menghadirkan konsep dari Rumah Mbaru Niang ke dalam bangunannya.
Keseimbangan alam akan diraih RSUPP Betun dengan bagaimana desain dan
keberadaan Rumah Sakit merespon tapak tempat berdirinya. Bangunan RSUPP Betun akan
harus tetap menghormati tapaknya yang kaya akan kontur dengan memanfaatkannya dalam
desain. Selain itu bangunan juga merespon isu-isu lain yang sudah dijelaskan pada analisa
tapak dari Provinsi NTT, Kabupaten Malaka, hingga ke tapak Rumah Sakit itu sendiri.
Selain itu juga terdapat bangunan lain yang harus melalui perubahan atau
penggabungan fungsi dengan fungsi lain di sekitarnya untuk mempermudah akses dan
sirkulasi pengunjung dalam melakukan pengobatan. Pengelompokan dan pemindahan fungsi
ini didasarkan pada :
1. Pemisahan zonasi antara pasien rawat inap dan pasien rawat jalan
2. Pengelompokan fungsi yang saling berkaitan ke dalam satu gedung
3. Kemudahan akses pasien dan tenaga medik untuk mencapai fungsi tujuan
RAWAT INAP
1. Rawat Umum 1 Hospital Bed 10 unit
2 Suction pump 5 unit
3 Stethoscope 5 unit
4 Sypgmomanometer 5 unit
5 Examination Table 5 unit
6 Examination lamp 3 unit
7 Instrumen trolly 5 unit
8 Infusion Stand 5 unit
9 Sterilisator Table Top 5 unit
10 Kursi Roda 5 unit
11 Branchard 5 unit
12 Infusion pump 5 unit
13 Antidecubitus Matras 5 unit
BEDAH UMUM
2. Kamar Tindakan 1 Alat Bedah minor 5 set
2 Jarum biopsi tulang sumsum 5 set
3 Jarum biopsi tulang hati 5 set
4 Fine needle biopsi 5 set
PERAWATAN OBGYN
4. Kamar bersalin 1 Delivery table 5 unit
2 Examination lamp 5 unit
3 Fetal Detector 5 unit
4 Cardiotocograph 5 unit
5 Stethoscope 5 unit
6 Sypgmomanometer 5 unit
7 Infusion Stand 5 unit
8 Infant weighing scale 5 unit
9 Suction pump 5 unit
10 Oxygen Set + Flow meter 5 unit
11 Emergency light 5 unit
12 Recusitation for adult 5 unit
13 Recusitation for infant 5 unit
14 USG 5 unit
15 Sterilisator 5 unit
16 Delivery instrument set 5 set
17 Minor surgery instrument set 5 set
18 Vacum extractor 5 set
19 Infus set 5 set
INTENSIVE CARE
1. ICU 1 Bed Side Monitor 10 unit
2 ECG 5 unit
3 Stethoscope 5 unit
4 Sypgmomanometer 5 unit
5 Defibrilator 5 unit
6 Examination table 5 unit
7 Bed Patient 5 unit
8 Suction pump 5 unit
9 Nebulyzer 5 unit
10 facemaker 5 unit
11 Ventilator 5 unit
12 Infusion pump 5 unit
13 Infusion Stand 5 unit
14 Syringe pump 5 unit
15 Emergency trolley 5 unit
16 Emergency set 5 unit
17 Instrumen Trolley 5 unit
18 Oxygent Therapy Set 5 unit
19 Examination lamp 5 unit
20 Oxygen Concentrator 5 unit
21 Manometer and Oxygen trolley 5 unit
PENUNJANG MEDIK
1. Radiologi
a. Diagnostik + R Kmr 1 General X-Ray 500 mA 2 unit
Gelap
2 General X-Ray Purpose 2 unit
3 Mobile Unit X-Ray 3 unit
4 USG Multipurpose 3 unit
5 Angiography Unit 3 unit
6 X-Ray Tomography Unit 2 unit
7 CT Scan 2 unit
8 Mamography Unit 1 unit
9 Film Viewer 2 unit
10 Autatic film processor 5 unit
11 Cassete & Film X-Ray Semua ukuran 40 set
12 Hanger 40 set
13 Patient trolley 5 unit
14 Gloves 10 set
15 Apron 10 bh
16 Film marker 10 set
17 Gamma camera 1 unit
5. Laboratorium
a. Hematologi & 1 Mikroccope mono/binoculer 5 unit
Urinologi/Patologi
Klinik
2 Centrifuge 5 unit
3 Centrifuge Haematocrite 5 unit
4 Haemacitometer 5 unit
5 Water bath 5 unit
6 Laboratorium refrigerator 5 unit
7 Glukometer 5 unit
8 Spectrofotometer 5 unit
9 Rotator Shaker 5 unit
10 Hb. Meter 5 unit
11 Washing Instrument 5 unit
12 Dry Strerilizer 5 unit
13 Oven 5 unit
14 Lab. Incubator 5 unit
15 Microplate reade 5 unit
16 Glass ware set 5 unit
17 Pipet Westergen 5 unit
18 Blood Bank 3 unit
19 Refrigerator 3 unit
20 Chemistry Analyzer 3 unit
Tiap fungsi ruangan di rumah sakit ini, juga membutuhkan peralatan yang berbeda-
beda. Namun, mengingat proses perancangan Masterplan RSUPP Betun ini tidak dilakukan
membangun dari awal, peralatan yang sudah ada di RSUPP Betun masih dapat dipakai
kembali, sehingga hanya perlu dilakukan penambahan sesuai kebutuhan standar peralatan
Rumah Sakit Kelas B. Dalam prosesn perancangan Masterplan ini, paling tidak akan
ditambahkan masing-masing 1 unit peralatan Rumah Sakit yang sesauai dengan standar tipe
Kelas B.
Pada tahap ini utilitas kawasan rumah sakit serta infrastruktur jalan dan parkir
menjadi bagian paling penting. Utilitas kawasan harus dibangun paling pertama untuk
mempersiapkan proses pembangunan selanjutnya agar utilitas yang tersedia sudah cukup
untuk mendukung fungsi Rumah Sakit yang terus berkembang.
Sedangkan jalanan dan lahan parkir berfungsi untuk mengatur sirkulasi pengunjung
akan menjadi prioritas pertama pembangunan. Jalan yang semula hanya berada di bagan
depan dan sisi kanan Rumah Sakit akan diubah menjadi mengitari area Rumah Sakit dan
bagian depan Rumah Sakit yaitu lahan parkir dan gedung A yang sekarang menjadi gedung
IGD. Sirkulasi yang dipakai adalah sirkulasi satu arah yang mengtari Rumah Sakit, namun
tetap dapat menuju ke IGD dengan cepat tanpa harus mengitari Rumah Sakit terlebih
dahulu.
Pada tahap 1 ini juga akan dibangun sekolah keperawatan. Penempatan sekolah
keperawatan ini di tahap pertama berfungsi agar fungsi sekolah dapat mendukung
perkambangan RSUPP Betun untuk menambah Sumber Daya Manusianya. Selain itu,
sekolah juga dapat menjadi salah satu sumber penghasilan utama RSUPP Betun yang dapat
membantu RSUPP Betun untuk lebih cepat balik modal pembangunan.
Pada saat pembangunan ini dilaksanakan maka poliklinik dapat dipindahkan dahulu
untuk sementara di gedung baru Unit Farmasi dan Rehab Medik. Sedangkan untuk Unit
Rawat Inap Anak dapat dipindahkan di gedung Rawat Inap Dewasa untuk sementara waktu.
Setelah pembangunan selesai, Unit Poliklinik akan dipindah ke gedung A yang saat
ini merupakan gedung untuk IGD. Sedangkan IGD akan dipindahkan ke gedung baru B yang
saat ini merupakan gedung Poliklinik. Pertukaran posisi ini dilakukan untuk memperdekat
posisi IGD dengan Ruang Operasi dan Ruang Kebidanan yang berada di dalam Rumah Sakit,
sehingga saat terjadi keadaan darurat tidak pasien tidak perlu melewati jarak yang jauh
untuk sampai ke Ruang Operasi.
Dengan memindahkan IGD juga menciptakan zonasi baru yang memisahkan antara
pasien yang perlu penanganan gawat darurat di sebelah Barat Rumah Sakit dan pasien
rawat jalan yang tidak darurat di sebelah Timur Rumah Sakit. Hal ini akan menghasilkan
sirkulasi pengunjung yang lebih rapi dan efektif untuk memisahkan pasien dengan penyakit
menular dan pasien dengan penyakit yang tidak menular.
Selanjutnya pada tahap ini juga akan dilakukan pembangunan Unit Penunjang Non
Medik seperti Laundry, Dapur Gizi, IPSR, dan Kantin Karyawan. Semua unit ini akan
dijadikan satu bangunan di area service untuk mempermudah pemeliharaan bangunan.
Selain itu juga akan dibangun Rumah Dokter yang sebelumnya terpisah-pisah perrumah
akan digabungkan ke dalam satu gedung. Sedangkan lokasi tempat rumah dokter eksisting
dapat digunakan untuk menjadi lahan parkir untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah
pasien.
Sedangkan fasilitas lainnya seperti taman dan lapangan voli merupakan hasil
pembongkaran bangunan-bangunan yang sudah tidak dipakai. Hal ini dilakukan agar
bangunan lama yang tidak terpakai tidak perlu menghabiskan biaya dan tenaga untuk
perawatan namun dapat diubah menjadi sebuah nilai lebih yaitu untuk penghijauan dan
tempat berkumpul dengan dijadikan taman. Sementara itu lapangan voli dibuat agar dapat
digunakan untuk petugas RSUPP Betun berolah raga ataupun berupacara di hari-hari
tertentu.
Selain itu, bangunan-bangunan eksisting yang tidak dibongkar juga akan mendaat
perbaikan fasad untuk diserasikan dengan fasad bangunan baru, namun bangunan itu
sendiri tidak akan dibongkar dan menerima perubahn lain yang signifikan. Perubahan fasad
ini dilakukan untuk menjaga agar bangunan-bangunan RSUPP Betun tetap menjadi sebuah
kesatuan yang menyeluruh berdasarkan konsepnya walaupun didalamnya tidak hanya ada
bangunan baru saja, namun juga bangunan lama yang sudah berdiri dari sebelum
pembangunan kembali RSUPP Betun.
Rumah Sakit Umum Penyangga Perbatasan Betun merupakan Rumah Sakit yang
lokasinya berada di Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka Provinsi Nusa Tenggara
Timur. RSUPP Betun merupakan Rumah Sakit Kelas C dengan kode Rumah Sakit R5306042
yang luas lahan ± 5,00 Ha.
Pada dasarnya, Rumah Sakit ini sudah memiliki loksi yang sangat strategis, karena
dekat dengan pusat Kota Betun yang merupakan ibukota Kabupaten Malaka. RSUPP Betun
hanya berjarak kurang lebih 4 km dari Pusat Kegiatan Lokal di Betun. Selain itu letaknya
juga tepat disisi jalan arteri sehingga mudah untuk ditemukan. Posisi ini ideal untuk Rumah
Sakit karena mudah untuk ditemukan dan fasilitas umum di sekitarnya juga mendukung
keberadaan Rumah Sakit ini.
Selain itu, RSUPP Betun juga terletak di bagian SBWP 1 perkotaan betun yang
berfungsi sebagai daerah Pemerintahan, Perkantoran, Perdagangan dan Jasa, Transportasi,
Pariwisata, Pemukiman, serta Kawasan Lindung/Konservasi. Fungsi ini sesuai dengan
pperngembangan RSUPP Betun yang mengarah pada Rumah Sakit Pariwisata. Oleh Karen
itu pada perancangannya Masteplan RSUPP Betun menyiapkan bangunan Homestay / Hotel
yang disediakan tidak hanya untuk penunggu pasien rawat inap, juga untuk menjadi tempat
mengipat bagi pengunjung wisata medis.
Pengembangan ke arah Rumah Sakit Pariwisata ini tidak hanya menguntungkan bagi
RSUPP Betun saja, namun juga menguntungkan bagi lingkungan sekitarnya, khususnya Kota
Betun. Dengan berdirinya RSUPP Betun sebagai tempat wisata medis, jumlah wisatawan
yang berkunjung ke Kota Batun akan semakin banyak yang tentunya akan berdampak pada
penghasilan Kota Betun yang meningkat. Sehingga Kota Betun akan berkembang dengan
pesat dan lebih cepat yang berbanding lurus dengan bertambahnya fasilitas umum di Kota
Betun untuk menunjang kegiatan penduduk. Dengan begitu, kehidupan penduduk
Kabupaten Malaka khususnya Kota Betun akan semakin sejahtera.
RSUPP Betun berdiri di atas lahan milik Pemerintah atau lebih tepatnya milik
Pemerintah Kabupaten Belu. Hal ini karena sertifikat kepemilikan lahan tersebut dikeluarkan
pada tahun 2004 di mana Kabupaten Malaka pada saat itu belum berdiri. Kabupaten Malaka
merupakan hasil perluasan Kabupaten Belu yang terbentuk pada tahun 2013. Sehingga
lahan RSUPP Betun masih menjadi bagian dari Kabupaten Belu pada saat pembangunannya
hingga tahun 2013.
Namun lahan ini sekarang masuk ke dalam wilayah administrasi Kabupaten Malaka
dan menjadi Pusat Kota Betun yang merupakan Ibukota Kabupaten Malaka. Sesuai dengan
Rencana Detail Tata Ruang Betun, RSUPP Betun terletak di Desa Kamanasa yang
merupakan area Sub Bagian Wilayah Perkotaan (SBWP) 1 Perkotaan Betun. SBWP 1 meliputi
Desa Kamanasa, Sebagian Desa Wehali dan Sebagian Desa Umakatahan. Daerrah yang
masu ke dalam SBWP 1 merupakan Pusat BWP Betun. Oleh karena itu daerah-daerah ini
memiliki fungsi sebagai wilayah Pemerintahan, Perkantoran, Perdagangan dan Jasa,
Transportasi, Pariwisata, Pemukiman, Kawasan Lindung/Konservasi.
Walaupun RDTR Kota Betun sudah mulai dirancang, namun perkotaan Betun belum
memiliki peta zonasi yang menjelaskan fungsi lahan dan ketentuan amplop ruang setiap
wilayah. Oleh karena itu sebelum melakukan perencanaan Master Plan RSUPP Betun, perlu
dilakukan pekiraan perhitungan amplop ruang. Dengan membandingkan kondisi wilayah
tapak RSUPP Betun dengan wilayah lain berkondisi serupa, dapat diasumsikan bahwa
perhitungan intensitas banguan di tapak RSUPP Betun sebesar :
1. KDB : 60%
2. KLB : 3
3. KDH : 20%
4. KTB : 40%
5. Tinggi maksimal bangunan : 4 lantai
Berdasarkan amplop ruang tersebut, dapat dihitung bahwa amplop ruang untuk
Master Plan RSUPP Betun sebesar :
1. Luas lantai dasar maksimal : 60% x 5ha = 3ha (30.000m2)
2. Luas lantai bangunan maksimal : 3 x 5ha = 15ha (150.000m2)
3. Luas lantai basement maksimal : 40% x 5ha = 2ha (20.000m2)
4. Luas minimal penghijauan : 20% x 5ha = 1ha (10.000m2)
Tabel 6.5 Peggunaan Lahan dan Perhitungan Amplop Ruang RSUPP Betun
Rencana Ruang Ukuran (m) Luas Lantai (m2) Jumlah Luas Total (m2)
Panjang Lebar Fungsi Sirkulasi Total Lantai
Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa perancangan Masterplan RSUPP Betun
sudah sesuai dengan intensitas bangunan yang biasanya digunakan pada daerah
berkembang untuk zonasi Sarana Pelayanan Umum Rumah Sakit tingkat Kota. Luas lantai
dasar rancangan RSUPP Betun yang terdiri dari lantai bangunan baru, bangunan eksisting,
dan koridor penghubung tiap bangunan. Luas lantai dasar rancangan RSUPP Betun yaitu
seluas 7.102,9 m2. Sedangkan Luas total lantai RSUPP Betun adalah sejumlah 21.097,9 m2
dan jumlah total ruang tebuka hijau mencapai 32.040,7 m2. Kemudian sisanya digunakan
untuk infrastruktur seperti jalan dan parkir.
Sebagai salah satu Rumah Sakit yang berada di dekat daerah perbatasan Indonesia
dan Timor Leste, RSUPP Betun diharapkan dapat menjadi gerbang untuk memperkenalkan
budaya NTT ke luar negeri. Untuk itu diperlukan adanya penggunaan elemen-elemen
bagunan tradisional khas NTT pada bangunan RSUPP Betun.
RSUPP Betun sendiri terletak di Provinsi NTT yang kaya akan budaya, seperti tarian,
upacara, pakaian, dan makanan khas. Begitu juga dengan gaya arsitekturnya. Provinsi NTT
memiliki bangunan rumah adat yang memiliki kekhususan dalam desainnya salah satunya
merupakan rumah adat Kerajaan Liurai Whali dari Kabupaten Malaka, yaitu Rumah Wehali.
Gambar 6.16 Peta Pembagian SBWP Perkotaan Betun
Sumber : voxntt
Rumah Wehali pada dasarnya hampir sama dengan semua rumah adat di Provinsi
NTT yang memiliki massa yang tinggi untuk ukuran rumah tinggal. Hal ini menggambarkan
sebuah keyakinan rakyat NTT untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ruangan pada Rumah Wehali (Wawiku) disusun berdasarkan filosofi dan kepercayaan
leluhur Kerajaan Liurai Wehali. Filosofi Wawiku Wehali adalah Pemeliharaan hubungan baik
antara Manusia dengan wujud tertinggi yang di percaya adalah Tuhan, Sehingga dapat
hidup sehat, aman, tentram, rukun dan hidup berkecukupan.
Gambar 6.17 Sawah Lingko Manggarai
Sumber : Labuan Bajo Tour
Selain Rumah Wehali, pada Masterplan RSUPP Betun juga mengambil filosofi dari
konsep Lingko Manggarai. Lingko adalah sistem terintegrasi seperti jejaring yang digunakan
untuk distribusi air di sawah. Karena itu istilahnya Lingko, sawah yang terintegrasi. Konsep
ini di gunakan dalam Master Plan RSUPP Betun untuk diterapkan pada Kosep Sirkulasi &
Distribusi Air RSUPP Betun yang bersifat terintegrasi dengan seluruh Zoning RSUPP Betun.
Merancang Masterplan berarti tidak hanya merancang lingkung bangun RSUPP Betun
saja, namun juga lingkung alam RSUPP Betun serta hubungan antara keduanya. Lingkungan
Alam yang dirancang dalam Masterplan RSUPP Betun mencakup Ruang Terbuka Hijau,
Taman Rumah Sakit dan pemanfaatan kontur tapak RSUPP Betun. Sedangkan lingkungan
bangun di RSUPP Betun mencakup Bangunan Rumah Sakit, Koridor, Infrasutruktur Jalan,
dan Parkiran.
Gambar 6.18 Lingkung Alam dan Lingkung Bangun RSUPP Betun
Sumber : Tim FS dan Masterplan RSUPP Betun
Selain lingkung alam, lingkung bangun RSUPP Betun juga dirancang sedemikian rupa
dan dikelompokkan berdasarkan zonasi-zonasinya agar pelayanan di Rumah Sakit menjadi
lebih efisien. Pengelompokan zonasi ini terbagi ke dalam 3 jenis yaitu zonasi berdasarkan
tingkat risiko penularan, zonasi berdasarkan tingkat privasi, dan zonasi berdasarkan jenis
pelayanan Rumah Sakit.
Gambar 6.19 Zonasi Berdsarkan Tingkat Risiko Penularan
Sumber : Tim FS dan Masterplan RSUPP Betun
Rumah Sakit juga dibagi ke dalam zonasi berdasarkan tingkat privasinya untuk
menjaga keamanan dan tingkat intervensi publik di Rumah Sakit. Zonasi berdasarkan tingkat
privasinya dibagi ke dalam 3 tingkatan yaitu, Zonasi Privat, Zonasi Publik, dan Zonasi Semi-
Publik.
1. Zonsi Privat : Gedung Penunjang Medis, Gedung OK dan Intensive Care, Gedung
Kebidanan dan Perinatologi, Rumah Dokter, Homestay, Rumah Panel, Incinerator,
Disposal Sampah, IPAL dan Sumber Air Bersih.
2. Zona Publik : Taman Depan, Poliklinik, Faramasi dan Rehab Medik, IGD,
Laboratorium, dan Radiologi.
3. Zona Semi-Publik : Sekolah Keperawatan, Kantor, Lapangan Voli, Taman Belakang,
Rawat Inap, dan Gas Medik.
Gambar 6.20 Zonasi Berdsarkan Jenis Pelayanan
Sumber : Tim FS dan Masterplan RSUPP Betun
Berdasarkan jenis pelayanannya, Rumah Sakit dibagi ke dalam 3 zonasi yaitu Zona
Pelayanan Medik dan Perawatan, Zona Penunjang dan Operasional, dan Zona Penunjang
Umum dan Administrasi. Zonasi ini dirancang untuk memisahkan sirkulasi antara pasien dan
petugas Rumah Sakit agar kegiatan Medis dan Penunjang baik Medis maupun Non-Medis
Rumah Sakit tidak saling mengganggu satu sama lain.
1. Zona Pelayanan Medik dan Perawatan : Poliklinik, IGD, OK, Intensive Care,
Rawat Inap, Kebidanan, dan Perinatologi.
2. Zona Penunjang dan Operasional : Farmasi, Rehab Medik, Laboratorium, Radiologi,
Rumah Dokter, Homestay, Gedung Penunjang Medik, Gas Medik, Incinerator, Rumah
Panel, dan Sumber Air Bersih.
3. Zona Penunjang Umum dan Administrasi : Sekolah Keperawatan, Kantor, dan
Lapangan Voli.
Sedangkan Pasien PIE setelah melakukan proses triase akan langsung dimasukkan
ke dalam ruang isolasi masing-msaing. Di dalam ruang isolasi inilah proses tindakan,
konsultasi, dan pemerksaan penunjang akan dilakukan. Pasien tidak akan pergi kemana-
mana, melainkan petugas medis yang akan menghampiri pasien di dalam ruang isolasi.
Setelah selesai isolasi, pasien dapat langsung pulang atau melakukan perawatan tambahan
di rawat inap setelah melewati proses administrasi terlebih dahulu.
Sedangkan Pasien TB DOTS setelah melakukan proses pendaftaran akan langsung diperiksa
oleh perawat dan masuk ke dalam ruang dokter. Kemudian jika proses pemeriksaan selesai
maka pasien dapat melanjutkan kegiatan selanjutnya antara pulang, rawat inap, atau
intensive care.
Gambar 6.23 Alur Kegiatan Rehab Medik
Sumber : Tim FS dan Masterplan RSUPP Betun
Pada gedung Rehab Medik teradapat 3 kegiatan utama yaitu, rehab medik, farmsi,
dan klinik. Ketiga kegiatan ini akses keluar masuknya dapat digabung, namun sirkulasinya
alur kegiatannya akan terpisah perkegiatan dengan proses pendaftaran awal bersamaan di
depan kemudian langsung dipisah ke dalam klinik masing-masing sesudah melakukan
pemeriksaan awal oleh perawat. Kemudian masing-masing kegiatan setelah selesai dapat
langsung pulang jika sudah melewati proses administrasi.
Sama seperti kegiatan pada Geedung OK dan Intensive care berpusat pada dua
kegiatan inti yang saling berhubungan, kegiatan di gedung kebidanan dan rawat inap anak
juga saling berhubungan. Selain ruang bersalin dan rawat inap untuk pasien kebidanan,
pada gedung ini juga terdapat rawat inap anak dan intensive care anak yang langsung
berhubungan dengan kegiatan bersalin. Jika terjadi kemungkinan dilahirkannya bayi yang
tidak sehat, maka bayi akan langsung dilarikan ke ruang perinatologi atau intensive care
untuk mendapat tindakan khusus sebelum akhirnya dapat bersama lagi dengan ibunya.
Gambar 6.26 Alur Kegiatan Penunjang Rumah Sakit
Sumber : Tim FS dan Masterplan RSUPP Betun
Sedangkan kegiatan pada gedung penunjang Rumah Sakit mayoritas memiliki akses
keluar masuk dan alur kegiatannya sendiri-sendiri untuk menjaga kehigienisan makanan,
linen, dan peralatan medis yang ada di sana karena benda-benda yang ditangani
memerlukan tingkat hygine yang tinggi namun mudah untuk terkontaminasi. Namun di sisi
lain, walaupun memiliki alur kegiatan dan akes yan gberbeda, Instalasi laundry dan CSSD
bertemu alur kegiatannya pada proses sterilisasi karena sama-sama memerlukan sterilisasi
benda yang ditangani.
6.3.4.3Respon Iklim
Kabupaten Malaka memiliki iklim tropis yang sangat kering ketika musim kemarau dengan
curah hujan mencapai angka 0. Oleh karen itu sering terjadi kekeraingan dan kekurangan
air bersih saat musim kemarau tiba. Hal ini diatasi pada Masterplan dengan perancanaan
sumber air bersih tambahan yang diambil dari PDAM. Sehingga RSUPP Betun memiliki 2
sumber air bersih yang berasal dari air tanah dan berasal dari PDAM di dua tempat yang
berbeda yaitu di bagian belakang Rumah Sakit dan di bagian depan Rumah Sakit.
Gambar 6.28 Aspek Sensory pada RSUPP Betun
Sumber : Tim FS dan Masterplan RSUPP Betun
Selain berkaitan dengan air bersih, iklim di Malaka juga berdampak langsung pada
aspek sensory di RSUPP Betun seperti pencahayaan dan peghawaan. Pada perancangan
Masterplan RSUPP Betun orientasi lahan tetap dipertahankan karena dianggap sudah sesuai
dengan sirkulasi dari luar yang ada serta sesuai dengan aspek penghawaan dan
pencahayaan alammi yang terjadi di tapak. Namun pada rancangan Masterpllan RSUPP
Betun efektifitas penggunaan penghawaan dan pencahayaan alami ditingkatkan dengan
adanya pengadaan taman dan ruang terbuka hijau di tengah Rumah Sakit di antara gedung-
gedung.
Lahan penghijauan di antara gedung-gedung ini akan membuat area RSUPP Betun
yang awalnya gelap karena posisi banguna yang saling berdekatan menjadi lebih terang
karena lahan ini dapat berfungsi sebagai jalur masuk cahaya. Begitu juga fungsinya pada
penghawaan akan lebih memudahkan udara lewat di antara gedung-gedung Rumah Sakit
dengan adanya lahan di antara gedung-gedung tersebut. Sehingga membantu optimalisasi
penggunaan pencahayaan dan penghawaan alami di Rmah Sakit.
6.3.4.4Sistem Mitigasi Bencana
6.3.6.2 Elektrikal
6.3.6.3 Sanitasi