KARYA TULIS
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Tempat : SMPN 3 Pekalongan Lampung Timur
Menyetujui
Guru Bahasa Indonesia Guru Pembimbing
Kepala Sekolah
SMPN 3 Pekalongan
ASNAN, S.Pd
NIP.
iii
MOTTO
iv
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii
MOTTO...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................. v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
vii
Agar penulis tidak menyimpang jauh dari materi yang dibahas, maka
penulis ingin menyusun karya ilmiah ini secara sistematis.Dalam hal ini
penulis ingin membahas peninggalan bersejarah yang ada di museum
lampung.peninggalan-peninggalan tersebut adalah warisan dari nenek moyang
terdahulu. Penulis mengangkat masalah “peninggalan bersejarah di museum
lampung” agar masyarakat khususnya pelajar, mengetahui benda-benda apa
saja yang ada di museum lampung beserta keistimewaan dari museum
lampung tersebut, kemudian bagaimana proses masuknya peninggalan
bersejarah di museum lampung, serta bagaimana partisipasi pemerintah dan
masyarakat terhadap peninggalan-peninggalan bersejarah yang ada di museum
lampung.
viii
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
4. Metode dokumentasi
Kami mengambil gambar atau foto objek wisata yang kami kunjungi.
ix
BAB III
PEMBAHASAN
x
3.2 Keunggulan Museum Lampung
Ketika mengunjungi museum Lampung, pengunjung akan takjub
kerena disuguhi berbagai macam koleksi yang memiliki nilai sejarah
tersendiri. Koleksi koleksi ini dapat memberi ilmu pengetahuan yang
membantu para wisatawan yang berdatangan. Keistimewaan lain yang
terdapat di museum ini iyalah terdapat benda- benda peninggalan yang hanya
terdapat di lampung saja seperti peninggalan kebudayaan, prasasti-prasasti,
berbagai fosil manusia purba dan masih banyak lagi yang terdapat di museum
ini sehingga para pengunjung dapat merasakan keistimewaannya.
xi
3. Siger Pepadun
Bentuk menyerupai Kepala Kerbau bagian bawah latar dan atas beruji 9
buah.
4. Sisir pengantin
Bentuk menyerupai Kepala Kerbau yang digoyakan. Digunakan di atas
sanggul pengantin wanita.
5. Ceret
Ditemukan di Tanjung Karang, Bandar Lampung. Berbentuk udang,
berkaki tinggi, bagian tutup ditempel dengan hiasan bentuk naga.
6. Kupiah Emas
Berbentuk bulat silinder bagian depan beruji-ruji meninggi. Bagian tengah
dipakai untuk pengantin laki-laki penari pada saat upacara adat.
7. Pending
Bentuk ikat pinggang, bentuk persegi panjang.
8. Gelang Buning
Berbentuk pipih ,bagian atas agak lebar ditempel burung garuda .
9. Lesung dan Alu
Ditemukan di desa Penanggahan Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung
berbentuk bulat silinder berkaki.
10. Peludahan
Ditemukan ditemukan di Kodya Bandar Lampung berbentuk bulat tinggi,
mulut lebar keatas.
xii
5. Selendang Pelangi
Dibuat dengan system tenun ikat atau suputan desain motif diperoleh
dengan preoses mengikat bagian-bagian tertentu sesuai motif hias yang
dikehendaki.
6. Kain Nampan
Berasal dari labuhan maringgai Lampung tengah desain motif obyek
sepasang burung manusia dan kapal.
xiii
Negeri Ruwa jurai melaksanaan penataan pameran digedung lantai I dan II.
Penataan pameran merupkan realisasi dari bentuk informasi sesuai dengan
tugas dan fungsi museum sebagai lembaga tempat menghubungkan dan
memamerkan benda-benda koleksi museum. Sehingga diketahui fungsi benda
tersebut di masa lalu maknanya dimasa kini dan di masa yang akan datang.
Dalam perkembangannya museum tidak hanya memamerkan benda warisan
budaya saja tetapi juga mengumpulkan konsep-konsep yang bertujuan
menampilkan kehidupan dengan cara yang lebih utuh. Dengan demikian
pengunjung tidak hanya mendapat pengetahuan secara kognitif tetapi juga
evokatif.
Fungsi utama museum adalah berkomunikasi melelaui tata pameran.
Setiap komunikasi merupakan usaha untuk menyampaikan pesan yang
bermakna jika informasi yang akan disampaikan diterima dengan baik dan
kesan yang baru pada penerima pesan yaitu pengunjung.
xiv
3.5 Lokasi Museum Lampung
Jl. Zainal Arifin Pagar Alam No. 64 Kelurahan Gedung Meneng Kecamatan
Rajabasa Kabupaten Bandar Lampung, dimana museum ini sangat mudah
ditemukan karena letaknya strategis, sehingga pengunjung akan lebih tertarik
untuk mengunjunginya.
xv
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Museum lampung adalah tempat dimana benda-benda peninggalan
bersejarah disimpan, dirawat, dan diabadikan di dalam museum.Benda-
benda peninggalan tersebut di pamerkan kepada pengunjung sebagai bukti
dari peninggalan bersejarah.
“Ruwa jurai” sebagai nama yang diambil dari tulisan “sang bumi
ruwa jurai” dalam logo atau simbol resmi provinsi lampung.Museum
lampung didirikan untuk kepentingan pelestarian warisan budaya dalam
rangka pembinaan dan pengembangan kebudayaan bangsa, dan sebagai
sarana pendidikan nonformal.Pemerintah berpatisipasi dalam melestarikan
museum lampung dengan mengeluarkan dan menetapkan peraturan
perundang-undangan.
4.2 Saran
Museum merupakan salah satu bentuk dari pelestarian suatu
peninggalan bersejarah. Benda-benda yang ada di dalam museum adalah
bukti dari adanya sejarah di Indonesia Jika kita ingin melestarikan
kebudayaan di Indonesia, maka sebaiknya banyak-banyaklah mengunjungi
museum. Karena, didalam museum, kita akan dikenalkan peristiwa
bersejarah, adat suatu daerah, benda-benda kuno, kegunaan suatu benda
pada zaman dahulu, ataupun dikenalkan manusia dan hewan purba yang
telah punah. Museum juga akan memberikan pendidikan bagi pelajar
ataupun masyarakat umum melalui benda-benda peninggalan tersebut, agar
pelajar ataupun masyarakat umum mengetahui peninggalan nenek
moyangnya.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/luckyaprilio/bab-museum-i
http://www.annehira.com/sejarah-museum-lampung.htm
buku PANDUAN MUSEUM LAMPUNG 2011
buku GERABAH KOLEKSI MUSEUM NEGERI PROVINSI LAMPUNG
“RUWA JURAI” 2003
http://pristality.com/2011/02/23/kumpulan-motto-kehidupan/
xvii
LAMPIRAN GAMBAR
xviii
xix