Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang
“Museum Lampung” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Kotaagung, Juni 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................................................ i


Kata Pengantar .......................................................................................................................................... ii
Daftar isi ...................................................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang ............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................................. 2
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Museum Lampung .............................................................................................. 4
B. Sejarah Museum Lampung Ruwai Jurai ............................................................................. 4
C. Tugas Pokok dan Fungsi Museum Lampung .................................................................. 5
D. Visi dan Misi .................................................................................................................................. 6
E. Struktur Organisasi Museum Lampung .............................................................................. 6
F. Sarana dan Prasarana Museum Lampung ........................................................................ 6
G. Koleksi Museum Lampung ...................................................................................................... 7
BAB III Penutup
A. Kritik ............................................................................................................................................... 26
B. Saran ............................................................................................................................................... 26
Daftar pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan amanat undang-undang RI No. 5 tahun 1992, pasal 29 ayat 1
menyatakan bahwa benda cagar budaya bergerak atau benda cagar budaya tertentu
baik yang dimiliki oleh negara maupun perorangan dapat disimpan dan dirawat oleh
museum.

Museum di indonesia ada sejak sebelum masa kemerdekaan sedangkan


museum Lampung sudah dirintis sejak tahun 1975. Museum Lampung berlokasi di
jalan H. Zainal Abidin Pagar Alam No. 64 Gedung Meneng Bandar Lampung.Museum
Negeri Lampung diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Fuad
Hasan pada tanggal 24 September 1988.Peresmian museum ini bertepatan dengan
peringatan Hari Aksara Internasional yang dipusatkan di PKOR Way
Halim.Pembangunan museum ini sebenarnya telah dimulai sekitar tahun 1975 dan
peletakan batu pertama dilaksanakan pada tahun 1978.

“Ruwa Jurai” yang diabadikan sebagai nama museum ini diambil dari tulisan
“Sang Bumi Ruwa Jurai” dalam logo resmi Provinsi Lampung – diresmikan
penggunaannya sejak 1 April 1990. Memasuki era otonomi daerah, museum ini
beralih status menjadi UPTD di bawah Dinas Pendidikan Provinsi Lampung.Ruwa
Jurai dimaknai dua tangkai atau jalur keturunan seluruh penduduk provinsi Lampung.
Penduduk provinsi Lampung mengacu pada penduduk asli (masyarakat beradat
perpaduan dan beradat sebatin) dan penduduk pendatang ( suku-suku lain yang
tinggal di Lampung).
Keistimewaan museum Lampung sendiri, yaitu karena keunikan koleksi-
koleksi bersejarah yang menjadi ciri khas dari adat istiadat provinsi Lampung.Koleksi
museum juga termasuk benda peninggalan masa Kerajaan Sriwijaya dimana Lampung
masuk ke dalam wilayah kekuasaannya.Peninggalannya berupa naskah kuno di atas
daun lontar, arca, baju besi pengawal kerajaan, pakaian adat berusia puluhan tahun,
keramik, perhiasan kuno, dan uang benggol.Museum ini juga menyimpan beberapa
peninggalan Radin Inten yang merupakan pahlawan Lampung dan keturunannya,
seperti senjata dan lainnya.

Secara umum, koleksi museum meliputi berbagai benda peninggalan zaman


prasejarah, zaman Hindu-Buddha, zaman kedatangan Islam, masa penjajahan, dan

1
pasca-kemerdekaan. Selain dapat melihat-lihat koleksi museum, pada waktu-waktu
tertentu taman budaya atau pusat kesenian di museum ini menggelar pagelaran
musik tradisional dan tarian daerah Lampung. Selain sebagai tempat penyimpanan
benda-benda bersejarah, museum Lampung juga merupakan tempat sarana
pendidikan, penelitian kebudayaan rekreasi.
Museum Lampung memiliki peranan penting sebagai pusat perkembangan
kebudayaan selain itu juga memiliki berbagai macam koleksi benda
bersejarah.Museum Lampung juga memiliki perpustakaan yang dapat dimanfaatkan
oleh peneliti, mahasiswa, pelajar serta guru untuk memperkaya wawasan tentang
koleksi museum Lampung dan kebudayaan Lampung.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Museum Lampung Ruwa Jurai?
2. Apa tugas pokok dan fungsi Museum LampungRuwa Jurai?
3. Apa Visi dan MisiMuseum Lampung Ruwa Jurai?
4. Bagaimana struktur organisasi, sarana dan prasaranaMuseum Lampung Ruwa
Jurai?
5. Apa saja koleksi – koleksi yang ada di Museum Lampung Ruwa Jurai?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Museum Lampung Ruwa Jurai
2. Untuk mengetahui tugas pokok dan fungsi Museum LampungRuwa Jurai
3. Untuk mengetahui apa Visi dan MisiMuseum Lampung Ruwa Jurai
4. Untuk mengetahui struktur organisasi, sarana dan prasaranaMuseum Lampung
Ruwa Jurai
5. Untuk mengetahui koleksi – koleksi yang ada di Museum Lampung Ruwa Jurai

D. Manfaat Penelitian
Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
A. Penulis :
 Menambah wawasan mahasiswa.
 Menggali potensi mahasiswa untuk dimanfaatkan sebagai sarana menambah
nilai sosial dan rasa ingin tahu tentang perkembangan sejarah Indonesia
khususnya di tanah Lampung.
 Untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.
 Meningkatkan ketaqwaaan atas ciptaan Tuhan YME.

2
B. Pembaca :
 Penulisan laporan ini diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat
tentang sejarah di Indonesia khususnya di Lampung.
 Dapat membuka kepedulian masyarakat tentang museum sejarah di
Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Museum
Secara kelembagaan, berdasarkan peraturan pemerintah nomor 19 tahun
1995, museum adalah lembaga tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan
pemanfaatan benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam dan
lingkungan guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya
bangsa. Isi dari pasal diatas menentukan status museum dalam kaitannya dengan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Museum adalah lembaga yang bersifat tidak mencari keuntungan, melayani


masyarakat, dan perkembangannya terbuka untuk umum, memperoleh, merawat,
menghubungkan, dan memamerkan atau untuk tujuan-tujuan study pendidikan dan
kesenangan, sebagai tempat barang-barang pembuktian manusia dan
lingkungannya.

B. Sejarah Museum Lampung Ruwai Jurai

Museum lampung “Ruwa Jurai” telah dirintis sejak tahun 1975 oleh kepala
kantor pembinaan permuseuman perwakilan Departemen pendidikan dan
kebudayaan provinsi lampung di tanjung karang. Wujud pembangunan fasilitas
gedung pameran dan kantor baru dikerjakan pada tahun anggaran 1978/1979
didasarkan pada keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor
064/P/1978 tanggal 30 maret 1978 tentang pengangkatan pemimpin dan
bendaharawan proyek pehabilitasi dan perluasan museum lampung.
Peletakan batu pertama pembangunan museum lampung dilakukan oleh kepala
bidang permuseuman sejarah dan kepurbakalan kanwil Depdikbud Provinsi
Lampung Drs. Supangat pada tanggal 13 juni 1978 di lokasi jalan Tenku Umar No 64

4
Gedung Meneng, sekarang menjadi Jln. H. Zainal Abidin Pagar Alam No. 64 Gedung
Meneng Bandar Lampung.
Selanjutnya, berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan
Republik Indonesia No. 0754/0/1987 museum lampung mendapat status Unit
Pelaksanaan Teknis (UPT) Direktorat Oedral kebudayaan pada tanggal 24 september
1988 bersama dengan peringatan hari Aksa Internasional yang dipusatkan di DKOR
Way Halim museum lampung diresmikan oleh menteri pendidikan oleh kebudayaan
Rebublik Indonesia Prof. Dr. Fuad Hasan.
Sementara itu, penambahan nama “Ruwai Jurai” untuk museum lampung
ditetapkan melalui surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia No 0233/0/1990. tanggal 1 april 1990. Penambahan itu disesuaikan
dengan logo provinsi lampung “Sang Bumi Ruwai Jurai”.
Pada era ekonomi daerah berdasarkan keputusan Gubernur Lampung nomor 03
tahun 2001 tanggal 09 februari 2001 status museum lampung beralih menjadi Unit
Pelaksana Taknis Dinas (UPTA) dibawah dinas pendidikan provinsi sejak bulan
februari 2008 UPTD museum lampung beralih menjadi UPTA Dinas kebudayaan dan
pariwisata provinsi lampung.

C. Tugas Pokok dan Fungsi Museum Lampung


Dilihat dari tugas dan fungsinya, Museum Lampung memiliki peran pentingsebagai
pusat perkembangan kebudayaan, karena Museum Lampung sebagai pusat
perkembangan yang memiliki banyak koleksi benda-benda bersejarah.
1. Tugas Pokok
Unit Pelaksana Teknis Dinas(UPTD) mempunyai tugas melaksanakan
pengumpulan, perawatan, dan penyajian serta penelitian dan memberikan
bimbingan edukatif kurtural tentang benda bernilai budaya yang bersifat
regional.
2. Fungsi Museum
 Pengumpulan, Perawatan, dan Penyajian benda yang bernilai budaya dan
ilmiah.
 Memperkenalkan dan Menyebarluaskan hasil penelitian benda koleksi.
 Pelakasanaan bimbingan edukatif kurtural tentang benda yang bernilai
budaya dan ilmiah.

5
D. Visi Dan Misi
 Visi
Terwujudnya museum Lampung yang berkemampuan prima dalam Pelestarian,
perlindungan, dan pemanfaatan Benda Cagar Budaya (BCB) untuk
memantapkan masyarakat “Sang Bumi Ruwa Jurai”.

 Misi
a. Peningkatan Sistematisasi pelestarian dan perlindungan BCB.
b. Pengembangan fungsional dalam budang pembinaan, penyimpanan,
pengamanan, dan pemanfaatan benda cagar budaya.
c. peningkatan apresiasi masyarakat dalam bidang budaya.

E. Struktur Organisasi Museum Lampung


Strutur organisasi Museum Negeri Provinsi Lampung terdiri dari:
1. Kepala Museum
Kepala Museum bertugas memimpin, mengendalikan, mengkoordinasikan
sebagian UPTD Museum Negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang belaku. Semenjak diresmikan Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa
Jurai” telah dipimpin oleh:
a. Achmad Hidjazi,BBA tahun 1988-1990
b. Mentosir,BBAtahun 1990-1995
c. Muhammad Aswans,SHtahun 1995-1998
d. Drs. Bunyana Barmawitahun 1998-2007
e. Pulung Swandaru,SHtahun 2007-2010
f. Dra. Zuraida Kherustika,MMtahun 2010 sampai sekarang.
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Seksi Teknis
4. Seksi pelayanan
5. Kelompok Jabatan Fungsional

F. Sarana Dan Prasarana Museum Lampung


Luas tanah dari Museum ini yaitu 18.865 m² sedangkan luas bangunan nya adalah
4.713 m². Museum ini dilengkapi dengan :

1. Ruang Pameran Tetap


2. Ruang Pameran Temporer
3. Ruang Auditorium

6
4. Ruang Perpustakaan
5. Ruang Laboratorium/Konservasi
6. Ruang Penyimpanan Koleksi
7. Ruang Bengkel/Preparasi
8. Ruang Administrasi
9. Ruang Audiovisual
10. Mushola
11. Toilet

G. Koleksi Museum Lampung


Koleksi adalah aspek terpenting dari penyelenggaraan sebuah Museum.Yang
lebih penting adalah keinginan untuk tahu dan kemampuan mengikuti penalaran
ilmiah sesuai dengan tuntutan tugas dan fungsi Museum yang sesuai dengan
perkembangan zaman.

Sebagai museum yang bersifat umum koleksi museum yang dikumpulkan


museum Lampung meliputi kebudayaan manusia dan benda-benda tinggalan sejarah
alam.Seluruh koleksi Museum Lampung berjumlah sekitar 4.735 buah, yang
diklasifikasikan menjadi 10 kelompok, yaitu :Geologi, Biologi, Etnografi, Arkeologi,
Historis, Numismatik/Heraldik, Filologi, Keramik, Senirupa, dan Teknologi.

1. Geologi
Yaitu koleksi yang terdiri dari benda-benda bukti sejarah alam dan lingkungan
serta berkaitan dengan disiplin ilmu geologi.
2. Biologi
Yaitu koleksi yang berkaitan dengan alam dan lingkungan serta berkaitan
dengan disiplin ilmu biologi.
3. Etnografi
Yaitu benda-benda hasil karya manusia yang cara pembuatannya dan
pemakaiannya merupakan identitas.
4. Arkeologi
Yaitu benda-benda yang merupakan bukti peninggalan budaya hindu budha dan
masuknya islam.
5. Historis
Yaitu benda yang mempunyai nilai sejarah yang pernah digunakan untuk hal-hal
yang berhubungan dengan perlawanan kepada penjajah.
6. Numismati dan Heraldi

7
Numismatika yaitu peninggalan yang berupa mata uang atau alat tukar
lainnya.Sedangkan Heraldika yaitu kumpulan tanda jasa dan peralatan
pemerintah.
7. Fisiologi
Yaitu kumpulan tulisan atau naskah kuno yang ditulis diatas kulit
kayu,bambu,dan sebagainya.
8. Keramik
Yaitu benda yang terbuat dari tanah liat, bahan batuan atau perselin yang
dibakar dengan suhu tertentu.
9. Seni rupa
Yaitu benda hasil daya cipta, karsa, dan rasa manusia yang diungkapkan secara
konkrit dalam bentuk dua atau tiga dimensi yang memiliki keragaman dalam
tema ide konsektual dan media teknik.
10. Teknologi
Yaitu peralatan yang dibuat dengan teknologi tradisional, umumnya berupa
peralatan, untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Koleksi-koleksi tersebut antara lain:


Di bagian luar Museum terdapat beberapa benda bersejarah yaitu:
1. Bom dinamit yang berbentuk bola besi besar yang dulunya digunakan untuk
membuka lahan transmigrasi di wilayah Raman Utara,

2. Jangkar kapal dan lampu batas laut yang dulunya pernah terlempar ke Tanjung
Karang saat terjadi letusan gunung Krakatau pada tahun 1883

8
3. Meriam

4. Lamban Persagi yang artinya Rumah Persagi. Adalah salah satu rumah adat
Lampung yang berusia sekitar 300 tahun.

Di dalam museum terdapat dua lantai, antara lain lantai bawahyang berisi tentang
sejarahdan latai atas berisi tentang kebudayaan Lampung.
Benda-benda yang ada di dalam Museum Lampung antara lain;

1. Nama-nama gubernur yang pernah menjabat sebagai Gubernur Lampung


Di dalam museum juga terdapat nama-nama gubernur yang pernah menjabat
di Lampung. Nama-nama gubrnur yang pernah mejabat sebagai gubernur
lampung antara lain:
1. Kusno Danupoyo 1964 - 1966
2. H,Zainal Abidin Pagar Alam 1966 - 1973

9
3. R.Sutioso 1973 - 1978
4. Yasir Yadibroto 1978 - 1988
5. Kolo Poedjono Pranyoto 1988 - 1993
6. Kolo Poedjono Pranyoto 1993 - 1998
7. Oemarsono 1998 - 2003
8. Tursadi Alwi 5/2/2003 – 2/6/2004
9. Sjcahroeddin Z.P 2/6/2004 - 2008
10. Syamsurya Ryacudu 2/7/2008 – 2/6/2009
11. Sjachroeddin ZP. 2/7/2009 – Sekarang.
2. Patung Binatang Khas Sumatera
Binatang-binatang tersebut antara lain: Harimau Sumatera, Beruang Madu,
Gajah, Elang,dll.
3. Pecahan batu vulkanik Krakatau
Didalam museum juga terdapat gambarperistiwa meletusnya gunung Krakatau
tahun 1883.Dan terdapat juga pecahan batu vulkanik yang terlempar saat
gunung Krakatau meletus.
Krakatau
 Lava
Cairan magma pijar Krakatau yang meleleh dari puncak menuju kaki
gunung hingga pesisir pantai, kemudian membeku dan membentuk serta
memperluas daratan gunung Krakatau. Lava yang dimuntahkan mencapai
21 km3.
 Lava Bom
Lava Bom atau Peluru Bebatuan Krakatau terjadi ketika pukul 01.30 wib.
Pada 27 Agustus 1883. Saat terjadi tsunami, semburan asap kelabu dan
ribuan “lava berbentuk kerikil” dilontarkan dari Gunung Krakatau,
berjatuhan membakar rumah, flora, fauna pada jangkauan 300 km.
4. Batuan Dan Mineral
Batuan, dari cara pembentukannya dibedakan atas 3 jenis, yaitu batuan Beku,
batuan Sedimen, dan atuan Metamorf. Setiap batuan memiliki sejumlah
mineral sebagai suatu endapan penyusunyang ada di dalam batuan. Di
Lampung, terdapat banyak mineral yang memiliki nilai ekonomi dan
dimanfaatkan sebagai Bahan Galian Logam, Bahan Galian Industri Dan Bahan
Galian Energi, diantaranya :
1) Batu Pasir. Di Panaragan, Tulang Bawang Barat.
2) Akik (agat) dan Kalsedon. Di Way Papak, Lampung Selatan.
3) Batu Gamping. Di Blambangan Umpu.

10
4) Klasit/Marmer. Di Desa Gerbang Hilir, Padang Cermin,Lampung Selatan.
5) Kuarsit. Di Way Sekampung, Tegineneng, Lampung Tengah.
6) Minyak Bumi. Di Kotabumi.
7) Batu Bara. Di Menggala.
5. Masa Prasejarah Dan Hasil Kebudayaan
Masa dimulai sejak adanya manusia (Phitecanthropus Erectus, 1,7 Juta tahun
lalu) hingga dikenal tulisan (Prasasti Kutai dan Prasasti Tarumanegara, abad ke
IV sampai V M).Masa Prasejarah diawali dari Masa Paleolitik, Masa Mesolotik,
Masa Neolitik, dan Masa Perundagian.
Masa Prasejarah dihuni oleh Homo Erectus dan Homo Sapiens. Di Indonesia
ditemukan sebanyak 48 Fosil Manusia di Stabat (Medan), Pati Ayam, Sangiran,
Solo, Sambung Macan (Jawa Tengah), Perning, Kedungbrubus, Trinil,
Ngandong, Wajak, Mojokerto (Jawa Timur), Gilimasuk (Bali), dan Flores (NTT).
 Kerangka Manusia Purba
Kerangka manusia purba yang ditemukan di Lampung diperkirakan
pernah hidup di zaman megalitik kuno.Kebudayaan megalitik dimulai pada
masa bercocok tanam, Dimana pada saat itu kepadatan penduduk sudah
mencapai 2 jiwa/km2.Kerangka manusia purba yang pernah ada di
Lampung, yaitu :
1. Homo Erectus
Homo erectus berarti "manusia yang berdiri tegak") adalah jenis
manusia yang telah punah dari genus homo Hidup sejak 1 juta –
150.000 tahun yang lalu pada masa Paleolitikum dan masa
Mesolotikum.
2. Homo Sapiens
Homo Sapiens hidup pada masa bercocok tanam yang mulai dikenal
sejak 10.000 – 4000 tahun lalu.

 Teknologi Budaya Masa Bercocok Tanam


Pada masa bercocok tanam, kebudayaan orang-orang purba mengalami
perkembangan yang luar biasa.Pada masa ini terjadi revolusi secara besar-
besaran dalam peradaban manusia yaitu dari kehidupan food gathering
menjadi food producing.
Hasil kebudayaan pada masa bercocok tanam:
1. Beliung Persegi
2. Kapak Lonjong
3. Mata panah

11
4. Gerabah
5. Perhiasan

 Kebudayaan Megalitik
Kebudayaan Megalitik merupakan kebudayaan yang awal kemunculannya
berada antara zaman neolitik akhir dan awal perkembangan zaman logam
(perundagian). Kebudayaan megalitik tidak mengacu pada suatu era
peradaban tertentu, namun lebih merupakan bentuk ekspresi yang
berkembang karena adanya kepercayaan akan kekuatan magis atau non-
fisik dan didukung oleh ketersediaan sumber daya di sekitarnya.
1. Prasasti Batu Bergores
Permukaan batu terdapat 5 goresan dan 1 buah lubang, digunakan
untuk kebutuhan upacara yang bersifat sakral, sebagai sarana
pemberian kekuatan gaib terhadap suatu alat berupa senjata tajam
dengan cara mengasah alat pada batu. Ditemukan di Benteng Sari,
Jabung, Lampung Timur.
2. Arca
Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media
keagamaan, yaitu sarana dalam memuja tuhan atau dewa-
dewinya.Arca berbeda dengan patung pada umumnya, yang
merupakan hasil seni yang dimaksudkan sebagai sebuah keindahan.
Misalnya :
 Arca Menhir
 Kepala Arca Megalitik/Kepala Patung Polonesia
 Arca Megalitik (duduk)
 Arca Megalitik (berdiri)
 Arca Megalitik Polonesia
Ditemukan di Jawa Timur, pada periode sebelum jaman Majapahit
sekitar abad ke-12/13 M.

 Kebudayaan Perunggu
Pada zaman perunggu terdapat berbagai temuan yang merupakan
peninggalan-peninggalan hasil kebudayaan zaman perunggu, baik
peninggalan berupa alat-alat dalam kehidupan ekonomi maupun
peninggalan yang sifatnya berbentuk budaya atau seni.Hasil kebudayaan
zaman perunggu merupakan hasil kebudayaan dimana keseluruhan telah
halus, indah dan telah menggunakan perunggu, campurana antara tembaga

12
dan timah, sehingga dapat dikatakan bahwa zaman perunggu merupakan
zaman yang paling didepan dari pada zaman lainnya.

1. Bejana
Bentuk seperti wadah ikan yang diikatkan di pinggang nelayan. Dinding
bejana bermotifkan pucuk pakis yang kemungkinan merupakan gambaran
dari cacing laut yang dipercaya sebagai makanan dan energi dewa yang
muncul setiap setahun sekali.Ditemukan di Desa Sriminosari, Labuhan
Maringgai.
2. Nekara
Gendang perunggu berbentuk seperti dandang berpinggang pada bagian
tengahnya dengan selaput suara berupa logam atau perunggu. Nekara
berfungsi sebagai benda upacara, mas kawin, dll.Ditemukan di Desa
Gedung Aji, Menggala, Tulang Bawang.
3. Moko
Gendang yang berbentuk lebih kecil daripada nekara. Fungsinya sebagai
pendamping di dalam kubur atau sebagai maskawin.

 Prasasti
Prasasti disebut juga batu bertulis.Prasasti merupakan peninggalan
sejarah yang tertulis di atas batu, logam, dan sebagainya.Prasasti biasanya
berisi mengenai kehidupan atau peristiwa penting di daerah setempat.
1. Prasasti Batu Bedil
Prasasti Batu Bedilatau lebih dikenal dengan sebutan Prasasti batu
bergores yang dahulu kala digunakan untuk upacara sakral saat ingin
memberikan kekuatan gaib pada suatu alat yang berupa senjata tajam
dengan cara mengasahkannya ke Batu Bergores ini.Ditemukan di
dalam komplek situs Batu Bedil di Desa Batu Bedil Hilir Kecamatan
Panggung Kaki, Tanggamus.
2. Prasati Palas Pasemah
Prasasti ini terdiri dari 13 baris huruf palawa.dan berbahasa melayu
kuno.Isi prasasti ini adalah tentang penaklukan daerah Lampung dan
beberapa kutukan terhadap orang yang berani menentang kerajaan
Sriwijaya.Ditemukan tahun 1985 ditepi Sungai Pisangai, Desa Palas
Paseman, Kecamatan Palas, Lampung Selatan.
3. Prasasti Bungkuk

13
Prasasti ini seluruhnya terdiri dari 12 dan 13 baris tulisan berhuruf
Pallawa dan Melayu Kuno.Isinya berupa kutukan yang sama dengan
yang terdapat pada prasasti Palas Pasemah. Ditemukan tahun 1985 di
Desa Bungkuk, Kecamatan Jabung, Lampung Timur.
4. Prasati Bawang/Hujunglangit
Batu prasasti berbentuk menyerupai kerucut.Bagian yang ditulisi
prasasti permukaannya hampir rata, terdiri dari 18 baris tulisan
dengan huruf Jawa Kuno dan berbahasa Melayu Kuno.Ditemukan di
dekat prasati Hujung Langit di kampung Harukuning, Desa Hanakau,
Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat.
5. Prasasti Ulu Belu
Terdiri dari 6 baris, huruf Jawa Kuno, bahasa Melayu Kuno.Isinya
berkenaan dengan pemujaan terhadap Trimurti (Batara Guru, Batara
Brahma, Batara Wisnu).Diperkirakan berasal dari abad ke 14
M.Ditemukan tahun 1934di Ulu Belu, Rebang Pugung, Kota Agung.
6. Prasasti Dadak/Bataran Guru Tuha
Prasasti ditulis dalam 14 baris tulisan, disamping terdapat pula
tulisan-tulisan singkat dan gambar-gambar yang digoreskan
memenuhi seluruh permukaan batunya yang berbentuk seperti
balok.Tulisan yang digunakan mirip dengan tulisan Jawa Kuno akhir
dari abad ke 15 dengan Bahasa Melayu yang tidak terlalu Kuno
(Bahasa Melayu Madya).Ditemukan tahun 1994 di Dusun Dadak, Desa
Tebing, Kecamatan Perwakilan Melinting, Lampung Timur.
7. Prasasti Tanjung Raya I
Batu tertulis berbentuk lonjong, terdiri dari 8 baris ditulis
menggunakan huruf Jawa Kuno dari abad ke 10.Pada bagian atas
terdapat sebuah gambar berupa sebuah bejana dengan tepian yang
melengkung keluar sehelai daun.Ditemukan tahun 1970 di desa
Tanjung Raya, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat.

 Benda-benda Kebudayaan Masa Prasejarah Lainnya


1. Menhir
Sebuah tugu dari batu tunggal yang didirikan untuk upacara
menghormati roh nenek moyang. Ada menhir yang berdiri tunggal di
suatu tempat, ada pula yang terdiri atas suatu kelompok.Menhir
ditemukan di berbagai tempat di Indonesia.Misalnya, di Sumatra
Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.

14
2. Yoni
Merupakan bagian dari bangunan suci dan ditempatkan di bagian
tengah ruangan suatu bangunan suci. Yoni biasanya dipergunakan
sebagai dasar arca atau lingga.Yoni juga dapat ditempatkan pada
ruangan induk candi seperti Candi Jawi di Jawa Timur.Berdasarkan
konsep pemikiran Hindu, Yoni adalah indikator arah letak candi.
3. Lumpang Batu
Batu berbentuk lesung yang merupakan peninggalan tradisi megalitik
muda dari neolotikum 160 tahun lalu. Digunakan untuk menumbuk
biji-bijin atau menghaluskan kebutuhan sehari-hari. Ditemukan di
Daerah Benteng Sari, Jabung Lampung Timur.

6. Kebudayaan Hindu-Budha
1. Hindu :
 Arca Dyhani/Bodhisatwa Awalokteswara
Arca bergaya Majapahit abad XV Masehi.
 Relief Arca Apsari
Ditemukan di Simpang Sender, Ranau, Lampung Barat. Apsari atau
mahluk setengah dewi/peri air. Ia hidup di angkasa yang brtugas
sebagai penari dan pemain musik.
 Lampu gantung
Ditemukan di Desa Krui, Lampung Barat.
 Genta
Ditemukan di Desa Katapang, Kalianda, Lampung Selatan.
 Arca
Ditemukan di Desa Banjar Agung, Talang Padang, Lampung Selatan.
 Arca Dewi Sri
 Arca Durga Mahisasure Mardini

2. Budha :
 Arca Bodhisatwa
Ditemukan tahun 1957, pada Punden VII di situs Pugung Raharjo,
Lampung Timur.
 Arca Awalokitewara
Ditemukan tahun 1980, di Desa Pajar Bulan, Gunung Sugih.
 Mangkuk Zodiak
Ditemukan di Pugung Tampak, Lampung Barat.

15
 Arca Siwa
 Arca Budha
Ditemukan di Desa Caringin, Padang Cermin, Lampung Selatan.
 Arca Dewi Sri
Ditemukan di Desa Pekon Rantau Kijang, Kecamatan
Pugung,Tanggamus.
 Fragmen tangan arca
Tangan arca bersikap ‘Vitarkamudra’. Tangan ini milik seorang
Bodhisatwa.

7. Masa Islam
Pengaruh kebudayaan islam di Lampung sudah mulai sejak abad ke-11 M.
Secara kronologis berasal dari Pagaruyung (1358 M), Palembang (abad 14 M),
Aceh (abad 15 M), Banten (abad 15-16 M), Bugis (1839). Perkembangan
kebudayaan islam ke Lampung berlangsung dalam 3 periode gelombang, yaitu:
 Periode I berlangsung pada abad Ke-14 M
 Periode II berlangsung pada abad Ke-15 M
 Periode III berlangsung pada abad Ke-17 M
Benda-benda kebudayaan islam :
1. Teko Alpaka
2. Talam
3. Prasasti Bohdalung
4. Al-Qur’an
5. Stempel Margasabu
6. Naskah

8. Naskah Kuno
Naskah kuno koleksi terdiri dari kulit kayu, daun lontar dan kertas daur ulang.
Bahasa yang digunakan bahasa Lampung Kuno, Melayu, dan Arab. Berisi
tentang mantera pengobatan, penangkal kejahatan, ramalan perdjodohan,
kekebalan tubuh, serta syair-syair cinta disebut “Naskah Buku Kulit Kayu”.

 Naskah Buku Kulit Kayu


Naskah kulit kayu pada umumnya beraksara lampung dan menggunakan
bahasa Lampung.Pada naskah tertera lambang, simbol, rajah, dan
mantera.Isi naskah pada umumnya berupa mantera tentang tolak bala,
pengobatan, kekebalan, dan pemikat gadis.

16
Aksara lampung secara luas memiliki makna yang sangat penting untuk
mengungkapkan akar adat istiadat, sosial, dan ekonomi pada masyarakat.
Buku kulit kayu yang berisi tentang mantra/memang biasanya terdiri dari
dua muka, yaitu Muka A dan B. Contoh hasil transkripsi dan translitrasi
memang untuk memikat gadis-gadis, yaitu kalimat-kalimat bacaan :
1. Menyebut beberapa nama dewa, dewi dan puteri.
2. Menyebut Batar Rahma yang dianggap batara pengurus cinta.
3. Menyebut diri pengamal kawannya si Si Pahit Lidah, sedang si Pahit
Lidah Lelaki.
4. “Jiwaku pasti ada pada Adam” Kalimat ini menunjukan laki-laki.
5. Ada kalimat pula yang berbunyi “Yang mewakili Adam”.

9. Senjata Lampung
Pada zaman dahulu, di Lampung terdapat kerjaan Tulang Bawang.Tentu saja
sebagai sebuah kerjaan pasti memiliki berbagai senjata baik sebagai alat untuk
berperang maupun sebagai pusaka kerajaan yang memiliki berbagai
fungsi.Senjata-senjata tradisional di Lampung diatas dipengaruhi oleh senjata
yang ada di kerjaan pulau Jawa maupun senjata tradisional dari Melayu.
Senjata-senjata tersebut antara lain:
1. Payan Kejang(tombak panjang)dan Taming(tameng), merupakan
senjatatradisional yang digunakan sebagai perlengkapan upacara adat.
2. Punduk Tekhapang(keris),merupakan benda pusaka pada masyarakat
lampung yang digunakan sebagai perlengkapan upacara adat.
3. Panderung(pedang),merupakan senjata tradisional.
4. Panderung(pedang tipe lampung),merupakan senjata tradisional lapung
yang digunakan sebagai perlengkapan pencak silat dalam acara Begawi
Adat Lampung.

10. Raden Inten II


Raden Intan II adalah salah satu pahlawan nasional dari Propinsi Lampung
yang yang memimpin perlawanan rakyat Lampung ketika melawan penjajahan
Belanda.Atas jasa dan pengorbanannya dalam membela kepentingan rakyat,
oleh pemerintah dijadikan sebagai pahlawan nasional, dan dibuatlah monumen
di sekitar lokasi makamnya.
Benda-benda pada jaman Raden Inten :
1. Pedang Panggawa Raden Inten
2. Meriam Lela/Meriam Benteng
3. Topeng

17
11. Mata Uang
Numismatik adalah mata uang atau alat tukar yang sah (token), yang pernah
beredar di masyarakat.Terdiri dari mata uang Indonesia dan asing.Numismatik
Indonesia di museum Lampung menampilkan ragam jenis uang kertas dan koin
dari zaman Belanda, Jepang, Zaman kemerdekaan, Orde Lama, sampai yang
aktual 2009.

12. Baju Zirah


 Baju tipe Spanyol dikenakan oleh ksatria abad pertengahan abad ke-5
hingga ke-9 M. Dirangkai dengan cincin rantai, lempengan besi dan
kuningan.
 Baju zirah berasal dari Kalianda, Lampung Selatan. Dikenakan oleh 7
pengawal pengiring pengantin Lampung Saibatin yang dilengkapi dengan
tombak dan tameng.

13. Kerajinan dan Seni.


Kerajinan-kerajinan itu antara lain: Gerabah dan Keramik peninggalan zaman
kuno.Alat yang digunakan untuk membuat gerabah yaitu:tatab, cenuit, kawat,
secang, karet, dan pecahan piring.

14. Keramik Dan Kristal


 Keramik Asing
Keramik atau semua benda yang terbuat dari tanah liat bakar. Keramik
asing ditemukan di Lampung diantaranya keramik Una. Kehadiran keramik
menujukan bahwa masyarakat lampung sudah melakukan kontak
perdagangan dan kebudayaan dengan negara asing sejak abad X sampai
abad XIX M.
 Keramik Asing/Eropa
Keramik Eropa di Lampung dikenal dengan Keramik Bambangar yang
dibuat khusus sebagai hadiah untu para penyimbang di lampung bersama
dengan benda Kristal.
 Kristal
Benda-benda kristal peninggalan masa lampau tersebut datang ke
Indonesia abad 11 M. Dibawa oleh bangsa Eropa sebagai benda kenang-
kenangan hadiah dari bangsawan.

18
15. Tempayan (Paseu)
Paseu digunaka sebagai bak mandi/berendam oleh gadis (Lampung) sebelum
upacara akad nikah. Berasal dari Kedondong, Pesawaran.
Sedangkan di lantai atas terdapat benda-benda yang menunjukkan tentang
kebudayaan Lampung. Benda-benda tersebut atara lain:

16. Perahu Lesung


Perahu berukuran panjang 7,66 m ditemukan di Desa Terbanggi Besar,
Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Perahu sudah berusia 120
tahun, dulu digunakan di perairan sungai, rawa, dan teluk yang tenang dan
dipindahkan ke Museum lampung tahun 2000. Tipe perahu Lesung sama
dengan Perahu Kajang. Fungsinya sebagai alat tranportasi air zaman dahulu,
atau untuk mengangkut barang-barang dan sebagai alat untuk mencari
keperluan hidup sehari-hari.

17. Miniatur Perahu Kajang


Perahu Kajang umunya berukuran 3-4 m, dibuat dari kayu Rengas, beralaskan
bilah bambu, beratap daun ketapang/aren/nipah yang ditopang pasak
kayu/bambu.Perlengkapan rumah tangga dimuat di dalam perahu untuk
memenihi kebutuhan hidup selama berlangsungnnya penangkapan ikan.
Perahu kajang merupakan alat transportasi tradisional sekaligus menjadi
rumah pada masa lampau sekaligus digunakan untuk aktifitas/kegiatan sehari-
hari.Misalnya mencari ikan, pasar terapung dll.

18. Upacara Adat Lampung


 Kelahiran
Benda–benda yang digunakan atau dipakai :
1. Kain Tapis Hitam dipaki oleh ibu saat upacara pitu bulan
2. Baskom Tempurung Kelapa (Timpung) berfungsi sebagai tempat
mandi bayi
3. Perdupaan (Perasap) berfungsi sebagai tempat membakar
dupa/kemenyan
4. Periuk tanak berfungsi sebagai tempat ari-ari yang akan dikubur atau
dihanyutkan ke sungai
5. Sembilu berfungsi untuk memotong tali pusar
6. Tampan berfungsi sebagai alas kepala bayi

19
7. Kendi kibuk susu/gelita bercorong 4 berfungsi sebagai tempat air suci
yang akan disiram ketanah tempat ari-ari dikubur.
 Bersunat/Khitanan dan Bertamat
Upacara adat bersunat dilakukan dalam bentuk ritual keagamaan dan
biasanya bersamaan si anak dengan tamat 30 Juz.Benda–benda untuk
upacara adat Bersunat :
1. Pelepai
2. Kain Tumpal
3. Tungkus Pelatuk Burung/Katek
4. Topi Sunat
5. Nampan Kaki + Tudung Saji
6. Tuala + Lehar
7. Al-Qur’an
 Serah Sepi Bilah/Busepi (Asah Gigi)
Busepi yaitu meratakan gigidengan menggunakan asahan yang halus.
Dilakukan bersamaan dengan upacara Nyakakko Akkos.
Benda-benda untuk upacara Busepi, yaitu :
1. Pesihungan, untuk tempat meramu obat yang digunakan untuk
upacara asah gigi (Busepi)
2. Tapis Cekil, dipakai oleh gadis yang akan Busepi
3. Tatibin, dipasang di dinding pada saat upacara Busepi,
melambangkan status sosial sang gadis yang di Busepi
4. Kendi/Kibuk
5. Selendang Lawan, penutup kepala sang gadis
6. Selendang Bung
7. Cakkai/Jejaga, tempat menyimpan ramu-ramuan
 Upacara Adat (Wanita)
Benda-benda yang dipakai saat upacara adat, yaitu :
1. Nampan/Talam Kuningan
2. Pelepai
3. Perkihangan Kuningan/Pengasan Kuningan
4. Tampan Maju
5. Keris
6. Tombak
7. Tampan
8. Sisir Adat/Suwal Tungkah, diletakkan diatas sanggul,bahan tanduk
berbentuk perahu disusun 3, dipakai saat upacara adat.

20
9. Sirkam/Sehari Bulan, dipakai didahi, sebagai hiasan kepala.

 Upacara Adat (Pria)


Benda-benda yang dipakai saat upacara adat, yaitu :
1. Pepadun
2. Pekinangan/Sigeh Pengunten/Selepo
3. Nampan Berkaki
4. Kopiah Balak/Kopiak Ghaccuk
5. Kawai Balak
6. Kain Tumpal (Bidak Cukil)
7. Manuk Megham
8. Keris/Punduk/Terapang
9. Payan
10. Tapis Tuho (Tapis Kaca)

 Perkawinan
Dalam upacara perkawinan Saibatin ada 2 sistem, yaitu :
1. Cara Jujur
Adat perkawinan dimana mempelai wanita melepaskan ikatan
adatnya dan beralih pada ikatan adat suaminya.
2. Cara Semanda
Adat perkawinan dimana mempelai pria melepaskan ikatan adatnya
dan masuk pada pada ikatan adat istrinya.

 Kematian
Upacara kematian masyarakat Lampung berlaku sesuai dengan adat yang
brkembang dari ajaran agama islam yang disebut tahlil, niga hari, pitu hari,
patang puluh hari, ngatus hari, ngewu hari.
Benda-benda yang digunakan dalam upacara kematian :
1. Kain Penutup Jenazah (Lampok)
2. Pedupaan (Pengasapan)
3. Kibuk (Gelita)

19. Tempat – Tempat Upacara Adat Lampung


 Pelaminan/Kamar Pengantin
Pelaminan/Kamar Pengantin adalah suatu bilik yang dihiasi peralatan
tidur yang lengkap untuk kedua mempelai.

21
 Puade
Tempat duduk mempelai (Pengantin Lampung) yang berusia ratusan
tahun.

 Kuto Maro
Kuto Maro berarti pagar keliling yang kuat.Maro berarti
mengerahkan.Mara berarti bahaya atau ancaman.Artinya seorang gadis
telah dipercayakan oleh orang tuanya dan dijaga keselamatannya dari
marabahaya pada saat menjelang upacara adat (Begawi Adat).

 Alam Gemisir
Alam Gemisir yang merupakan salah satu peninggalan nenek moyang
dibagian barat provinsi Lampung yang masih dijaga kelestariannya hingga
ini. Alam Gemiser atau Aban Gemisir dan ada yang menyebutnya Awan
Gemiser merupakan sebuah alat perlengkapan adat yang dihadirkan untuk
seorang pimpinan adat atau saibatin yang akan melakukan prosesi
“lapahan” atau perjalanan adat seperti arak arakan / buharak.

20. Peralatan Menenun (Alat Tenun Gedogan/Pattek Panthok)


Mattakh merupakan peralatan tenun yang berfungsi untuk membuat atau
menenun kain.
1. Sessang, alat untuk menyusun benang.
2. Terikan, alat untuk menggulung benang yang akan ditenun. Terikan juga
digunakan untuk menahan rentangan benang pada saat penenunan.
3. Cacap, alat untuk meletakkan alat-alat mattakh.
4. Belida, alat untuk merapatkan benang.
5. Kusuran, mengatur susunan benang dan juga memisahkan benang.
6. Apik, pengapit yang jumlahnya dua buah. Apik berguna untuk menahan
rentangan benang dan menggulung hasil tenunan.
7. Guyun, digunakan untuk mengatur benang.
8. Ijan atau Penekan, tunjangan kaki penenun.
9. Sekeli, tempat penggulungan benang yang dimasukan secara melintang
pada saat penenunan.
10. Terupong atau Teropong, alat yang penggunaannya bersamaan dengan
sekeli yaitu memasukan benang pakan ke tenunan.
11. Amben, alat penahan punggung penenun.

22
21. Kain Lampung
Macam – Macam Kain Lampung :
 Kain Tapis
Macam Kain Tapis :
1. Tapis Dewasano/Jung Sarat
2. Tapis Bintang Perak
3. Tapis Raja Medal
 Kain Inuh
Macam Kain Inuh :
1. Kain Inuh asal Kenali, Lampung Barat
2. Kain Inuh asal Kota Bumi, Tanggamus
3. Kain Inuh asal Krui, Lampung Barat
4. Kain Inuh asal Bengkunat, Lampung Barat
 Kain Tapal
Macam Kain Tapal
1. Tampan
2. Tatibinatau Saipeti
3. Pelepai/Taber
 Selendang
Selendang dalam konteks kebudayaan Lampung ada macam sesuai dengan
jenis kegunaan, tempat asal, teknik pembuatan dan ragam
hiasnnya.Selendang adalah perlengkapan Pria dan Wanita yang dikenakan
di pundak, kepala atau diselempangkan didada, sebagai ikat kepala, ikat
pinggang dan ikat pinggul. Kain tenun yang termasuk dalam selendang,
yaitu :
1. Kain Sebagi
2. Kekat Akin
3. Maduato
4. Selendang Limar dan Pelangi

22. Alat Musik Khas Lampung


Provinsi Lampung menyimpan aneka ragam kekayaan alam maupun
budaya.Selain rumah adat, tarian dan juga ada istiadat lainnya, Provinsi
Lampung juga memiliki alat musik tradisional.Biasanya digunakan saat
upacara adat,baik untuk mengiringi acara pernikahan maupun tari tarian.

23
 Khujih
Terbuat dari kuningan dan tali rotan, terdiri dari 2 bua (sepasang). Dimainkan
dengan cara memukul satu dengan lainnya, sebagai bagian dari musik Kulintang.
Berfungsi sebagai pemangku irama.

 Canang
Bentuk bulat dan dibagian tengah terdapat bulatan yang fungsinya untuk dipukul
dan menhasilkan bunyi logam.Canang digunakan sebagai pelengkap pada upacara
adat masyarakat Lampung sebelum mengawali acara dan pada upacara adat
berlangsung (musik tunggal).

 Kulintang/Talo Balak
Merupakan alat tabuh/bunyian untuk mengiringi acara-acara adat baik dirumah
maupun diSessat. Seni tabuh ini disajikan atau dimainkan untuk :
1. Tabuh Sanak Miwang Diijang
2. Tabuh Sereliyih Adak Deh dan Tabuh Seremendung Adek Lambung ditabuh
serempak.
3. Tabuh Tari : Tabuh Sahuwi, Tabuh Cayaw, Tabuh Saujung untuk pengiring
tari.
4. Tabuh Muli Turun di sessat
5. Tabuh Baris untuk Gubar Cangget
6. Tabuh Samang Kusen (Tabuh Samang Ngembuk).

 Gambus
Terbuat dari kayu dan kulit kambing, bentuk menyerupai gitar.Senar berjumlah 7
buah (3/4 pasang nada).Dimainkan tunggal seperti mandolin dalam mengiringi
Syair Rakyat yang mengungkapkan nasehat keagamaan.

 Bekhdah
Terbuat dari katu dan kulit kambing yang diikat dengan rotan.Digunakan untuk
mengiringi lagu dzikir dalam upacara peringatan hari besar Islam, Perhelatan,
Kelahiran, Sunatan, Dan Perkawinan pada masyarakat lampung, contoh pada saat
mengarak (arak-arakan).

 Kompang / Khaddap
Hampir mirip dengan alat musik rebana,dibuat dari kayu dan kulit
kambing.Kompang dimainkan dengan menggunakan kedua belah tangan. Sebelah

24
tangan memegang kompang, dan sebelah tangan lagi memukul kompang.

 Gamolang/Kulintang Pekhing
Gamolang/Kulintang Pekhingmulai dikenal di daerah Lampung sekitar abad ke IV
sampai V Masehi.Gamolang adalah jenis alat musik xilophone yang berasal dari
Skala Brak, Lampung Barat. Alat musik ini terbuat dari Bambu Betung, lalu di
laras menjadi pelong 6, yaitu : 1 2 3 4 5 6 7 (Do, Re, Mi, Sol, La, Si, Do). Alat
Gamolang terdapat juga pada relief Candi Borobudur pada abad Ke VIII Masehi.

 Gamolang merupakan alat musik pukul.Bunyi musik dihasilkan dari ketukkan


atau pukulan pada badan alat musik.Dimainkan bersamaan dengan Sekhdam
untuk mengiringi lagu, sastra lisan, tari pada saat upacara adat.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kritik
Seharusnya kita sebagai pelajar maupun Mahasiswa harus memanfaatkan museum
untuk menambah wawasan dan melestarikan kebudayaan daerah di Indonesia.
Sebagai pembelajaran di luar ruangan, museum juga bermanfaat, karena pelajar
maupun Mahasiswa tidak akan merasa bosan dengan materi pembelajaran yang
disampaikan di dalam kelas. Secara tidak langsung pelajar maupun Mahasiswa dapat
melihat hasil-hasil kebudayaan peninggalan masa lampau di museum tersebut.

B. Saran
Museum merupakan salah satu bentuk dari pelestarian suatu peninggalan
bersejarah. Benda-benda yang ada di dalam museum adalah bukti dari adanya
sejarah di Indonesia Jika kita ingin melestarikan kebudayaan di Indonesia, maka
sebaiknya banyak-banyaklah mengunjungi museum. Karena, didalam museum, kita
akan dikenalkan peristiwa bersejarah, adat suatu daerah, benda-benda kuno,
kegunaan suatu benda pada zaman dahulu, ataupun dikenalkan manusia dan hewan
purba yang telah punah. Museum juga akan memberikan pendidikan bagi pelajar
ataupun masyarakat umum melalui benda-benda peninggalan tersebut, agar pelajar
ataupun masyarakat umum mengetahui peninggalan nenek moyangnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

http://kelakss.blogspot.com/2017/08/makalah-museum-lampung.html

27

Anda mungkin juga menyukai