Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MALIOBORO

Di buat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia


Guru Pengampu :
Desti Fatmawati, S.Pd.

Di susun oleh:
Nama : Tessal Maha Rizki
NIM : XI IPS 2

SMA NEGERI 2 CIAMIS


Jalan K.H. Ahmad Dahlan 2, Linggasari, kabupaten Ciamis 46215

CIAMIS
2023

I
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Malioboro"
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kegaluhan. Selain


itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang kegaluham bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ghea Andriany Hervista,


S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Kegaluhan. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Ciamis, 6 Oktober 2023

Tessal Maha Rizki

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................I
KATA PENGANTAR............................................................................................II
DAFTAR ISI.........................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 Potensi Alam...................................................................................................2
2.2 Sejarah............................................................................................................3
2.3 Seni.................................................................................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................6
3.1 Kesimpulan................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7
LAMPIRAN............................................................................................................8

III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Yogyakarta merupakan provinsi yang terletrak di bagian selatan pulau
Jawa, provinsi ini juga merupakan salah satu daerah favorit wisatawan yang
ada di Indonesia. Tentu saja karena Yogyakarta memiliki banyak objek wisata
yang sangat menarik. Di bagian utara Yogyakarta terdapat gunung merapi, di
bagian selatan terdapat pantai-pantai yang tentunya sangat indah. Di bagian
tengah terdapat keraton yang merupakan objek wisata budaya peninggalan
leluhur. Selain dari ini semua, terdapat objek wisata yang kadang dilupakan
dan hanya di lewati saja, yaitu Malioboro. Jalan Malioboro adalah salah
satu kawasan jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang
dari Tugu Yogyakarta hingga ke persimpangan Titik Nol Kilometer
Yogyakarta. Secara keseluruhan, kawasan Malioboro terdiri atas Jalan Margo
Utomo, Jalan Malioboro, dan Jalan Margo Mulyo. Jalan ini merupakan
poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah malioboro?
2. Bagaimana daya tarik malioboro?
3. Bagaimana keunikan malioboro?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah malioboro.
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi daya tarik malioboro.
3. Untuk mengetahui keunikan yang dimiliki malioboro
1.4 Manfaat Penulisan

1. Supaya mengetahui bagaimana sejarah Malioboro.


2. Supaya mengetahui apa yang menjadi daya tarik di malioboro.
3. Supaya mengetahui apa yang menjadi keunikan malioboro

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Asal nama Malioboro sendiri berasal dari bahasa sansekerta
malyabhara yang berarti karangan bunga. Adapula beberapa ahli yang
berpendapat asal kata nama Malioboro berasal dari nama seorang kolonial
Inggris yang bernama Marlborough yang pernah tinggal di Jogja pada tahun
1811- 1816 M.

Pemerintah Hindia Belanda membangun Malioboro sebagai


kawasan pusat perekonomian dan pemerintahan pada awal abad 19. Malioboro
mulai populer pada era kolonial (1790-1945). Ketika itu, pemerintah Belanda
membangun Benteng Vredeburg tahun 1790 di ujung selatan Malioboro.
Belanda juga membangun Dutch Club atau Societeit Der Vereneging
Djokdjakarta (1822), The Dutch Governor’s Residence (1830), Javasche
Bank, dan Kantor Pos.

Perkembangan Malioboro semakin pesat, ditambah dengan


adanya perdagangan antara pemerintah Belanda dengan pedagang Tionghoa.
Hingga tahun 1887, Jalan Malioboro dibagi dua setelah Stasiun Tugu Yogya
dibangun. Malioboro juga memiliki peran penting dalam perjuangan
kemerdekaan Republik Indonesia. Di jalan ini pernah terjadi pertempuran
hebat antara pejuang Tanah Air dengan pasukan kolonial Belanda yang
dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Pasukan Merah
Putih berhasil menaklukkan kekuatan Belanda dan menduduki Yogyakarta
setelah enam jam bertempur.

Hingga saat ini, Malioboro terus berkembang dengan tetap


mempertahankan konsep aslinya dulu, Malioboro jadi pusat kehidupan
masyarakat Yogya. Tempat-tempat strategis seperti Kantor Gubernur DIY,
Gedung DPRD DIY, Pasar Induk Beringharjo, Teras Malioboro hingga Istana
Presiden Gedung Agung juga berada di kawasan ini.

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta terus melakukan


perbaikan untuk menata Malioboro menjadi kawasan yang nyaman untuk
disinggahi. Pada tahun 2016 ini pemerintah telah berhasil mensterilkan parkir
kendaraan dari Malioboro dan tengah menata kawasan ini di sisi timur untuk
pedestrian. Warung-warung lesehan hingga saat ini masih dipertahankan
untuk mempertahankan ciri khas Malioboro. Kemudian pada tahun 2022,

2
seluruh PKL di Jalan Malioboro dipindahkan ke Kawasan Teras Malioboro
sehingga jalan ini menjadi lebih rapi dan nyaman untuk dilewati ini.

2.2 Daya Tarik


Daya tarik Malioboro selalu berhasil membawa wisatawan lokal
maupun mancanegara untuk kembali datang berkunjung. Tiap sudutnya
punya cerita tersendiri yang membuat siapapun terpikat untuk datang.
1. Suasana Jalan Malioboro yang romantis
Tidak dapat dipungkiri jika setiap sudut Jogja itu romantis,
utamanya sepanjang Jalan Malioboro. Romantisme Jogja sampai
memunculkan statement dari banyak orang bahwa, “Jogja tercipta saat Tuhan
sedang jatuh cinta.”
Setiap orang yang datang ke Malioboro di malam hari akan
merasakan suasana syahdu. Menikmati lalu lalang pejalan kaki, kendaraan
bermotor, dan aktivitas masyarakat sekitar yang punya vibes berbeda dari
kota lain.

2. Keberadaan andong yang bikin nostalgia


Salah satu kendaraan tradisional yang masih ada di Jogja hingga
sekarang adalah andong. Andong sendiri banyak ditemui di sepanjang Jalan
Malioboro. Kereta roda empat yang ditarik oleh kuda ini berjejer di pinggir
jalan. Dengan tarif mulai dari Rp100.000, pengunjung bisa puas mengelilingi
Malioboro

3. Surga belanja bagi wisatawan


Sebagai jantung Kota Jogja, Malioboro dikenal sebagai pusat
belanja dan oleh-oleh bagi para wisatawan. Ada Pasar Beringharjo yang
menyediakan berbagai macam batik dan pakaian dengan harga terjangkau.

4. Kuliner khas Jogja


Selain surga belanja, Malioboro juga surga bagi wisatawan yang
ingin kulineran. Jika ingin makan makanan berat dapat mencoba pecel
senggol, sego empal Bu Warno, gudeg Yu Djum, nasi soon Bu Roso, dan
masih banyak lagi. Ada juga pilihan makanan ringan seperti
lumpia legend yakni Lumpia Samijaya, cilok gajahan, aneka jajanan khas
angkringan, lupis Mbah Satinem, dan lainnya.

5. Pertunjukan dari musisi jalanan

3
Pertunjukan musisi jalanan jadi hal yang paling ditunggu oleh
wisatawan. Perpaduan angklung dengan alat musik tradisional lainnya dan
lagu kekinian membuat pertunjukan ini selalu dinantikan. Tidak jarang
pengunjung yang berkeruman juga ikut berjoget dan mengabadikan momen.
2.3 Keunikan

Pariwisata Yogyakarta memiliki pesona dan keunikan budaya


yang sangat khas. Jangan suatu daerah budaya dan tradisi masyarakat
menjadi objek wisata yang dicari. Yogyakarta juga sangat kental dengan
tradisi keratonnya, gedung bersejarah, pasar rakyat dengan segala
keunikannya, kesibukan mahasiswa dan berbaga keunkan lainnya yang jarang
kita dapatkan didaerah lain.

Jalan malioboro terletak di jantung Daerah Istimewa Yogyakarta.


Jalan tersebut berada antara jalan Jenderal Ahmad Yani dan Jalan Abu Bakar
Ali. Dijalan itu ada kantor DPRD DI Yogyakarta.

Jalan malioboro merupakan salah satu jalan dari tiga jalan di Kota
Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta. Ujung timur jalan ini
berada di perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Jalan ini merupakan poros
Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.

Terdapat beberapa objek bersejarah di kawasan tiga jalan ini


antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu. Gedung Agung, Pasar
Beringharjo, Benteng Vredeburg, dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.

Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima


yang menjajakan kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam
hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat
berkumpulnya para Seniman-seniman-seniman yang sering mengekpresikan
kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim
dan lain-lain disepanjang jalan ini.

Jalan Malioboro memiliki sentuhan budaya, seni, dan karakter


masyarakat Jawa Yogyakarta yang kental. Mulai dari adanya andong, becak,
lapak-lapak masyarakat berjualan, pengamen dan sebagainya yang justru
menjadi ciri yang khas dari Yogyakarta.Malioboro sebenarnya berasal dari
bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro menjadi kembang
yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Malioboro juga menjadi surga
cinderamata di jantung Kota Jogja.

4
Pada awalnya jalan ini hanya dilewati oleh masyarakat yang
hendak ke Keraton atau kompleks kawasan Indische pertama di Jogja seperti
Loji Besar (Benteng Vredeburg), Loji Kecil (kawasan di sebelah Gedung
Agung), Loji Kebon (Gedung Agung), maupun Loji Setan (Kantor DPRD).
Namun keberadaan Pasar Gede atau Pasar Beringharjo di sisi selatan serta
adanya permukiman etnis Tionghoa di daerah Ketandan lambat laun
mendongkrak perekonomian di kawasan tersebut.

Orang-orang Tionghoa menjadikan Malioboro sebagai kanal


bisnisnya, sehingga kawasan perdagangan yang awalnya berpusat di
Beringharjo dan Pecinan akhirnya meluas ke arah utara hingga Stasiun Tugu.
Sekarang pasar ini sangat ramai dan mewarnai Jalan Malioboro sebagai pusat
belanja yang terkenal murah dan banyak ragamnya. Mulai dari pakaian batik,
pernak pernik, sepatu, tas kulit, barang kerajinan dan seni.

Bagi penggemar cinderamata, Malioboro menjadi surga perburuan


yang asyik. Banyak sekali yang dapat dilihat disini. Ada miniatur sepeda,
becak, kapal vinisi, patung-patung prajurit keraton dan sebagainya. Berjalan
kaki di bahu jalan sambil menawar aneka barang yang dijual oleh pedagang
kaki lima akan menjadi pengalaman tersendiri.

Aneka cinderamata buatan lokal seperti batik, hiasan rotan, perak,


kerajinan bambu, wayang kulit, blangkon, miniatur kendaraan tradisional,
asesoris, hingga gantungan kunci semua bisa ditemukan dengan mudah. Jika
pandai menawar, barang-barang tersebut bisa dibawa pulang dengan harga
yang terbilang murah.

Selesai jalan-jalan sambil berbelanja, jika lapar kita bisa memilih


berbagai menu di lapak-lapak lesehan yang tersedia. Selain beragam rasa
harganya juga tergolong ekonomi. Untuk pulau kita bisa memilih becak atau
andong.Datang ke Yogya belum dianggap datang kalau belum ke Jalan
Malioboro begitu kata orang Yogya, mungkin kalimat ini ada benarnya kalau
kita sudah kesana bisa merasakan keunikan Yogyakarta, yang pasti nama
jalan ini sudah hampir sama dengan kota Jogja itu sendiri. Konon, ada yang
bilang Jalan Malioboro yang terletak 800 meter di utara Kraton Yogyakarta
ini, dulunya dipenuhi karangan bunga setiap kali kraton melaksanakan
perayaan.

BAB III

5
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jalan Malioboro adalah salah satu kawasan jalan dari tiga jalan di Kota
Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke
persimpangan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Secara keseluruhan, kawasan
Malioboro terdiri atas Jalan Margo Utomo, Jalan Malioboro, dan Jalan Margo
Mulyo. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
Malioboro terus berkembang dengan tetap mempertahankan
konsep aslinya dulu, Malioboro jadi pusat kehidupan masyarakat Yogya.
Tempat-tempat strategis seperti Kantor Gubernur DIY, Gedung DPRD DIY,
Pasar Induk Beringharjo, Teras Malioboro hingga Istana Presiden Gedung
Agung juga berada di kawasan ini.

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta terus melakukan


perbaikan untuk menata Malioboro menjadi kawasan yang nyaman untuk
disinggahi. Pada tahun 2016 ini pemerintah telah berhasil mensterilkan parkir
kendaraan dari Malioboro dan tengah menata kawasan ini di sisi timur untuk
pedestrian. Warung-warung lesehan hingga saat ini masih dipertahankan
untuk mempertahankan ciri khas Malioboro. Kemudian pada tahun 2022,
seluruh PKL di Jalan Malioboro dipindahkan ke Kawasan Teras Malioboro
sehingga jalan ini menjadi lebih rapi dan nyaman untuk dilewati ini.

3.2 Saran
1. Perlu adanya peningkatan dalam hal promosi atau pemasaran tentang
objek wisata malioboro, agar lebih dikenal oleh masyarakat di seluruh
Indonesia dengan cara membuat brosur atau pamphlet yang tersebar di
media cetak maupun elektronik.
2. Merelokasikan para pedagang kaki lima ke tempat yang strategis agar
kawasan malioboro menjadi lebih tertib dan nyaman.

6
DAFTAR PUSTAKA
Teras Malioboro. 2022. Sejarah Jalan Malioboro. Oleh Teras Malioboro.
Putra. 2022. Jalan Malioboro, Jantung Kota Jogja Yang Menawan. Oleh
GoodnewsfromIndonesia
.

7
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai