Anda di halaman 1dari 13

“Daya Tarik Malioboro (Yogyakarta) Dalam Sektor Pariwisata dan

Kearifan Lokal Yang Ada Di Dalamnya”

Muhammad Azli, 190706004, Ilmu Sejarah


Universitas Sumatera Utara

Abstrak

Yogyakarta merupakan salah satu daerah istimewa yang ada di Indonesia, Yogyakarta
merupakan kota yang maju dengan adat dan budayanya, dimana didalamnya terdapat suatu
tempat yang sangat kental dengan dengan budaya jawanya yakni Malioboro, Malioboro
merupakan pusat kota dan titik nol Yogyakarta. Malioboro menyimpan segudang nilai-nilai
budaya dan mempunyai sejarah yang panjang, bahkan kawasan ini sudah dikategorikan
sebagai cagar budaya oleh pemerintah kota Yogyakarta. Malioboro sendiri dulunya adalah
kawasan yang hanya ditumbuhi tanaman seperti bunga, namun seiring perkembangnya kini
Malioboro menjadi suau kawasan cagar budaya yang memiliki daya tarik bagi sektor
pariwisata. Bahkan sektor pariwisatanya sudah cukup dikenal dikancah internasional. ada
banyak faktor yang membuat malioboro menjadi kawasan yang tak pernah sepi diantaranya
adalah komponen-komponen yang ada di dalam Malioboro yang begitu menarik untuk di
kunjungi. Tulisan ini dibuat untuk memberi penjelasan tentang bagaimana faktor-faktor yang
menjadikan Malioboro memiliki daya tarik dalam sekor pariwisata yang dimana didalamnya
terdapat banyak kearifan lokal jawa sebagai salah satu komponen penting yang membuat
pesatnya perkembangan pariwisata di Kawasan Cagar Budaya Malioboro. Kemudian
ditunjang dengan pelayanan dan fasilitas yang cukup baik disekitar kawasan tersebut,
Menjadikan Malioboro sebagai salah satu kota tujuan berwisata yang aman dan nyaman bagi
wisataman.

Kata Kunci : Yogyakarta, Cagar Budaya, Kearifan Lokal,


PENDAHULUAN

Yogyakarta merupakan salah satu kota adat di Indonesia yang kaya akan budaya,
kesenian, dan memiliki peninggalan-peninggalan sejarah yang cukup menarik, Yogyakarta
adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara
Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta
terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan
Samudera Hindia. Kota Yogya memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kota, dan
empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kapanewon/kemantren, dan 438
kalurahan/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki populasi 3.452.390 jiwa
dengan proporsi 1.705.404 laki-laki, dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan
penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2.
Yogyakarta juga merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki catatan
sejarah panjang dalam perkembanganya. Banyak peninggalan-peninggalan bersejarah dikota
Yogya. Misalnya seperti candi prambanan, candi sewu, candi ratu boko dan lainnya. Bahkan
beberapa kawasan lainnya dijadikan cagar budaya seperti misalnya kawasan Malioboro.
Siapa yang tidak tahu dengan malioboro? Kawasan ini sangat ikonik bagi Yogyakarta, tentu
setiap orang atau pun wisatawan yang pernah datang dan berlibur ke Yogyakarta, Pastinya
pernah singgah dikawasan Malioboro. Kawasan Malioboro adalah kawasan yang sangat
kental dengan adat Jawa, disana kita banyak menjumpai bangunan-bangunan bernuansa Kota
Tua dan budaya Jawa. 1Dimalam hari kita banyak menjumpai pedagang yang menjajakan
dagangannya seperti berjualan baju batik, Angkringan, Bakpia, dan masih banyak lagi. Bagi
kebanyakan orang-orang yang singgah ke Malioboro, mereka tidak pernah melewatakan
untuk berpose dititik nol Malioboro, dibawah plakat tulisan “Jl Malioboro”.. Tempat ini lebih
terkenal dengan wisata malamnya, sebab pada saat malam hari Malioboro menjadi lebih
hidup dibandingkan pada saat siang hari. 2Demi menjaga dan melestarika nilai-nilai luhur dan
kearifan lokal yang ada dimalioboro, Pemkot kota Yogya menjadikan malioboro sebagai
kawasan Cagar Budaya. Bahkan Maliobro diproyeksikan untuk diajukan ke UNESCO
sebagai sebuah kawasan warisan budaya. Tentu dengan hal ini Malioboro benar-benar
memiliki daya tarik yang kuat terhadap sektor pariwisata bagi Kota Yogyakarta dengan
beberapa komponen yang ada didalamnya.

1
Titik Nurjanah. 2021 . Menikmati Suasana Malioboro yang Berbeda dengan Dahulu.
2
Antara Jurnalis. 2022. Wali Kota Yogyakarta Kenalkan Kawasan Cagar Budaya Malioboro.
Kearifan lokal sendiri, biasanya selalu terikat dengan sebuah kawasan bersejarah seperi
cagar budaya dan sejenisnya. Kearifan lokal merupakan suatu komponen yang
mempengaruhi perkembangan suatu sejarah adat dan budaya di suatu kawasan ataupun
wilayah. jika suatu kearifan lokal terus di jaga dan dipelihara dalam sebuah ekosistem cagar
budaya secara konsisten tentu ini dapat mendorong kawasan tersebut menjadi suatu destinasi
pariwisata atau bahkan menjadikan kawasan tersebut dikenal ditingkat nasional ataupun
internasional karena sifatnya bisa menjadi suatu icon wilayah bahkan negara. menurut Sonny
keraf, Kearifan lokal juga bisa disebut mencapuk semua bentuk pengetahuan, keyakinan,
pemahaman, wawasan, serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia
dalam kehidupannya didalam komunitas ekologis. Jadi, kearifan lokal dapat dipahami sebagai
gagasan dan pengetahuan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik dan
berbudi luhur, yang dimilki, dipedoman dan dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakat.

Hal ini jelas terpancar dari kawasan cagar budaya Malioboro, dimana didalamnya
terdapat banyak unsur kearifan lokal yang terus dipelihara oleh pemerintah kota Yogyakarta.
Misalnya seperti atraksi budaya bregada rakyat malioboro yang sering dipertontonkan dan
dimainkan di Malioboro ketika ada acara-acara budaya. Tentu masih banyak lagi kearifan
lokal yang ada didalam kawasan terebut. 3Kearifan lokal memiliki kedudukan yang sangat
tinggi bagi masyarakat adat dan memiliki banya manfaat bagi kehidupan mereka. Sistem
tersebut dikembangkan karena adanya kebutuhan untuk menghayati, mempertahankan, dan
melangsungkan hidup sesuai dengan situasi, kondisi, kemampuan, dan tata nilai yang dihayati
di dalam masyarakat yang bersangkutan. Dengan kata lain kearifan lokal tersebut kemudian
menjadi bagian dari cara hidup mereka yang arif untuk memecahkan segala permasalahn
hidup yang mereka hadapi, Berkat kearifan lokal, mereka dapat melangsungkan
kehidupannya, bahkan dapat berkembang secara berkelanjutan. Adapun fungsi kearifan lokal
terhadap, sebagai mana mengutip Rohaedi Ayat dalam Kepribadian Budaya Bangsa (1986),
adalah sebagai berikut: Sebagai filter dan pengendali terhadap budaya luar, Mengakomodasi
unsur-unsur budaya luar, Mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli dan
Memberi arah pada perkembangan budaya.

3
Ahmad Efendi. 2021. Pengertian Kearifan Lokal Menurut Para Ahli dan Fungsinya
PEMBAHASAN

Sejarah Malioboro
Kata “Malioboro” diambil dari bahasa sansekerta yang berarrti karangan bunga, karena
sebelum berdirinya dan terbentuknya daerah wilayah Malioboro, dulunya tempat itu banyak
ditumbuhin karangan bunga setiap kali kraton melaksanakan perayaan. Kemudian asal mula
nama malioboro juga berasal dari nama seorang prajurit kolonial Inggris yang bernama “
malborough” yang pernah ditinggal disana pada tahun 1811-1816 M. 4Namun, hal itu
disanggah oleh Dr. O. W. Tichelaar melalui tulisannya "The Derivation from Sanskrit of the
Streetname Malioboro in Yogyakarta". Dikutip dari jurnal "Dari Jalan Kerajaan Menjadi
Jalan Pertokoan Kolonial: Malioboro 1756-1941" karya Siti Mahmudah Nur Fauziah,
Tichelaar menjelaskann bahwa Jalan Malioboro tidak pas untuk dinamai seperti gelar seorang
jenderal Inggris, yang notabene adalah orang asing di mata masyarakat Jawa. Pasalnya,
Malioboro merupakan bagian dalam sumbu filosofis Yogyakarta, sebuah jalan atau garis
membentang lurus yang menghubungkan Tugu Pal Putih, Keraton Yogyakarta, dan Panggung
Krapyak.
Pendirian jalan Malioboro bertepatan dengan pendirian keraton Yogyakarta. Perwujudan
awal yang merupakan bagian dari konsep kota di Jawa, Jalan malioboro ditata sebagai sumbu
imaginer utara-selatan yang berkorelasi dengan Keraton ke Gunung merapi di bagian utara
dan laut Selatan sebagai simbol supranatural. Di era kolonial (1790- 1945) pola perkotaan itu
terganggu oleh Belanda yang membangun benteng Vredeburg (1790) di ujung selatan jalan
Malioboro. Perkembangan pada masa itu didominasi oleh pemerintah Kolonial Belanda
dalam membangun fasilitas untuk meningkatkan perekonomian dan kekuatan mereka seperti
membangun stasiun Seperti pembangunan stasiun utama (1887) di Jalan Malioboro, yang
secara fisik berhasil membagi jalan menjadi dua bagian. Sementara itu, jalan Malioboro
memiliki peranan penting di era kemerdekaan (pasca-1945), sebagai orang-orang Indonesia
berjuang untuk membela kemerdekaan mereka dalam pertempuran yang terjadi Utara-Selatan
sepanjang jalan. Hingga sampai saat ini malioboro menjadi jalan pusat kawasan wisatawan di
kota Yogyakarta. Yang didalamnya terdapat banyak unsur kearifan lokal serta bangunan-
bangunan yang bernuansa kolonial belanda, dicampur dengan kawasan komersil Tionghoa
dan kontemporer.

4
Reza Kurnia Darmawan. 2021. Sejarah Malioboro, Jalan yang Dihiasi Untaian Bunga
Setelah berlalu 248 tahun, Malioboro masih bertahan sebagai suatu kawasan perdagangan
bahkan menjadi salah satu ikon Yogyakarta yang terkenal. Malioboro merupakan sejarah,
serpihan kenangan masa lampau ketika mengenang kota Yogyakarta. Tata kota dalam
kebudayaan Jawa bukan saja berarti fungsi tapi juga bermakna berbagai macam struktur pola
pikir orang Jawa yaitu kekuasaan, harmoni dan kepekaan terhadap alam. Jalan lurus
Malioboro merupakan gambaran bagaimana seorang raja Jawa yang memiliki hubungan
horisontal kepada rakyatnya.

Daya Tarik Malioboro Terhadap Sektor Pariwisata


Malioboro dari tahun ketahun dikelola dengan baik oleh pemerintah kota Yogyakarta,
bahkan sudah menjadi kawasan cagar budaya yang mendunia, bekal dan komponen yang ada
didalam malioboro merupakan suatu privilege bagi kawasan tersebut dalam menggaet dan
menjadi daya tarik dalam sektor pariwisata, baik oleh wisatawan lokal ataupun mancanegara.
5
Banyak beberapa aspek/faktor yang mempengaruhi daya tarik Malioboro dalam sektor
pariwisata, diantaranya yakni seperti Pemandangan sekitaran kawasan cagar budaya
Maliboro, Akses Keterjangkauan, Keamanan dan Kenyamanan, Fasilitas yang tersedia, serta
pelayanan dan informasi seputar kawasan Cagar Budaya Malioboro.
1. Pemandangan Cagar Budaya Malioboro
Bisa dikatakan keindahan pemandangan Malioboro sangat menakjubkan dan bergaya
klasik, apalagi ketika suasana malioboro di malam hari, dimalam hari Malioboro
seperti jalanan kota kota tua di Eropa yang bercampur dengan bangunan-bangunan
bergaya tionghoa klasik, serta tulisan jalanan yang bergaya aksara jawa. Selain itu
Malioboro juga menyediakan berbagai macam keindahan seperti: menampilkan
berbagai macam ritual, menyediakan berbagai macam kerajinan batik, souvenir,
angkringan, bakul bakso, lesehan, tukang becak, tukang andong. Selain itu, wisata
Malioboro dijadikan sebagai tempat para seniman mengekspresikan kreatifitasnya,
sehingga para wisatawan bisa melihat dan belajar tentang kerajinan yang dimiliki.
2. Keamanan dan kenyamanan sekitar kawasan Malioboro
Selain memiliki daya tarik dari segi pemandangan yang memukau, Kawasan Cagar
Budaya Malioboro melalui pihak pengelola menjamin kemanan dan kenyamanan
kawasan tersebut. Dimana pemerintah Kota Yogyakarta mengeluarkan sebuah

5
Analisis kepuasan wisatawan terhadap daya tarik wisata malioboro kota Yogyakarta. Ad’ministrare, Vol. 3
No. 2, 2016.Hlm 109-110
peraturan daerah , Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas Daerah Provinsi DIY dan
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 45 Tahun 2008 tentang
Rincian dan Tugas Dinas Pariwisata Provinsi DIY, Salah satu dinas yang ditugasi
untuk melaksankaan peraturan tersebut, adalah Dinas Pariwisata. Selain menangani
promosi dan pengembangan pariwisata. Lembaga dinas yang bersangkutan
diharapkan mampu menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan yang datang
berkunjung ke kawasan Cagar Budaya Malioboro.
3. Fasilitas sekitar kawasan Cagar Budaya Malioboro
6
Fasilitas sekitar kawasan Malioboro bisa dibilang cukup lengkap dan memadai,
sehingga faktor ini menjadi pendukung daya tarik wisatawan yang berkunjung ke
Malioboro, mengingat kawasan Malioboro ini tidak pernah sepi pengunjung
khususnya pada malam hari.
Berikut fasilitas yang terdapat di kawasan Yogyakarta :
- Pedestrian (tempat pejalan kaki)
Dikawasan Malioboro sebagian besar banyak pejalan kaki, sehingga pedestrian /
tempat khusus pejalan kaki terdapat disepanjang jalan Malioboro.
- Tempat santai dan istirahat serta tempat duduk
Banyak terdapat tempat santai sekedar untuk beristirahat sejenak sambil berswafoto
mengabadikan moment di kawasan ini, serta dilengkapi dengan tempat duduk yang
berada di pedestrian disepanjang jalan Maliobro.
- Toilet umum
Untuk toilet umum di kawasan Malioboro, pengunjung tidak perlu khawatir. sudah
banyak terdapat toilet umum dikawasan ini. Selain itu banyak toko-toko, mall -ma l,
serta swalayan-swalayan yang menyediakan toilet umum bagi pengunjung dikawasan
Malioboro.
- Halte
Terdapat banyak halte bis di sepanjang jalan Malioboro, khususnya bis transJogja
yang memudahkan para pengunjung untuk datang menuju ke Malioboro ataupun ke
tujuan lain nya dari kawasan Malioboro.
- Pusat Informasi

6
Myjogja. 2021. Fasilitas umum di kawasan Malioboro
Terdapat Pelayanan dan pusat informasi dikawasan di Maliobro. Pusat informasi ini
ditujukan kepada wisatawan domestik maupun mancanegara yang membutuhkan
infirmasi detail tentang kawasan Maliobro ataupun lokasi-lokasi di Malioboro.
- Money charge (penukaran uang)
sudah banyak terdapat Money charge / penukaran uang. Fasilitas ini biasanya
diperuntukkan kepada wisatawan atau pengunjung dari mancanegara untuk
melakukan penukaran mata uang dari negara nya ditukar mata uang kita (Rupiah).
- ATM Bank
ATM sudah sangat banyak terdapat di kawasan Malioboro. Di setiap sudat jalan
Malioboro terdapat ATM dan berbagai macam jenis ATM bank yang ada.
- Tempat Parkir
Terdapat banyakTempat parkir dikawasan Malioboro dan sudah disediakan khusus
tempat oleh pemerintah setempat. Dari parkir kendaraan bermotor seperti sepeda
motor, mobil pribadi, serta bis pariwisata. diantara nya tempat Parkir Ngabean,
Tempat parkir Abu Bakar Ali, selain itu tempat parkir juga banyak yang dikelola oleh
swasta yang terdapat di mall - mall, di hotel-hotel, di pasar Beringharjo, di musium
Vredeburg dan masih banyak lagi.
- Tempat ibadah
Banyak terdapat tempat - tempat ibadah dikawasan Malioboro. Dari Masjid/
mushola, gereja, Vihara, dan klenteng. Untuk Masjid yang sangat terkenal dan
memilki sejarah yang terdapat dikawasan Malioboro yaitu Masjid Gedhe Kauman.
- Ruang publik
Untuk ruang publik terdapat di titik 0 km. terdapat tempat duduk dan ruang terbuka
yang cukup besar untuk tempat bersantai sembari menghilangkan penat dan
berswafoto di area tersebut.
4. Akses Keterjangkauan
7
Salah satu daya tarik pengunjung ke Malioboro adalah karena lokasinya yang mudah
dijangkau dan diakses, yang kita ketahui sendiri Malioboro berada di pusat kota
Yogyakarta, dikenal sebagai kawasan titik nol Kota Yogyakarta, banyak wisatawan
yang berkunjung ke Malioboro mereka menyatakan bahwa daya tarik wisata
Malioboro selain mudah untuk dikunjungi akses jalan tidak terlalu jauh dan mudah

7
Analisis kepuasan wisatawan terhadap daya tarik wisata malioboro kota Yogyakarta. Ad’ministrare, Vol. 3
No. 2, 2016. Hlm 110.
diakses baik menggunakan alat transportasi seperti kendaraan roda dua, mobil, dan
kendaraan lainnya, baik angkutan pribadi dan angkutan umum.
5. Pelayanan dan Informasi dikawasan Cagar Budaya Malioboro
Malioboro, selain dikenal dengan pemandangan dan keunikan yang ada didalamnya ,
kawasan tersebut juga dikenal sebagai kawasan yang ramah terhadap pengunjung,
yang merupakan ciri khas orang-orang jawa. dari kebanyakan pengunjung mereka
berpendapat bahwa orang-orang lokal yang berjualan dan mencari nafkah disekitar
kawasan tersebut, memberikan pelayanan dan informasi yang dibutuhkan oleh
wisatawan yang baru berkunjung pertama kali ke Yogyakarta. Di Malioboro juga
tersedia jasa Tourguide untuk lokal dan juga jasa pelayanan informasi untuk asing.
Misalnya jasa pelayanan jasa untuk asing yakni Tourism Information Center (TIC).
TIC Malioboro sebagai salah satu pusat pelayanan informasi pariwisata yang ada di
Yogyakarta, mempunyai peranan penting dalam memberikan informasi
kepariwisataan Yogyakarta kepada wisatawan.

Selain aspek dan faktor diatas yang mempengaruhi daya tarik Malioboro, ada
komponen lainnya yang membuat malioboro memiliki daya pikat bagi wisatawan yang ingin
berkunjung, yakni mengenai kearifan lokal yang kental dengan adat budaya jawa yang ada
didalamnya. Misalnya yakni
1. Festival dan parade Wisata
8
Banyak festival dan parade budaya yang pernah dan sering diadakan oleh dinas pariwisata
Prov Daerah Istimewa Yogyakarta di kawasan Malioboro, sebagai bentuk peningkatan daya
tarik wisatawan yang datang ke Malioboro, ini merupakan suatu wadah untuk menunjukan
kearifan lokal Malioboro melalui pertunjukan budaya, misalnya 9“Festival kebudayaan
Yogyakarta”, Event ini diadakan sebagai bentuk pelestarian sekaligus memperkenalkan
budaya khas Jogja Berbagai rangkaian acara yang bisa dinikmati antara lain adalah
pertunjukan seni dan budaya tradisional dan kontemporer. Kemudian “Festival Sekaten”
festival ini adalah merayakan maulid Nabi Muhammad Saw, dengan rangkaian acara berupa
tradisi adat jawa, dan ritual-ritual yang telah dilakukan sejak zaman walisongo. lalu “Pasar
Kangen” festival ini adalah festival yang menghadirkan jajanan dan kuliner lokal khas
Yogyakarta, bahkan festival ini juga menjual mainan-mainan tempo dulu yang mungkin bisa

8
Pesona Malioboro sebagai daya tarik wisata andalan Yogyakarta. Domestic Case Study. 2018
Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta.
9
Tovic. 2020. 7 Event Tahunan di Malioboro Jogja.
membuat wisatawan yang datang untuk bernostalgia tentu ini menjadi daya tarik bagi
pengunjung Malioboro. Kemudian “Pekan Kebudayaan Tionghoa” festival ini dilaksanakan
untuk memperkenalkan budaya dari masyarakat etnis Tionghoa yang ada di Jogja. Dan
kemudian “Yogyakarta Gamelan Festival” festival ini menyajikan dan menampilkan kesenian
musik seperti jenis-jenis bentuk alat musik gamelan khas Yogyakarta, dan penampilan seni
musik jawa.

2. Pusat perbelanjaan terbesar di Yogyakarta


Sebagai kawasan Cagar Budaya, Malioboro juga terdapat beberapa pusat perbelanjaan
yang menjual produk-produk kearifan lokal, seperti souvenir, kuliner maupun oleh-oleh
lainnya. terdapa beberapa toko yang terkenal dan cukup bersejarah yang menjual produk-
produk tersebut, diantaranya yakni:
A. Pasar Beringharjo. 10Pasar ini sudah ada sejak tahun 1758, usianya hampir sama dengan
Yogyakarta Lokasinya di ujung jalan malioboro jogja. Pasar Tradisional Beringharjo
memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan Kota Yogyakarta sebagai kota
budaya, kota pendidikan, dan kota pariwisata. Sebagai kota budaya, Pasar Tradisional
Beringharjo memiliki nilai sejarah yang erat kaitannya dengan keberadaan keraton
Yogyakarta. Berdasarkan peran Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan, Pasar Tradisional
Beringharjo dapat memberikan wawasan bagi para pelajar untuk mengenal lebih jauh
mengenai kultur budaya asli ditengah berkembangnya arus budaya modern. Pasar beringharjo
menberikan produk jualan seperti batik khas adat jawa, yang memiliki banyak motif dan
jenis. sesuai selera pengunjung. Dan ada jug produk perlengkapan pengantin adat jawa.
B. Pasar Buku Murah Shoping Center. Lokasi toko buku ini berada dibelakang pasar
Beringharjo. Disana terdapat banyak jenis buku. Dari mulai sosial, politik, budaya, sejarah,
sains, religi, Dan sebagainya. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau.
C. Pusat oleh-oleh bakpia pathok. Kuliner ini merupakan keraifan lokal khas Yogyakarta
yang terus dikembangkan dikawasan Malioboro. Setiap pengunjung yang datang ke
Malioboro tentu diharuskan wajib membeli oleh-oleh makanan yang satu ini.
D. Mirota batik. Letak toko ini berada di seberang pasar beringharho. Toko ini tidak hanya
menjual batik saja melainkan souvenir, dan cendera mata khas Malioboro Yogyakarta.
Sebenarnya toko ini memiliki beberapa cabang, tetapi yang di jalan malioboro inilah yang
paling ramai diunjungi.

10
Eksistensi Pasar Tradisional Beringharjo terhadap Perkembangan Pariwisata Yogyakarta. Jurnal Destinasi
Pariwisata. Vol. 9 No 1, 2021. Hlm 197.
3. Pusat Keramaian Kawasan Cagar Budaya Malioboro
Salah satu hal yang membuat malioboro dikenal dan memiliki daya tarik bagi wisatawan
adalah bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Malioboro, diantaranya Keraton
Jogjakarta, Pasar Beringhardjo, Benteng Vredeburg, Gedong Senisono, Museum Sono
Budoyo dan lainnya. Bangunan-bangunan tersebut banyak dikunjungi wisatawan untuk
berswa foto dengan keluarga, sebagai sumber destinasi sejarah. Dan bahkan tempat dan
bangunan-bangunan tersebut dijadikan sebagai foto prewedding pernikahan. Memang unsur
budaya dan arsitektur yang kental membuat tempat tersebut menjadi pusat kermaian
dikawasan malioboro. Banyak berbagai jenis kendaraan lokal khas Malioboro melaju dan
memenuhi kawasan di jalan tersebut serta tidak mengherankan kalau terjadi kemacetan. Dari
kendaraan tradisional seperti becak, dokar/andong/delman, sepeda, gerobak maupun
kendaraan bermesin seperti mobil, taxi, bis kota, angkutan umum, sepeda motor dan lainnya

4. Wisata Kuliner Yogyakarta


Jika menyinggung soal kuliner, 11Yogyakarta memiliki segudang kearifan lokal kulinernya
terkhusus yang berada dikawasan Cagar Budaya Malioboro, Beberapa kuliner di Malioboro
bahkan sudah dikenal sejak dulu dan memiliki cita rasa yang legendaris. Diantaranya Kuliner
“Lumpia Samijaya” adalah salah satu kuliner yang digemari warga Yogyakarta. Letaknya ada
di depan toko ponsel Samijaya, tepat berseberangan dengan Hotel Mutiara Malioboro. Lalu
“Kopi joss di angkringan Lek Man”. kopi joss adalah minuman khas Yogyakarta yang wajib
dicicipi saat menyambangi Malioboro. Dari sekian banyak angkringan, kopi joss dapat
ditemui di Angkringan Lek Man. Kemudian “Gado-gado Bu Hadi”, Gado-gado yang sudah
buka sejak tahun 1952 ini berisi ketupat, kentang, selada, tomat, timun, kecambah, telur, dan
kerupuk. Rasanya yang lezat menjadikan gado-gado ini banyak diburu wisatawa. Dan “Es
dawet Mbah Hari”, terletak dipasar beringharjo, es dawet ini sudah ada sejak 1965 . dan
rasanya masih sangat tradisional. Satu mangkok es dawet ini berisikan cendol, cincau, santan,
nangka, dan gula jawa . Seiring berkembangnya kuliner dikawasan tersebut, banyak beberapa
kuliner lainnya seperti gudeg, ayam goring, lalapan dan sejenisnya yang juga disajikan.
Namun selain kuliner legendaris diatas, juga akan banyak kita jumpai kuliner kuliner cepat
saji modern yang ada dikawasan Malioboro. Tentu hal yang terpenting ,kita harus terus
melestarikan ke 4 kuliner legendaris diatas , agar tetap terus terjaga nilai-nilai warisan budaya
yang ada di kawasan cagar budaya Malioboro.
KESIMPULAN
11
Dany Garjito. 2019. Wisata ke Yogya, 5 Kuliner Legendaris di Malioboro Ini Wajib Anda Coba
Dari penjelelasan mengenai tulisan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwasannya sebuah kawasan Cagar Budaya memiliki banyak potensi untuk diberdayakan
dan dikembangkan, seperti halnya kawasan Cagar Budaya Malioboro, kawasan tersebut
sangat bermanfaat terhadap penduduk lokal dan kota Yogyakarta karena memiliki suatu ciri
khas yang mampu menarik wisatawan untuk datang dan berkunjung ke kawasan tersebut. Itu
tentu menjadi keuntungan dan pemasukan utnuk perekonomian warga loka. Tidak hanya
menikmati bangunan-bangunan tua yang bersejarah, namun juga wisatawan mampu
menikmati kearifan lokal yang ada di Malioboro.

Dan dapat disimpulkan bahwa Malioboro memiliki beragam kearifan lokal, dari mulai
Kuliner, kesenian, kerajinan, da kebiasaan masyarakat lokal, yang sudah ada sejak masa lalu.
Tentu diaharapkan kepada generasi muda masyarakat lokal Malioboro untuk terus menjaga
serta mewarisi dan melestarikan kearifan lokal tersebut, karena itu merupakan suatu ikon
identitas kebanggaan kota Yogyakarta, dan menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia.
Kemudian Pengelolaannya yang didukung oleh pemerintah Yogyakarta, tempat ini menjadi
kawasan cagar budaya yang sehat, aman dan juga nyaman. Hanya saja setahun terakhir
kawasan malioboro juga ikut berdampak ketika terjadinya pandemic Covid 19. Namun
perlahan-lahan karena situasi yang membaik, kawasan Cagar Budaya Malioboro kembali
membuka diri untuk wisatawan yang sudah merindukan suasana Malioboro.

DAFTAR PUSTAKA
Arief, Muhammad Kurniawan. Dan Cyntyaningtyas Meytasari. (2019). Kajian Nilai-Nilai
Kearifan Lokal Pada Arsitektur Hotel Bintang Dan Hunian Vertikal di Kawasan Cagar
Budaya Yogyakarta. Inersia. Volume XV No. 1.
Azizah Dwi Septiana. ( 2018). Pesona Malioboro Sebagai Daya Tarik Wisata Andalan
Yogyakarta. Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta.
Domestic Case Study.
Baharudin, Aris. Maya, Kasmita. Dan Salam Rudi. (2016). Analisis Kepuasan Wisatawan
Terhadap Daya Tarik Wisata Malioboro Yogyakarta. Ad’ministrare.
Volume, 3 No 2.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi D.i Yogyakarta. (2017). Surat Keputusan Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 186 Tahun 2011.
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/kawasan-cagar-budaya-malioboro/
(Diakses pada 28 Maret 2022).
Fikriyah, Wafirotul. (2021). Event Berbasis Kearifan Lokal Berkelas Internasional Hadir di
Malioboro Yogyakarta. https://portalmajalengka.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-
833071786/event-berbasis-kearifan-lokal-berkelas-internasional-hadir-di-malioboro-
yogyakarta?page=2. (Diakses pada 28 Maret 2022).
Garjito, Dany. (2019). Wisata ke Yogya, 5 Kuliner Legendaris di Malioboro Ini Wajib Anda
Coba. https://jogja.suara.com/read/2019/11/17/160000/wisata-ke-yogya-5-kuliner-
legendaris-di-malioboro-ini-wajib-anda-coba?page=2. (Diakses pada 29 Maret 2022).
Jurnalis, Antara. (2022). Wali Kota Yogyakarta Kenalkan Kawasan Cagar Buday Malioboro.
https://travel.okezone.com/read/2022/02/12/406/2546083/wali-kota-yogyakarta-
kenalkan-kawasan-cagar-budaya-malioboro . (Diakses pada 27 Maret 2022).
Jovandondi, Ignatius Pramadana. Dan Sastrawan, I Gede Anom. (2021). Eksistensi Pasar
Tradisional Beringharjo terhadap Perkembangan Pariwisata Yogyakarta.
Jurrnal Destinasi Pariwisata. Volume 9 No 1.
Nawangsih. (2017). Nilai Kearifan Lokal Kawasan Wisata Menggunakan Pendekatan Green
Maketing Berbasis Masyarakat. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA.
Volume, 7, Maret.
Nurisnaini. (2018). Malioboro sebagai Daya Tarik Wisata di Yogyakarta. Sekolah Tinggi
Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta. Domestic Case Study.

Nurjanah, Titik. (2021). Menikmati Suasana Malioboro yang Berbeda dengan Dahulu.
https://yoursay.suara.com/news/2021/06/05/110842/menikmati-suasana-malioboro-
yang-berbeda-dengan-dahulu. (Diakses pada 27 Maret 2022).
Pasjabar. (2021). Ini Uniknya Atraksi Budaya Bregada Rakyat Malioboro.
https://pasjabar.com/2021/11/11/ini-uniknya-atraksi-budaya-bregada-rakyat-
malioboro/. (Diakses pada 29 Maret 2022).
Setiawan, Silvy Dian. (2021). Kearifan Lokal dalam Penataan PKL Malioboro.
https://republika.co.id/berita/r3t36i327/kearifan-lokal-dalam-penataan-pkl-malioboro
(Diakses pada 29 Maret 2022).
Tovic. (2020). 7 Event Tahunan di Malioboro Jogja. https://www.malioborojogja.com/7-
event-tahunan-di-malioboro-jogja/. (Diakses pada 29 Maret 2022).
Wahyu, Kelik Nugroho. (2022). Malioboro Kini Dikenal sebagai Kawasan Cagar Budaya,
Bersiap Diajukan ke UNESCO. https://kumparan.com/kumparannews/malioboro-kini-
dikenal-sebagai-kawasan-cagar-budaya-bersiap-diajukan-ke-unesco-1xUNQykh
Mny/full. (Diakses 27 Maret 2022).
Wikipedia. (2022). Daerah Istimewa Yogyakarta. https://id.wikipedia.org/wiki/
Daerah_Istimewa_Yogyakarta?veaction=edit&section=13. (Diakses pada 29 Maret
2022).
Widiyanto, Danar. (2020). Destinasi Wisata Budaya, Malioboro Kenalkan Sumbu Filosofi.
https://www.krjogja.com/wisata/jalan-jalan/destinasi-wisata-budaya-malioboro-
kenalkan-sumbu-filosofi/.(Diakses pada 28 Maret 2022)..

Anda mungkin juga menyukai