Anda di halaman 1dari 15

KUNJUNGAN WISATA TOUR JOGJA

LAPORAN KUNJUNGAN STUDY TOUR


BROMO - MALANG – JOGJA

DISUSUN OLEH :

ULUL ALFIAH

XII IPS 3

PROGRAM IPS

SMAN 19 KAB. TANGERANG


Jl.Raya Kresek KM, 1,5 (Ds. Saga) – Balaraja

2018

1
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : ULUL ALFIAH

Kelas : XII IPS 3

Judul : Daya pikat Wisata Kebun Apel Malang

Telah disetujui sebagai Laporan Kunjungan Study Tour Bromo - Malang – Jogja Tahun 2018

Balaraja, ..... , ......................., 2018

Walikelas Guru Pembimbing

NIP. NIP.

Mengetahui,

Kepala SMAN 19 Kab. Tangerang

Drs. E . Ruslan Siradz A.

NIP. 19580714 199103 1 003

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan limpahan karunia-Nya Karya Tulis Ilmiah
sederhana ini dapat terselesaikan secara maksimal dan didukung oleh keluarga saya,bapak dan ibu
guru panitia penyelenggara karya wisata serta ibu Sri Madu Ratnawati S,Pd. selaku pembimbing,telah
memberikan banyak inspirasi untuk penulisan karya tulis ilmiah ini.

Karya wisata ini memberikan banyak sekali tambahan wawasan dan pengetahuan kepada siswa siswi
SMAN 19 Kab.Tang khususnya bagi saya selaku penulis. Didalam karya tulis ini saya selaku
penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa saya sajikan,sebagai tuntutan tugas dengan topik
“YOGYAKARTA SURGA WISATAWAN DI PULAU JAWA ”.Dimana didalam topik tersebut ada
beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya tempat – tempat wisata yang ada di Yogyakarta yang
indah dan menawan.

Saya menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman saya tentang kota yogyakarta,
menjadikan keterbatasan saya pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah
ini.Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan karya tulis ini.

Harapan saya, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar
membuka cakrawala berpikir kita tentang kota Yogyakarta. Saya juga berharap Karya tulis ini
bermanfaat dan memberikan kesan positif terhadap pembaca. Untuk menumbuhkan daya
nalar,kreativitas,dan pola berpikir,saya sajikan aktivitas yang menuntut peran aktif dalam melakukan
suatu kegiatan.

Demikian persembahan karya tulis ini untuk dunia pendidikan.

Balaraja Tangerang, Januari 2018

Penulis.

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... ....1

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................2

KATA PENGANTAR..............................................................................................................3

DAFTAR ISI............................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................5

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................5

1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................................6

1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................7

2.1 Candi Prambanan...........................................................................................................7

2.2 Museum Dirgantara Mandala (AURI)...........................................................................8

2.3 Candi Borobudur...........................................................................................................10

2.4 Malioboro......................................................................................................................11

BAB III PENUTUP.................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................13

3.2 Saran..............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

LAMPIRAN.............................................................................................................................15

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Yogyakarta atau Jogja adalah sebuah kota beserta merangkap sebagai ibukota provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kota Jogja terletak dipulau jawa yang berbatasan langsung dengan provinsi
Jawa Tengah dan berbatasan dengan samudra Hindia. Kota Jogja sering disebut juga sebagai kota
budaya dan pelajar.

Yogyakarta adalah kota yang terkenal akan sejarah dan warisan budayanya. Yogyakarta merupakan
pusat kerajaanMataram (1575-1640), dan sampai sekarang ada Kraton (Istana) yang masih berfungsi
dalam arti yang sesungguhnya. Yogyakarta juga memiliki banyak candi berusia ribuan tahun yang
merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu, di antaranya adalah Candi Borobudur
yang dibangun pada abad ke-9 oleh dinasti Syailendra.Selain warisan budaya, Yogyakarta memiliki
panorama alam yang indah dan atmosfir kesenian yang sangat kental didalamnya. Dalam hal
kebudayaan propinsi Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya. Dalam kehidupan
sehari-hari seni dan budaya seolah tak terpisahkan dan sudah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat setempat

Dalam berkomunikasi, bahasa pengantar sehari-hari umumnya masyarakat Yogyakarta menggunakan


bahasa Jawa. Propinsi Yogyakarta merupakan salah satu pusat bahasa dari sastra Jawa seperti bahasa
parama sastra, ragam sastra, bausastra, dialek, sengkala serta lisan dalam bentuk dongeng, japamantra,
pawukon, dan aksara Jawa.

Tempat-tempat pariwisatanya pun juga sangat mengesankan. Tak ayal turis mancanegara banyak yang
singgah di tengah-tengah pulau jawa yang eksotik ini. Karena itulah sudah sepantasnya generasi muda
khususnya siswa SMAN 19 Kab. Tangerang berkunjung untuk menimba ilmu ke Yogyakarta. Paling
tidak bisa mengetahui sedikit seluk beluk mengenai Yogyakarta. Karena itulah kita sebagai generasi
muda sangat tidak etis jika kita tidak pernah berkunjung ke Yogyakarta dan tidak mengenal history
tentang jogja,karena jogja mempunyai sejarah yang panjang dalam terbentuknya pemerintahan NKRI
mulai zaman kerajaan sampai sekarang . Jogja tetap istimewa dimata dunia .

5
1.2 Tujuan Penulisan

A. Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.


B. Mengenal tempat-tempat wisata di jogja yang indah dan dipelihara di Indonesia.
C. Mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata di jogja.
D. Menumbuhkan rasa cinta tanah air

1.3 Rumusan Masalah

A. Candi Prambanan

- Dimana lokasi candi prambanan

- Bagaimana sejarah berdirinya candi prambanan?

- Apa keistimewaan candi prambanan?

- Bagaimanan bentuk bangunan candi prambanan?

B. Museum Dirgantara Mandala (AURI)

- Dimana lokasi museum dirgantara mandala?

- Bagaimana kronologi berdirinya museum dirgantara mandala?

- Apa keistimewaan dari museum dirgantara mandala?

C. Candi Borobudur

- Dimana lokasi candi Borobudur?

- Bagaimana sejarah dari candi Borobudur?

- Bagaimana bentuk bangunan candi Borobudur?

- Apa arti dari nama candi Borobudur?

D. Malioboro

- Dimana tepatnya lokasi jalan malioboro?

- Bagaimana asal-usul nama yang dipakai pada jalan malioboro?

- Malioboro adalah?

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Candi Prambanan

- Lokasi Candi Prambanan

Prambanan adalah salah satu kompleks candi terbesar di Asia Tenggara yang kaya dengan arca dan
relief. Kompleks candi ini terletak di Desa Prambanan dan secara administratif masuk dalam dua
kabupaten dan dua provinsi sekaligus. Yaitu Kabupaten Sleman Provinsi DIY dan Kabupaten Klaten
Provinsi Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 20 km dari kota Yogyakarta dan 40 km dari kota Surakarta.
Selain karena berada di perbatasan, kompleks candi juga terjangkau dari berbagai arah karena berada
langsung di pinggir Jalan Raya Yogyakarta - Solo.

- Sejarah

Pesona keindahan yang dimiliki Candi Prambanan yang merupakan peninggalan kebudayaan Hindu
terbesar di Indonesia bukan hanya dari bentuk bangunan dan tata letaknya yang menakjubkan, namun
juga kisah sejarah dan legenda yang sangat unik dan menarik. Candi ini dibangun pada sekitar tahun
850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa
Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Candi ini kemudian ditinggalkan
ketika pusat kerajaan di Jawa dipindahkan ke Jawa Timur akibat letusan dahsyat Gunung Merapi
sekitar tahun 950 M.

Kemudian pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh seorang Belanda bernama C. A. Lons dan mulai
dibersihkan oleh Jan Willem IJzerman pada tahun 1855. Tak lama kemudian, Isaäc Groneman
melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan
di sepanjang Sungai Opak. Selanjutnya renovasi dilakukan oleh Theodoor van Erp dan dilanjutkan
jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis
dan sistematis. Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya. Pada tahun 1931
digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan
kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia hingga tahun 1993.

Pada tahun 1991, UNESCO telah memasukkan Candi Prambanan ke dalam Daftar Peninggalan
Sejarah Dunia (World Wonder Heritages). Hal ini, di antaranya berarti bahwa kompleks ini terlindung
dan memiliki status istimewa, termasuk dalam situasi peperangan

- Keistimewaan

Kompleks Candi Prambanan memiliki tiga bangunan utama berarsitektur indah setinggi 47 meter.
Ketiga bangunan tersebutmelambangkan Trimurti, yaitu ajaran tentang tiga dewa utama yang terdiri
dari Candi Siwa (Dewa Pelebur) di tengah, Candi Brahma (Dewa Pencipta) di selatan, dan Candi
Wisnu (Dewa Pemelihara) di utara. Kemudian di depan bangunan utama ini terdapat tiga candi yang
lebih kecil sebagai perlambang Wahana (kendaraan) dari Trimurti. Ketiga candi tersebut adalah Candi
Nandi (kerbau) yang merupakan kendaraan Siwa, Candi Angsa kendaraannya Brahma, dan Candi
Garuda kendaraan Wisnu.Keistimewaan Candi Prambanan lainnya yang wajib disaksikan oleh
wisatawan adalah keindahan relief-reliefnya yang menempel di dinding candi. Kisah Ramayana
menjadi relief utama candi ini.Sedangkan pada pagar langkan Candi Wisnu dipahatkan relief cerita

7
Krisnayana. Selain itu kompleks candi ini dikelilingi oleh lebih dari 250 candi yang ukurannya
berbeda-beda dan disebut perwara.

Namun, relief lain yang tak kalah menarik adalah pohon kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap
sebagai pohon kehidupan, kelestarian, dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon
kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini menggambarkan betapa
masyarakat Jawa abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.

- Deskripsi Bangunan

Deskripsi bangunan percandian prambanan terdiri atas latar bawah, latar tengah dan latar atas (latar
pusat) yang makin ke arah dalam makin tinggi tempatnyaberturut-turut luasnya 390 m2, 222 m2, dan
110 m2. Di dalam latar tengah terdapat reruntuhan candi Perwara. Apabila seluruhnya telah selesai di
Pugar, maka aka nada 224 buah candi yang ukuranya sama yaitu luas dasar 6 m2 dan tingginya 14 m.
candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang saling berhadapan. Deret pertama yaitu Candi Siwa, Candi
Wisnu dan Candi Brahma. Deret kedua yaitu Candi Nandi, Candi Angsa, Candi Garuda. Di ujung
lorong yang memisahkan kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit. Delapan candi lainya
disebut candi Sudut. Secara keseluruhan percandian ini terdiri atas 240 buah candi.

B. Museum Dirgantara Mandala (AURI)

- Lokasi Museum Dirgantara Mandala (AURI)

Lokasi Museum berada di Jl. Kolonel Sugiyono komplek Landasan Udara Adisutjipto Yogyakarta, 10
km kearah timur dari pusat kota atau sebelah timur jembatan laying janti. Museum ini lebih dikenal
dengan nama Museum Dirgantara. Museum ini menempati area seluas kurang lebih 5 Ha dengan luas
bangunan sebesar 7.600 m2. Museum ini merupakan museum terbesar dan paling lengkap koleksinya
yang mengiungkap sejarah keberadaan TNI AU di Indonesia.

- Kronologi berdirinya Museum Dirgantara Mandala (AURI)

Museum Dirgantara Mandala adalah museum terbesar dan terlengkap mengenai sejarah keberadaan
TNI-AU di Indonesia. Lokasi museum sendiri berada di atas area seluas + 5 hektar, dengan luas
bangunan sekitar 7.600 m2. Sebelum berlokasi di daerah Wonocatur, Yogyakarta, Museum Pusat
TNI-AU berada di Markas Komando Udara V, di Jalan Tanah Abang Bukit Jakarta. Museum tersebut
diresmikan oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin Noerjadin, pada tanggal 4 April
1969.

Berdasarkan pertimbangan bahwa Yogyakarta pada periode 1945—1949 mempunyai peranan penting
dalam kelahiran dan perjuangan TNI-AU, serta menjadi pusat pelatihan (kawah candradimuka) bagi
para Taruna Akademi Udara, maka museum tersebut akhirnya dipindahkan ke Yogyakarta. Museum
Pusat TNI-AU kemudian digabung dengan Museum Ksatrian AAU (Akademi Angkatan Udara) yang
sebelumnya sudah ada di Yogyakarta. Peresmian museum baru tersebut dilakukan oleh Marsekal TNI
Ashadi Tjahjadi menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala pada tanggal 29 Juli 1978 yang
bertepatan dengan peringatan Hari Bhakti TNI AU.

Namun, karena lokasinya tidak lagi memadai untuk menampung berbagai koleksi Alutsista yang ada,
maka Museum Dirgantara Mandala dipindah ke lokasi yang baru, yaitu di gudang bekas pabrik gula
di Wonocatur yang masih berada dalam wilayah Landasan Udara Adisutjipto. Pada zaman Jepang,
gedung bekas pabrik gula ini digunakan sebagai gudang senjata dan hanggar pesawat terbang,
sehingga memang cukup sesuai untuk digunakan sebagai lokasi museum yang baru. Setelah

8
direnovasi, gedung museum yang baru tersebut kemudian diresmikan pada tanggal 29 Juli 1984
(bertepatan dengan Hari Bhakti TNI-AU) oleh Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Sukardi.

- Keistimewaan

Mengunjungi Museum Dirgantara, wisatawan akan disambut oleh beberapa pesawat tempur dan
pesawat angkut yang dipajang di halaman museum. Salah satu koleksi terbaru museum ini adalah
pesawat tempur tipe A4-E Skyhawk yang dipajang di muka gedung museum. Hingga tahun 2003,
TNI-AU telah mengoperasikan sebanyak 37 pesawat A4-E Skyhawk, sebelum akhirnya beberapa
pesawat digantikan oleh pesawat Sukhoi tipe Su-27SK dan Su-30MK.

Memasuki gedung museum, pengunjung akan disambut oleh patung empat tokoh perintis TNI-AU,
yaitu Marsekal Muda Anumerta Agustinus Adisutjipto, Marsekal Muda Anumerta Prof. Dr.
Abdulrachman Saleh, Marsekal Muda Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma, dan Marsekal Muda
Anumerta Iswahjudi. Para perintis TNI-AU ini telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional, dan
diabadikan menjadi nama bandar udara di berbagai kota di tanah air.

Pada ruangan selanjutnya, pengunjung akan dikenalkan pada sejarah awal pembentukan angkatan
udara di Indonesia. Di Ruang Kronologi I ini, Anda dapat melihat foto dan informasi yang
berhubungan dengan pembentukan angkatan udara indonesia, semisal ‘Penerbangan Pertama Pesawat
Merah Putih‘ pada 27 Oktober 1945 yang melakukan misi pembalasan atas serangan Belanda,
berdirinya ‘Sekolah Penerbangan Pertama di Maguwo‘ pada 7 November 1945 yang dipimpin oleh A.
Adisutjipto, berdirinya Tentara Rakyat Indonesia (TRI) Angkatan Udara pada 9 April 1946, serta
berbagai perlawanan udara untuk melawan agresi militer Belanda lainnya. Di ruangan ini juga
dipamerkan berbagai peralatan radio dan foto penumpasan berbagai pemberontakan di tanah air,
seperti pemberontakan DI/TII, Penumpasan G 30 S/PKI, serta Operasi Seroja. Pada ruangan
selanjutnya, dipajang berbagai jenis pakaian dinas yang biasa digunakan oleh para personel TNI-AU,
meliputi pakaian tempur, pakaian dinas sehari-hari, hingga pakaian untuk tugas penerbangan.

Ruangan yang akan membuat Anda berdecak kagum adalah Ruangan Alutsista atau Alat Utama
Sistem Senjata yang pernah digunakan oleh TNI-AU. Alutsista ini meliputi pesawat tempur dan
pesawat angkut, model mesin-mesin pesawat, radar pemantau wilayah udara, serta senjata jarak jauh
seperti rudal. Koleksi pesawat di ruangan ini mencapai puluhan, mulai dari pesawat buatan Amerika,
Eropa, hingga buatan dalam negeri. Salah satu pesawat pemburu taktis yang cukup terkenal adalah
pesawat P-51 Mustang buatan Amerika Serikat. Dalam sejarahnya, pesawat ini telah digunakan dalam
berbagai operasi menjaga keutuhan negara, terutama dalam penumpasan pemberontakan DI/TII,
Permesta, dan G 30 S/PKI, serta ikut andil dalam Operasi Trikora dan Operasi Dwikora. Pesawat
lainnya yang tak kalah menarik adalah pesawat buatan Inggris, namanya Vampire tipe DH-115.
Pesawat ini merupakan pesawat jet pertama yang diterbangkan di Indonesia pada tahun 1956 oleh
Letnan Udara I Leo Wattimena.

Koleksi lainnya yang sangat penting dalam sejarah TNI-AU adalah replika pesawat C-47 Dakota
dengan nomor registrasi VT-CLA yang ditembak jatuh di daerah Ngoto, Bantul, oleh Belanda ketika
hendak mendarat di Maguwo Yogyakarta pada 29 Juli 1947. Pesawat ini semula berangkat dari
Singapura dengan misi kemanusiaan, yaitu mengangkut bantuan obat-obatan. Penerbangan tersebut
sebetulnya telah diumumkan dan disetujui oleh kedua belah-pihak (Belanda-Indonesia). Namun, oleh
Belanda pesawat tersebut kemudian ditembak jatuh dan menewaskan para pionir Angkatan Udara,
antara lain Komodor Muda Udara Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdulrahman Saleh,
serta Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wirjokoesoemo.

9
Seperti diutarakan oleh F Djoko Poerwoko, untuk menghormati gugurnya para pahlawan udara
tersebut, maka nama-nama pioner TNI-AU itu kemudian diabadikan sebagai nama pangkalan udara di
Jawa sejak tahun 1952, antara lain Adisutjipto di Yogyakarta, Abdulrahman Saleh di Malang, dan
Adisumarmo di Solo. Tanggal 29 Juli sebagai tanggal gugurnya para pahlawan TNI-AU tersebut juga
diperingati sebagai ‘Hari Berkabung AURI‘ sejak tahun 1955, kemudian diganti menjadi ‘Hari Bhakti
Angkatan Udara‘ sejak tahun 1961.

C. Candi Borobudur

- Lokasi Candi Borobudur

Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang,


Propinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah
Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan pegunungan Menoreh di sebelah Selatan,
serta terletak di antara Sungai Progo dan Elo. Candi Borobudur didirikan di atas bukit yang telah
dimodifikasi, dengan ketinggian 265 dpl.

2.3.2 Sejarah Candi Borobudur

Borobudur dibangun oleh Samaratungga, seorang raja kerajaan Mataram Kuno yang juga keturunan
dari Wangsa Syailendra pada abad ke-8. Keberadaan Candi Borobudur ini pertama kali terungkap
oleh Sir Thomas Stanford Rafles pada tahun 1814. Pada saat itu, Candi Borobudur ditemukan dalam
kondisi hancur dan terpendam di dalam tanah. Candi yang terdiri dari 10 tingkat ini sebenarnya
memiliki tinggi keseluruhan 42 meter. Namun setelah dilakukan restorasi, tinggi keseluruhan candi ini
hanya mencapai 34,5 meter dengan luas bangunan candi secara keseluruhan 123 x 123 meter (15.129
m2). Setiap tingkat pada Candi Borobudur ini dari lantai pertama sampai lanyai enam memiliki
bentuk persegi, sedangkan mulai dari lantai ke tujuh sampai lantai ke sepuluh berbentuk bulat.

Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar pada abad ke-9. Menurut Prasasti Kayumwungan,
terungkap bahwa Candi Borobudur selesai dibangun pada 26 Mei 824, atau hampir 100 tahun sejak
mulai awal dibangun. Konon nama Borobudur berarti sebuah gunung yang berteras - teras atau biasa
juga disebut dengan budhara. Namun ada juga yang mengatakan bahwa Borobudur berarti biara yang
terletak di tempat yang tinggi.

Beberapa ahli mengungkapkan bahwa posisi Candi Borobudur berada pada ketinggian 235 meter
diatas permukaan laut. Ini berdasarkan studi dari para ahli Geologi yang mampu membuktikan bahwa
Candi Borobudur pada saat itu adalah sebuah kawasan danau yang besar sehingga sebagian besar
desa-desa yang berada di sekitar Candi Borobudur berada pada ketinggian yang sama, termasuk Candi
Pawon dan Candi Mendut.

Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD, seorang sejarawan Casparis menyatakan bahwa Borobudur
merupakan salah satu tempat untuk berdoa. Dimana dalam prasasi tersebut mengandung kata
"Kawulan i Bhumi Sambhara" yang berarti asal kesucian dan Bhumi Sambara merupakan nama
sebuah sudut di Candi Borobudur tersebut. Setiap lantai pada Candi Borobudur ini mengandung tema
yang berbeda - beda karena pada setiap tingkat tersebut melambangkan tahapan kehidupan manusia.
Hal ini sesuai dengan ajaran Buddha Mahayana bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat
kesempurnaan sebagai Buddha harus melalui setiap tingkatan kehidupan. Pada setiap lantai di Candi

10
Borobudur terdapat relief - relief yang bila dibaca dengan runtut akan membawa kita memutari Candi
Borobudur searah dengan jarum jam.

2.3.3 Bentuk Bangunan Candi Borobudur

- Denah Candi Borobudur ukuran panjang 121,66 meter dan lebar 121,38 meter.

- Tinggi 35,40 meter.

- Susunan bangunan berupa 9 teras berundak dan sebuah stupa induk di puncaknya. Terdiri dari
6 teras berdenah persegi dan3 teras berdenah lingkaran.

- Pembagian vertikal secara filosofis meliputi tingkat Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.

- Pembagian vertikal secara teknis meliputi bagian bawah, tengah, dan atas.

- Terdapat tangga naik di keempat penjuru utama dengan pintu masuk utama sebelah timur
dengan ber-pradaksina.

- Batu-batu Candi Borobudur berasal dari sungai di sekitar Borobudur dengan volume
seluruhnya sekitar 55.000 meter persegi (kira-kira 2.000.000 potong batu)

2.3.4 Nama Candi Borobudur

Mengenai penamaannya juga terdapat beberapa pendapat diantaranya:

- Raffles: Budur yang kuno (Boro: kuno, budur: nama tempat) Sang Budha yang agung (Boro:
agung, budur: Buddha) Budha yang banyak (Boro: banyak, budur: Buddha)

- Moens: Kota para penjunjung tinggi Sang Budha

- Casparis: Berasal dari kata sang kamulan ibhumisambharabudara, berdasarkan kutipan dari
prasasti Sri Kahulunan 842 M yang artinya bangunan suci yang melambangkan kumpulan kebaikan
dari kesepuluh tingkatan Bodhisattva.

- Poerbatjaraka: Biara di Budur (Budur: nama tempat/desa)

- Soekmono dan Stutertheim: Bara dan budur berarti biara di atas bukit Menurut Soekmono
fungsi Candi Borobudur sebagai tempat ziarah untuk memuliakan agama Budha aliran Mahayana dan
pemujaan nenek moyang.

2.4 Malioboro

2.4.1 Lokasi Malioboro

Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang
dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari
Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros
Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.

2.4.2 Nama Malioboro

11
Berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro menjadi kembang yang
pesonanya mampu menarik wisatawan. Tak hanya sarat kisah dan kenangan, Malioboro juga menjadi
surga cinderamata di jantung Kota Jogja.

2.4.3 Malioboro

Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan kota Jogja, ini didukung
oleh adanya pertokoan, rumah makan, pusat perbelanjaan, dan tak ketinggalan para pedagang kaki
limanya. Untuk pertokoan, pusat perbelanjaan dan rumah makan yang ada sebenarnya sama seperti
pusat bisnis dan belanja di kota-kota besar lainnya, yang disemarakan dengan nama-merk besar dan
ada juga nama-nama lokal.Barang yang diperdagangkan dari barang import maupun lokal, dari
kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang elektronika, mebel dan lain sebagainya. Juga
menyediakan aneka kerajinan, misal batik, wayang, ayaman, tas dan lain sebagainya. Terdapat pula
tempat penukaran mata uang asing, bank, hotel bintang lima hingga tipe melati.

Keramaian dan semaraknya Malioboro juga tidak terlepas dari banyaknya pedagang kaki lima yang
berjajar sepanjang jalan Malioboro menjajakan dagangannya, hampir semuanya yang ditawarkan
adalah barang/benda khas Jogja sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan.

Mereka berdagang kerajinan rakyat khas Jogjakarta, antara lain kerajinan ayaman rotan, kulit, batik,
perak, bambu dan lainnya, dalam bentuk pakaian batik, tas kulit, sepatu kulit, hiasan rotan, wayang
kulit, gantungan kunci bambu, sendok/garpu perak, blangkon batik [semacan topi khas Jogja/Jawa],
kaos dengan berbagai model/tulisan dan masih banyak yang lainnya. Para pedagang kaki lima ini ada
yang menggelar dagangannya diatas meja, gerobak adapula yang hanya menggelar plastik di lantai.

Sehingga saat pengunjung Malioboro cukup ramai saja antar pengunjung akan saling berdesakan
karena sempitnya jalan bagi para pejalan kaki karena cukup padat dan banyaknya pedagang di sisi
kanan dan kiri.

Dan ini juga perlu di waspadai atau mendapat perhatian khusus karena kawasan Malioboro menjadi
rawan akan tindak kejahatan, ini terbukti dengan tidak sedikitnya laporan ke pihak kepolisian terdekat
soal pencopetan atau penodongan, dan tidak jarang pula wisatan asing juga menjadi korban kejahatan
dan ini sangat memalukan sebenarnya.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Maka dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja itu sangat banyak,dan kita
harus senantiasa menjaga serta merawatnya agar tetap asri seperti aslinya.agar menarik para
wisatawan untuk berlibur ke Yogyakarta

Selain itu,kota Yogyakarta yang menawan itu tidak harus kita tambahkan dengan budaya-budaya
barat yang kita rasa sangat bagus atau trend.tapi justru itu salah,kita harus tetap menjaga budaya asli
jogja itu sendiri agar mempunyai keaslian yang khas dimata dunia.

Yogyakarta merupakan salah satu kota favorit para wisatawan untuk berlibur dan menghabiskan sisa
waktu istirahatnya di tempat-tempat wisata yang ada di jogja.walaupun banyak cerita-cerita mistis
yang beredar di masyarakat luas,para wisatawan tetap antusias menikmati tempat-tempat pariwisata
yang ada di jogja.

Yogyakarta disebut kota pelajar karena kualitas pendidikan di kota Jogja sudah terjamin kualitasnya.
Kota Jogja disebut kota pelajar karena di daerah Jogja juga terdapat fasilitas sekolah dan universitas
yang megah, berkualitas, terjamin mutunya dan sudah terakreditasi secara baik didunia pendidikan
Indonesia.

Budaya mungkin di Indonesia mungkin bermacam-macam dan beragam sekali di Indonesia. Mungkin
salah satu budaya di Indonesia adalah budaya Jawa. Budaya tersebut masih sangat erat hubungannya
dengan kota Jogja. Maka dari itu,Yogyakarta juga disebut dengan kota budaya dan berbudaya.

3.2 Saran

Sebagai generasi muda dan sebagai salah satu pengunjung di objek wisata,penulis menyarankan
kepada :

- Pemerintah, khususnya pengelola objek wisata agar meningkatkan pelayanan pada para
wisatawan dan menjaga kelestarian objek-objek wisata .Serta berinovasi agar ada penambahan
wahana wisata baru untuk mengikuti perkembangan wahana wisata diluar agar wisatawan betah
karena ini merupakan devisa.

- Generasi muda Indonesia,agar mau menjaga dan melestarikan tempat-tempat wisata terutama
yang berbasis budaya dan religi. Karena Negara kita dikenal sebagai Negara yang beranekaragam
namun bisa hidup berdampingan dengan latar belakang yang berbeda.

13
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . 1995
.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa . 1993 . Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai
Pustaka

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai