Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH KOTA TUA JAKARTA

Disusun oleh:
1. NURALI
2. INDRA
3. RONI
4. ATIM

SMP NEGERI 1 SINDANGRESMI


PANDEGLANG
2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat


Tuhan Yang Maha Esa. Atas karunianya, makalah sejarah Kota Tua ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapa Ibu guru SMP
Negeri 1 Sindangresmi dan teman-teman yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis juga mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dari segi
penyusunan atau materi. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat kita semua terutama pelajar.

Pandeglang, Februari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 2
C. Tujuan Makalah ............................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Kota Tua ........................................................... 3
B. Objek Wisata di Kota Tua .............................................. 4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................... 7
B. Saran ............................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia ialah sebuah bangsa besar dengan konsep
pluralistik dan multikulturalisme. Beragam budaya, suku, etnis, agama,
dan yang lain dari Sabang sampai Merauke menyatu dalam “Bhineka
Tunggal Ika”. Bangsa Indonesia terkenal memiliki sumber daya alam
yang melimpah ruah, termasuk dengan berbagai macam tempat
pariwisata serta objek wisata yang ada di negeri ini. Menawarkan akan
keindahan wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner, hingga wisata
sejarahnya.Hal tersebut yang menyebabkan banyak orang termasuk
turis mancanegara mengatakan bahwa Indonesia merupakan surga
dunia dengan keanekaragaman wisata yang begitu indah. Menurut UU
No. 10 Tahun 2009 pariwisata adalah kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi suatu tempat untuk tujuan rekreasi, menambah
wawasan, atau mempelajari tempat tersebut baik dalam segi keunikan
maupun sejarah yang terkandung di dalamnya dan bersifat
sementara (Antariksa, 2012).

Kota tua merupakan suatu ikon pariwisata peninggalan


Belanda. Dahulu Kota tua dinamakan sebagai Old Batavia, dimana
pusat pemerintahan Hindia Belanda (VOC) berada disini. Akses
transportasi yang mudah dan biaya rekreasi yang terjangkau
menjadikan Kota tua sebagai pilihan tempat wisata oleh semua
kalangan. Apabila ditinjau dari segi para penjual yang ada, maka Kota
tua juga merupakan tempat sandaran bagi mereka yang mencoba
mencari nafkah dengan berjualan di Kota tua, baik berjualan dalam
segi pangan ataupun jasa. Dari segi edukatif, hal ini merupakan salah
satu tujuan pembelajaran outdoor agar generasi muda
lebih mengetahui nilai dan kisah yang ada didalamnya dengan

1
2

identitas utama Kota Tua yaitu museum fatahilah . Melihat kenyataan


tersebut, sudah selayaknya Kota tua dilestarikan, demi
mempertahankan nilai sejarah, budaya, demi mengenal pendidikan
bangsa sendiri, juga untuk menambah devisa negara.Akan tetapi,
masih banyak perbaikan infrastruktur yang perlu dilakukan, inovasi
dalam penataan tata letak juga penting.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah berdirinya kota tua?
2. Objek Wisata apa saja yang bisa dikunjungi di kota tua?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya kota tua
2. Untuk mengetahui Objek Wisata apa saja yang bisa dikunjungi di
kota tua
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kota Tua


Kota Tua Jakarta, juga dikenal dengan sebutan Batavia
Lama (Oud Batavia), adalah sebuah wilayah kecil
di Jakarta, Indonesia. Wilayah khusus ini memiliki luas 1,3 kilometer
persegi melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat (Pinangsia, Taman
Sari dan Roa Malaka).
Dijuluki "Permata Asia" dan "Ratu dari Timur" pada abad ke-
16 oleh pelayar Eropa, Jakarta Lama dianggap sebagai pusat
perdagangan untuk benua Asia karena lokasinya yang strategis dan
sumber daya melimpah.
Tahun 1526, Fatahillah, dikirim oleh Kesultanan Demak,
menyerang pelabuhan Sunda Kelapa di kerajaan Hindu Pajajaran,
kemudian dinamai Jayakarta. Kota ini hanya seluas 15 hektar dan
memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa. Tahun
1619, VOC menghancurkan Jayakarta di bawah komando Jan
Pieterszoon Coen. Satu tahun kemudian, VOC membangun kota
baru bernama Batavia untuk menghormati Batavieren, leluhur
bangsa Belanda. Kota ini terpusat di sekitar tepi timur Sungai
Ciliwung, saat ini Lapangan Fatahillah.
Penduduk Batavia disebut "Batavianen", kemudian dikenal
sebagai suku "Betawi", terdiri dari etnis kreol yang merupakan
keturunan dari berbagai etnis yang menghuni Batavia.
Tahun 1635, kota ini meluas hingga tepi barat Sungai
Ciliwung, di reruntuhan bekas Jayakarta. Kota ini dirancang dengan
gaya Belanda Eropa lengkap dengan benteng (Kasteel Batavia),
dinding kota, dan kanal. Kota ini diatur dalam beberapa blok yang
dipisahkan oleh kanal. Kota Batavia selesai dibangun tahun 1650.
Batavia kemudian menjadi kantor pusat VOC di Hindia Timur. Kanal-

3
4

Kanal diisi karena munculnya wabah tropis di dalam dinding kota


karena sanitasi buruk. Kota ini mulai meluas ke selatan setelah
epidemi tahun 1835 dan 1870 mendorong banyak orang keluar dari
kota sempit itu menuju wilayah Weltevreden (sekarang daerah di
sekitar Lapangan Merdeka). Batavia kemudian menjadi pusat
administratif Hindia Timur Belanda. Tahun 1942, selama
pendudukan Jepang, Batavia berganti nama menjadi Jakarta dan
masih berperan sebagai ibu kota Indonesia sampai sekarang.
Tahun 1972, Gubernur Jakarta, Ali Sadikin, mengeluarkan
dekrit yang resmi menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan.
Keputusan gubernur ini ditujukan untuk melindungi sejarah arsitektur
kota atau setidaknya bangunan yang masih tersisa di sana.
Meski dekrit Gubernur dikeluarkan, Kota Tua tetap terabaikan.
Banyak warga yang menyambut hangat dekrit ini, tetapi tidak banyak
yang dilakukan untuk melindungi warisan era kolonial Belanda.

B. Objek Wisata di Kota Tua


1. Museum Fatahillah
Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah
Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di
Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300
meter persegi.
Gedung ini dulu adalah sebuah Balai Kota (bahasa
Belanda: Stadhuis) yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas
perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Pada tanggal 30
Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum
Fatahillah.

2. Museum Wayang
Gedung yang artistik di Jalan Pintu Besar Utara No.27
Jakarta Barat ini dibangun tahun 1912, sebelumnya adalah tanah
5

gereja yang dibangun pada tahun 1640 dengan nama de Oude


Holandsche Kerk.
Pada tahun 1957 gedung ini diserahkan kepada Departemen
Pendidikan dan Kebudayyaan RI yang selanjutnya diserahkan
kepada Pemerintah DKI Jakarta pada tanggal 23 Juni 1968 untuk
dijadikan Museum Wayang. Museum Wayang diresmikan oleh
mantan Gubernur DKI Jakarta Bapak H. Ali Sadikin pada tanggal
13 Agustus 1975 dan sejak 16 September 2003 mendapat
perluasan bangunannya hibah dari Bapak H. Probosutejo.

3. Pelabuhan Sunda Kelapa


Keberadaan Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan salah
satu sejarah penting bagi Kota Jakarta. Di tempat inilah awal mula
kota Jakarta dikenal luas oleh dunia.

4. Museum Bank Indonesia


Tempat ini awalnya merupakan sebuah rumah sakit
bernama Binnen Hospital yang kemudian pada tahun 1828
dialihfungsikan menjadi bank dengan nama De Javashe Bank
(DJB).
Setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tahun 1953,
bank ini dinasionalisasikan menjadi Bank Sentral Indonesia atau
yang dikenal dengan nama Bank Indonesia.
Namun, di tahun 1962, Bank Indonesia kemudian dipindah
ke gedung baru. Gedung lama kemudian dilestarikan menjadi
Museum Bank Indonesia yang diresmikan pada 15 Desember
2006.

5. Museum Seni Rupa dan Keramik


Museum Seni Rupa dan Keramik merupakan museum yang
berada di dalam kawasan wisata Kota Tua Jakarta. Museum ini
6

pertama kali dibangun oleh seorang arsitek bernama Jhe. W.H.F.H.


van Raders pada tahun 1870.
Menilik sejarah bangunan ini, pada 1949 pernah difungsikan
sebagai sarana Nederlansche Mission Militer (NMM) oleh KNIL
yang kemudian diserahkan kepada TNI sebagai gudang logistik.
Di tahun 1970 – 1973, bangunan ini dialihfungsikan sebagai
kantor Wali Kota Jakarta Barat, kemudian tahun 1974 digunakan
sebagai kantor Dinas Museum dan Sejarah.
Beberapa tahun setelahnya, tepatnya pada 20 Agustus
1976, gedung ini diresmikan menjadi Balai Seni Rupa oleh
Presiden Soeharto atas inisiatif dari Adam Malik.
Tanggal 10 Juni 1977, sebagian dari gedung ini diresmikan
sebagai Museum Keramik oleh Gubernur Ali Sadikin.

6. Toko Merah
Bangunan tersebut sekarang dikenal dengan nama Toko
Merah. Dulu, bangunan ini merupakan sebuah toko yang dimiliki
oleh warga Tionghoa.
Toko Merah dibangun pada tahun 1730 oleh Gustaaf Willem
Baron van Imhoff dengan konsep sebuah rumah yang besar,
megah, dan nyaman.
Di masa pendudukan Jepang, gedung ini dijadikan sebagai
Gedung Dinas Kesehatan Tentara Jepang, Setelah kemerdekaan
Indonesia, Toko Merah berpindah tangan ke pemilik PT Satya
Niaga di tahun 1964.
Kemudian pada 1977 berubah menjadi PT Dharma Niaga
dan gedungnya tetap digunakan sebagai kantor. Baru di tahun
1990-an Toko Merak dijadikan Bangunan Cagar Budaya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyak sekali sumber-sumber sejarah di kita bisa dapatkan
di kota ini, sekalipun kota ini merupakan kota Metropolitan yang
ramai dan berpolusi. Museum –museum yang ada saat ini harus
kita lestarikan dan dipelihara sebaik mungkin karena di dalamnya
tersimpan banyak sekali budaya-budaya terdahulu yang
mengandung nilai sejarah yang sangat tinggu.

B. Saran
Sebagai genarasi penerus bangsa ini, kita harus mampu
melestarikan budaya- budaya bangsa ini supaya budaya kita dapat
diperkenalkan di mancanegara dan aset bangsa yang sangat
berharga ke depannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Video tersebut dapat diakses UAS KWN NFT Surya University Wisata
Kota Tua dari
link http://www.youtube.com/watch?v=iff_sSmzaws&feature=youtu.be

Anda mungkin juga menyukai