Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) , United Nations Children and

Education Fund (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia

melalui SK Menkes No. 450 /MENKES /SK/IV /2004 tanggal 7 April 2004 telah

merekomendasikan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayiyang

diberikan selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun. The

American Academy of Pediatrics merekomendasikan ASI eksklusifselama 6 bulan

pertama dan selanjutnya minimal 1 tahun. Kepmenkes RI.dalam UU No. 13 Pasal

83 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan telahmemberikan hak untuk menyusui

kepada pekerja/buruh yang mempunyaianak masih menyusu (Prasetyono, 2009).

Sementara cakupan ASI eksklusif di Negara ASEAN seperti India sudah

mencapai 46%, di Philipina 34%, di Vietnam 27% dan di Myanmar 24%,

sedangkan di Indonesia sudah mencapai 54,3 % (INFODATIN, 2014).

Tahun 2008 di Indonesia hanya 14% ibu yang memberikan ASI eksklusif

selama 6 bulan kepada bayinya. Berdasarkan data dari Survei Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002, hanya 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada

hari pertama dan pemberian ASI pada bayi umur kurang 2 bulan sebesar 64%,

antara 2-3 bulan 45,5%, antara 4-5 bulan 13,9% dan antara 6-7 bulan 7,8%.(

1
2

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad

=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj61-zbr-)

Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan angka kematian bayi tertinggi

di dunia pertahun. Untuk wilayah Asia Tenggara angka kematian bayi di

Indonesia termasuk yang tertinggi. Diperkirakan sekitar 5 juta bayi lahir setiap

tahun di Indonesia, namun dilain pihak angka kematian neonatal berdasarkan

SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2007 masih cukup

tinggi yaitu 26.6/1000 kelahiran hidup (BPS, 2008). Penyebab kematian perinatal

(0-7 hari) yang terbanyak adalah respiratory disorders (gangguan pernafasan)

(35,9%) dan prematur (32,3%), sedangkan untuk usia (7-28 hari) penyebab

kematian yang terbanyak adalah sepsis neonatorum (infeksi bakteri) (20,5%) dan

congenitalmalformations (kelainan pada janin) (18,1%). Penyebab kematian bayi

yang terbanyak adalah diare dan masalah pemberian minum (31,4%) dan

pneumonia (23,8%) (Riskesdas, 2007).

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 cakupan ASI

Eksklusif masih 52%, pemberian hari pertama 52,7%. Rendahnya pemberian ASI

Eksklusif menjadi pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita.Dari hasil survei

Kesehatan Indonesia, wanita Indonesia memberikan kolostrum baru menyentuh

angka 51 % (Arisman, 2009). Dan dari hasil survei yang dilakukan pada tahun

2002 oleh Nutrition & Health Surveillance System (NSS) kerjasama dengan

Balitbangkes dan Helen Keller International di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya,

Semarang, Makasar) dan 8 pedesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng,


3

Jatim, NTB, Sulawesi Selatan), menunjukkan bahwa cakupan ASI Eksklusif 4-5

bulan di perkotaan antara 4%-12%, sedangkan di pedesaan 4%-25%. Pencapaian

ASI Eksklusif 5-6 bulan di perkotaan berkisar antara 1%-13% sedangkan di

pedesaan 2%-13% (Anurogo, 2009).

Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya

beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun bayi. Pada sebagian ibu yang

tidak paham tentang cara menyusui yang benar, kegagalan menyusui sering

dianggap sebagai problem pada anaknya saja. Selain itu ibu sering mengeluh

bayinya sering menangis atau “menolak” menyusu, dan sebagainya yang sering

diartikan bahwa ASI nya tidak cukup, atau ASI nya tidak enak, tidak baik ataupun

pendapatnya sehingga sering menyebabkan diambilnya keputusan untuk

menghentikan menyusui. Pada bayi masalah dalam menyusui yaitu sering menjadi

“bingung puting” atau sering menangis, BB bayi turun, bahkan bisa menyebabkan

bayi kuning (ikterik) karena bayi tidak mendapatkan ASI yang cukup. Dampak

dari teknik menyusui yang salah pada ibu yaitu ibu akan mengalami gangguan

proses fisiologis setelah melahirkan, seperti puting susu lecet dan nyeri, payudara

bengkak bahkan bisa sampai terjadi mastitis atau abses payudara dan sebagainya

(Suradidan Hesti, 2004).

Dan setelah dilakukan penelitian ditemukan hasil pada umumnya dari

keseluruhan ibu menyusui di Puskesmas Kecamatan Balaraja periode Mei – Juni

2016 berpengetahuan cukup (46,3%). (Penelitian Anggraini, 2013)


4

Dari wawancara pra-survey yang penelitilakukan dari 10 orang ibu

menyusui di RSIA ILANUR terdapat 2 orang (20%) ibu menyusui mengatakan

tidak mempunyai masalah selama menyusui, 3 orang (30%) ibu mengalami puting

susu lecet, 1 (10%) orang mengalami nyeri payudara 2 orang (20%) mengatakan

ASI yang keluar sedikit, dan 2 orang (20%) mengatakan ASI tidak keluar.

Maka dari itu berdasarkan masalah yang di alami oleh ibu menyusui dan

data uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran

pengetahuan ibu menyusui tentang teknik menyusui yang baik dan benar di RSIA

ILANUR.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan data yang diperoleh,

maka penulis merumuskan masalah “Faktor-faktor yang berhubungan

dengan teknik menyusui yang baik dan benar pada ibu menyusui di Rsia

Ilanur tahun 2017”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

teknik menyusui yang baik dan benar pada ibu menyusui di Rsia

Ilanur Tangerang tahun 2017.


5

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan ibu dengan

teknik menyusui yang baik dan benar di Rsia Ilanur

Tangerang Tahun 2017.

1.3.2.2. Diketahuinya hubungan antara pendidikan ibu dengan

teknik menyusui yang baik dan benar di Rsia Ilanur

Tangerang Tahun 2017.

1.3.2.3. Diketahuinya hubungan antara pekerjaan ibu dengan teknik

menyusui yang baik dan benar di Rsia Ilanur Tangerang

Tahun 2017.

1.3.2.4. Diketahuinya hubungan antara paritas ibu dengan teknik

menyusui yang baik dan benar di Rsia Ilanur Tangerang

Tahun 2017.

1.3.2.5. Diketahuinya hubungan antara usia ibu dengan teknik

menyusui yang baik dan benar di Rsia Ilanur Tangetang

Tahun 2017.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Untuk Rsia Ilanur Balaraja

Diharapkan melalui hasil penelitian ini Rsia Ilanur dapat

lebih meningkatkan upaya pelayanan dan memberikan

penyuluhan mengenai teknik atau cara menyusui yang baik dan

benar.
6

1.4.2. Untuk Institusi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional

Sebagai input untuk penelitian-penelitian selanjutnya dan

dapat menambah bahan-bahan bacaan di perpustakaan.

1.4.3. Untuk Penulis

Untuk meningkatkan dan menerapkan ilmu pengetahuan

yang pernah di dapat kedalam situasi nyata.

1.4.4. Bagi Masyarakat

Dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang

kesehatan pada umumnya dan khususnya pada ibu hamil, bersalin

dan nifas sehingga masyarakat lebih mengerti tentang pentingnya

kesehatan terutama mengenai teknik menyusui yang baik dan

benar .

1.5. Ruang Lingkup

Objek penelitiannya yaitu faktor- faktor yang berhubungan dengan

teknik menyusui yang diterapkan oleh ibu menyusui di Rsia Ilanur Balaraja

Tahun 2017.

Anda mungkin juga menyukai