Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AOUTING

CLASS
Museum nasional Jakarta

BY Jihan Maulidina
X MP 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telahmemberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
b e r h a s i l menyelesaikan Makalah ini dengan tepat
pada waktunya.M a k a l a h i n i b e r i s i k a n t e n t a n g M u s e u m G a j a h a t a u M u s e u m N a
s i o n a l , beserta dokumentasi yang telah kami lakukan di Museum Nasional. Tujuand i a d a k a n
nya observasi ini adalah untuk mengetahui secara lebih rinci isi
d a r i Museum Nasional dan juga ciri khas yang terdapat pada museum tersebut.
Kami berharap agar laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.K a m i m e n y a d a r i b a h w a m a k a l a h i n i m a s i h j a u h d a r i s e m p u r n a , o l e h
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kamiharapkan demi
kesempurnaan laporan ini.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. SemogaTuhan
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Jakarta,16 Januari 2024

Jihan Maulidina
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................


DAFTAR ISI .........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang ...............................................................................
1.2Tujuan ...........................................................................................
1.3Manfaat .........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1Sejarah Museum Nasional ............................................................
2.2Kumpulan koleksi pada Museum Nasional ........................

BAB III PENUTUP


3.1 Kumpulan Dokumentasi Kunjungan Museum.................................
3.2Kesimpulan ..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Museum merupakan lembaga yang diperuntukan bagi masyarakat umum.Museum
berfungsi mengumpuulkan, merawat dan menyajikan serta melestarikanwarisan budaya
masyarakat untuk tujuan study, penelitian dan kesenangan
atauh i b u r a n . B e r d a s a r k a n p e r a t u r a n p e m e r i n t a h R I n o . 1 9 t a h u n 1 9 9 5 . M u s e
umm e r u p a k a n l e m b a g a , t e m p a t p e n y i m p a n a n , p e r a w a t a n , p e n g a m a n
a n d a n pemanfaatan benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam danlingkung
annya berguna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya
bangsa.S e d a n g k a n m e n u r u t I n t e r n a s i o n a l C o u n c i l o f M u s e u m ( I C O M ) : d a l a
m pedoman Museum Indonesia,2008. Museum merupakan sebuah lembaga yang bersifat tetap, t
idak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum,
memperoleh, merawat, menghubungkand a n m e m a m e r k a n a r t e f a k -
a r t e f a k p e r i h a l j a t i d r i m a n u s i a d a n l i n g k u n g a n n y a untuk tujuan study,
pendididkan dan rekreasi.Museum Nasional Republik Indonesia atau disebutnya museum gajah
adalahmuseum pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Museum nasional ini berdiri
padat a n g g a l 2 4 a p r i l 1 7 7 8 . M u s e u m n a s i o n a l y a i t u s e b u a h l e m b a g a s t u d i w a
r i s a n budaya dan pusat informasi edukatif kultural dan rekreatif yang berperan untuk menyelam
atkan dan melestarikan benda warisan budaya bangsa indonesia.Museum gajah ini
mengkoleksi benda-benda kuno dari seluruh nusantara. Anatara lain yang termasuk
koleksi adalah arca-arca kuna, prasasti, benda-bendak u m o l a i n n y a d a n b a r a n g -
b a r a n g k e r a j i n a n . K o l e k s i n y a d i k a t e g o r i s a s i k a n k e dalam etnografi, perunggu,
prasejarah, keramik, tektil, numismatik, relik
sejarahd a n e m a s . S u m b e r k o l e k s i b a n y a k b e r s a l d a r i p e n g g a l i a n a r k e o l o g i s ,
h i b a h kolektor sejak masa hindia belanda dan pembelian.
1.2 Tujuan
Adapun manfaat dari Kunjungan Museum adalah sebagai berikut:

1. Mengenal Lebih Dalam Tentang Sejarah

2. Melestarikan Warisan Budaya

3. Memberikan Pengalaman Istimewa .

4. Melihat Dunia Lebih Luas

1.3Manfaat

Adapun manfaat dari makalah adalah sebagai berikut:

a.Dapat memahami sejarah dari beberapa prasasti arca didalam museum

b.Dapat memahami sejarah patung gajah yang ada dihalaman depan museum

c.Dapat memahami sejarah masing-masing prasasti kuno pada museum

1.4 Waktu dan Tempat Kunjungan

Waktu Kunjungan : 16 Januari 2024

Tempat Kunjungan : Museum Nasional Jakarta


Bab II

2.1 SEJARAH MUSEUM NASIONAL JAKARTA

Eksistensi Museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan yang bernama
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, didirikan oleh Pemerintah Belanda
pada tanggal 24 April 1778. Pada masa itu di Eropa tengah terjadi revolusi intelektual (the Age
of Enlightenment) yaitu dimana orang mulai mengembangkan pemikiran-pemikiran ilmiah dan
ilmu pengetahuan. Pada tahun 1752 di Haarlem, Belanda berdiri De Hollandsche Maatschappij
der Wetenschappen (Perkumpulan Ilmiah Belanda). Hal ini mendorong orang-orang Belanda di
Batavia (Indonesia) untuk mendirikan organisasi sejenis.

Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) merupakan lembaga


independen yang didirikan untuk tujuan memajukan penetitian dalam bidang seni dan ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan,
etnologi dan sejarah, Berta menerbitkan hash penelitian. Lembaga ini mempunyai semboyan
“Ten Nutte van het Algemeen” (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum).

Salah seorang pendiri lembaga ini, yaitu JCM Radermacher, menyumbangkan sebuah
rumah miliknya di Jalan Kalibesar, suatu kawasan perdagangan di Jakarta-Kota. Kecuali itu ia
juga menyumbangkan sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna, sumbangan
Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.

Selama masa pemerintahan Inggris di Jawa (1811-1816), Letnan Gubernur Sir Thomas
Stamford Raffles menjadi Direktur perkumpulan ini. Oleh karena rumah di Kalibesar sudah
penuh dengan koleksi, Raffles memerintahkan pembangunan gedung baru untuk digunakan
sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dulu disebut gedung “Societeit de
Harmonie”). Bangunan ini berlokasi di jalan Majapahit nomor 3. Sekarang di tempat ini berdiri
kompleks gedung sekretariat Negara, di dekat Istana kepresidenan.

Jumlah koleksi milik BG terus neningkat hingga museum di Jalan Majapahit tidak dapat
lagi menampung koleksinya. Pada tahun 1862, pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk
membangun sebuah gedung museum baru di lokasi yang sekarang, yaitu Jalan Medan Merdeka
Barat No. 12 (dutu disebut Koningsplein West). Tanahnya meliputi area yang kemudian di
atasnya dibangun gedung Rechst Hogeschool atau “Sekolah Tinggi Hukum” (pernah dipakai
untuk markasKenpetai di masa pendudukan Jepang, dan sekarang Departemen Pertahanan dan
Keamanan). Gedung museum ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1868.

Museum ini sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya penduduk


Jakarta. Mereka menyebutnya “Gedung Gajah” atau “Museum Gajah” karena di halaman depan
museum terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari
Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871. Kadang kala disebut juga
“Gedung Arca” karena di dalam gedung memang banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk
arca yang berasal dari berbagai periode.

Pada tahun 1923 perkumpulan ini memperoleh gelar “koninklijk” karena jasanya dalam
bidang ilmiah dan proyek pemerintah sehingga lengkapnya menjadi Koninklijk Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Pada tanggal 26 Januari 1950, Koninklijk
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen diubah namanya menjadi Lembaga
Kebudayaan Indonesia. Perubahan ini disesuaikan dengan kondisi waktu itu, sebagaimana
tercermin dalam semboyan barunya: “memajukan ilmu-ilmu kebudayaan yang berfaedah untuk
meningkatkan pengetahuan tentang kepulauan Indonesia dan negeri-negeri sekitarnya”.

Mengingat pentingnya museum ini bagi bangsa Indonesia maka pada tanggal 17
September 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada
pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi Museum Pusat. Akhirnya, berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/ 0/1979 tertanggal 28 Mei 1979,
Museum Pusat ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional.

Kini Museum Nasional bernaung di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


Museum Nasional mempunai visi yang mengacu kepada visi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yaitu “Terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya dan
pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan
kebanggaan terhadap kebudayaan national, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar
bangsa”.

2.2 Kumpulan Koleksi pada Museum


1. P a t u n g K u Y a k i n S a m p a i D i s a n a
Dari gambar diatas merupakan sebuah patung dengan nama “KU YAKINSAMPAI DISANA” .
Patung ini hasil karya yaitu “Nyoman Nuarta, 2012. Patungdiatas menggambarkan arus
perjuangan yang dahsyat melalui semangat dan
kerjak e r a s h i n g g a p a d a t u j u a n a k h i r y a n g l e b i h b a i k . P a t u n g i n i m e n
c e r m i n k a n pancaran inspirasi bagi ketahanan budaya yang terus menggelora sepanjang masa

2. A r e a A d i t y a w a r m a n
Patung Adityawarman merupakan pelanjut dari Dinasti Mauli penguasa pada
Kerajaan Melayu yang sebelumnya beribu kota di Dharmasraya dan darimanuskrip
pengukuannya ia menjadi penguasa di Malayapura Swarnnabhumuatau Kanakamedini pada
tahun 1347 dengan gelar “Maharajadiraja Srīmat Srī Udayādityawarma Pratāpaparākrama
RājendraM a u l i m ā l i W a r m a d e w a ” d a n d i k e m u d i a n h a r i i b u k o t a d a r i k e r a j a a n
i n i pindah ke daerrah pedalaman Minangkabau
3. Harta karun Muteran

Harta karun muteran merupakan salah satu kisah partisipasi masyarakat dalam penemuan
artefak- artefak bersejarah . Ketika sedang menggarap lahan pertanian pada tahun 1881, beberapa
petani di Desa Muteran Keresidenan Surabaya, Jawa Timur (kini berada di Kecamatan
Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur) tidak sengaja menemukan wadah logam besar
berisi berbagai jenis benda dari emas dan perak. Temuan Desa Muteran diduga berasal dari masa
raja Sindok hingga masa Majapahit sekitar abad ke-10 hingga ke-14 Masehi dilihat dari lokasi
penemuannya. Seringkali temuan dari daerah ini dibandingkan dengan temuan Wonoboyo.
Beberapa temuan ini disimpan di Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Wetenschappen yang kini menjadi Museum Nasional. Beberapa temuan dari Muteran yang
berbentuk sama diserahkan ke Museum van Oudheden (kini menjadi museum Volkekunde) di
Belanda. Berikut ini adalah beberapa temuan Desa Muteran yang menjadi koleksi Museum
Nasional.

a. Arca Kuwera
b. Duduk di atas bantalan bunga teratai ganda yang terletak di atas tatakan segi empat
berundak-undak. Kaki kirinya diletakkan di atas bantalan teratai, sementara kaki
kanannya dibiarkan menjuntai ke bawah. Tangan kanan bersikap varamudra di atas
lutut. Tangan kirinya menggenggam sebuah kantong uang di atas paha.
Memiliki prabhāmandala ganda. Prabhāmandala yang pertama berhias motif ikal,
menempel pada bantalan teratai dan terbuat dari perak, di atasnya terdapat sebuah
payung (chattra) yang juga terbuat dari perak. Prabhāmandala yang kedua lonjong
pipih, menempel di belakang pundak, dan terbuat dari emas.
c. Arca Yakşī
d. Duduk dengan sikap padmāsana di atas bantalan bunga teratai ganda yang terletak di
atas tatakan persegi empat. Tangan kanan bersikap varamudra di atas lutut, sedangkan
tangan kirinya menggenggam sebuah bola kecil. Terdapat prabhāmandala berbentuk
oval dihiasi motif ikal yang menempel pada bantalan teratai, dan di atasnya terdapat
sebuah payung (chattra).
e. Arca Dhyani Buddha Wairocana
f. Duduk dengan sikap padmāsana di atas bantalan bunga teratai berkelopak ganda yang
terletak di atas tatakan segi empat berundak-undak. Kedua tangan
bersikap dharmacakramudra (memutar roda dharma), berambut ikal agak besar dan
memiliki usnisa. Pada bagian belakang badan terdapat prabhāmandala dan
sebuah chattra yang terbuat dari perak. Pada pundak belakang arca juga
terdapat prabhāmandala berbentuk pipih lonjong dan terbuat dari emas. Wairocana
menguasai mata angin di pusat.
g. Kalung
h. Terdiri dari lima buah bandul. Bandul yang letaknya di tengah berbeda bentuknya dari
keempat bandul lainnya, yaitu berbentuk seperti daun palem muda dengan panjang 7 cm,
sedangkan keempat bandul yang lain berbentuk seperti tangkai buah jambu mede,
panjangnya 4,8 cm. Pada setiap bandul terdapat bagian yang berbentuk silinder dan
berlubang untuk tali.
i. Kelat Bahu
j. Keyura atau kelat bahu berfungsi sebagai perhiasan yang digunakan secara melingkar
pada bahu. Kelat bahu ini dibuat dengan menggunakan teknik tempa, dan didekorasi
dengan menggunakan teknik repouse, yaitu pembuatan dekorasi dengan penempaan dari
sisi belakang sehingga menimbukan hiasan seperti relief. Kelat bahu umumnya
dikenakan pada lengan oleh keluarga raja atau bangsawan.
k. Ikat Pinggang
l. Ikat pinggang ini terdiri dari delapan buah jajaran genjang yang terpisah. Bagian tepinya
dihias dengan motif lidah api kemudian bagian dalamnya hiasan motif untaian ratna dan
ikal. Pada bagian tengah dari setiap jajaran genjang terdapat dua buah batu pasangan
yang mengelilingi sebuah batu persegi. Panjang setiap jajaran genjang adalah 7 cm, dan
panjang ikat pinggang secara keseluruhan adalah 57 cm.

4. Replika Nisan Nahrisyah Semen


Gampong Beuringin, desa Meunasah Kuta Krueng, kecamatan Samudera, Aceh Utara,
Nangroe Aceh Darussalam.Aksara Arab bergaya Kufi, Bahasa Arab dan Melayu
Replika dari nisan Sultanah Nahrasiyah ini aslinya terdapat di Samudra Pasai, Aceh. Nisan
Sulthanah Nahrisyah adalah salah satu tinggalan budaya materi, bukti bertulis dari masa
penyebaran Islam di Nusantara. Setelah adanya penyebaran agama Islam, aksara Arab mulai
dikenal dan berkembang di Nusantara.

Aksara Arab pertama yang dikenal di Indonesia dituliskan pada nisan yang ditemukan di desa
Leran, Gresik dalam bahasa Arab dengan kaligrafi kath Kufi. Pada perkembangan selanjutnya,
aksara Arab tidak hanya digunakan untuk menulis teks-teks agama saja, tetapi juga hal-hal yang
menyangkut kehidupan sosial sehari-hari, seperti teks-teks sastra, hukum, perdagangan, dan
sebagainya.

Sultanah Nahrisyah atau Nahrasiyah adalah keturunan Sultan Malik as-Saleh, merupakan raja
perempuan pertama di Aceh yang memimpin Kerajaan Samudera Pasai. Samudera Pasai sendiri
merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1267 Masehi.
Sulthanah Nahrisyah memimpin kerajaan Samudera Pasai menggantikan Sulthan Zainal Abidin
yang mangkat tahun 1405 Masehi. Sulthanah Nahrisyah wafat di tahun 1428 Masehi dan
dimakamkan berdampingan dengan makam ayahnya, Sultan Zainal Abidin, merupakan makam
terindah di Asia Tenggara.
Nisan Sulthanah Nahrisyah dipenuhi aksara Arab berbahasa Arab dan Melayu Kuno dengan khat
Kufi yang indah, yaitu kaligrafi Arab tertua yang berasal dari kota Kufah. Nisan tersebut memuat
keterangan bahwa bahwa “Inilah kubur wanita yang bercahaya yang suci, Ratu yang terhormat,
Almarhumah yang diampunkan dosanya Nahrasiyah, putri Sultan Zainal Abidin putra Sultan
Ahmad putra Sultan Muhammad putra Sultan Malik As-Shaleh. Kepada mereka itu dicurahkan
rahmat dan diampunkan dosanya, mangkat dengan rahmat Allah pada hari Senin 17 Dzulhijah
831 H/ 1428”. Selain itu dituliskan ayat Kursi, surah Yasin, kalimat Syahadat, penggalan surah
Ali Imran ayat 18-19 dan surah Al Baqarah ayat 285-286.

J.P. Moquette berpendapat bahwa nisan Maulana Malik Ibrahimdi Gresik, Timur dannisan
Sultanah Nahrisyah atau Nahrasiyah berasal dari Cambay, Gujarat, India. Pendapatnya ini
didasarkan atas kesamaan bahan, jenis huruf, dan cara menulis pada nisan Maulana Malik
Ibrahim, nisan Sultanah Nahrsaiyah dengan sebuah nisan dari Cambay, yaitu nisan Umar bin
Ahmad al Khazaruni yang wafat pada tahun 1333.

5. PERHIASAN DAN PERJALANAN HIDUP MANUSIA

Perhiasan turut mewarnai manusia sepanjang kehidupannya beserta tahapan-tahapannya.


Tercatat sejak masa prasejarah, ketika belum mengenal tulisan, perhiasan telah dikreasikan oleh
manusia. Daya nalar manusia dan kecekatannya dalam mengolah benda-benda di sekitarnya telah
melahirkan karya-karya perhiasan yang indah dan penuh makna.

Diawali dari saat manusia lahir, perhiasan turut serta menyambut kehadiran sosok manusia
baru. Pada beberapa kebudayaan di Indonesia, perhiasan khusus anak dibuat dengan makna do’a,
harapan baru, dan keselamatan hidup. Fase kehidupan manusia memasuki masa remaja dan
dewasa merupakan fase kritis dalam daur hidup manusia. Maka kehadiran perhiasan pun diyakini
sebagai penyeimbang.Keindahan dan keelokan perhiasan turut menyemarakkan hidup manusia
dalam memasuki gerbang pernikahan. Pehiasan dimaknai sebagai wujud syukur dan
kebahagiaan. Perhiasan pun turut pula membersamai manusia hingga akhir hayat. Perhiasan
diyakini sebagai bekal kubur yang menemani manusia dalam perjalanan kehidupan selanjutnya.
Perhiasan tradisional pada berbagai suku bangsa di Indonesia memiliki keragaman yang tiada
banding. Perhiasan dibuat untuk memperindah bagian-bagian tubuh manusia, dari kepala, leher,
dada, tangan, pinggang, hingga kaki. Tidak hanya indah, perhiasan juga menyimpan kekayaan
nilai budaya bangsa Indonesia yang lestari untuk kini dan nanti.

6. Cupeng

Perak, suasa .Jawa dan Aceh. Awal abad ke-20

Tradisi penggunaan cupeng secara tradisional pada masa lalu ditemukan hampir di seluruh
daerah yang secara historis memiliki kontak erat dengan budaya Hindu Buddha (masa klasik).
Penyebutannya pun beragam. Jika di Aceh disebut cupeng, maka di Jawa disebut ampik-
ampik dan di Sulawesi disebut jempang. Pada wilayah yang pada masa selanjutnya menyerap
budaya Islam, terjadi perubahan pada cupeng khususnya dari segi motif yakni lebih banyak
menggunakan motif sulur bunga. Penggunaan cupeng pada anak perempuan bertujuan sebagai
tolak bala. Sedangkan penggunaan cupeng pada perempuan dewasa dan sudah sudah menikah
dimaksudkan untuk menjaga perempuan tersebut dari perselingkuhan, khususnya ketika
suaminya saat pergi. Koleksi cupeng Museum Nasional ini dibuat pada akhir abad ke-19 dan
awal abad ke-20 Masehi.

7. Gelang Aceh
Kuningan Aceh Awal abad ke – 20.
Gelang ini dikenakan oleh perempuan Alas sebagai pelengkap dari busana tradisional saat
upacara adat yang bersifat formal. Biasanya dikombinasikan dengan kalung dan anting.

8. Kalung

Kerang, rotan .Kepulauan Tanimbar, Maluku. Akhir abad ke-19

Masyarakat Tanimbar mendiami wilayah Kepulauan Tanimbar, Maluku. Budaya maritim


menjadi bagian pokok dari kehidupan mereka sehari-hari. Salah satunya tampak pada kalung
tradisional yang tersusun dari untaian kerang cowrie. Kalung ini dipakai oleh laki-laki khususnya
para tetua dan pemimpin adat. Pemakaian kalung disertai dengan kelengkapan busana adat
lainnya seperti kain tenun, anting-anting, dan penutup kepala dari tenun. Kalung ini memberikan
kesan gagah, berani, dan berwibawa bagi pemakainya. Leher menjadi bagian tubuh yang
menghubungkan kepala dengan badan sehingga seluruh komponen tubuh dapat difungsikan.
Oleh karena pentingnya fungsi leher bagi manusia, maka pada banyak kebudayaan leher sering
pula dihormati dengan cara dihiasi dengan perhiasan berupa kalung. Kalung koleksi Museum
Nasional ini dibuat sebelum tahun 1885.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kumpulan Dokumentasi Kunjungan Museum
\\
3.2 Kesimpulan
Dari kesimpulan ini dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :
a.Museum Nasional Republik Indonesia atau Museum Gajah merupakansebuah museun
arkeologi sejarah, etnografi dan geografi yang terletak didaerah Jakarta Pusat dan persisinya di
jalan Merdeka Barat 12. Museumini adalah museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara.
b.Untuk museum nasional ini terdiri dari beberapa ruangan yang menyediakankoleksi pameran
yang unik yaitu ruangan koleksi sejarah, ruangan koleksietnografi, ruangan koleksi geografi,
ruangan koleksi prasejarah, ruangankoleksi arkeologi dan ruangan koleksi numismatik / heraldik
& keramik asing.
c. Pada museum nasional memilki empat lantai yang berisi tentang koleksi benda sejarah. Lantai
1 yang disebut dengan (ruangan manusia danlingkungan), lantai 2 disebut dengan ruangan (ilmu
pengetahuan, ekonomidan teknologi), lantai 3 disebutkan dengan ruangan (organisasi dan pola
pemukiman) dan untuk lantai 4 disebutkan dengan ruangan ( koleksi emasdan keramik asing).

Anda mungkin juga menyukai