DISUSUN OLEH :
Organisasi yang sejak berdiri1nya sudah bersikap radikal adalah Indische Partij.
Organisasi ini dibentuk) Organisasi pada tanggal 25 Desember 1912 di kalangan orang-
orang Indo di Indonesia yang dipimpin oleh Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (dr.
Danudirja Setiabudi). Cita-citanya adalah agar orang-orang yang menetap di Hindia
Belanda (Indonesia) dapat duduk dalam pemerintahan. Adapun semboyan IP adalah
Indie Voor de Indier (Hindia bagi orang-orang yang berdiam di Hindia). Dalam
menjalankan propagandanya ke Jawa Tengah, E.F.E Douwes Dekker bertemu
dengan Cipto Mangunkusumo yang telah meninggalkan Budi Utomo. Cipto
Mangunkusumo terkenal dalam Budi Utomo dengan pandangan-pandangannya
yang radikal, segera terpikat pada ide Douwes Dekker. Suwardi Suryaningrat (Ki
Hajar Dewantara) dan Abdul Muis yang berada di Bandung juga tertarik pada ide
Douwes Dekker tersebut. Dengan dukungan tokoh-tokoh tersebut, Indische Partij
berkembang menjadi 30 cabang dengan 7.300 orang anggota, sebagian besar
terdiri atas orang-orang Indo-Belanda.
Indische Partij berjasa memunculkan konsep Indie voor de Indier yang
sesungguhnya lebih luas dari konsep “Jawa Raya” dari Budi Utomo.
Dibandingkan dengan Budi Utomo, Indische Partij telah mencakup suku-suku
bangsa lain di nusantara. Budi utomo dalam perkembangannya terpengaruh juga
oleh cita-cita nasionalisme yang lebih luas. Hal ini dialami juga oleh organisasi-
organisasi lain yang keanggotaannya terdiri atas suku-suku bangsa tertentu,
seperti Serikat Ambon, Serikat Minahasa, Kaum Betawi, Partai Tionghoa
Indonesia, Serikat Selebes, dan Partai Arab-Indonesia. Cita-cita persatuan ini
kemudian berkembang menjadi nasionalisme yang kokoh, hal ini menjadi pokok.
Masa akhir Indische Partij terjadi setelah Suwardi Suryaningrat dan Cipto
Mangunkusumo ditangkap.
Pemerintah Belanda menganggap Indische Partij mengganggu serta
mengancam ketertiban umum. Oleh karena itu, para pemimpinnya ditangkap dan
dibuang. dr. E.F.E. Douwes Dekker atau dr. Danudirja Setiabudi dibuang ke
Kupang (NTT), dr. Cipto Mangunkusumo dibuang ke Bandanaira di Kepulauan
Maluku, dan Raden Mas Suwardi Suryaningrat dibuang ke Pulau Bangka.
Akhirnya kedua tokoh tersebut meminta dibuang ke negeri Belanda. Demikian
juga Douwes Dekker dibuang ke Belanda dari tahun 1913 sampai dengan 1918.
Pada saat pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan negeri
Belanda dari Belgia, tokoh yang disebut terakhir ini juga menulis sebuah artikel
berjudul “Als Ik de Netherlander was” (seandainya aku seorang Belanda) yang
berisikan kritikan pedas terhadap pemerintah. Kelak karena permohonan ketiga
tokoh itu sendiri, akhirnya mereka dibuang ke negeri Belanda.
Sejak Karl Marx mencetuskan manifesto komunis pada tahun 1884, maka
golongan itu menyebar luas di kalangan rakyat Eropa termasuk negeri Belanda.
Pegawai Belanda bernama Sneevliet pada tahun 1914 mendirikan Indische Social
Democratische Veereniging (ISDV) dengan Semarang sebagai pusatnya. Lalu,
Sneevliet memengaruhi Semaun dan Darsono yang merupakan anggota Sarekat
Islam.Seperti yang disampaikan di atas, SI pecah dan mereka bergabung dalamSI
Merah. Pada tahun 1920 didirikan Perserikatan Komunis Indonesia oleh SI Merah
dan tahun 1924 namanya diubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Lembaga perwakilan Hindia Belanda yang dibentuk pada tahun 1918 dengan
39 anggota, setenaghnya dipilih dan sisanya diangkat. Kenaggotannya
berdasarkan etnis, yaitu pada awalnya 15 pribumi ditambah 23 Eropa dan “timur
asing”. Pada 1931, keanggotaanya diperluas menjadi 60 orang, 30 orang pribumi
yang 20 di antaranya dipilih, 25 orang Eropa (15 dipilih). Perwakilan pribumi
yang dipilih bertugas selama empat tahun dipilih dewan-dewan lokal dan
kabudapten sebagai elektorat tunggal. Pada awalnya Volksraad hanya bisa
memberi masukan. Namun, karena para anggotanya memeiliki imunitas
parlementer maka hal ini menjadi dasar bagi kaum nasionalis untuk menerima
pemilihan.
3.2 Saran
Nusantara meuju Indonesia merdeka pada masa pergerakan nasional, telah
berhasil menyatukan bangsa yang majemuk ini. Menghancurkan kepentingan
kelompok, suku bangsa dan kepentingan pribadi, dengan satu tujuan yaitu
Indonesia merdeka menjadi negara berdaulat.
DAFTAR PUSAKA