PENDAHULUAN
melalui SK Menkes No. 450 /MENKES /SK/IV /2004 tanggal 7 April 2004 telah
merekomendasikan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayiyang
diberikan selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun. The
Tahun 2008 di Indonesia hanya 14% ibu yang memberikan ASI eksklusif
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002, hanya 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada
hari pertama dan pemberian ASI pada bayi umur kurang 2 bulan sebesar 64%,
antara 2-3 bulan 45,5%, antara 4-5 bulan 13,9% dan antara 6-7 bulan 7,8%.(
1
2
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad
=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj61-zbr-)
Indonesia termasuk yang tertinggi. Diperkirakan sekitar 5 juta bayi lahir setiap
SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2007 masih cukup
tinggi yaitu 26.6/1000 kelahiran hidup (BPS, 2008). Penyebab kematian perinatal
(35,9%) dan prematur (32,3%), sedangkan untuk usia (7-28 hari) penyebab
kematian yang terbanyak adalah sepsis neonatorum (infeksi bakteri) (20,5%) dan
yang terbanyak adalah diare dan masalah pemberian minum (31,4%) dan
Eksklusif masih 52%, pemberian hari pertama 52,7%. Rendahnya pemberian ASI
Eksklusif menjadi pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita.Dari hasil survei
angka 51 % (Arisman, 2009). Dan dari hasil survei yang dilakukan pada tahun
2002 oleh Nutrition & Health Surveillance System (NSS) kerjasama dengan
Jatim, NTB, Sulawesi Selatan), menunjukkan bahwa cakupan ASI Eksklusif 4-5
beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun bayi. Pada sebagian ibu yang
tidak paham tentang cara menyusui yang benar, kegagalan menyusui sering
dianggap sebagai problem pada anaknya saja. Selain itu ibu sering mengeluh
bayinya sering menangis atau “menolak” menyusu, dan sebagainya yang sering
diartikan bahwa ASI nya tidak cukup, atau ASI nya tidak enak, tidak baik ataupun
menghentikan menyusui. Pada bayi masalah dalam menyusui yaitu sering menjadi
“bingung puting” atau sering menangis, BB bayi turun, bahkan bisa menyebabkan
bayi kuning (ikterik) karena bayi tidak mendapatkan ASI yang cukup. Dampak
dari teknik menyusui yang salah pada ibu yaitu ibu akan mengalami gangguan
proses fisiologis setelah melahirkan, seperti puting susu lecet dan nyeri, payudara
bengkak bahkan bisa sampai terjadi mastitis atau abses payudara dan sebagainya
tidak mempunyai masalah selama menyusui, 3 orang (30%) ibu mengalami puting
susu lecet, 1 (10%) orang mengalami nyeri payudara 2 orang (20%) mengatakan
ASI yang keluar sedikit, dan 2 orang (20%) mengatakan ASI tidak keluar.
Maka dari itu berdasarkan masalah yang di alami oleh ibu menyusui dan
data uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran
pengetahuan ibu menyusui tentang teknik menyusui yang baik dan benar di RSIA
ILANUR.
dengan teknik menyusui yang baik dan benar pada ibu menyusui di Rsia
teknik menyusui yang baik dan benar pada ibu menyusui di Rsia
Tahun 2017.
Tahun 2017.
Tahun 2017.
benar.
6
benar .
teknik menyusui yang diterapkan oleh ibu menyusui di Rsia Ilanur Balaraja
Tahun 2017.