OUTCLASS
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Disusun oleh :
NAMA :
KELAS :
ABSEN :
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………… 2
Unviversitas Gajah Mada……..…………………………………. 3
Bumi Perkemahan Kaliurang……………………………………. 4
Malioboro………………………………………………………….. 5
Museum Purbakala Sangiran…………………………………… 6
Batik Laweyan……………………………………………………. 7
Teater Sriwedari………………………………………………….. 8
Toko Javenir……………………………………………………… 9
Daftar Pustaka…………………………………………………… 10
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan Outing
Class Ke Yogyakarta - Solo ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rastuti, S. Pd. selaku guru pembimbing yang
telah membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Outing Class Ke Yogyakarta - Solo
ini. Dalam pembuatan Laporan Outing Class Ke Yogyakarta - Solo ini penulis mengambil
sumber dari buku, Leaflet, dan internet. Semua sumber tersebut kami rangkum dalam buku
laporan ini.
Dalam penyusunan Laporan Outing Class Ke Yogyakarta - Solo ini, penulis banyak
mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan
Outing Class Ke Yogyakarta - Solo ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa dance script ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan dance script selanjutnya.
Akhir kata semoga Laporan Outing Class Ke Yogyakarta - Solo ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.
Terima kasih.
Penyusun April, 2019
UNIVERSITAS GAJAH MADA
Universitas Gadjah Mada resmi didirikan pada tanggal 19 Desember 1949 dan
merupakan Universitas yang bersifat nasional. Selain itu Universitas Gadjah Mada juga
berperan sebagai pengemban Pancasila dan Universitas pembina di Indonesia Pada saat
didirikan, Universitas Gadjah Mada hanya memiliki enam fakultas, sekarang memiliki 18
Fakultas, satu sekolah Pascasarjana (S-2 dan S-3), dan satu Sekolah Vokasi. Universitas
Gadjah Mada termasuk universitas yang tertua di Indonesia, berlokasi di Kampus
Bulaksumur Yogyakarta. Sebagian besar fakultas dalam lingkungan Universitas Gadjah
Mada terdiri atas beberapa jurusan/bagian dan atau program studi. Kegiatan Universitas
Gadjah Mada dituangkan dalam bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas
Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Saat diresmikan Pemerintah RI, 19 Desember 1949, Universitas Negri Gadjah Mada
Jogjakarta baru memiliki 6 fakultas, yakni Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi dan
Farmasi, Fakultas Hukum, Sosial dan Politik, Fakultas Teknik, Fakultas Sastra, Pedagogik
dan Filsafat, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Kedokteran Hewan.
Sejak tahun 1952, terjadi pengembangan, perubahan, dan pengalihan.
Pengembangan terjadi pada, antara lain, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi yang
berkembang menjadi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi. Pengalihan terjadi
pada Fakultas Hukum, Sosial dan Politik cabang Surabaya (berdiri 19 Juli 1952) yang pada
November 1954 diintegrasikan ke Universitas Airlangga, demikian pula Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan yang diintegrasikan ke IKIP Negeri Yogyakarta. Pada 1969, lahir
fakultas yang ke-18, yakni Fakultas Peternakan.
Pada awal berdirinya, sebagian besar perkuliahan diselenggarakan di kompleks
Kraton Yogyakarta, atas dukungan penuh Sri Sultan Hamengku Buwono IX (alm.) yang kala
itu menjabat Ketua Kehormatan Dewan Kurator. Baru pada tanggal 19 Desember 1959,
bersamaa dengan diresmikannya Gedung Pusat oleh Presiden Soekarno, semua
perkuliahan secara bertahap dipindahkan ke Bulaksumur.
Luas areal Universitas Gadjah Mada saat ini adalah 300 hektar, dan di atasnya, kini
berdiri 670 buah gedung dengan luas total 740.000 m².
BUMI PERKEMAHAN KALIURANG
Laweyan menjadi salah satu pusat batik yang tertua dan terkenal di Kota Solo
setelah Kampung Batik Kauman. Kampung ini memiliki luas area 24.83 hektar dan
berpenduduk kira-kira 2500 penduduk di mana sebagian besar penduduknya bekerja
sebagai pedagang ataupun pembuat batik. Kampung batik Laweyan sudah menjadi ikon
batik Solo sejak abad ke-19 ketika asosiasi pedagang pertama kalinya dibentuk yaitu
Sarikat Dagang Islam yang didirikan oleh Haji Samanhudi pada tahun 1912. Hingga
sekarang 250 motif batik khas Kampung Batik Laweyan sudah dipatenkan. Berbeda
dengan Batik Kauman yang cenderung berwarna gelap dan motif klasik, Batik Laweyan
lebih menawarkan batik warna lebih terang.
Selain memiliki sejarah sebagai kota batik tertua, gaya arsitektur kampung batik
juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Dinding tinggi dan gang-gang sempit
menjadi karakter khas kampung batik ini. Bangunan rumah pedagang batik Laweyan
banyak dipengaruhi oleh arsitektur Jawa, Eropa, Cina dan Islam. Bangunan mewah ini
menjadi ciri kejayaan saudagar batik asli pribumi Laweyan pada masa itu dan dikenal
dengan sebutan “Gal Gendhu”.
Tak hanya berjualan batik, Kampung Batik Laweyan juga menawarkan paket
wisata workshop membuat batik. Bagi Anda yang tertarik, Anda mengikut kursus
membatik dalam waktu singkat sekitar 2 jam dan Anda bisa membawa pulang hasil karya
Anda. Selain itu juga ada pelatihan membatik secara intensif bagi Anda yang ingin
mendalami teknik pembuatan batik tulis dan cap. Untuk mengetahui biaya kursus Anda
bisa menghubungi langsung ke contact person Forum Pengembangan Kampung Batik
Laweyan.
Berwisata ke Kampung Batik Laweyan rasanya juga kurang lengkap jika Anda
belum menikmati kuliner khas Kampung Laweyan seperti kue ledre, apem dan makanan
khas Solo lainnya. Atau Anda bisa menikmati obrolan santai di wedangan di area
Kampung Batik Laweyan, tepatnya di Wedangan Rumah Nenek, dengan konsep
bangunan joglo berarsitektur Jawa-Belanda. Buka setiap hari pada jam 10 pagi hingga
jam 12 malam.
Teater Sriwedari Solo
Inilah salah satu tempat yang menjadi pusat perkembangan kesenian dan kebudayaan di
Kota Solo. Dibangun oleh Pakubuwono X, Taman Sriwedari pada awalnya merupakan
tempat rekreasi dan peristirahatan bagi keluarga kerajaan. Pembangunan tempat ini
terinspirasi mitos tentang keberadaan sebuah taman di surga. Taman Sriwedari diresmikan
pada 1 Januari 1902.
Taman Sriwedari terletak di Jalan Slamet Riyadi no. 275, Solo. Di dalam kawasan ini,
terdapat beberapa tempat yang biasa digunakan sebagai tempat pertunjukan kesenian. Di
bagian depan, terdapat pendapa yang sering digunakan sebagai tempat pertunjukan tari.
Selain tempat pertunjukan, pendapa ini juga sering digunakan sebagai tempat berkumpul.
Di depan pendapa ini, terdapat patung Rama dan Sinta. Patung yang terinspirasi dari salah
satu fragmen sendratari Ramayana dibuat sebagai perayaan 100 tahun Taman Sriwedari
pada tahun 2002.
Tempat lain di kawasan ini yang sering digunakan sebagai tempat pertunjukan adalah
Gedung Wayang Orang. Seperti namanya, bangunan ini merupakan tempat pertunjukan
kesenian khas Solo, wayang orang. Gedung pertunjukan ini pernah mengalami pemugaran
pada tahun 1994.
Pertunjukan wayang orang di tempat ini digelar secara rutin dari Hari Selasa hingga Sabtu.
Mulai dari jam 20.00 WIB hingga jam 23.00 WIB. Tiket masuk menonton pertunjukan ini
Rp3.000.
Selain itu, di dalam Taman Sriwedari, juga terdapat berbagai kios yang menawarkan aneka
benda seni hingga budaya. Datang ke tempat ini, Anda dapat menemukan kios yang
menjual lukisan, wayang, dan sebagainya. Selain itu, di kios yang lain, Anda juga dapat
menjumpai penjual kuda lumping, aneka kerajinan dari bambu, dan kerajinan lain.
Taman Sriwedari ramai dikunjungi pada malam hari. Selain karena pertunjukan wayang
orang yang rutin digelar di tempat ini, masyarakat ramai datang ke sini untuk menikmati
aneka permainan yang ada di Taman Hiburan Rakyat (THR). THR merupakan arena
bermain yang masih berada di dalam kawasan Taman Sriwedari, hanya saja
pengelolaannya sudah dilakukan oleh pihak swasta.
Selain itu, pada Bulan Ramadhan, tepatnya pada malam ke-21, Taman Sriwedari menjadi
tempat penyelenggaraan Malem Selikuran. Malem Selikuran merupakan salah satu tradisi
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan masyarakat Solo untuk menyambut malam
Lailatul Qadar. Pada malam ini, dilakukan kirab yang membawa 1.000 tumpeng dari
halaman Keraton Kasunanan menuju Taman Sriwedari.
Javenir Toko Kerajinan Khas Solo
Salah satu identitas sebuah kota bisa dilihat dari cinderamata atau souvenir. Kota Solo juga
memiliki beraneka jenis cinderamata, seperti batik dan kerajinan tangan. Kerajinan tangan
khas Solo seperti ukiran, miniatur patung, candi, keris serta sepeda , bisa kita temui di
setiap sudut Kota Solo baik itu di pasar tradisional maupun toko souvenir.
Salah satu toko yang menjual souvenir khas Solo yakni Javenir yang terletak di jalan Adi
Sucipto No 99, Solo. Pengunjung dapat membeli beraneka jenis kerajinan mulai dari
miniatur wayang, candi, sepeda hingga aksesoris gelang dan kalung.
Souvenir khas Solo dijual dengan harga yang beragam. Mulai dari Rp. 20.000 hingga jutaan
rupiah,tergantung dari jenis bahan dan ukuran dari kerajinan tangan. Untuk satu buah
miniature sepeda onthel misalnya dijual dengan harga Rp 145.000
DAFTAR PUSTAKA
https://kampusaja.com/profil-kampus-ugm-universitas-gadjah-mada-yogyakarta/amp/
https://wisatapedi.com/tempat-kawasan-wisata-kaliurang-sleman-jogja/
http://oje-rental.blogspot.com/2013/11/bumi-perkemahan-kaliurang.html?m=1
http://sengpaku.blogspot.com/2018/02/malioboro-adalah-tempat-paling-populer.html?m=1
https://sejarahlengkap.com/bangunan/sejarah-museum-sangiran
http://pariwisatasolo.surakarta.go.id/wisata/kampung-batik-laweyan
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/menikmati-hiburan-rakyat-di-taman-
sriwedari
http://surakarta.go.id/?p=9848