Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KARYA ILMIAH

STUDY TOUR YOGYAKARTA


(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat kenaiakan kelas)

Disusun Oleh :
 Enda Fadilah
 Andri Ramdani
 Angga Irawan
Kelas :
Guru Pendamping:

MADRASAH ALIYAH AL-ASROR


Alamat : Jln. Lapangan merdeka Desa Sumbersari, Kecamatan Sekampung,
Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan karya ilmiah Yogyakarta ini telah dilaksanakan, disetujui dan disahkan
oleh guru pembimbing dan Kepala Madrasah Aliyah Al Asror sebagai salah satu
syarat untuk mengikuti Ulangan Kenaikan Kelas di Madrasah Aliyah Al Asror
Tahun Pelajaran 2017/2018.

Pada,
Hari : ............................
Tanggal : ............................

Mengetahui, Sumbersari, 20 Desember


Kepala Madrasah , 2017
Pembimbing,

HERNAWAN, S.Pd ARMIDI, S.Pd.I


NIP :

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan limpahan karunia-Nya
Karya Tulis Ilmiah sederhana ini dapat terselesaikan secara maksimal dan didukung
oleh keluarga saya,bapak dan ibu guru panitia penyelenggara karya wisata serta ibu
Sri Madu Ratnawati S,Pd. selaku pembimbing,telah memberikan banyak inspirasi
untuk penulisan karya tulis ilmiah ini.
Karya wisata ini memberikan banyak sekali tambahan wawasan dan pengetahuan
kepada siswa siswi MA AL-ASROR. Didalam karya tulis ini penulis selaku penyusun
hanya sebatas ilmu yang bisa saya sajikan,sebagai tuntutan tugas dengan topik “Study
tour ke Jogjakarta, sebagai syarat mengikuti uji kenaikan kelas”. Dimana didalam
topik tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya tempat – tempat
wisata yang ada di Yogyakarta yang indah dan menawan.
Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang
kota yogyakarta, menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan penjabaran
yang lebih dalam tentang masalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis
ini.
Harapan kami, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya
untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang kota Yogyakarta. kami juga
berharap Karya tulis ini bermanfaat dan memberikan kesan positif terhadap pembaca.
Untuk menumbuhkan daya nalar, kreativitas, dan pola berpikir, kami sajikan aktivitas
yang menuntut peran aktif dalam melakukan suatu kegiatan.
Demikian persembahan karya tulis ini untuk dunia pendidikan.

Sumbersari, Desember 2017

Penulis.

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

A. Latar Belakang .....................................................................................


B. Tujuan Penulisan ..................................................................................
C. Rumusan Masalah ................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................

A. Candi Prambanan .................................................................................


B. Museum Dirgantara Mandala (AURI) .................................................
C. Candi Borobudur ..................................................................................
D. Malioboro .............................................................................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................

A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran .............................................................................................................

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Yogyakarta atau Jogja adalah sebuah kota beserta merangkap sebagai ibukota
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Jogja terletak dipulau jawa yang
berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah dan berbatasan dengan
samudra Hindia. Kota Jogja sering disebut juga sebagai kota budaya dan pelajar.
Yogyakarta adalah kota yang terkenal akan sejarah dan warisan budayanya.
Yogyakarta merupakan pusat kerajaanMataram (1575-1640), dan sampai
sekarang ada Kraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya.
Yogyakarta juga memiliki banyak candi berusia ribuan tahun yang merupakan
peninggalan kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu, di antaranya adalah Candi
Borobudur yang dibangun pada abad ke-9 oleh dinasti Syailendra.Selain warisan
budaya, Yogyakarta memiliki panorama alam yang indah dan atmosfir kesenian
yang sangat kental didalamnya. Dalam hal kebudayaan propinsi Yogyakarta masih
sangat kental dengan budaya Jawanya. Dalam kehidupan sehari-hari seni dan
budaya seolah tak terpisahkan dan sudah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat setempat
Dalam berkomunikasi, bahasa pengantar sehari-hari umumnya masyarakat
Yogyakarta menggunakan bahasa Jawa. Propinsi Yogyakarta merupakan salah
satu pusat bahasa dari sastra Jawa seperti bahasa parama sastra, ragam sastra,
bausastra, dialek, sengkala serta lisan dalam bentuk dongeng, japamantra,
pawukon, dan aksara Jawa.
Tempat-tempat pariwisatanya pun juga sangat mengesankan. Tak ayal turis
mancanegara banyak yang singgah di tengah-tengah pulau jawa yang eksotik ini.
Karena itulah sudah sepantasnya generasi muda khususnya siswa MA AL-ASROR
berkunjung untuk menimba ilmu ke Yogyakarta. Paling tidak bisa mengetahui
sedikit seluk beluk mengenai Yogyakarta. Karena itulah kita sebagai generasi
muda sangat tidak etis jika kita tidak pernah berkunjung ke Yogyakarta dan tidak
mengenal history tentang jogja, karena jogja mempunyai sejarah yang panjang
dalam terbentuknya pemerintahan NKRI mulai zaman kerajaan sampai sekarang .
Jogja tetap istimewa dimata dunia .

5
B. Tujuan Penulisan
1. Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.
2. Mengenal tempat-tempat wisata di jogja yang indah dan dipelihara di
Indonesia.
3. Mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata di jogja.
4. Menumbuhkan rasa cinta tanah air

C.Rumusan Masalah
1. Candi Prambanan
a. Dimana lokasi candi prambanan?
b. Bagaimana sejarah berdirinya candi prambanan?
c. Apa keistimewaan candi prambanan?
d. Bagaimanan bentuk bangunan candi prambanan?
2. Museum Dirgantara Mandala (AURI)
a. Dimana lokasi museum dirgantara mandala?
b. Bagaimana kronologi berdirinya museum dirgantara mandala?
c. Apa keistimewaan dari museum dirgantara mandala?
3. Candi Borobudur
a. Dimana lokasi candi Borobudur?
b. Bagaimana sejarah dari candi Borobudur?
c. Bagaimana bentuk bangunan candi Borobudur?
d. Apa arti dari nama candi Borobudur?
4. Malioboro
a. Dimana tepatnya lokasi jalan malioboro?
b. Bagaimana asal-usul nama yang dipakai pada jalan malioboro?
c. Malioboro adalah?

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Candi Prambanan
1. Lokasi Candi Prambanan
Prambanan adalah salah satu kompleks candi terbesar di Asia Tenggara yang
kaya dengan arca dan relief. Kompleks candi ini terletak di Desa Prambanan
dan secara administratif masuk dalam dua kabupaten dan dua provinsi
sekaligus. Yaitu Kabupaten Sleman Provinsi DIY dan Kabupaten Klaten
Provinsi Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 20 km dari kota Yogyakarta dan 40 km
dari kota Surakarta. Selain karena berada di perbatasan, kompleks candi juga
terjangkau dari berbagai arah karena berada langsung di pinggir Jalan Raya
Yogyakarta - Solo.
2. Sejarah
Pesona keindahan yang dimiliki Candi Prambanan yang merupakan
peninggalan kebudayaan Hindu terbesar di Indonesia bukan hanya dari bentuk
bangunan dan tata letaknya yang menakjubkan, namun juga kisah sejarah dan
legenda yang sangat unik dan menarik. Candi ini dibangun pada sekitar tahun
850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja
kedua wangsa Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya.
Candi ini kemudian ditinggalkan ketika pusat kerajaan di Jawa dipindahkan ke
Jawa Timur akibat letusan dahsyat Gunung Merapi sekitar tahun 950 M.
Kemudian pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh seorang Belanda
bernama C. A. Lons dan mulai dibersihkan oleh Jan Willem IJzerman pada
tahun 1855. Tak lama kemudian, Isaäc Groneman melakukan pembongkaran
besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di
sepanjang Sungai Opak. Selanjutnya renovasi dilakukan oleh Theodoor van Erp
dan dilanjutkan jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J.
Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis. Pada tahun 1926
dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya. Pada tahun 1931 digantikan oleh
Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan
kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia hingga tahun 1993.
Pada tahun 1991, UNESCO telah memasukkan Candi Prambanan ke dalam
Daftar Peninggalan Sejarah Dunia (World Wonder Heritages). Hal ini, di
antaranya berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa,
termasuk dalam situasi peperangan.

7
3. Keistimewaan
Kompleks Candi Prambanan memiliki tiga bangunan utama berarsitektur
indah setinggi 47 meter. Ketiga bangunan tersebut melambangkan Trimurti,
yaitu ajaran tentang tiga dewa utama yang terdiri dari Candi Siwa (Dewa
Pelebur) di tengah, Candi Brahma (Dewa Pencipta) di selatan, dan Candi Wisnu
(Dewa Pemelihara) di utara. Kemudian di depan bangunan utama ini terdapat
tiga candi yang lebih kecil sebagai perlambang Wahana (kendaraan)
dari Trimurti. Ketiga candi tersebut adalah Candi Nandi (kerbau) yang
merupakan kendaraan Siwa, Candi Angsa kendaraannya Brahma, dan Candi
Garuda kendaraan Wisnu. Keistimewaan Candi Prambanan lainnya yang wajib
disaksikan oleh wisatawan adalah keindahan relief-reliefnya yang menempel di
dinding candi. Kisah Ramayana menjadi relief utama candi ini. Sedangkan pada
pagar langkan Candi Wisnu dipahatkan relief cerita Krisnayana. Selain itu
kompleks candi ini dikelilingi oleh lebih dari 250 candi yang ukurannya
berbeda-beda dan disebut perwara.
Namun, relief lain yang tak kalah menarik adalah pohon kalpataru yang
dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian, dan
keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon kalpataru digambarkan
tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini menggambarkan betapa
masyarakat Jawa abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.

4. Deskripsi Banguan
Deskripsi bangunan percandian prambanan terdiri atas latar bawah, latar
tengah dan latar atas (latar pusat) yang makin ke arah dalam makin tinggi
tempatnyaberturut-turut luasnya 390 m2, 222 m2, dan 110 m2. Di dalam latar
tengah terdapat reruntuhan candi Perwara. Apabila seluruhnya telah selesai di
Pugar, maka aka nada 224 buah candi yang ukuranya sama yaitu luas dasar 6
m2 dan tingginya 14 m. candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang saling
berhadapan. Deret pertama yaitu Candi Siwa, Candi Wisnu dan Candi Brahma.
Deret kedua yaitu Candi Nandi, Candi Angsa, Candi Garuda. Di ujung lorong
yang memisahkan kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit. Delapan
candi lainya disebut candi Sudut. Secara keseluruhan percandian ini terdiri atas
240 buah candi.
a. Candi Siwa
Candi dengan luas dasar 34 Meter Persegi dan tinggi 47 meter adalah
yang terbesar dan terpenting. Dinamakan candi siwa karena di dalamnya
terdapat arca SIWA MAHA DEWA yang merupakan arca
terbesar.bangunan ini di bagi atas 3 bagian secara vertical kakitubuh dan
kepala / atap, kaki candi menggambarkan “DUNIA BAWAH” tempat

8
manusia yang masih diliputi hawa nafsu, tubuh candi menggambarkan
“DUNIA TENGAH” tempat manusia yang telah meninggalkan keduniawian
dan atap melukiskan “DUNIA ATAS” tempat para dewa. Gambar kosmos
Nampak pula dengan adanya arca dewa-dewa dan mhluk surgawi yang
menggambarkan gunung Mahameru (G. Everest di India) tempat para dewa.
Percandian Prambanan merupakan replica gunung, itu terbukti adanya arca-
arca dewa lokapala yang terpahat pada kaki candi Siwa. Empat pintu masuk
pada candi itu sesuai dengan ke empat arah mata angin.
Pintu utama menghadap ke timur dengan pintu masuknya yang terbesar.
Di kanan kirinya berdiri 2 arca raksasa penjaga dengan membawa gada yang
merupakan manifestasi dari Siwa. Di dalam candi terdapat 4 ruangan yang
menghadap ke empat arah mata angin dan mengelilingi ruangan terbesar
yang ada di tengah-tengah. Kamar terdepan kosong, sedangkan ketiga kamar
lainya masing-masing berisi arca-arca : Siwa Maha Guru, Ganesha, dan
Durga. Dasar kaki candi di kelilingi selasar yang di batasi oleh pagar langka.
Pada dinding langkan sebelah dalam terdapat relief cerita Ramayana yang
dapat di ikuti dengan cara Pradaksira (Berjalan searah jarum jam) yang di
mulai dari pintu utama. Hiasan-hiasan pada dinding sebelah luar berupa
“Kinari –Kinari” ( Mahluk bertubuh burung berkepala manusia)
“Kalamakara” (kepala raksasa yang lidahnya berwujud sepasang mitologi)
dan mahluk surgawi lainya. Atap candi bertingkat-tingkat dengan susunan
yang amat komplek, yang masing-masing di hiasi sejumlah “Ratna”dan
puncaknya terdapat “Ratna” Terbesar.
b. Candi Brahma
Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu-
satunya ruangan yang ada, berdirilah arca brahma berkepala 4 dan bertangan
4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak salah satu tangannya
memegang tasbih yang satunnya lagi memegang “kamandalu” tempat air. Ke
empat wajahnya menggambarkan ke empat kitab suci Weda masing-masing
menghadap ke arah mata angin. Ke empat lengannya menggambarkan ke
empat arah mata angin. Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh
alam keluar dari air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di
kelilingi oleh selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding
langkah ceritera Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga
tamat.
c. Candi Wisnu
Bentuk ukuran relief dan hiasan dindingnya sama dengan candi Brahma.
Di dalam satu-satunya ruangan yang ada berdirilah arca wisnu bertangan 4
yang memegang gada, cakra, tiram pada dinding langkah sebelah dalam

9
terpahat relief cerita kresna sebagai “Avatar” atau penjelmaan wisnu dan
balamara (Baladewa) kakanya.
d. Candi Nandi
Luas dasarnya 15 meter persegi dan tingginya 25 meter. Di dalam satu-
satunya ruangan yang ada terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap
merdeka dengan panjang + 2 meter. Di sudut belakangnya terdapat arca
dewa candra, candra yang bermata tiga berdiri di atas kereta yang ditarik
oleh 7 ekor kuda. Candi ini sudah runtuh.
e. Candi Angsa
Candi ini mempunyai satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya
13 m2 dan tingginya 22 m. mungkin ruangan ini hanya di pakai untuk
kandang angsa hewan yang biasa di kendarai oleh Brahma.
f. Candi Garuda
Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, terdapat area kecil yang
berwujud seekor garuda diatas seekor naga, Garuda adalah kendaraan
Wisnu.
g. Candi Apit
Luas dasarnya 6 m2 dengan tinggi 16 m. ruangan ini kosong mungkin
candi ini di gunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi-candi induk.
h. Candi Kelir
Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m. Candi ini tidak mempunyai
tangga masuk. Fungsinya sebagai penolak bala.
i. Candi Sudut
Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m.

B. Museum Dirgantara Mandala (AURI)


1. Lokasi Museum Dirgantara Mandala (AURI)
Lokasi Museum berada di Jl. Kolonel Sugiyono komplek Landasan Udara
Adisutjipto Yogyakarta, 10 km kearah timur dari pusat kota atau sebelah timur
jembatan layang janti. Museum ini lebih dikenal dengan nama Museum
Dirgantara. Museum ini menempati area seluas kurang lebih 5 Ha dengan luas
bangunan sebesar 7.600 m2. Museum ini merupakan museum terbesar dan
paling lengkap koleksinya yang mengungkap sejarah keberadaan TNI AU di
Indonesia.
2. Kronologi berdirinya Museum Dirgantara Mandala (AURI)
Museum Dirgantara Mandala adalah museum terbesar dan terlengkap
mengenai sejarah keberadaan TNI-AU di Indonesia. Lokasi museum sendiri
berada di atas area seluas + 5 hektar, dengan luas bangunan sekitar 7.600 m2.
Sebelum berlokasi di daerah Wonocatur, Yogyakarta, Museum Pusat TNI-AU

10
berada di Markas Komando Udara V, di Jalan Tanah Abang Bukit Jakarta.
Museum tersebut diresmikan oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana
Roesmin Noerjadin, pada tanggal 4 April 1969.
Berdasarkan pertimbangan bahwa Yogyakarta pada periode 1945—1949
mempunyai peranan penting dalam kelahiran dan perjuangan TNI-AU, serta
menjadi pusat pelatihan (kawah candradimuka) bagi para Taruna Akademi
Udara, maka museum tersebut akhirnya dipindahkan ke Yogyakarta. Museum
Pusat TNI-AU kemudian digabung dengan Museum Ksatrian AAU (Akademi
Angkatan Udara) yang sebelumnya sudah ada di Yogyakarta. Peresmian
museum baru tersebut dilakukan oleh Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menjadi
Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala pada tanggal 29 Juli 1978 yang
bertepatan dengan peringatan Hari Bhakti TNI AU.
Namun, karena lokasinya tidak lagi memadai untuk menampung berbagai
koleksi Alutsista yang ada, maka Museum Dirgantara Mandala dipindah ke
lokasi yang baru, yaitu di gudang bekas pabrik gula di Wonocatur yang masih
berada dalam wilayah Landasan Udara Adisutjipto. Pada zaman Jepang, gedung
bekas pabrik gula ini digunakan sebagai gudang senjata dan hanggar pesawat
terbang, sehingga memang cukup sesuai untuk digunakan sebagai lokasi
museum yang baru. Setelah direnovasi, gedung museum yang baru tersebut
kemudian diresmikan pada tanggal 29 Juli 1984 (bertepatan dengan Hari Bhakti
TNI-AU) oleh Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Sukardi.
3. Keistimewaan
Mengunjungi Museum Dirgantara, wisatawan akan disambut oleh beberapa
pesawat tempur dan pesawat angkut yang dipajang di halaman museum. Salah
satu koleksi terbaru museum ini adalah pesawat tempur tipe A4-E Skyhawk
yang dipajang di muka gedung museum. Hingga tahun 2003, TNI-AU telah
mengoperasikan sebanyak 37 pesawat A4-E Skyhawk, sebelum akhirnya
beberapa pesawat digantikan oleh pesawat Sukhoi tipe Su-27SK dan Su-30MK.
Memasuki gedung museum, pengunjung akan disambut oleh patung empat
tokoh perintis TNI-AU, yaitu Marsekal Muda Anumerta Agustinus Adisutjipto,
Marsekal Muda Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, Marsekal Muda
Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma, dan Marsekal Muda Anumerta
Iswahjudi. Para perintis TNI-AU ini telah ditetapkan sebagai pahlawan
nasional, dan diabadikan menjadi nama bandar udara di berbagai kota di tanah
air.
Pada ruangan selanjutnya, pengunjung akan dikenalkan pada sejarah awal
pembentukan angkatan udara di Indonesia. Di Ruang Kronologi I ini, Anda
dapat melihat foto dan informasi yang berhubungan dengan pembentukan
angkatan udara indonesia, semisal ‘Penerbangan Pertama Pesawat Merah Putih‘

11
pada 27 Oktober 1945 yang melakukan misi pembalasan atas serangan Belanda,
berdirinya ‘Sekolah Penerbangan Pertama di Maguwo‘ pada 7 November 1945
yang dipimpin oleh A. Adisutjipto, berdirinya Tentara Rakyat Indonesia (TRI)
Angkatan Udara pada 9 April 1946, serta berbagai perlawanan udara untuk
melawan agresi militer Belanda lainnya. Di ruangan ini juga dipamerkan
berbagai peralatan radio dan foto penumpasan berbagai pemberontakan di tanah
air, seperti pemberontakan DI/TII, Penumpasan G 30 S/PKI, serta Operasi
Seroja. Pada ruangan selanjutnya, dipajang berbagai jenis pakaian dinas yang
biasa digunakan oleh para personel TNI-AU, meliputi pakaian tempur, pakaian
dinas sehari-hari, hingga pakaian untuk tugas penerbangan.
Ruangan yang akan membuat Anda berdecak kagum adalah Ruangan
Alutsista atau Alat Utama Sistem Senjata yang pernah digunakan oleh TNI-AU.
Alutsista ini meliputi pesawat tempur dan pesawat angkut, model mesin-mesin
pesawat, radar pemantau wilayah udara, serta senjata jarak jauh seperti rudal.
Koleksi pesawat di ruangan ini mencapai puluhan, mulai dari pesawat buatan
Amerika, Eropa, hingga buatan dalam negeri. Salah satu pesawat pemburu
taktis yang cukup terkenal adalah pesawat P-51 Mustang buatan Amerika
Serikat. Dalam sejarahnya, pesawat ini telah digunakan dalam berbagai operasi
menjaga keutuhan negara, terutama dalam penumpasan pemberontakan DI/TII,
Permesta, dan G 30 S/PKI, serta ikut andil dalam Operasi Trikora dan Operasi
Dwikora. Pesawat lainnya yang tak kalah menarik adalah pesawat buatan
Inggris, namanya Vampire tipe DH-115. Pesawat ini merupakan pesawat jet
pertama yang diterbangkan di Indonesia pada tahun 1956 oleh Letnan Udara I
Leo Wattimena.
Koleksi lainnya yang sangat penting dalam sejarah TNI-AU adalah replika
pesawat C-47 Dakota dengan nomor registrasi VT-CLA yang ditembak jatuh di
daerah Ngoto, Bantul, oleh Belanda ketika hendak mendarat di Maguwo
Yogyakarta pada 29 Juli 1947. Pesawat ini semula berangkat dari Singapura
dengan misi kemanusiaan, yaitu mengangkut bantuan obat-obatan. Penerbangan
tersebut sebetulnya telah diumumkan dan disetujui oleh kedua belah-pihak
(Belanda-Indonesia). Namun, oleh Belanda pesawat tersebut kemudian
ditembak jatuh dan menewaskan para pionir Angkatan Udara, antara lain
Komodor Muda Udara Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr.
Abdulrahman Saleh, serta Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wirjokoesoemo.
Seperti diutarakan oleh F Djoko Poerwoko, untuk menghormati gugurnya
para pahlawan udara tersebut, maka nama-nama pioner TNI-AU itu kemudian
diabadikan sebagai nama pangkalan udara di Jawa sejak tahun 1952, antara lain
Adisutjipto di Yogyakarta, Abdulrahman Saleh di Malang, dan Adisumarmo di
Solo. Tanggal 29 Juli sebagai tanggal gugurnya para pahlawan TNI-AU

12
tersebut juga diperingati sebagai ‘Hari Berkabung AURI‘ sejak tahun 1955,
kemudian diganti menjadi ‘Hari Bhakti Angkatan Udara‘ sejak tahun 1961.

C. Candi Borobudur
1. Lokasi Candi Borobudur
Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur dikelilingi oleh
Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing
di sebelah Utara, dan pegunungan Menoreh di sebelah Selatan, serta terletak di
antara Sungai Progo dan Elo. Candi Borobudur didirikan di atas bukit yang
telah dimodifikasi, dengan ketinggian 265 dpl.
2. Sejarah Candi Borobudur
Borobudur dibangun oleh Samaratungga, seorang raja kerajaan Mataram
Kuno yang juga keturunan dari Wangsa Syailendra pada abad ke-8. Keberadaan
Candi Borobudur ini pertama kali terungkap oleh Sir Thomas Stanford Rafles
pada tahun 1814. Pada saat itu, Candi Borobudur ditemukan dalam kondisi
hancur dan terpendam di dalam tanah. Candi yang terdiri dari 10 tingkat ini
sebenarnya memiliki tinggi keseluruhan 42 meter. Namun setelah dilakukan
restorasi, tinggi keseluruhan candi ini hanya mencapai 34,5 meter dengan luas
bangunan candi secara keseluruhan 123 x 123 meter (15.129 m2). Setiap
tingkat pada Candi Borobudur ini dari lantai pertama sampai lanyai enam
memiliki bentuk persegi, sedangkan mulai dari lantai ke tujuh sampai lantai ke
sepuluh berbentuk bulat.
Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar pada abad ke-9. Menurut
Prasasti Kayumwungan, terungkap bahwa Candi Borobudur selesai dibangun
pada 26 Mei 824, atau hampir 100 tahun sejak mulai awal dibangun. Konon
nama Borobudur berarti sebuah gunung yang berteras - teras atau biasa juga
disebut dengan budhara. Namun ada juga yang mengatakan bahwa Borobudur
berarti biara yang terletak di tempat yang tinggi.
Beberapa ahli mengungkapkan bahwa posisi Candi Borobudur berada pada
ketinggian 235 meter diatas permukaan laut. Ini berdasarkan studi dari para ahli
Geologi yang mampu membuktikan bahwa Candi Borobudur pada saat itu
adalah sebuah kawasan danau yang besar sehingga sebagian besar desa-desa
yang berada di sekitar Candi Borobudur berada pada ketinggian yang sama,
termasuk Candi Pawon dan Candi Mendut.
Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD, seorang sejarawan Casparis
menyatakan bahwa Borobudur merupakan salah satu tempat untuk berdoa.
Dimana dalam prasasi tersebut mengandung kata "Kawulan i Bhumi Sambhara"
yang berarti asal kesucian dan Bhumi Sambara merupakan nama sebuah sudut

13
di Candi Borobudur tersebut. Setiap lantai pada Candi Borobudur ini
mengandung tema yang berbeda - beda karena pada setiap tingkat tersebut
melambangkan tahapan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan ajaran
Buddha Mahayana bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat
kesempurnaan sebagai Buddha harus melalui setiap tingkatan kehidupan. Pada
setiap lantai di Candi Borobudur terdapat relief - relief yang bila dibaca dengan
runtut akan membawa kita memutari Candi Borobudur searah dengan jarum
jam.
3. Bentuk Bangunan Candi Borobudur
 Denah Candi Borobudur ukuran panjang 121,66 meter dan lebar 121,38
meter.
 Tinggi 35,40 meter.
 Susunan bangunan berupa 9 teras berundak dan sebuah stupa induk di
puncaknya. Terdiri dari 6 teras berdenah persegi dan3 teras berdenah
lingkaran.
 Pembagian vertikal secara filosofis meliputi tingkat Kamadhatu, Rupadhatu,
dan Arupadhatu.
 Pembagian vertikal secara teknis meliputi bagian bawah, tengah, dan atas.
 Terdapat tangga naik di keempat penjuru utama dengan pintu masuk utama
sebelah timur dengan ber-pradaksina.
 Batu-batu Candi Borobudur berasal dari sungai di sekitar Borobudur dengan
volume seluruhnya sekitar 55.000 meter persegi (kira-kira 2.000.000 potong
batu)
4. Nama Candi Borobudur
Mengenai penamaannya juga terdapat beberapa pendapat diantaranya:
 Raffles: Budur yang kuno (Boro: kuno, budur: nama tempat) Sang Budha
yang agung (Boro: agung, budur: Buddha) Budha yang banyak (Boro:
banyak, budur: Buddha)
 Moens: Kota para penjunjung tinggi Sang Budha
 Casparis: Berasal dari kata sang kamulan ibhumisambharabudara,
berdasarkan kutipan dari prasasti Sri Kahulunan 842 M yang artinya
bangunan suci yang melambangkan kumpulan kebaikan dari kesepuluh
tingkatan Bodhisattva.
 Poerbatjaraka: Biara di Budur (Budur: nama tempat/desa)
 Soekmono dan Stutertheim: Bara dan budur berarti biara di atas bukit
Menurut Soekmono fungsi Candi Borobudur sebagai tempat ziarah untuk
memuliakan agama Budha aliran Mahayana dan pemujaan nenek moyang.

14
D. Malioboro
1. Lokasi Malioboro
Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota
Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan
Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran
Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan
poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
2. Nama Malioboro
Berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro
menjadi kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Tak hanya sarat
kisah dan kenangan, Malioboro juga menjadi surga cinderamata di jantung Kota
Jogja.
3. Malioboro
Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan kota
Jogja, ini didukung oleh adanya pertokoan, rumah makan, pusat perbelanjaan,
dan tak ketinggalan para pedagang kaki limanya. Untuk pertokoan, pusat
perbelanjaan dan rumah makan yang ada sebenarnya sama seperti pusat bisnis
dan belanja di kota-kota besar lainnya, yang disemarakan dengan nama-merk
besar dan ada juga nama-nama lokal. Barang yang diperdagangkan dari barang
import maupun lokal, dari kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang
elektronika, mebel dan lain sebagainya. Juga menyediakan aneka kerajinan,
misal batik, wayang, ayaman, tas dan lain sebagainya. Terdapat pula tempat
penukaran mata uang asing, bank, hotel bintang lima hingga tipe melati.
Keramaian dan semaraknya Malioboro juga tidak terlepas dari banyaknya
pedagang kaki lima yang berjajar sepanjang jalan Malioboro menjajakan
dagangannya, hampir semuanya yang ditawarkan adalah barang/benda khas
Jogja sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan.
Mereka berdagang kerajinan rakyat khas Jogjakarta, antara lain kerajinan
ayaman rotan, kulit, batik, perak, bambu dan lainnya, dalam bentuk pakaian
batik, tas kulit, sepatu kulit, hiasan rotan, wayang kulit, gantungan kunci
bambu, sendok/garpu perak, blangkon batik [semacan topi khas Jogja/Jawa],
kaos dengan berbagai model/tulisan dan masih banyak yang lainnya. Para
pedagang kaki lima ini ada yang menggelar dagangannya diatas meja, gerobak
adapula yang hanya menggelar plastik di lantai.
Sehingga saat pengunjung Malioboro cukup ramai saja antar pengunjung
akan saling berdesakan karena sempitnya jalan bagi para pejalan kaki karena
cukup padat dan banyaknya pedagang di sisi kanan dan kiri.
Dan ini juga perlu di waspadai atau mendapat perhatian khusus karena
kawasan Malioboro menjadi rawan akan tindak kejahatan, ini terbukti dengan

15
tidak sedikitnya laporan ke pihak kepolisian terdekat soal pencopetan atau
penodongan, dan tidak jarang pula wisatan asing juga menjadi korban kejahatan
dan ini sangat memalukan sebenarnya.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja itu
sangat banyak,dan kita harus senantiasa menjaga serta merawatnya agar tetap asri
seperti aslinya.agar menarik para wisatawan untuk berlibur ke Yogyakarta
Selain itu,kota Yogyakarta yang menawan itu tidak harus kita tambahkan
dengan budaya-budaya barat yang kita rasa sangat bagus atau trend.tapi justru itu
salah,kita harus tetap menjaga budaya asli jogja itu sendiri agar mempunyai
keaslian yang khas dimata dunia.
Yogyakarta merupakan salah satu kota favorit para wisatawan untuk berlibur
dan menghabiskan sisa waktu istirahatnya di tempat-tempat wisata yang ada di
jogja.walaupun banyak cerita-cerita mistis yang beredar di masyarakat luas,para
wisatawan tetap antusias menikmati tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja.
Yogyakarta disebut kota pelajar karena kualitas pendidikan di kota Jogja sudah
terjamin kualitasnya. Kota Jogja disebut kota pelajar karena di daerah Jogja juga
terdapat fasilitas sekolah dan universitas yang megah, berkualitas, terjamin
mutunya dan sudah terakreditasi secara baik didunia pendidikan Indonesia.
Budaya mungkin di Indonesia mungkin bermacam-macam dan beragam sekali
di Indonesia. Mungkin salah satu budaya di Indonesia adalah budaya Jawa.
Budaya tersebut masih sangat erat hubungannya dengan kota Jogja. Maka dari
itu,Yogyakarta juga disebut dengan kota budaya dan berbudaya.

B. Saran
1. Sebagai generasi muda dan sebagai salah satu pengunjung di objek
wisata,penulis menyarankan kepada :
2. Pemerintah, khususnya pengelola objek wisata agar meningkatkan pelayanan
pada para wisatawan dan menjaga kelestarian objek-objek wisata .Serta
berinovasi agar ada penambahan wahana wisata baru untuk mengikuti
perkembangan wahana wisata diluar agar wisatawan betah karena ini
merupakan devisa.
3. Generasi muda Indonesia,agar mau menjaga dan melestarikan tempat-tempat
wisata terutama yang berbasis budaya dan religi. Karena Negara kita dikenal
sebagai Negara yang beranekaragam namun bisa hidup berdampingan dengan
latar belakang yang berbeda.

17
LAMPIRAN

Nama kegiatan : Study Tour MA Al Asror


Tahun 2017-2018
Waktu Pelaksanaan : Senin.,11 Desember 2017 s.d Sabtu,16 Desember 2017
Tempat/Lokasi : Candi Prambanan , Museum Dirgantara Mandala (AURI) ,
Candi Borobudur , Malioboro
Metode : Observasi

1. Candi Prambanan
Kompleks candi Prambanan dibuka untuk umum dari pukul 08.00 - 17.00 WIB.
Setiap malam bulan purnama, digelar Sendratari Ramayana dari pukul 20.00 -
22.00. WIB. Harga tiket masuk Candi Prambanan bagi turis lokal atau pemegang
KITAS adalah 15.000 (Senin-Jumat) dan 17.500 (Sabtu-Minggu). Sedangkan
untuk turis asing umum adalah 13 US$, sedangkan mahasiswa asing adalah US$
7.

2. Museum Dirgantara Mandala (AURI)


Museum ini buka tiap hari Minggu hingga Kamis pukul 08.00—13.00 WIB dan
hari Jumat sampai Sabtu pukul 08.00—12.00 WIB. Sedangkan pada hari Senin
dan libur nasional tutup.
Wisatawan yang berkunjung ke Museum Dirgantara akan dipungut biaya
sebesar Rp 3.000,00 per orang.

3. Candi Borobudur
Harga tiket masuk Taman Wisata Candi Borobudur :
1. Pengunjung domestik Rp 10.000,00/orang
2. Pengunjung mancanegara 12 US$/orang
Waktu buka:
Senin – Minggu pukul 07.00 – 18.00

4. Malioboro
Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota
Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan
Kantor Pos Yogyakarta. Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata
belanja andalan kota Jogja.

18
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan . 1995 .Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa . 1993 . Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Jalan_Malioboro
www.yogyes.com
www.jogjatrip.com
www.srandilmandalagiri.blogspot.com

19

Anda mungkin juga menyukai