Anda di halaman 1dari 26

KARYA TULIS

MALIOBORO SEBAGAI PUSAT DESTINASI

PERBELANJAAN YANG ADA DI YOGYAKARTA

Karya tulis di ajukan untuk memenuhi tugas akhir

Tahun pelajaran 2022/2023

Di susun oleh :

NAMA :ANANG MAULANA IKRAMULOH


KELAS :XII MIPA 3
NISN : 0054830438

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PNDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN SMA NEGERI 1 SIRAMPOG

TAHUN 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah yang berjudul MALIOBORO SEBAGAI PUSAT DESTINASI

PERBELANJAAN YANG ADA DI YOGYAKARTA dan di Setujui tugas akhir

Di SMA NEGRI 01 SIRAMPOG Tahun pelajaran 2022/2023

Hari. :

Tanggal :

Disetujui oleh :

Kepala sekolah. Pembingbing

Drs.Munawir,M.Pd. Masrukhi.S.Thi
MALIOBORO SEBAGAI PUSAT DESTINASI
PERBELANJAAN YANG ADA DI KOTA YOGYAKARTA

ANANG MAULANA IKRAMULOH


SMA NEGERI 01 SIRAMPOG

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendukung potensi wilayah


Malioboro sebagai tempat destinasi perbelanjaan yang ada di kota Yogyakarta.
untuk mengetahui dampak yang di timbulkan dari pengembangan pusat destinasi
perbelanjaan yang ada di Yogyakarta, serta untuk mengetahui respon para
wisatawan dari dalam negeri maupun luar negri. metode analisis yang di gunakan
pada penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif kualitatif, metode analisis ini
dapat mengkaji sebuah catatan hasil observasi atau pengamatan yang bersifat narasi
yakni suatu atau rangkaian kejadian yang dapat menguraikan ataupun menjelaskan
analisis terhadap hasil observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa peneliti ini
menganalisis faktor-faktor pendukung terhadap wisata Malioboro sebagai mata
pencarian dengan cara menjual makanan, minuman, kerajinan seni, oleh-oleh khas
Jogja dan pakaian pria, wanita maupun anak-anak.sakin banyaknya pedagang kaki
lima / PKL yang ada di jalan Malioboro pemerintah rispect dan memindahkan para
pedagang kaki lima /PKL ke teras Malioboro 1 dan teras Malioboro 2, ini di lakukan
pemerintah supaya tidak terjadi keramaian atau kerumunan di jalan Malioboro
tanpa menarik paksa dagangan para kaki lima / PKL tersebut.

KATA KUNCI: Potensi Malioboro, pusat destinasi, pusat perbelanjaan.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

segala rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan

karya tulis yang berjudul “Malioboro sebagai pusat destinasi perbelanjaan yang

ada di kota Yogyakarta “ sebagai persyaratan untuk melengkapi tugas akhir tahun

pelajaran 2022-2023

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis tidak bekerja sendiri tetapi penulis

mendapatkan bantuan dari pihak lain.untuk itu penulisan ucapan terima kasih

kepada :

1. Bapak Drs.H.Munawir .M.P.d, selalu kepala SMA NEGERI 01

SIRAMPOG yang telah mengesahkan karya tulis

2. Bapak Masrukhi.S.Thi, selalu wali kelas XII MIPA 3 dan sebagai guru

pembimbing yang telah membantu memperbaiki karya tulis ini sehingga

menjadi lebih baik

3. Ayah dan ibu yang telah memberikan dukungan motivasi dan doanya

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak

Kekurangan, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun guna

tercapainya karya tulis yang lebih baik nantinya.penulis berharap semoga karya

tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sirampog, Maret 2023


Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
ABSTRAK .............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR,...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. latar belakang
B. Rumusan Maslaah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian
BAB II PEMBAHASAAN
BAB III PENUTUP
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Malioboro merupakan nama salah satu jalan di pusat Kota Yogyakarta.

Jalan Malioboro itu sendiri merupakan salah satu jalan dari tiga jalan di

Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke

perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan

Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro, dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan

Malioboro merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.

Asal nama Malioboro sendiri berasal dari bahasa sansekerta malyabhara

yang berarti karangan bunga. Adapula beberapa ahli yang berpendapat asal

kata nama Malioboro berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang

bernama Marlborough yang pernah tinggal di Jogja pada tahun 1811- 1816

Masehi.

Awalnya Jalan Malioboro ditata sebagai sumbu imaginer Utara-Selatan

Pantai Parangkusumo – Kraton Yogya – Gunung Merapi. Jalan Malioboro

dimulai di dekat area keraton menuju ke arah utara hingga Tugu Yogya.

Jalan salah satu elemen terpenting sebagai garis imajiner yang

menghubungkan keraton dengan Gunung Merapi yang dianggap sakral

sesuai dengan sumbu filosofi kota Yogyakarta.

Jalan Malioboro berfungsi sebagai jalan utama kerajaan (rajamarga)

untuk kegiatan seremonial kesultanan. Saat sultan keluar dari istana dalam
dan duduk di Sitinggil pada upacara publik, ia dapat melihat langsung Jalan

Malioboro hingga Tugu di kejauhan. Antara Jalan Malioboro dan keraton

terdapat dua pohon beringin yang diberi pagar persegi (waringin kurung) di

Alun-alun Utara. Beringin kembar ini menyimbolkan penyatuan dua hal

yang bertolak belakang (loroning atunggal).Adanya tugu di sebelah utara

dan beringin kembar di antara jalan utama ibu kota kesultanan memiliki arti

simbolis dan filosofis yang kuat yang diciptakan oleh Hamengkubuwana I.

Selain itu, jalan ini juga digunakan saat kunjungan resmi pejabat

kolonial Belanda dan Inggris, seperti gubernur jenderal, untuk memasuki

keraton Yogyakarta. Jalan ini punya dua fungsi penting: pertama, sebagai

bentuk penghormatan kepada pejabat yang berkunjung. Kedua, sebagai cara

untuk menetralisir kekuatan pejabat yang berkunjung dengan melewati tugu

dan beringin kurung, mengingat pejabat akan lewat dari arah utara jalan ini.

Arah utara dalam filosofi Jawa diasosiasikan dengan kegelapan, kematian,

dan ilmu hitam.

Pada abad ke-18 di jalan ini bermukim orang-orang dari berbagai etnis,

seperti Jawa, Tionghoa, dan Belanda. Menurut Sasmito, sejak 1765 orang-

orang Belanda dan Tionghoa menghuni bagian utara kota Yogyakarta,

sementara orang Jawa menghuni sisanya. Hal ini terlihat dari bentuk

arsitektur pemukiman di dekat bagian selatan Malioboro yang mendapat

pengaruh dari arsitektur Tiongkok. Sementara pemukiman di dekat bagian

utara Malioboro mendapat pengaruh dari arsitektur Jawa dan Belanda,


sehingga di sekitar Jalan Malioboro dapat terlihat gabungan gaya arsitektur

Jawa-Tionghoa-Belanda.

Malioboro mulai ramai pada era kolonial 1790 saat pemerintah Belanda

membangun Benteng Vredeburg pada tahun 1790 di ujung selatan jalan ini.

Selain membangun benteng, Belanda juga membangun Dutch Club tahun

1822, Kediaman Gubernur Belanda tahun 1830, Bank Java dan Kantor Pos

tak lama setelahnya. Setelah itu, Malioboro berkembang kian pesat karena

perdagangan antara orang Belanda dengan pedagang Tionghoa. Pada 1887

Jalan Malioboro dibagi menjadi dua dengan didirikannya tempat

pemberhentian kereta api yang kini bernama Stasiun Tugu.

Pengaruh Belanda semakin kuat sejak dibangun Benteng Vredeburg

hingga 1936 ketika orang Belanda mendominasi pemukiman di dekat

benteng dan di sisi selatan stasiun. Pengaruh Tionghoa juga meningkat

ketika etnis Tionghoa mendominasi pemukiman di hampir sepanjang jalan

ini sekitar tahun 1936.

Di era kemerdekaan 2000 Jalan Malioboro juga memiliki peran penting

dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di sisi selatan Jalan Malioboro

pernah terjadi pertempuran sengit antara pejuang tanah air melawan

pasukan kolonial Belanda yang ingin menduduki Yogya. Pertempuran itu

kemudian dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, yakni

keberhasilan pasukan merah putih menduduki Yogya selama enam jam dan

membuktikan kepada dunia bahwa angkatan perang Indonesia tetap ada.

Setelah kemerdekaan, jalan ini juga digunakan untuk pawai tahunan


pasukan garnisun Yogya saat peringkatan Hari Angkatan Bersenjata pada 5

Oktober.

Jalan itu selama bertahun-tahun dua arah, namun pada tahun 1980-an

menjadi satu arah saja, dari jalur kereta api (di mana ia memulai) ke selatan

– ke pasar Beringharjo, di mana ia berakhir. Hotel terbesar dan tertua di

Yogyakarta, Hotel Garuda, terletak di ujung utara jalan, di sisi timur yang

berdekatan dengan jalur kereta api. Di sini terdapat bekas kompleks perdana

menteri (kepatihan) di sisi timur.

Selama bertahun-tahun pada tahun 1980-an dan kemudian, sebuah iklan

rokok ditempatkan di bangunan pertama di sebelah selatan jalur kereta api

atau secara efektif bangunan terakhir di Malioboro, yang mengiklankan

rokok Marlboro, tidak diragukan lagi menarik bagi penduduk setempat dan

orang asing yang akan melihat kata-kata dengan nama jalan dengan produk

asing sedang diiklankan. Jalan ini menjadi pusat komersial yang dipenuhi

toko-toko di sepanjang jalan.

Tahun 2000-sekarang Jalan Malioboro punya arti penting sebagai salah

satu pusat perekonomian, hiburan, wisata, dan kuliner kota Yogyakarta.

Penggunaan jalan ini pada umumnya dimanfaatkan oleh pedagang kaki lima

(PKL), pertokoan, penduduk lokal, dan wisatawan yang berkunjung ke

Yogyakarta.

Pada tanggal 20 Desember 2013 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X

nama dua ruas jalan Malioboro dikembalikan ke nama aslinya, Jalan


Pangeran Mangkubumi menjadi jalan Margo Utomo, dan Jalan Jenderal

Achmad Yani menjadi jalan Margo Mulyo.

Pada 2019, pemerintah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta membuat

grand design untuk melakukan penataan Jalan Malioboro sebagai kawasan

semi pedestrian.Pada 2021 pemerintah provinsi DIY telah membangun 37

sarana prasarana dengan total biaya Rp 78 miliar untuk penataan kawasan

agar meningkatkan minat wisatawan. Selain itu, pemerintah juga merelokasi

PKL di Jalan Malioboro ke Pusat UMKM di depan Pasar Beringhargo dan

bekas gedung Dinas Pariwisata DIY yang ditargetkan dimulai Januari 2022.

Perkembangan Malioboro semakin pesat, ditambah dengan adanya

perdagangan antara pemerintah Belanda dengan pedagang Tionghoa.

Hingga tahun 1887, Jalan Malioboro dibagi dua setelah Stasiun Tugu Yogya

dibangun. Malioboro juga memiliki peran penting dalam perjuangan

kemerdekaan Republik Indonesia. Di jalan ini pernah terjadi pertempuran

hebat antara pejuang Tanah Air dengan pasukan kolonial Belanda yang

dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Pasukan Merah

Putih berhasil menaklukkan kekuatan Belanda dan menduduki Yogyakarta

setelah enam jam bertempur.

Hingga saat ini, Malioboro terus berkembang dengan tetap

mempertahankan konsep aslinya dulu, Malioboro jadi pusat kehidupan

masyarakat Yogya. Tempat-tempat strategis seperti Kantor Gubernur DIY,

Gedung DPRD DIY, Pasar Induk Beringharjo, Teras Malioboro hingga

Istana Presiden Gedung Agung juga berada di kawasan ini.


Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta terus melakukan perbaikan untuk

menata Malioboro menjadi kawasan yang nyaman untuk disinggahi. Pada

tahun 2016 ini pemerintah telah berhasil mensterilkan parkir kendaraan dari

Malioboro dan tengah menata kawasan ini di sisi timur untuk pedestrian.

Warung-warung lesehan hingga saat ini masih dipertahankan untuk

mempertahankan ciri khas Malioboro. Kemudian pada tahun 2022, seluruh

PKL di Jalan Malioboro dipindahkan ke Kawasan Teras Malioboro

sehingga jalan ini menjadi lebih rapi dan nyaman untuk dilewati.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di susun rumusan

masalah sebagai berikut:

1. potensi Malioboro sebagai destinasi perbelanjaan?

2. Faktor pendukung potensi wisata Malioboro?

3. Analisis kepuasan wisatawan terhadap daya tarik wisata Malioboro

di kota Yogyakarta?

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui potensi Malioboro sebagai destinasi perbelanjaan

2. Untuk mengetahui faktor pendukung potensi wisata Malioboro

D. Manfaat penelitian
1. Dapat menjadi pengetahuan tentang faktor pendukung potensi

wisata Malioboro sebagai destinasi perbelanjaan dan mengetahui

dampak yang di timbulkan dari pengembangan pusat destinasi

perbelanjaan yang ada di Yogyakarta.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Malioboro sebagai destinasi perbelanjaan

Malioboro merupakan ikon pusat tempat wisata belanja di Yogyakarta.

Berwisata ke kota jogja tak lengkap rasanya bila belum mampir belanja di

Malioboro. Malioboro merupakan nama jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta

yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos

Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, dan Jalan

Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.

Jalan Malioboro sangat terkenal sebagai pusat tempat belanja di Yogyakarta.

Hal ini karena sepanjang jalan Malioboro banyak para pedagang kaki lima yang

menjajakan kerajinan khas Jogja dan warung warung lesehan di malam hari yang

menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya
para seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain

musik, melukis, hapening art, pantomim, dan lain-lain di sepanjang jalan ini.

Sebenarnya tidak hanya pedagang kaki lima yang memenuhi kawasan

Malioboro, tetapi juga terdapat toko-toko dan mall yang merupakan tempat wisata

belanja murah di kawasan ini. Contoh pertokoan dan mall pusat wisata belanja di

Malioboro adalah Malioboro Mall yang terdapat matahari department store dengan

berbagai macam diskon. Ada juga Ramal Mall yang terkenal dengan pusat jual bell

handphone atau smartphone.

Selain itu, banyak juga toko tempat wisata belanja murah kuliner yang

menjajakan makanan khas jogja seperti toko gemah ripah dan bakpia pathuk.

Khusus pabrik bakpia pathuk letaknya agak jauh dari jalan Malioboro. Ada dua

jenis bakpia yang cukup rekomended yaitu bakpia 75 dan bakpia 25. Untuk

membeli bakpia sebaiknya langsung menuju pabriknya karena selain masih hangat,

harganya juga relatif lebih murah dari pada harga agen di kota Yogyakarta.

Di kawasan ini juga terdapat satu pasar tradisional yang terkenal sebagai

pusat tempat wisata belanja di Yogyakarta, yaitu pasar Beringharjo. Pasar ini

terkenal akan harga pakalannya yang relatif murah bila dibandingkan harga di

tempat lain dengan kualitas yang sama. Pakaian yang dijajakan disini antara lain

batik, kaos, sprei, blankon, dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan harga yang

murah maka anda seperti biasa harus pandai menawar harga karena di pasar ini

menggunakan sistem awar menawar seperti halnya di pasar tradisional lainnya

B.Faktor pendukung potensi wisata Malioboro


jogja selama ini dikenal sebagai kota tujuan wisata industri pariwisata bahkan

menjadi lokomotif jalannya perekonomian. anggota DPRD kota Jogja Rifki

Listianto S.Si dan anggota Fraksi Pan, mendorong Pemkot Jogja untuk

meningkatkan faktor penjungjung wisata serta infrastruktur faktor penting wisata

yang tidak boleh di abaikan ialah standarisasi pelayanan wisatawan. standar

pelayanan ini sangat penting agar setiap wisata yang datang memperoleh kesan

yang baik sehingga tertarik untuk terus berkunjung ke Jogja bahkan

memperpanjang masa perjuangan di kota ini

Selain itu tidak sedikit pula wisatawan yang berburu aneka kuliner ketika

berkunjung di Kota Jogja. Baik kuliner khas Jogja maupun kuliner lain yang

dijajakan oleh masyarakat. Sehingga keamanan dan kehalalan produk kuliner harus

terjamin. “Seperti misalnya ada label halal yang tertera jelas. Bagi kuliner yang

mengandung Babi pun harus ditonjolkan gambar hewan tersebut. Tidak sekadar

bertuliskan ‘B1’ atau ‘B2’ supaya menjaga kenyamanan semua pihak

Terkait potensi ekonomi di sektor industri pariwisata, Rifki yang duduk di

Wakil Ketua Komisi B turut prihatin dengan angka gini ratio atau ketimpangan

pendapatan warga yang masih tinggi. Apalagi gini ratio justru banyak ditemukan di

wilayah yang menjadi pusat kunjungan wisatawan. Hal itu menunjukkan belanja

wisatawan belum dirasakan merata oleh warga sekitar.

Dirinya pun berharap ada sentra-sentra UMKM yang dibangun di berbagai

lokasi strategis guna memasarkan produk lokal. Di samping itu, kampung wisata

yang dikelola masyarakat baik berupa stimulan bagi pengelola, fasilitasi atraksi
wisata hingga pelibatan dalam berbagai promosi wisata. “Faktor pendukung wisata

harus benar-benar diperhatikan secara serius supaya wisatawan semakin nyaman

serta warga kota pun memperolah manfaat

C. Analisis kepuasan wisatawan terhadap daya tarik wisata Malioboro

Objek wisata yang ada di Indonesia merupakan salah satu kekayaan alam

yang patut dibanggakan dan setiap daerah mempunyai ciri khas yang menarik

wisatawan untuk mengungjungi tempat tersebut. Pariwisata merupakan sektor

yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan

daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan

dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat

memberikan sumbangan bagi pembangunan ekekonomi.

Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk

sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan

meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud

mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk menikmati

kegiataan pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka

ragam.

Secara luas pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai

multidimensi dari rangkaian suatuproses pembangunan. Pembangunan sektor

pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik (Spillane,

2004:14). Hal tersebut sejalan dengan yang tercantumdalam Undang-Undang

Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa


Penyelenggaraan Kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan

nasional dalam Rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,

memperluas dan memeratakan Kesempatan berusaha dan lapangan kerja,

mendorong pembangunan daerah, memperkenalkanDan mendayagunakan obyek

dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah Air dan

mempererat persahabatan antar bangsa.

Majunya industri pariwisata suatu daerah sangat bergantung kepada jumlah

datang, karena itu harus ditunjang dengan peningkatan pemanfaatan daerah tujuan

wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik.

Yogyakarta merupakan salah satu tempat wisata yang dapat dijadikan

tujuan saat liburan. Mulai dari wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, dan

wisata kuliner. Yogyakarta memiliki Banyak tempat wisata diantaranya, malioboro,

candi Borobudur. Salah satu objek wisata di Yogyakarta yang menjadi tujuan para

wisatawan yaitu Malioboro. Malioboro merupakan salah Satu tempat wisata belanja

yang terkenal di Yogyakarta. Tempat ini dikenal dengan pedagang Kaki lima yang

menjual berbagai macam cinderamata yang berjejeran di sepanjang jalan.

Menurut etimologi kata “pariwisata” identik dengan kata “travel” dalam

bahasa inggris Yang diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari

satu tempat ke tempat lain. Menurut definisi yang luas, pariwisata adalah perjalanan

dari suatu tempat ke tempat lain, yang Bersifat sementara dan dilakukan perorangan

atau kelompok sebagai usaha mencari Keseimbangan atau keserasian dan

kebahagiaan denganlingkungan hidup dalam dimensi sosial,Budaya, alam dan ilmu

(Spillane, 1987 : 21). Menurut UU RI No. 9 tahun 1990 pasal 7 tentang


Kepariwisataan “Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata

termasukPengusaha obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan

usaha lain dibidang Tersebut”.

Dalam kegiatan kepariwisataan ada yang disebut subyek wisata yaitu orang-

orang yang Melakukan perjalanan wisata dan objek wisata yang merupakan tujuan

wisatawan. Bermacammacam pendapat para ahli mengenai definisi pariwisata,

seperti yang diungkapkan oleh Spilande (1985), Pendit (1994), Yoeti (1996) yang

mengungkapkan suatu perjalanan yang Dilakukan oleh seseorang atau kelompok

dalam menemukan kebahagiaan baik dalam dimensi

Sosial, budaya, alam, dan ilmu.

Upaya meningkatkan kunjungan pariwisata tentunya harus didukung oleh

daya tarik Wisata yang memadai. Secara garis besar daya tarik wisata dapat

diklasifikasikan ke Dalam tiga kategori, yakni, daya tarik alam, daya tarik budaya

dan daya tarik buatan Manusia (Marpaung, 2000: 76). Sedangkan dalam Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, dikemukakan pengertian

daya tarik wisata bahwa segala Sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan

nilai yang berupa keanekaragaman Kekayaan alam, budaya dan hasil buatan

manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Selanjutnya,

dengan memberikan daya tarik wisata tentunya para wisatawan akan tertarik untuk

berkunjung di wilayah tersebut. Adapun Adapun faktor yang mempengaruhi

kunjungan wisatawan, yaitu: 1) harga, 2) pendapatan, 3) sosial budaya, 4) intensitas

keluarga. Kunjungan wisatawan tentunya mempengaruhi faktor tersebut, karena

dari keempat faktor tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain.


Upaya dalam menarik wisatawan untuk berkunjung suatu daerah tentunya

harus Memberikan ciri khas tersendiri yang mampu memberikan kesenangan

kepada para wisatawan Untuk senantiasa menikmati daya tarik wisata. Dalam

penelitian ini, untuk mengetahui kepuasan Wisatawan di daya tarik wisata

Malioboro di Kota Yogyakarta, maka ada 6 indikator yaitu, 1) Pemandangan, 2)

Akses/keterjangkauan, 3) keamanan dan kenyamanan, 4) fasilitas yang Tersedia, 5)

pelayanan, dan informasi.

1.Pemandangan

Wisata Malioboro merupakan daya tarik wisata di Kota Yogyakarta yang

memiliki Pemandangan yang tidak kalah dengan pemandangan di nusantara. Hal

ini disebabkan karena daya tarik wisata tersebut, menyediakan berbagai keindahan

yang tidak memiliki batas waktu untuk berkunjung selama 24 jam. Berdasarkan

informasi tersebut, sesuai dengan penilaian wisatawan yang berkunjung yang

memberikan informasi bahwa pemandangan menarik atau puas yang menunjukkan

persentase 61,67 persen. Wisata tersebut, merupakan daya tersendiri bagi

wisatawan karena merupakan pusat kota Yogyakarta yang menyediakan berbagai

macam keindahan seperti: menampilkan berbagai macam ritual, menyediakan

berbagai macam kerajinan batik, souvenir, angkringan, bakul bakso, lesehan,

tukang becak, tukang andong. Selain itu, wisata Malioboro dijadikan sebagai

tempat para seniman mengekspresikan kreatifitasnya, sehingga para wisatawan

bisa melihat dan belajar tentang kerajinan yang dimiliki.


2.keterjangkuan

Salah satu daya tarik bagi wisata yang berkunjung terhadap wisata di

yogyakarta adalah Lokasi yang strategis. Wisata Malioboro merupakan daerah

berada di pusat kota Yogyakarta. Selain itu, dikenal sebagai sebagai kawasan Titik

Nol Kilometer Kota Yogyakarta. Hal tersebut, sesuai dengan informasi yang

disampaikan oleh wistawan Yang berkunjung menyatakan bahwa daya tarik wisata

Malioboro selain mudah untuk di Kunjungi akses jalan tidak terlalu jauh dan mudah

diakses baik menggunakan alat Transportasi seperti kendaraan roda dua, mobil, dan

kendaraan lainnya, baik angkutan Pribadi dan angkutan umum.

3.Keamanan dan kenyamanan

Selain akses dan pemandangan yang memukau, wisata Malioboro pun

menjamin Keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung.

Berdasarkan hasil angket Wisatawan yang berkunjung terlah memeroleh keamanan

dan keyamanan yang baik dalam. Hal Ini disebabkan karena pihak pemerintahan

dalam rangka menjamin keamanan dan kenyamanan Wisatawan telah

mengeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah Provinsi DIY dan

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 45 Tahun 2008 tentang

Rincian dan Tugas Dinas Pariwisata Provinsi DIY. Salah satu dinas yang ditugasi

untuk Melaksankaan peradan Pengembangan Pariwisata DIY diharapkan mampu

menciptakan rasa aman dan nyaman para pengunjung serta dibantu oleh instansi

yang terkaitnyaman para pengunjung serta dibantu oleh instansi yang terkait.
4.Fasilitas yang tersedia

Upaya dalam mendukung dan meningkatkan pelayanan yang terbaik bagi

wisatawan Tentunya harus didukung oleh fasilitas yang memadai. Berdasarkan

hasil penelitian terhadap Wisatawan yang berkunjung menunjukkan 55 persen yang

menyatakan berkategori puas Terhadap fasilitas yang disediakan. Hal ini didukung

seperti: kendaraan umum yang Mudah untuk diperoleh seperti: becak, taksi, sepeda

dan alat transportasi lainnya dengan Harga yang terjangkau. Selain itu, didukung

fasilitas hotel yang memadai serta Penyediaan fasilitas umum berupa tempat parkir.

Dalam mendukung tempat parkir Sejumlah stakeholder telah melakukan kerjasama.

Salah satu pihak yang termasuk Adalah PT Kereta Api Indonesia juga telah

menyiapkan rencana pengembangan Stasiun Tugu untuk mendukung penataan

kawasan Malioboro.

5.Pelayanan, dan informasi.

Kota Yogyakarta selain terkenal sebagai kota yang indah, juga terkenal

sebagai wilayah Yang ramah terhadap pengunjung. Berdasarkan informasi tersebut,

yang menjadi faktor Pendukung Yogyakarta menjadi kota wisata yang ramah. Oleh

karena itu, wisatawan yang ini Berkunjung tentunya memudahkan untuk

memeroleh informasi yang diinginkan. Hal tersebut, Sesuai dengan hasil penelitian

yang menunjukkan bahwa terdapat 55,33 persen orang yang Berada di daya tarik

wisata Malioboro bersikap ramah dan mudah untuk memberikan informasi Kepada

pengunjung akibatnya pengunjung tertarik untuk datang.


BAB III

PENUTUPAN

A.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang di peroleh, bahwa berpengaruh positif terhadap

produk yang di jual di jalanan Malioboro yang cukup lengkap walaupun harus

berjalan jauh untuk memilih produk yang di inginkan, hal tersebut yang menjadikan

wisatawan merasakan berbelanjaan yang berbeda di jalan Malioboro sebagai tujuan

wisata, perjalanan yang panjang dan mendapatkan produk yang di inginkan

sehingga konsumen merasa puas.maka konsumen akan merekomendasikan jalan

Malioboro sebagai tempat perbelanjaan dan tempat wisata yang merupakan icon

dari Yogyakarta itu sendiri.

B.SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapet di berikan saran sebagai berikut:

1. perlunya menertibkan pedagang – pedagang degan adanya sosialisasi secara

rutin tentang ketertiban dan kebersihan

2. Merelokasikan para pedagang kaki lima ke tempat yang strategis agar

kawasan Malioboro menjadi tertib dan nyaman


DAFTAR PUSTAKA

Jalan Malioboro – Wikipedia bahasa Indonesia,ensiklopedia.


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jalan_Malioboro
(Di akses pada 31 Januari 2023 jam 16:11)

Sejarah jalan Malioboro : pusat ekonomi jadi ikon wisata Jogja


https://m.solopos.com/sejarah-jalan-malioboro-pusat-ekonomi-jadi-ikon-wisata-
jogja-1277994
(Di akses pada 31 Januari 2023 jam 16:20)

Sejarah dalam Malioboro – teras Malioboro


https://terasmalioboro.jogjaprov.go.id/2022/08/11/sejarah-jalan-malioboro/
(Di akses pada 31 Januari 2023 jam 16:22)

Malioboro pusat tempat wisata belanja murah di Yogyakarta


http://traveling.maslatip.com/malioboro-pusat-tempat-wisata-belanja-murah-di-
yogyakarta.html
(Di akses pada 31 Januari 2023 jam 16:25)

Analisis kepuasan wisatawan terhadap daya tarik wisata Malioboro


https://ojs.unm.ac.id/administrare/article/download/2571/131
(Di akses pada 4 Februari 2023# jam 16:30)
LAMPIRAN
1.Jalan Malioboro
2.pasar Maliobor
Biodata penulis
Nama. : Anang maulana ikramuloh
Tempat lahir : Tegal
Tanggal lahir. : 9 September 2005
Jenis kelamin. : Laki – Laki
Alamat :Glempang jambudipa RT 05 RW 05 kel.dukuh benda,
kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal, prov, Jawa tengah
No telfon : (0858-6669-9479)
Instagram. :anangmaulana995
Email. : maulanaanang745@gmail.com
Pendidikan formal : - SDN Dukuh benda 04
-SMP N 02 Sirampog
-SMA N 01 SIRAMPOG

Anda mungkin juga menyukai